Sesuai janji Yusuf kepada Asiah. Selepas Sholat Dzuhur, dia pergi ke yayasan Al-Huda bersama Sarah. Atasannya itu ingin bertemu dan berkenalan dengan Asiah.
Sarah sebenarnya sudah punya rasa suka terhadap Yusuf dari dulu. Dia sempat shock saat tahu kalau Yusuf sudah punya istri dan anak. Sebab, bagiamanapun fisik Yusuf terlihat masih sangat muda. Awalnya Sarah juga mengira Yusuf adalah mahasiswa yang sedang magang. Ternyata dia salah. Laki-laki yang sudah mencuri hatinya saat pertama kali mereka bertemu, ternyata seorang karyawan tetap bahkan memiliki posisi cukup tinggi di kantor perusahaan milik Ayahnya. Besarnya rasa cinta Sarah kepada Yusuf, membuat dia memberikan sebuah apartemen mewah untuknya. Alasan yang digunakan agar Yusuf mau pindah ke apartemen, dia bilang itu adalah merupakan fasilitas kantor untuk karyawan. Tanpa Yusuf tahu kalau apartemen itu sudah dibeli dan atas nama Yusuf.
***
"Assalammualaikum, Sayang." Yusuf memeluk tubuh mungil tapi montok milik Asiah dan mencium pipinya yang gembul.
"Wa'alaikumsalam, Ayah." Asiah membalas salam dan memeluk leher ayahnya dan membalas mencium kedua pipinya.
"Halo, Asiah! Apa kabar?" tanya Sarah.
Asiah mengerutkan kening dan bibirnya juga manyun. Saat Sarah tiba-tiba memeluk dan mencium pipinya juga.
"Alhamdulillah, baik," jawab Asiah sambil menyusut pipi yang di cium oleh Sarah. Asiah tidak suka dicium sama orang yang tidak dikenalnya.
Asiah memicingkan matanya pada perempuan yang berpakaian rok selutut berwarna kopi susu dan atasan pakai blazer berwarna putih. Dia melirik ke arah Ayahnya karena merasa asing dengan orang yang ada di depannya itu.
"Sayang, kenalkan ini rekan kerja Ayah di kantor. Namanya Tante Sarah." Yusuf mengenalkan sosok perempuan yang kini menatap Asiah sambil tersenyum.
"Lucu banget, sih. Gemes!" Sarah mencubit kedua pipi Asiah dengan gemes.
Asiah memberengut karena Sarah beberapa kali mencubit pipinya. Asiah pun menarik tangan Yusuf.
"Ada apa, Sayang?" tanya Yusuf sambil berjongkok.
"Lapar," jawab Asiah pelan, walau sebenarnya dia tidak suka karena Tante cantik itu masih saja mengunyel-ngunyel pipi bakpao miliknya.
Yusuf pun tertawa mendengar ucapan Asiah. Dia lupa kalau tujuannya datang ke sana juga untuk makan siang bersama.
"Ayo, kita makan di sana!" Yusuf menuntun Asiah menuju taman. Mereka makan sambil menghamparkan tikar dibawah pohon.
Sebelum datang ke sana, Sarah sudah membeli beberapa jenis makanan. Dia memang berniat ingin makan siang bersama.
Asiah memilih makan bekal yang dibuatkan oleh Ayahnya tadi pagi. Meski Sarah menawarkan beberapa makanan yang lezat dan tentunya harga makanan itu mahal. Asiah menolaknya dengan sopan. Dulu Bundanya mengajarkan dia untuk selalu mensyukuri apa yang kita punya sendiri. Jadinya, dia sudah cukup dengan memakan bekal buatan Ayahnya.
"Tante Sarah belum Bismillah! Kita itu harus berdoa dulu sebelum makan, biar jadi berkah, dan setan tidak ikut makan dengan kita." Asiah kebetulan memperhatikan Sarah yang makan pakai sumpit, yang menurutnya aneh.
"Eh, lupa!" balas Sarah sambil tersenyum malu karena ketahuan makan tidak berdoa terlebih dahulu. Maka, Sarah pun mengucapkan doa.
Yusuf yang sedang menyiapkan air minum, hanya tersenyum simpul. Dia juga sering kena pukulan telak, jika Asiah bicara dengannya. Pola pikir anak-anak itu sangat sederhana tapi kadang mematikan bagi orang dewasa dan tidak bisa berkutik dengan ocehannya.
Yusuf selalu salut dengan Aisah yang selalu bisa menjawab dan menerangkan apa saja yang membuat Asiah penasaran dan ingin tahu. Saat mereka masih bersama-sama pun, Yusuf lebih sering meminta istrinya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh putrinya itu.
"Asiah, mau ayam goreng?" tawar Sarah sambil menyodorkan wadah berisi paha dan sayap ayam yang wanginya menggoda dan membuat cacing di dalam perut Asiah menari-nari karena senang mencium aroma dari bumbunya.
Asiah ingin sekali mencicipi ayam goreng yang terlihat menggoda di matanya. Namun, malu kalau meminta. Akhirnya, dia melirikkan netra hitam itu kepada sang Ayah. Berharap kalau Ayahnya itu tahu keinginan dia.
"Sayang, mau ayam gorengnya?" tanya Yusuf sambil mengambil satu potong paha di wadah yang di pegang oleh Sarah.
Asiah pun mengangguk dengan tersipu malu. Betapa senangnya dia saat menyantap goreng ayam yang masih hangat dan baunya perut semakin lapar.
Dari kejauhan Bilqis berjalan sambil membawa nampan. Dia berjalan dengan tergesa-gesa.
"Maaf, ini menu makan siang untuk Asiah." Bilqis meletakan nampan berisi nasi, sayur bayam dan ayam goreng, serta satu buah pisang. Namun, Asiah menggelengkan kepala karena dia sudah makan bekalnya.
"Buat Ibu Bilqis saja. Ayo duduk kita makan bersama!" ajak Asiah dengan suaranya yang riang.
"Ibu makannya di dalam bersama dengan anak yang lainnya." Bilqis tersenyum hangat kepada Asiah.
"Jika, Bu Bilqis belum makan siang. Kita makan siang bersama saja di sini. Ibu makan saja makanan yang barusan dibawa. Asiah sedang memakan bekal yang tadi dibawa dari rumah." Yusuf bicara dengan suaranya yang lembut. Hal ini membuat Sarah selalu merasa terpesona. Jarang ada laki-laki yang bicara dengan sopan santun penuh kelembutan.
Keempat orang itu, akhirnya makan siang bersama di bawah pohon dan beralaskan tikar. Asiah banyak bercerita, kalau dia sekarang punya banyak teman baru. Yusuf menanggapi celotehan anaknya sesekali dengan tawa.
Sarah dan Bilqis terjerat pesona sang duda ketika sedang berinteraksi dengan putrinya. Terlihat jelas kalau pandangan kedua gadis itu tidak pernah lepas dari sosok Yusuf. Laki-laki tampan yang sopan dan bertutur kata dengan dengan lembut. Membuat siapa saja akan mudah jatuh hati padanya.
"Sayang, Ayah harus pergi kerja lagi. Nanti sore Ayah akan jemput lagi!" Yusuf berjongkok di depan Asiah dan mengusap kepalanya.
"Iya, Ayah." Asiah memeluk Yusuf dan memberikan ciuman di kedua pipi Ayahnya.
Yusuf dan Sarah pun pergi meninggalkan Asiah dan Bilqis yang mengantar sampai parkiran. Ada gurat kesedihan di wajah Bilqis.
"Asiah kok tidak memeluk dan mencium Mamanya?" tanya Bilqis penasaran.
"Tante Sarah bukan Mama Asiah. Tante Sarah itu teman kerja Ayah di kantor," jawab Asiah dan hal itu membuat Bilqis merasa senang.
'Kenapa aku merasa senang, ya? Saat mendengar wanita itu bukan Mamanya Asiah,' batin Bilqis.
'Ya Allah, apa aku sudah suka sama Ayahnya Asiah,' lanjut Bilqis masih dalam hatinya.
"Bu Bilqis, ayo kita masuk ke kelas lagi! Aku ingin bermain dengan teman-teman yang lain.
Bilqis pun berjalan menggandeng tangan Asiah. Keduanya terlibat pembicaraan yang seru.
***
Teman-teman aku ucapkan "Marhaban Ya Ramadhan" selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim. Sebelumya aku ucapkan mohon maaf lahir dan batin. Semoga amal ibadah kita di bulan puasa ini bisa menjadi ladang amal ibadah dan mendapatkan pahala dan ridho-Nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
pas bgt aku bacz sekarsng uga lg bln puasa 😅
2025-03-19
1
Marsha Andini Sasmita
🤩🤩🤩🌷🤩🤩🤩
2022-11-08
1
Marsha Andini Sasmita
😍😍😍🌹😍😍😍
2022-11-08
1