Episode 3 - Dafa, pahlawan kesiangan
Di sore hari, Dafa berlari larian kecil di sekitaran komplek rumahnya. Cukup mengelilingi komplek rumah, ia sudah berlari mencapai 5km perjam. Karena merasa lelah meski staminanya kembali lagi. Dafa beristirahat sejenak, namun tetap melakukan peregangan badan.
Melakukan push up 100x, sit up 100x, back up 100x dan squat 100x. Dafa belum terbiasa dengan olahraga semacam ini, apalagi hari-hari biasanya ia pakai untuk bekerja sambilan.
...[ Misi ]...
...Push up : 20/100...
...Squat : 30/100...
...Back up : 75/100...
...Sit up : 50/100...
...Lari : 5km/10km...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Merasa lelah dengan yang ia dapatkan hari ini. Dafa kembali pulang agar dapat menyiapkan diri sebelum berangkat kerja.
Di perjalanan, Dafa berjalan melewati gang kecil atau jalan alternatif untuk bisa lebih cepat sampai ke rumahnya. Dafa tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat ada dua pria yang memangkal di gang kecil itu. Kedua pria itu adalah Galang dan seorang temannya yang mirip dengan preman.
Mereka sedang merokok sambil jongkok dengan badan yang menyender ke dinding. Temannya kali ini bukan teman yang ada di sekolah. Melainkan dari sekolah lain dan tampangnya seperti preman. Entah benar-benar preman atau tidak, di dadanya terukir tato bergambar merak, memakai anting di telinga kanannya dan juga memakai kalung.
Mau tidak mau, Dafa harus memutar arah melewati jalan yang lain agar tak berurusan dengan mereka, yang paling utama adalah Galang.
Dafa memiliki rasa trauma disaat menatap Galang. Ketika menatapnya, Dafa langsung teringat disaat ia sedang dirundung oleh teman-temannya. Itulah mengapa Dafa tak bisa menatap wajah Galang terlalu lama. Dan juga, ketika Dafa menatap wajahnya, Dafa seperti melihat hewan buas yang akan menyergapnya.
Dafa segera memutar arah sebelum mereka mengetahui dirinya terlebih dahulu. Ketika telah keluar dari gang kecil itu, nasib malang tak bisa dihindari oleh Dafa. Ia melihat Angelina dan seorang temannya melewati gang kecil itu. Karena merasa khawatir dengan nasib adik dan temannya, Dafa membuntuti mereka dari jarak agak jauh.
Namanya juga preman, ketika melihat gadis cantik pasti ada aja niat untuk menjahili nya. Seorang teman Galang yang bernama Danil menghalangi mereka dengan menggunakan kaki kanan.
"Cewe, mau kemana?" tanya Danil dengan tatapan mesum.
"Mau pulang," tutur Angelina, "bisa singkirin kakinya nggak kak?" pinta Angelina yang risih.
Danil merasa bodo amat dengan permintaan Angelina untuk tetap mendekati kedua gadis imut itu. "Mau aku anterin nggak?" tanya Danil, ia lalu memegang lengan Angelina.
Angelina melepas paksa tangan Danil, lalu membalikkan badan untuk memutar arah. "Jangan sok, deh." Wajah Angelina tampak jijik.
Angelina dan temannya segera pergi meninggalkan mereka, namun Danil tetap bersikeras untuk mengikuti mereka.
"Mau kemana, sih? Kok buru-buru amat," ucap Danil yang mengikuti mereka berdua.
Plak!!!
Seorang wanita seumuran dengan Angelina menampar pipi Danil dengan sangat keras. Dia adalah Aulia Saskia, teman dekat Angelina. Seketika wajahnya memucat ketika melihat tatapan Danil yang berubah 180 derajat. Yang awalnya senyum dan suka menjahil, sekarang malah memasang wajah yang menakutkan, seperti ingin marah namun ditahan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Galang mendekati mereka lalu memeluk Angelina.
"Nggak usah pura-pura nggak kenal, kakakmu itu Dafa, kan?" tanya Galang dengan senyum yang lebar.
