Apartemen tempat Yusuf tinggal terbilang mewah. Bahkan dibagian lantai satu ada supermarket yang menjual kebutuhan bahan pokok dan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Bioskop, restoran, kolam renang outdoor dan indoor, tempat fitness.
Hari Sabtu ini biasanya tempat-tempat itu di datangi para penghuni apartemen untuk menghabiskan waktu. Kebanyakan mereka menikmati waktunya bersama keluarga. Begitu juga dengan Yusuf dan Asiah. Mereka belanja keperluan sehari-hari terlebih dahulu.
"Ayah, jangan lupa membeli cetakan telur sama cetakan nasi." Asiah mengingatkan Ayahnya akan barang yang dimintanya kemarin.
"Iya, Sayang. Kita cari ke bagian barang-barang keperluan rumah tangga." Yusuf mendorong troli dan memasukan Asiah ke dalam troli berukuran besar itu.
Kebetulan Zulaikha juga sedang belanja di sana. Senyum cerianya langsung terbit begitu melihat Asiah dan Yusuf.
"Halo, Om. Halo, Asiah!" sapa Zulaikha.
"Assalammualaikum, Kakak." Salam Asiah dan langsung membuat Zulaikha malu karena tidak mengucapkan salam dengan benar.
"Wa'alaikumsalam, Asiah. Sedang belanja apa?" tanya Zulaikha.
"Mau beli cetakan telur dan cetakan nasi," jawab Asiah. "Kalau Kak Zulaikha, beli apa?"
"Cemilan," balas Zulaikha sambil menunjuk isi troli yang banyak dengan Snack.
"Sayurannya dan dagingnya mana?" tanya Asiah heran.
"Kakak tidak beli itu karena kalau ingin makan tinggal beli di restoran," jawab Zulaikha.
"Kenapa beli? Lalu pembantu kamu kerjanya apa? Kenapa tidak masak?" tanya Yusuf beruntun.
"Sudah aku pecat. Dia bukan orang jujur. Aku tidak suka mempekerjakan orang seperti itu," jawab Zulaikha.
"Kalau gitu, Kak Zulaikha makan bersama kami saja. Nanti Ayah yang akan memasaknya," ajak Asiah dan membuat Yusuf terkejut.
"Wah, beneran boleh! Aku ikut makan bersama kalian?" Zulaikha merasa antusias karena punya kesempatan mendekati Yusuf.
Kabar Yusuf yang sudah menjadi seorang duda. Membuat Zulaikha kembali bersemangat untuk mendekatinya. Dia dapat informasi itu dari para penjaga keamanan apartemen yang sempat berbincang dengan Yusuf saat menitipkan Asiah karena mau pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah.
Zulaikha memandang Yusuf sebagai laki-laki dewasa yang baik dan sopan juga selalu bertutur kata dengan lembut terlebih punya wajah yang sangat tampan. Itulah poin utama kenapa dirinya langsung jatuh hati pada duda yang ditinggal mati oleh pasangannya. Dia tidak peduli dengan status duda yang di sandang dan perbedaan usia 7 tahun. Sebab, jika cinta sudah hinggap di hati, apapun segala kekurangannya akan bisa di terima.
***
Zulaikha mendatangi apartemen milik Yusuf, rencananya mau makan malam bersama. Kedatangan Zulaikha membuat Asiah senang. Bocah itu merasa punya teman untuk bercerita kegiatan sehari-hari yang sudah dia kerjakan di hari itu, seperti yang sering dilakukannya bersama Bundanya dulu.
"Kak Zulaikha, kita bantu Ayah masak, yuk!" ajak Asiah dan menarik tangan Zulaikha menuju dapur.
"Om, boleh kita bantu, ya?" tanya Zulaikha.
"Siapkan air minumnya saja. Masak sudah hampir selesai," jawab Yusuf.
Zulaikha semakin terpesona ketika melihat Yusuf masak. Dia tersenyum lebar dengan tatapan berbinar tanpa berkedip. Sampai-sampai Asiah beberapa kali penepuk tangannya karena saat di goyangkan tangannya Zulaikha diam saja.
"Kakak Zulaikha kenapa lihatin Ayah terus?" tanya Asiah sambil melihat Zulaikha dengan mata belo yang terlihat jelas rasa penasaran di wajahnya.
"Karena Ayah Yusuf tampan banget!" bisik Zulaikha, tetapi Yusuf masih bisa mendengarkan perkataannya itu. Dia hanya tersenyum saat mendengarnya.
Yusuf memasak makanan kesukaan Asiah. Yaitu, daging ayam goreng dengan sambal tomat dan mentimun.
"Sambalnya tidak terasa pedas karena Asiah suka dengan sambal tomat," kata Yusuf saat meletakan sambal di meja.
"Iya. Tidak apa-apa yang penting ada sambal, pasti makan akan terasa nikmat," balas Zulaikha.
Meski menu sederhana dan tidak banyak rupa, mereka merasa makanan itu sangat lezat. Bahkan Zulaikha merasa tidak malu untuk menambah karena masakan Yusuf terasa enak.
'Memang beda, ya. Masakan beli dengan masakan buatan orang yang disukai. Ini terasa sangat nikmat,' batin Zulaikha.
Yusuf membereskan piring dan bekas makan malam itu. Dia sangat senang semua masakannya habis. Asiah makan dengan sangat lahap begitu juga dengan Zulaikha.
"Om, biar aku saja!" Dengan sigap Zulaikha menawarkan diri untuk mencuci piring.
"Tidak perlu. Biar Om saja yang mencucinya," tolak Yusuf.
"Aku saja ya, Om. Please!" Zulaikha memegang tangan Yusuf, memohon biar dia yang melakukannya sebagai tanda ucapan terima kasih karena diajak makan malam.
"Memangnya kamu bisa mencuci piring?" tanya Yusuf sangsi. Biasanya Nona Muda seperti Zulaikha tidak tahu dengan pekerjaan rumah.
"Bisa dong, Om. Kan biar nanti di sayang sama suami. Karena bisa melakukan pekerjaan rumah," jawab Zulaikha agar di izinkan.
Yusuf melihat tatapan memohon dari Zulaikha. Mata indah gadis bawel itu seolah menghipnotis dirinya, sehingga mengizinkannya.
"Baiklah. Tapi hati-hati, ya! Bisa saja licin oleh sabun." Akhirnya Yusuf menyerah dan membiarkan Zulaikha mengambil alih pekerjaannya.
Selama Zulaikha mencuci piring. Yusuf mengajari Asiah membaca. Asiah sudah hapal dengan huruf-huruf dan sudah mulai belajar membaca meski masih di hejah sebelum membacanya secara utuh.
"I. n-i, ni. Ini," kata Asiah.
"Bagus. Lanjut!" Yusuf memperhatikan setiap huruf yang diucapkan oleh Asiah.
"I. b-u, bu. Ibu," lanjut Asiah.
"Pinter!" Yusuf senang karena Asiah tidak mengalami kesulitan saat belajar.
"B-u, Bu. D-i, di. Budi."
"Jadi?" tanya Yusuf.
"Ini Ibu Budi," jawab Asiah kemudian tersenyum.
"Anak Ayah pintar!" Yusuf mencium pipi Asiah.
Zulaikha yang memperhatikan Yusuf dan Asiah merasa iri. Dia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh kedua orang tuanya. Belajar sendiri. Makan sendiri. Jarang dalam hidupnya menghabiskan waktu dengan Mami dan Papinya.
"Apa aku akan merasakan kehangatan keluarga seperti ini?" gumam Zulaikha.
Yusuf tersenyum hangat ketika melihat Zulaikha berdiri tidak jauh darinya. "Kenapa berdiri di sana?"
"Apa aku boleh gabung bersama kalian?" tanya Zulaikha masih diam pada tempatnya.
"Kak Zulaikha, ayo kita belajar bersama!" ajak Asiah sambil melambaikan buku yang sedang dipegang olehnya.
"Apa kamu tidak punya tugas sekolah?" tanya Yusuf.
"Ada. Apa Om mau membantu aku belajar?" balas Zulaikha.
"Ya, selagi aku bisa, kenapa tidak?" Yusuf tersenyum tipis.
"Oke. Aku ambil dulu bukunya." Zulaikha berlari ke apartemen miliknya dan kembali dengan cepat.
Zulaikha pun belajar dengan Asiah dan Yusuf. Kekaguman dan rasa suka dia kepada sang duda semakin bertambah. Zulaikha banyak mendapatkan ilmu dari Yusuf. Cara menerangkan Yusuf dalam materi pelajaran mudah dia pahami dibandingkan saat di sekolah. Bahkan mereka belajar berdua sampai larut malam karena Zulaikha meminta Yusuf menerangkan beberapa materi pelajaran yang telah lama berlalu juga.
'Ahk! Makin cinta deh, sama si Om duda,' batin Zulaikha. Binar-binar cahaya cinta di matanya semakin jelas terlihat.
***
Jangan lupa untuk selalu klik like, komentar, favorit, hadiah, dan Vote-nya juga ya. Dukung aku terus ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
sm zulaikha aja lah pak dudanya 🤣
2025-03-19
1
Wulan
Ahh om duda 🥰🥰
2024-12-12
1
Marsha Andini Sasmita
🤩🤩🤩💘🤩🤩🤩
2022-11-08
1