Asiah masih betah tidur di atas kasur milik Zulaikha. Sementara sang empunya sendiri sedang duduk bersandar dan makan di suapi oleh Yusuf. Laki-laki itu harus membujuk agar si pasien mau makan dan minum wedang jahe yang sudah dia buatkan.
Sebenarnya Zulaikha tidak suka dengan wedang jahe. Meski Yusuf sudah membujuknya agar suhu tubuhnya kembali normal. Akhirnya, dia membuat minuman coklat panas untuk mengganti wedang jahe itu.
"Terima kasih, Om." Zulaikha tersenyum manis.
"Tidurlah lagi. Agar kamu cepat sembuh. Tuh lihat Asiah dia begitu nyenyak, tidur di samping kamu," ujar Yusuf.
Tanpa membantah Zulaikha pun kembali membaringkan tubuhnya dan tidur memeluk Asiah. Cairan infus sudah habis dan langsung dilepas.
Sambil menunggui Zulaikha, Yusuf juga mengerjakan pekerjaannya di sana. Sampai tengah hari kedua orang itu masih betah bergerumul di balik selimut. Apalagi cuaca hari ini hujan sejak semalam.
"Sayang, bangun!" Yusuf bermaksud mencoba membangunkan Asiah.
Malah Zulaikha yang membukakan matanya. Kemudian tersenyum dan berkata, "Ada apa, Om? Kenapa membangunkan aku?"
Yusuf menaikan alisnya. Kemudian tersenyum tipis. Ternyata gadis nakalnya itu sudah sembuh karena bisa menggoda dia.
"Aku membangunkan Asiah bukan membangunkan kamu," ujar Yusuf.
"Habis suara Om, sangat merdu didengar saat memanggil 'Sayang' jadinya aku terbangun," ucap Zulaikha.
***
Setelah seharian kemarin mengurus Zulaikha yang sakit. Kini Yusuf masuk kerja dan mengharuskan dia lembur. Dia minta Zulaikha untuk menjaga Asiah selama dia belum pulang.
Proyek kerja sama dengan perusahaan milik William Green, membuatnya sibuk kesana-kemari. Dia bersyukur ada Zulaikha yang mau ditutupi Asiah. Bahkan sampai menginap di tempatnya.
"Pak Yusuf akan ada asisten yang membantu dalam pekerjaan Anda sekarang," kata bagian HRD dan datang dengan seseorang.
"Bu Bilqis?" Yusuf terkejut saat melihat ada Bilqis memasuki ruang kerjanya.
"Assalammualaikum, Pak. Kenalkan saya Bilqis, orang yang akan menjadi asisten Anda mulai hari ini," kata Bilqis diiringi senyum cantiknya yang membuat Yusuf terpana sesaat.
"Wa'alaikumsalam. Semoga kita bisa bekerja sama ke depannya," balas Yusuf.
Yusuf merasa sangat senang mendapat asisten Bilqis. Dia orangnya cekatan dan mudah memahami perintahnya. Gadis berhijab itu juga tidak suka banyak bicara ketika sedang bekerja.
***
Sudah dua minggu Yusuf bekerja dengan Bilqis dan hubungan mereka juga semakin dekat diluar jam kerja. Mereka selalu menyempatkan makan siang bersama Asiah. Tentu saja waktu makan bersama itu adalah momen dia untuk mendekatkan diri antara dia, Bilqis dan Asiah.
Jika dengan Zulaikha, Asiah memanggilnya dengan sebutan Mama. Sementara dengan Bilqis, dia memanggil dengan sebutan Ibu.
"Ibu, apa besok akan ikut main bersama kita ke pantai?" tanya Asiah kepada Bilqis.
"Asiah mau pergi liburan dengan Ayah?" tanya Bilqis pura-pura tidak tahu.
"Iya. Sama Mama Zulaikha dan Tante Sarah. Kayaknya Rayyan dan Raihan juga mau ikut pergi ke pantai, tapi bersama Om dan Kakak sepupunya," jawab Asiah.
"Emangnya, Ibu boleh ikut?" tanya Bilqis lagi.
