Part 16. Jatuh Cinta

"Cih, aku tidak pernah mengganggu siapapun apalagi merugikan orang lain. tolong jelaskan dari segi mananya aku bisa membuatmu rugi!"

Reno menatap penampilan Rindu yang memakai seragam putih abu-abu dengan heran. Dia tidak menyangka pemilik usaha yang bisa menyaingi dirinya hanyalah seorang murid SMA. Reno pikir yang namanya Rindu itu anak kuliahan.

"Yang pasti sosis produk perusahaanku kurang laku semenjak produkmu beredar di pasaran," ujar Reno dengan bodohnya.

"Itu urusanmu, salah sendiri mengapa perusahaanmu tidak bisa memproduksi sosis dengan rasa yang enak."

"Nona, Nona tahu siapa lawan bicara Nona?" tanya Deril menyela pembicaraan keduanya.

"Dia? Mana saya tahu dia siapa. Kenal saja nggak, eh datang-datang malah sok kenal. Pakai merintah lagi," protes Rindu.

"Rin, yang sopan sama tamu Nak. Jangan seperti itu," nasehat Yani. Wanita itu datang dengan nampan berisi beberapa gelas minuman dan setoples kue kering plus sepiring sosis berbagai varian.

Mendengar perkataan Yani, Reno tersenyum miring seperti mendapat pembelaan. Padahal Yani kan hanya menasehati keponakannya.

"Silahkan diminum dan dinikmati camilannya. Maaf hanya makanan sederhana seperti ini yang bisa kami suguhkan. Tidak seperti orang kota yang camilannya enak-enak," ujar Yani. Saat menilik penampilan keduanya dia bisa menebak bahwa orang-orang di depannya berasal dari kota dan bukan orang sembarangan.

"Tidak apa-apa Bu, ini sudah lebih dari cukup kok. Terima kasih," ujar Deril mendahului Reno yang akan berkata-kata. Dia takut sang bos manja salah bicara.

Mereka pun menikmati minuman yang disuguhkan kemudian beralih ke camilannya. Deril terlihat meraih kue kering sedang Reno langsung menyambar sosis goreng di hadapannya karena saking penasaran. Maklum ketika di supermarket tadi ia langsung mengajak Deril ke tempat ini tanpa berinisiatif untuk membeli sosis tersebut dan mencicipinya terlebih dahulu.

Saat mencicipi sosis itu Reno sempat terdiam sebentar. Rindu menebak bahwa Reno tidak menyukai rasa sosis itu dan ujung-ujungnya akan menghina dengan mengatakan mengapa sosis yang tidak enak bisa beredar di pasaran dan mengalahkan produk perusahaannya. Namun kenyataannya rindu salah tebak, Reno malah menyukai sosis itu. Terbukti setelah berhenti sejenak mengunyah, dia langsung melanjutkan kunyahannya dengan cepat dan mengambil sosis varian lainnya.

"Bagaimana rasanya Tuan?" tanya Deril berbisik di telinga Reno.

"Ternyata memang benar-benar enak," jawab Reno dengan berbisik sambil mengunyah makanannya sehingga Deril merasakan ada hujan debu yang keluar dari mulut sang bos. Deril tampak mengelap pipinya dengan tisu membuat Rindu yang sedari tadi mengernyit karena memikirkan apa yang sebenarnya mereka bisikkan kini malah terlihat tertawa.

"Apa yang kau tertawakan?" tanya Reno karena rindu tertawa setelah melihat dirinya dan Deril. Reno yakin bahwa Rindu pasti menertawakan salah satu antara dirinya dengan Deril.

"Tidak, aku hanya senang saja melihat wajah anda yang begitu tampan," ujar Rindu berbohong. Lalu perempuan itu terlihat terkekeh.

"Terima kasih telah memujiku," ucap Reno meski tidak yakin dengan perkataan Rindu. Dia yakin Rindu pasti menertawakan lingkaran hitam di matanya yang seperti make up yang dipakai artis jika memerankan sebagai hantu.

Sedangkan Yani dan Dahlan tampak aneh melihat sikap Rindu yang tidak biasanya. Biasanya Rindu orangnya canggung jika menghadapi orang yang tidak dikenalnya tetapi dengan pria di hadapannya ia malah terlihat berbicara lepas dan bahkan malah terkesan nyerocos.

"Begini Pak, Bu dan Nona Rindu. Kedatangan kami kemari untuk .... "

"Jangan panggil saya Nona karena saya bukan anak orang kaya," potong Rindu akan perkataan Deril.

"Baiklah sebelum saya menjelaskan kedatangan kami untuk apa ada baiknya saya jelaskan siapa kami dulu. Kami berasal dari perusahaan ISF atau Internasional Sosis Food dengan tuan muda Reno di samping saya sebagai pemilik perusahaan dan saya sebagai asistennya. Kedatangan kami kemari adalah ingin mengajak kalian bekerjasama dengan perusahaan kami. Kami ingin semua produk sosis di sini berada dalam naungan perusahaan kami yang artinya semua produk kalian akan kami beri label PT. ISF," terang Deril panjang lebar.