"Kalau nggak mau melihat kakakmu menderita, mending kita main bersama. Kalo bisa sih, main yang kuda-kudaan," lanjut Galang dengan lidah yang membasahi bibirnya.
"Apaan sih, nggak usah sok ngancem deh. Lagian kenapa juga khawatir dengan kakakku," ujar Angelina yang memutar bola matanya.
"Ooo … gitu, ya. Jangan salahin aku kalau Dafa kakinya bakal patah." Galang mengancam Angelina, ia masih memeluk Angelina dari belakang.
Tiba-tiba, pahlawan kesiangan datang menghampiri mereka. Pria bertubuh kurus, rambut yang berantakan dan tubuh yang dibasahi keringat berlari kearah mereka lalu melayangkan satu tendangan ke dada Galang. Itu adalah Dafa yang berlari kencang ke arah mereka lalu melakukan tendangan Dollyo Chagi mengarah ke dada Galang dan tepat mengenai ulu hatinya.
Dollyo Chagi adalah sebuah tendangan dengan arah gerak menyerong ke samping. Tendangan ini memakai punggung kaki dalam bela diri Taekwondo. Sasarannya adalah ulu hati, rusuk atau tulang iga.
Meski tak sepenuhnya berhasil dalam gerakan tendangan, ternyata Dafa bisa membuat Galang kesakitan dengan tendangannya.
"Taekwondo, " batin Galang sambil menahan rasa sakit.
Meski rasa sakit yang diberikan tak terlalu memberikan efek jera. Namun tendangan yang secara tiba-tiba membuat jantung Galang berdetak kencang, hal ini disebabkan karena Galang kaget ketika menerima tendangan Dafa secara mendadak.
Galang kembali berdiri ke posisi awal. Dafa dan Galang saling bertatapan. Karena tubuh Dafa yang pendek, ia harus mendongak ke atas untuk menatap wajah Galang dari dekat.
"Tcih … mau sok jadi pahlawan?" tanya Galang ke Dafa.
Dafa sedikit tersenyum mendengarnya. "Setidaknya dilihat sedikit berani di depan adik sendiri," ucap Dafa sedikit percaya diri.
Galang membuang mukanya ke Angelina. "Hari ini ku maafkan, tapi biarkan aku bisa bermain-main dengan adikmu." Galang memancing amarah Dafa dengan wajah mesum sambil memandangi lekukan tubuh Angelina.
Tiba-tiba, Danil menarik kerah Dafa dan menghempaskan nya ke tanah.
Angelina yang melihatnya reflek untuk mendekati Dafa, namun tangannya ditarik kembali oleh Aulia. Untung saja Dafa menahan dirinya yang hendak terjatuh ke tanah dengan tangan kanan sebagai penopang dan kaki kiri yang mengalung ke leher Danil.
Hal itu malah membuat Danil semakin marah. Dafa segera melepaskan dirinya lalu menjaga jarak dengan Danil berjarak sekitar tiga meter. Dafa memberi isyarat kepada Angelina untuk tidak mendekatinya.
Lalu Galang dan Danil berjalan mendekati Dafa sembari membunyikan jari jemari mereka.
Dafa melakukan moa seogi atau kuda kuda tertutup. Sesuai dengan arahan sistem pada layar tampilan Dafa yang ia lihat sekarang. Ada beberapa sikap kuda kuda yang ia lihat di layar sistem. Salah satunya adalah yang Dafa gunakan sekarang, moa seogi, sikap kuda kuda tertutup.
"Aku tau ini takkan mudah, namun aku harus mencoba," batin Dafa dengan keringat yang bercucuran di keningnya.
Galang rasanya seperti tertekan ketika melihat kuda kuda yang dilakukan Dafa sangat sempurna, mentalnya goyah saat melihat persiapan Dafa yang ingin bertarung. "Sialan, akan ku beri waktu seminggu. Kita akan bertarung waktu itu juga, tempatnya di belakang sekolah," ucap Galang yang beralasan lalu menahan Danil yang hendak menyerang Dafa.
"Eh …." Dafa bingung dengan ucapan Galang. "Kenapa harus seminggu?" tanya Dafa yang penasaran.
