Setelah makan malam bersama, Zulaikha dan Asiah tertidur di ruang keluarga sambil menonton televisi. Mereka kelelahan setelah main di Timezone di lanjut di apartemen. Keaktifan anak-anak itu membuat Zulaikha harus extra memfokuskan perhatian kepada keempat bocah tadi.
"Pantas tidak terdengar suaranya," gumam Yusuf saat melihat Asiah dan Zulaikha tertidur saling berpelukan dengan televisi masih menyala.
Yusuf pun menggendong Asiah dan dipindahkan ke kamar tidur. Kini tinggal Zulaikha yang masih terbaring di karpet.
"Zulaikha ... bangun! Pulanglah, kalau ngantuk." Yusuf mengguncangkan badan gadis yang setiap hari mendatangi apartemennya seperti rumah sendiri itu.
Namun, yang dibangunkan malah asik dalam buaian mimpi indahnya. Zulaikha sama sekali bergeming di lantai. Apartemen Yusuf punya dua kamar. Kamar utama dipakai olehnya dan Asiah. Sementara yang satunya dia gunakan untuk ruang kerja, meski di sana ada kasur single.
Akhirnya Yusuf pun menggendong Zulaikha dan menempatkan di ruang kerjanya. Saat Yusuf selesai membaringkan tubuh Zulaikha di atas kasur. Tiba-tiba tubuh Zulaikha berguling ke samping hingga terjatuh ke lantai. Yusuf yang masih membungkuk berniat menahan Zulaikha agar tidak jatuh, ternyata gagal. Tubuh gadis itu meluncur dengan gerakan cepat.
"Aww ... aduh!" Zulaikha terbangun dan meringis.
Dilihatnya wajah Yusuf yang begitu dekat dengannya. Membuat Zulaikha terpana. Kedua netra mereka saling beradu.
"Sakit?" tanya Yusuf.
Zulaikha menganggukkan kepalanya. Dia berharap belas kasih dari Yusuf. Namun, apa yang dilakukan oleh laki-laki itu diluar prediksinya.
"Bangunlah! Mau sampai kapan kamu duduk di lantai?" tanya Yusuf saat sudah berdiri tegak.
"Sakit, Om." Zulaikha meringis.
Yusuf pun kembali berjongkok di hadapan Zulaikha. Dia memperhatikan badan Zulaikha, takutnya ada luka terkilir saat tadi jatuh.
"Mana yang sakit?" tanya Yusuf.
"Ini, Om!" jawab Zulaikha sambil mengusap pantatnya.
Yusuf berdecih karena merasa sudah dikerjai oleh gadis nakal ini. Dia pun menyentil kening Zulaikha.
"Jangan manja! Ayo bangun!" Yusuf kembali berdiri tegak.
Zulaikha malah menyeringai karena berhasil membuat Yusuf kesal. Dia selalu membuat hal-hal yang aneh, hanya untuk membuat Yusuf agar memberikan perhatian juga padanya.
Zulaikha pun bangun sendiri tanpa bantuan Yusuf. Dia pun pulang ke apartemennya dengan jalan tertatih karena menahan sakit.
Yusuf melihat jalan Zulaikha yang seperti menhan rasa sakit. Dia pun menyusul Zulaikha yang hendak membuka pintunya.
"Mana yang sakit? Biar aku obati dulu," ucap Yusuf.
"Biar aku sendiri nanti yang obatnya, Om." Zulaikha menggeserkan tubuh Yusuf agar dia bisa lewat pada pintu keluar.
"Zulaikha, jangan keras kepala! Sini aku obati dulu," kata Yusuf lagi.
"Aku ... malu, Om!" balas Zulaikha dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Mana mungkin dia akan memperlihatkan aset tersembunyi miliknya.
Yusuf yang baru menyadari bagian bokong Zulaikha yang sakit. Langsung terdiam dan salah tingkah. Dia takut kalau Zulaikha menilai dirinya laki-laki mesum. Akhirnya membiarkan Zulaikha pulang ke apartemennya.
***
Pagi-pagi Asiah sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dia sudah siap dengan seragam, tas dan boneka Barbie kesayangannya.
"Ayah ... Mama mana?" tanya Asiah sambil celingukan mencari sosok Zulaikha.
Asiah pun mendatangi apartemen Zulaikha untuk mengajaknya sarapan. Meski bel ditekan beberapa kali, pintunya masih tertutup.
Dengan wajah panik Asiah memanggil Ayahnya. "Ayah, Mama nggak buka pintunya meski aku beberapa kali bunyikan. Apa Mama masih tidur? Ini sudah siang," teriak Asiah di depan pintu yang terbuka lebar.