"Tentu saja boleh. Iya 'kan, Yah?" tanya Asiah kepada Yusuf.
Yusuf hanya tersenyum tipis menanggapi ocehan Asiah. Anaknya itu paling suka kalau selalu dekat dengan orang yang menyayanginya.
"Iya, boleh. Lagian mobilnya masih muat kok untuk mengajak beberapa orang lagi," jawab Yusuf. Toh mobilnya baru terisi oleh tiga orang. Sarah akan bawa mobil sendiri karena keponakannya akan ikut juga. Kalau si Kembar mereka pastinya akan bawa mobil caravan milik keluarganya.
***
Hari liburan yang direncanakan pun tiba. Yusuf menyiapkan bekal makanan dan minuman serta baju ganti. Rencananya mereka mau berenang di laut.
"Ayah, bebek kuning punya aku dibawa juga 'kan? Asiah membawa ban pelampung berbentuk bebek yang dibelikan oleh Sarah kemarin lusa.
"Iya, Sayang. Bawa juga rompi pelampungnya," kata Yusuf sambil membereskan dokumen miliknya di kamar sebelah.
"Assalammualaikum, Asiah ... Om aku yang ganteng!" Zulaikha seperti biasa pagi-pagi sudah datang ke apartemen Yusuf.
"Wa'alaikumsalam," jawab Yusuf sambil berjalan ke meja makan.
"Wa'alaikumsalam, Mama Zulaikha." Asiah menghambur memeluk pinggang Zulaikha.
"Anak kesayangan Mama Zulaikha, cantik banget hari ini! Mau ke mana?" Zulaikha menggoda Asiah.
Asiah mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Bukannya kita mau pergi ke pantai? Mama Zulaikha nggak jadi ikut?"
"Ikut, dong! Kalau nggak nanti Ayah Yusuf akan ada yang nyulik!" balas Zulaikha.
"Siapa yang akan menculik Ayah?" tanya Asiah terkejut.
"Para wanita gatel," jawab Zulaikha dengan menekan kata-katanya.
"Zulaikha ...!" Yusuf menatap tajam ke arah gadis tetangganya itu.
Zulaikha memasang wajah cemberut. Kedekatan Yusuf dan Bilqis yang semakin dekat setiap harinya, membuat dia cemburu. Apalagi Sarah yang selalu mencuri hati Asiah agar bisa dekat dengan Yusuf.
***
Mereka berangkat di waktu masih pagi, agar sampai pantai tidak terlalu siang. Asiah dan Zulaikha bernyanyi riang gembira di kursi penumpang bagian belakang. Tanpa dia tahu kalau Yusuf akan menjemput Bilqis.
"Om, kenapa berhenti?" tanya Zulaikha saat melihat Yusuf menghentikan mobilnya dan turun.
"Mau jemput Bilqis dahulu," jawab Yusuf.
'Ih, dia juga ikut,' Zulaikha berdecih dalam hatinya.
"Ibu Bilqis juga akan ikut ke pantai bersama kita," ucap Asiah. Zulaikha hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Asiah.
Yusuf pun datang bersama Bilqis dan duduk di kursi depan. Selama dalam perjalanan Yusuf dan Bilqis terlibat pembicaraan, hanya mereka berdua. Membuat mood Zulaikha buruk. Apalagi Asiah malah tertidur tidak lama setelah menjemput Bilqis.
Zulaikha merasa menjadi kambing congek di sana. Terlihat jelas kalau Yusuf memberikan perhatian lebih kepada Bilqis.
'Ternyata benar kata lagu dangdut, lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati,' kata Zulaikha dalam hati.
"Hem ... Hem! Aduh kering tenggorokan kebanyakan ngomong," kata Zulaikha tiba-tiba.
Yusuf tahu kalau perawan satu ini sedang menyindirnya. Sudah jelas kalau Zulaikha dari tadi diam saja. Zulaikha terlalu memperlihatkan rasa cemburunya dan itu hal yang tidak di sukai oleh Yusuf. Bukan hanya sekali dua kali hal itu terjadi. Dia sering menyindir Bilqis jika sedang bersamanya.
"Kenapa tidak minum? