Karya ini hanya imajinasi dari sang author. Unsur nama tokoh, nama tempat, maupun waktu kejadian hanyalah referensi dari dunia nyata.
Episode 7 - Gara-gara Sistem (Part 2)
Sewaktu jam pelajaran, Galang terus memandangi Dafa yang tertidur pulas di kelas. Guru sedang menerangkan pelajaran, Dafa malah memanjakan diri dengan tidur di kelas. Guru yang mengajar pun tak pernah menegur Dafa sekalipun.
Jika dipikir-pikir lagi, Dafa lebih cocok menjadi preman kelas dari sudut pandang Galang saat ini. Karena bagaimana pun juga, preman kelas takkan berani tidur-tiduran di kelas saat jam pelajaran. Apalagi disaat jam pelajaran matematika. Guru yang mengajar juga adalah guru killer, namanya adalah Bambang Sudiono.
Preman sekolah pun takkan berani jika berurusan dengan pak Bambang. Tak hanya menjadi guru matematika, ia juga menjadi badan pendidik murid. Siswa atau siswi yang melanggar, tak akan dipandang bulu. Semuanya akan dipanggil dan akan diberikan sanksi sesuai pelanggaran yang mereka buat.
Saat guru memberikan soal kepada mereka di papan tulis. Dafa terbangun dari tidurnya lalu izin kepada pak Bambang untuk pergi ke toilet. Ia terbangun karena suara notifikasi sistem yang selalu bergema di kedua telinganya. Sebuah misi diberikan oleh sistem kepada Dafa saat sedang tidur.
Ketika berjalan menuju toilet. Dafa tercengang melihat misi tersebut. Hal yang tak pernah ia lakukan dan sekarang harus ia lakukan dan mungkin takkan ada yang berani menerima misi tersebut. Misi itu adalah [ Mencium Melisa ].
...[ Misi ]...
...[ Mencium Melisa ]...
...[ Batas Waktu ]...
...[ Sebelum bel pulang sekolah berbunyi ]...
...[ Hadiah : ??? ]...
Tentu saja Dafa bergegas ke toilet untuk bersiap menerima hukuman dari misi. Ia akan segera menolak disaat waktu yang tepat. Namun ketika melihat hukuman yang diberikan sistem, justru hukumannya lebih berat dibandingkan dengan misi yang diberikan sistem.
...[ Hukuman ]...
...[ Mengajak kencan, mencium, bermain dengan Melisa ]...
Tentu saja hal itu membuat Dafa semakin frustasi dengan misi dan hukuman yang diberikan sistem.
"Kenapa hukumannya malah begini? Bukankah seharusnya dikirim ke dimensi lain," protes Dafa kepada sistem.
Dafa membasuh wajahnya berkali-kali dengan air sembari menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia terpesona dengan wajahnya, ternyata selama ini dia tampan juga. Namun karena sifat pecundang yang ia miliki, ia dipandang jelek oleh semua orang.
"Aku harus melakukannya," ucap Dafa dengan semangat.
Sedang asyik memandangi wajahnya sendiri dan menata rambutnya layaknya seorang model. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam toilet dan langsung menghentikan langkahnya. Dia adalah Melisa Anggraini, wanita cantik yang elok dipandang oleh semua orang.
"Dafa! Kenapa kamu di toilet perempuan?" tanya Melisa dengan tatapan curiga terhadap Dafa.
"A-anu, aku juga bingung kok ada disini," jawab Dafa. Sedari awal dia juga bingung kenapa dia bisa salah masuk toilet.
"Kamu nggak ngapa-ngapain, kan?" tanya Melisa yang masih mencurigai Dafa.
"Eh … enggak kok," ucap Dafa. "Emm … Melisa," panggil Dafa.
"Apa?" sahut Melisa lalu melipat kedua tangannya.
"Nggak jadi deh," ucap Dafa, ia lalu berjalan untuk keluar dari toilet.
"Kok bisa salah masuk toilet, ya?" batin Dafa yang bingung dengan dirinya sendiri. "Perasaan tadi masuk toilet laki-laki," lanjutnya sembari menggaruk kepala.
Entah disebut beruntung atau sial. Tak disangka saat Dafa melangkah ke luar toilet, ia malah terpleset akibat lantai yang licin. Ketika hendak terjatuh ke lantai, Melisa menarik tangan kanan Dafa untuk membantunya agar tak jadi jatuh. Hal yang dilakukan oleh Melisa cukup sia-sia. Melisa tak kuasa menahan tubuh Dafa dan akhirnya mereka berdua terjatuh bersama dengan Melisa yang memeluk Dafa.
Saat itu juga, bibir Dafa tak sengaja mengenai dahi Melisa yang mengakibatkan misi dari sistem berhasil dikerjakan. Dafa yang merasakan sesuatu hal yang tidak beres dengan salah satu anggota tubuhnya, ia segera menyingkirkan Melisa dari atas tubuhnya dan segera menjauh agar tak jadi kesalahpahaman.
Namun semua itu terlambat, ternyata banyak murid yang sedang berjalan lalu lalang untuk istirahat. Mereka semuanya menatap Dafa dan Melisa yang berbaring bersama di lantai. Apalagi mereka berbaring tepat di depan pintu masuk toilet perempuan.
Dafa dan Melisa segera memalingkan pandangan lalu berpura-pura untuk tidak saling mengenal dan menuju ke kelas masing-masing.
Segala gosip mulai tersebar di wilayah sekolah. Yang paling menjadi bahan pembicaraan adalah gosip tentang 'Dafa seorang pecundang yang ternyata adalah preman sekolah'. Penyebar gosip itu siapa lagi kalau bukan Galang.
Tapi tentu saja gosip itu tak gampang dipercayai oleh sebagian orang. Karena ada juga satu gosip yang sedang dibicarakan oleh mereka, yaitu 'Dafa dan Melisa melakukan hubungan'. Gosip ini sampai tersebar ke telinga salah satu jagoan di SMK Negeri 12 Surabaya yang terkenal akan perkelahian nya. Jagoan itu juga salah satu pria yang menyukai Melisa, tentu saja ia tak tinggal diam dan bertindak untuk menemui Dafa.
...~...
Saat bel pulang sekolah telah berbunyi. Dafa menunggu Angelina yang belum keluar dari sekolah di bangku depan gerbang sekolah. Dari kejauhan, nampak Melisa yang berjalan menuju Dafa. Dafa yang asyik memainkan game di ponsel tak menghiraukan kehadiran Melisa yang sebentar lagi akan mendekatinya.
Tibalah saatnya Melisa berdiri di hadapan Dafa. Dafa seketika kaget ketika melihat wanita yang menjadi bahan pembicaraan dengannya, sekarang sedang berdiri di hadapannya. Sembari menggaruk kepala, Dafa memasukkan ponselnya ke dalam saku.
"Eee … apa apa? Apa gara-gara yang tadi?" tanya Dafa ke Melisa.
"Tidak … kamu lagi nungguin siapa?" tanya balik Melisa.
"Adik, emang kenapa?" jawab Dafa, ia mengerutkan dahinya.
"Ah, anu … kamu hari ini sibuk nggak?" tanya Melisa, wajahnya memerah seketika. Kedua tangannya menggenggam layaknya geram, kakinya juga bergetar seperti grogi.
"Hmm … hari ini sih seharusnya nggak ada. Tapi kayaknya aku mau pergi Dojo, soalnya mau berlatih bela diri," ucap Dafa lalu beranjak dari duduknya karena melihat Angelina yang akan keluar dari gerbang sekolah.
"Ah, anu … kalo gitu, aku ikut!" pinta Melisa dengan tegas.
Dafa menatap wajah Melisa yang memerah. "Dengan senang hati," ucapnya lalu pergi meninggalkan Melisa.
"Dia yang namanya Melisa itu ya, kak. Yang katanya berduaan di kamar mandi dengan kakak," sindir Angelina yang berjalan dengan Dafa.
"Mau ku tendang?" tanya Dafa ke Angelina dengan tatapan menyeramkan.
"Ihhh … bercanda doang, mana mungkin kakakku yang jelek ini bisa dapat cewek yang cantik," kata Angelina yang masih menyindir Dafa.
"Bisa dong, buktinya kamu yang cantik bisa berjalan sama kakak," balas Dafa disambung dengan tertawa kecil.
"Beda ihh …," protes Angelina sembari memukuli punggung Dafa berkali-kali dengan pelan.
Dafa berlari meninggalkan Angelina. "Nggak sakit," ejek Dafa. Angelina lalu menyusul Dafa dengan mengejar di belakangnya. "Jangan lari dong, kak!" tegur Angelina yang kelelahan mengejar Dafa.
Dafa menghentikan langkahnya supaya Angelina dapat menyusulnya. "Eh iya, aku mau ngomong sesuatu nih," ucap Dafa ke Angelina.
Angelina masih terengah-engah sembari mengatur nafasnya. "M-mau, mau ngomong … mau ngomong apa kak?" tanya Angelina yang masih terengah-engah.
"Aku berhenti kerja," jawab Dafa, ia kembali melanjutkan langkahnya.
"Ke-kenapa?" tanya Angelina yang membuntuti Dafa.
"Malas aja, kan mau ujian. Jadi harus fokus belajar," tukas Dafa yang sebenarnya bukan itu alasannya. Ia hanya tak ingin membebani pikiran adiknya itu.
"Bagus dong. Lebih baik gitu, daripada kakak terus-terusan bekerja tapi nilai pelajarannya jelek," ucap Angelina.
"Hehehe …." Dafa hanya terkekeh.
Akhirnya mereka berdua sampai ke rumah tanpa hambatan apapun.
...### Solo Fighter ###...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Gatot Suharyono
seharusnya jangan pakai latar lokasi +62 !
2023-10-29
0
young minna
Kok GK viral ya, kan di Indonesia 😂
2022-06-30
3
Pensi
lah kok sama nama guruku MTK killer pula
2022-06-29
3