"Enak aja kalian mau ngaku-ngaku produk kami," protes Rindu.

"Rindu dengarkan dulu!" perintah Dahlan.

"Iya Paman." Rindu terlihat mengangguk.

"Seperti namanya perusahaan kami tidak hanya mengedarkan produk kami di pasaran nasional tetapi kami juga mengekspor ke luar negeri. Untuk itu produk kalian juga akan berkembang karena pasarannya sudah mencapai internasional," lanjut Deril.

"Seharusnya kalian tidak perlu memikirkan produk kami. Bagaimana kalian bisa menyukseskan pemasaran produk kami kalau produk kalian saja sudah tidak laku di pasaran," ujar Rindu.

Mendengar perkataan rindu membuat Reno menjadi geram. "Mau dibantu tidak mau," kesalnya.

"Maaf kami tidak butuh bantuan kalian," jawab rindu.

"Rin apa tidak sebaiknya kita terima tawaran mereka. Lumayan loh produk kita bisa sampai ke luar negeri," ujar Dahlan tergiur.

"Tidak Paman Rindu tidak setuju," ujar rindu mantap.

Susah-susah aku merintis usaha ini, setelah sukses mau dicap sebagai milik orang lain.

"Kalau begitu terserah kamu saja. Paman mah nurut bagaimana baiknya saja menurutmu."

Rindu terlihat mengangguk sedangkan Yani hanya setia menjadi pendengar sedari tadi tanpa mau menyambung pembicaraan mereka.

"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu. nanti kalau kalian berubah pikiran bisa menghubungi kami. Ini nomor alamat perusahaan dan nomor yang bisa kalian hubungi," ujar Deril sambil menyerahkan sebuah kartu kepada Dahlan.

"Baiklah," kata Dahlan sambil menyimpan kartu itu di kantong celananya.

"Atau bisa langsung hubungi saya." Reno memberikan kartu nama kepada Rindu. Meski Rindu enggan menerimanya tetapi dia tetap menerima karena mendapat pelototan dari sang bibi.

"Terima saja siapa tahu suatu saat nanti kita membutuhkan mereka. Karena kita tidak akan pernah tahu takdir kita akan seperti apa nantinya," nasehat Yani pada Rindu.

"Benar, kita tidak boleh sampai sombong atas kesuksesan yang kita raih yang sebenarnya ini masih kecil di mata Allah," imbuh Dahlan.

"Maafkan Rindu Paman dan bibi, bukan maksud Rindu ingin sombong tetapi kita harus berhati-hati dengan orang yang baru kita kenal karena jaman sekarang sedang marak penipuan."

Yani dan Dahlan hanya mengangguk mengiyakan.

Sampai di dalam mobil Deril langsung bertanya pada Reno.

"Sebenarnya apa tujuan Tuan muda ingin mengklaim produk mereka sebagai produk perusahaan kita?" tanya Deril tidak mengerti.

"Bukan mengklaim sebagai milik Der. Aku tetap akan membubuhkan nama usaha mereka di samping nama perusahaan kita dalam kemasan itu. Anggap saja perusahaan kita sebagai distributornya saja. Aku hanya ingin penjualannya bergandeng dengan perusahaan kita agar sosis merek kita juga laku. Lagi pula wku tidak mau nama perusahaan kita akan buruk dimata orang lain kalau ketahuan kalah dengan usaha rumahan biasa."

"Tapi kita kan bisa cari cara lain Tuan agar produk kita juga laku."

"Lakukan kalau kamu mampu kalau tidak aku akan terus mendesak gadis itu agar mau bekerjasama."

___________________________________________________

"Kenapa kalian tetap memaksa sih, sudah kubilang aku tidak mau."

Reno masih terus berusaha menemui Rindu dan mencoba menawarkan kerjasama yang sudah seringkali ditolak oleh gadis itu. Saat mereka bertemu selalu berselisih hingga suatu saat ketika Reno tidak mendatanginya lagi Rindu merasa ada yang kurang dalam hidupnya.

"Aakh mengapa aku gelisah seperti ini padahal belum genap seminggu aku tidak bertemu dengannya," ujar Rindu sambil membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang. Ia merasa tersiksa, beberapa kali memejamkan mata tidak berhasil juga. Dia tidak bisa tidur malam ini.

Di tempat yang jauh, di kota sana. Reno merasakan hal yang sama. Dia selalu teringat akan perselisihannya dengan Rindu yang membuat dirinya tersenyum sendiri seperti orang gila.

"Apa mungkin aku jatuh cinta? Akh mana mungkin aku jatuh cinta dengan wanita yang wajahnya saja aku tidak tahu," gumam Reno sambil membayangkan wajah Rindu yang selalu tertutup masker.

Bersambung.....

Jangan lupa tinggalkan jejak!🙏

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

top deh lanjut thor

2023-05-17

0

Azzura

Azzura

lanjut Thor
semangat 💪
baca cerita tentang sosis siang2 gini jadi pengen masak sosis aja buat buka puasa nanti🤣

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!