"Seminggu itu waktu yang cukup untuk berlatih. Jika sekarang, bisa saja kau akan kalah," ucap Galang, ia lalu membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan mereka.
"Bisa mati kalo aku lanjutin tadi, mana kuda kudanya benar," gumam Galang yang agak ketakutan ketika melihat kesungguhan pada diri Dafa.
Sebenarnya Galang sering membaca cerita tentang anak yang dirundung ternyata seorang ahli petarung. Itulah mengapa Galang lebih memilih mundur untuk melatih dirinya lagi selama seminggu agar dapat melawan Dafa yang belum diketahui kemampuannya.
Galang dan Danil pergi meninggalkan mereka bertiga. Dafa lalu menoleh ke Angelina untuk senyum kepadanya. Namun sayangnya, Angelina secara diam-diam meninggalkan Dafa sendirian.
"Lah, kok ilang." Dafa kebingungan mencari Angelina yang sudah tak ada disana. "Ya sudah, yang penting mereka selamat." Dafa senang terhadap dirinya sendiri yang mampu menghadapi rasa takut kepada trauma yang diderita selama ini.
Dafa berjalan menyusuri gang kecil yang tadinya ingin ia lewati. Karena sudah tak ada Galang dan temannya, ia bisa leluasa melewati gang itu tanpa hambatan sedikitpun.
Terpikir di benaknya ketika Galang memberikan waktu seminggu untuk dia dan Galang bertarung. Terbesit dipikirannya tentang sistem yang dimilikinya yaitu 'Martial System'. Jika diartikan bahwa Dafa bisa menjadi master bela diri hanya dengan sistem yang ia miliki.
Namun ia tak tahu cara menggunakan sistemnya dan tetap mengikuti misi yang ada pada sistemnya.
...[ Misi ]...
...[ Berlatih bela diri 'Taekwondo' ]...
...[ Hadiah ]...
...[ Peningkatan level dan beberapa hadiah lainnya ]...
"Bukannya aku punya kemampuan taekwondo pada sistem." gumam Dafa sambil berjalan dan melihat layar sistem.
DING!!!
Layar tampilan tiba-tiba mengeluarkan teks yang menjawab gumaman Dafa.
[ Meski host memiliki kemampuan bela diri pada sistem, host tetap diharuskan untuk mempelajari bela diri pada seorang ahli bela diri. ]
Dafa mengerutkan dahinya. "Ah … ternyata bisa menjawab juga. Tapi kira-kira harus belajar dimana, ya?"
Terlihat ada seorang anak laki-laki sepantaran dengannya, namun memiliki tubuh yang sangat tinggi dari Dafa. Ia memberikan selembaran kertas pada setiap orang yang di jalan. Tibalah saatnya ia memberikan selembaran kertas itu kepada Dafa.
"Datanglah ke Dojo kami jika ingin berlatih bela diri," ucap anak laki-laki tersebut. Ia meninggalkan Dafa dengan tersenyum lalu membagikan selembaran kertas kepada pejalan kaki yang lain.
Ketika membaca kertas yang dibagikan anak tadi. Dafa malah tersenyum lebar ketika membacanya. Ia segera pulang ke rumah untuk bersiap berangkat ke tempat kerja dan menyambut keesokan harinya untuk pergi ke tempat sesuai dengan alamat pada kertas yang diberikan anak tadi.
...### Solo Fighter ###...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Jeck Pram
kasus nya sama kayak aku dulu waktu SMP sering di bully tp aku menguasai beladiri taekwondo sampe rasa sabar ku hilang dan akhirnya semua yg membuly ku aku hajar sampe masuk rumah sakit dan aku di skors 1 Minggu ga boleh sekolah
2024-02-05
0
Xmolt
kok jd teringat temanku y, d sekolah padahal suka di bully, padahal aslinya dia bisa beladiri, dan parahnya anak d kelasnya g ada yg tau. Malah ak yg tau, tapi gk mau kubocorkan, kali aj dia ad alasan knp diam aj🤣🤣
2023-10-22
1
Don T
mulai aneh.....
2023-10-08
0