Yusuf pun menekan kode akses pintu milik Zulaikha. Dia dan Asiah masuk ke dalam dan mencari keberadaan Zulaikha. Ternyata Zulaikha pingsan di kamar mandi dalam keadaan polos. Dengan cepat Yusuf mengambil handuk dan menutupi tubuhnya. Lalu membawanya ke tempat tidur.
Suhu tubuh Zulaikha sangat dingin. Wajahnya yang pucat. Yusuf pun menelepon Dokter Ghazali untuk datang ke apartemen Zulaikha secepatnya.
***
Yusuf memakaikan baju Zulaikha sambil menutup matanya. Meski mengalami kesulitan, akhirnya berhasil juga. Mana mungkin dia memperlihatkan tubuh molek milik Zulaikha pada orang lain. Dia juga menyelimuti dengan selimut yang tebal.
Tidak sampai 17 menit Dokter Ghazali datang. Dia pun memeriksa keadaan Zulaikha.
"Suhu tubuhnya sangat dingin. Kok bisa sampai seperti ini?" tanya Dokter Ghazali sambil menyentuh leher pasiennya.
"Kami menemukannya di lantai kamar mandi," jawab Yusuf.
"Dia mengalami Hipotermia. Usahakan dia minum air hangat," lanjut Dokter Ghazali lagi.
"Baik," balas Yusuf.
"Saya sudah menyiapkan resep obat untuknya. Nanti Anda bisa beli di apotik. Jika cairan infus sudah habis dan kondisi pasien belum sadar juga tolong segera bawa dia ke rumah sakit." Dokter Ghazali pun undur diri.
Yusuf harus minta izin cuti tidak masuk kerja untuk mengurus Zulaikha yang sakit. Asiah pun ikut-ikutan tidak mau sekolah. Dia juga ingin menjaga Zulaikha.
"Sayang, kamu peluk tubuh Kak Zulaikha, ya!" pinta Yusuf kepada Asiah. Bocah itu pun dengan senang hati melaksanakan perintahnya.
Yusuf pun memasak bubur dan membuat minuman wedang jahe untuk Zulaikha. Dia semakin khawatir karena gadis nakalnya belum juga sadar.
"Zulaikha, bangunlah!" gumam Yusuf.
Dilihatnya Asiah malah ikut tidur sambil memeluk Zulaikha. Pikiran Yusuf pun kini berada dalam persimpangan. Antara harus ikut memeluk tubuh Zulaikha agar bisa membuatnya hangat atau membiarkan Zulaikha sampai tersadar sendiri sedangkan tubuhnya masih sangat dingin.
"Ya Allah" apa yang harus aku lakukan? Dia bukan mahram bagi aku," gumam Yusuf.
Keputusan yang di ambil oleh Yusuf adalah dia mengisi botol-botol dengan air panas dan di masukan ke dalam selimut Zulaikha. Hasilnya terbukti. Setelah 15 menit berlalu, Zulaikha tersadar. Dengan kondisi tubuh yang lemah dia tersenyum kepada Yusuf.
"Terima kasih, Om!" gumamnya.
"Apa ada yang sakit?" tanya Yusuf dengan lembut.
"Dingin," jawab Zulaikha.
Padahal sudah tiga lembar selimut yang dipakaikan oleh Yusuf. Dia pun menambah satu lagi dan dibuntalkan pada tubuh Zulaikha.
"Kita ke rumah sakit, ya!" ajak Yusuf.
Namun, Zulaikha menggelengkan kepalanya. Dia melirik ke arah Asiah yang sedang tidur memeluknya. Seulas senyuman tercipta di wajah pucatnya. Dia sangat senang karena gadis kecilnya begitu perhatian.
"Aku ingin di sini saja. Om, bisa panggilkan pelayanan dari rumah orang tuaku. Sebentar lagi jam kerja, kenapa Om masih di sini?" tanya Zulaikha.
"Aku sudah mengajukan cuti. Mana bisa aku kerja dengan tenang kalau kamu dalam keadaan sakit seperti ini," jawab Yusuf.
Ada rasa haru dan senang yang Zulaikha rasakan saat ini. Betapa bahagianya ada seseorang yang perhatian pada dirinya. Sementara orang tuanya sendiri selalu sibuk kesana-kemari mengurus bisnisnya. Baik Mama maupun Papanya dari dulu selalu tidak punya waktu untuk dia. Jika, dia sakit pun mereka akan menyewa seorang perawat dan dokter untuk menjaga dan mengurusnya sampai sembuh.
***
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Tunggu kelanjutannya ya! Jangan lupa untuk selalu klik like, komentar, favorit, hadiah dan Vote-nya juga. Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
bener nih yusuf sm zulaikha,,duda vs anak perawan 🤣
2025-03-20
0
Marsha Andini Sasmita
😍😍😍💋😍😍😍
2022-11-09
1
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰💖🥰🥰🥰
2022-11-09
1