Setelah bapak memasuki ruangan operasi itu hati ku menjadi tak tenang. Kata kata bapak memasuki relung hatiku , aku tak tau harus bagaimana sekarang . Kenyataan nya aku bukan anak nya hal itu yang membuat aku syok dan sedih . Namun meskipun begitu aku tak akan pernah meninggalkan nya untuk mencari orang tua kandung ku , aku akan selalu bersama nya . Selama ini ia memberikan kasih sayang yang tulus untuk ku jadi mungkin inilah saat yang tepat untuk aku membalas nya .
Aku juga sudah tak ingin lagi mencari orang tua kandung ku , karena mereka lah yang meninggalkan aku jadi untuk apa aku mencari nya . Mengingat aku di tinggalkan seorang diri membuat aku tak habis pikir bagaimana ada orang tua Setega itu dengan anak nya . Dan kenapa mereka tak mencari ku kembali , apa mereka sudah tak menginginkan aku lagi .
" Siska kamu kenapa sedari tadi diam di situ ?" tanya Rangga mas Rangga yang masih belum pergi meninggalkan ku , lelaki itu berjalan mendekati ku dan dengan perlahan tangan nya mengusap rambut ku pelan .
" Tak apa mas , aku hanya takut jika Operasi nya gagal . " ucap ku bohong karena aku tak ingin bercerita pada nya tentang masa lalu ku karena aku hanya rekan nya di atas ranjang . Tak lebih dari itu .
" Yakin lah , kenapa kamu pesimis seperti itu Siska. Aku yakin oprasi nya akan berjalan lancar dan bapak mu pasti akan segera sembuh . " ucap nya tersenyum pada ku , senyum itu membuat aku tenang. Aku seakan tersihir oleh senyuman yang dia berikan , aku tau ini perasaan yang salah mengingat ia sudah memiliki keluarga namun hati ku juga tak bisa di bohongi . Sekalipun aku bersembunyi di tempat terjauh pun aku tetap menyukai dan entah sejak kapan mencintai lelaki di hadapan ku ini .
" Sadarlah Siska kamu hanya teman tidur nya saja tak lebih dari itu ." ucap ku dalam hati . Lama sekali kami berpandangan setelah itu aku memalingkan muka ku . Aku sungguh tak ingin perasaan ku semakin dalam padanya .
" Mas tak pulang ?" tanya ku yang sebenarnya sudah tak ingin ia berada di rumah sakit ini menemani ku , bukan karena aku tak menyukai nya namun karena aku ingin sendiri saja . Semua kenyataan datang pada ku dengan tiba tiba dan itu yang membuat ku ingin sendiri untuk saat ini .
" Kamu mengusir ku ?" tanya nya menatap mata ku tajam .
" Bukan seperti itu mas.Aku hanya merasa lelah dan ingin sendiri untuk saat ini , jadi apa kah bisa mas pergi dan memberikan aku waktu sejenak . Aku janji akan kembali ke apartemen setelah bapak selesai oprasi dan kembali sadar . " ucap ku berusaha membujuk dia untuk pergi meninggalkan aku sendiri, tak lama terdengar ia menghela nafas nya perlahan kemudian ia genggam tangan ku dengan erat dan mengusap nya perlahan .
" Mas sebenarnya tak ingin kamu sendiri an , lagi pula kemana ibu mu itu kenapa dia tak datang saat suaminya sedang Operasi . " ucap nya padaku . Aku terdiam sejenak aku Sendiri pun tak tau kemana ibu ku itu , ia sungguh telah berubah . Sudah tak perduli lagi pada diri ku dan bapak .
" Mas pergi lah , aku tak apa disini sendiri an . " ucap ku tersenyum padanya dan di balas dengan senyum yang sama pula .
" Ya sudah aku pergi ya ...Kalau ada apa apa kabari aku , aku akan langsung datang kesini jika kamu membutuhkan ku . Dan apa pun hasil operasi nya nanti Mas harap kamu dapat menerima nya dengan tenang oke ..." ucapan nya sungguh membuat aku semakin kagum dan menyukai nya . Ia begitu perhatian padaku , bahkan aku merasa dia juga memiliki perasaan yang sama seperti ku .
Namun kata katanya di kantor tadi pagi terus terngiang , mengingat hal itu aku jadi ragu jika ia memiliki perasaan yang sama .
" Pergi lah mas ... " ucap ku tersenyum , kemudian ia melepaskan genggaman tangan nya . Setelah itu ia kecup kening ku pelan setelah di rasa cukup ia baru pergi meninggalkan aku sendiri an .
Ku tatap punggung nya yang semakin menjauh dari pandangan ku , aku sungguh ingin bersama nya . Namun keadaan memaksa untuk aku menjauh dari segala kehidupan nya.
Menangis dan terus menangis hanya itu yang bisa aku lakukan , tak lama ada seseorang yang duduk di bangku sebelah ku . Ku buka mata ku yang terpejam dan ku lirik orang itu .
Orang itu nampak lesu , wajah nya pucat dan sesekali ia melihat kedua tangan nya seakan akan meneliti tangan tersebut . Aku mengusap air mata ku kasar kemudian aku menatap nya .
" Dokter sedang apa di sini ?" tanya ku padanya , ia melirik ku sekilas kemudian ia kembali memperhatikan ke dua tangan nya .
" Kamu sendiri sedang apa di sini ?" tanya nya tanpa menatap ku .
" Aku hanya sedang menunggu bapak ku yang saat ini sedang di operasi . " ucap ku pada nya . Ia tersenyum , senyum yang sungguh manis .
" Kamu tau , aku juga habis melakukan operasi untuk seseorang yang sangat aku cintai . " Ucap nya tanpa sadar. Aku yang sejak tadi bosan dan sedih pun jadi ingin mendengar kan cerita Dokter di samping ku ini .
" Awalnya aku begitu yakin bahwa ia akan selamat namun tak ku sangka , dia justru meninggal saat aku mengoperasinya . " ucap nya dengan pandangan kosong , aku rasa dokter itu sedang bersedih namun ia tak bisa menangis atau menahan kesedihannya hanya karena saat ini ia berada di rumah sakit . Ia harus bersikap selayaknya dokter pada umumnya .
" Aku merasa percuma aku menjadi dokter jika menyelamatkan orang yang aku sayang saja aku tak bisa . " ucap nya tersenyum getir . seakan akan menertawakan dirinya sendiri .
" Itu bukan salah dokter , itu takdir yang tak bisa di rubah . " ucap ku membuat ia menatap ku sejenak kemudian ia tersenyum .
" Iya aku tau itu bukan salah ku , Tapi tetap saja aku merasa gagal , Tangan ku ini serasa mati rasa karena telah membunuh orang ya meskipun itu bukan salah ku sepenuh nya . Sebenarnya dia tak mau melakukan operasi ini tapi aku memaksa nya itu yang membuat aku sedih . Andai saja ia tak melakukan operasi itu mungkin ia masih ada di sisi ku sedikit lebih lama . Namun kini ... ia telah tiada dan itu semua karena ku . " ucap nya menundukkan kepalanya perlahan .
" Kalau boleh saya tau ... Apa orang yang dokter maksud itu istri anda ?" tanya ku pada nya . Ia menganggukkan kepalanya perlahan . Aku merasa iba melihat nya , aku dapat merasakan ia sangat sedih dan ingin menangis namun ia tak bisa .
" Itu pasti sangat sakit .Kita berduka tapi pekerjaan membuat kita untuk tetap terlihat tegar dan kuat . " ucap ku padanya .
" Ya kamu benar memang sangat sakit , mungkin setelah aku keluar dari rumah sakit ini aku akan menangis dengan keras . " ucap nya mengusap air matanya yang hendak jatuh .
" Lalu kenapa dokter tak segera keluar dan menangis saja dan kenapa dokter malah duduk di sini mengobrol dengan saya ?" tanya ku penasaran .
" Aku sedang menunggu izin dari atasan ku , aku juga sedang menunggu jenazah istri ku . Aku duduk disini karena ini satu satunya tempat yang paling sepi dari semua tempat di rumah sakit . Maaf jika kamu terganggu dengan kedatangan ku . " ucap nya hendak berdiri .
" Tak apa saya merasa senang bisa mendengar cerita dokter , setidaknya saya tau bahwa di dunia ini masih ada orang yang lebih sedih dari pada saya . " ucap ku sedikit kagum pada dokter di hadapan ku itu .
" Kamu benar sekali , kalau boleh tau siapa nama mu ?" tanya nya pada ku .
" Nama ku siska " ucap ku tersenyum padanya , ia pun membalas senyum ku .
" Siska ...nama yang bagus , semoga oprasi bapak mu berjalan lancar dan beliau segera sembuh . Ya sudah saya pergi dulu ya " ucap nya mengambil jas dokter nya yang saat ini ia sampirkan di kursi .
" Silakan dokter ...em ...Siapa nama dokter . " tanya ku bingung karena saat ini ia tak memakai tanda pengenal di baju nya .
" Nama ku Ibra ... panggil saja dokter iba ... Ya sudah Siska saya pergi dulu ya . Sampai bertemu lain waktu ." ucap nya berlalu pergi meninggalkan ku , aku Hanya memandang ia dari kejauhan dengan padangan Iba .
..
..
.
Nanti lanjut lagi ya ... author kesiangan hehehe..
Tetap setia dengan cerita ini jangan lupa like komen vaf dan hadiah ya .
Dukungan kalian sangat berarti untuk kami para author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Mitra Zuharmi
57
2022-05-05
1
NandhiniAnak Babeh
sabar ya Siska semoga bapak mu lekas sembuh dan sehat kembali 🤗
2022-04-04
1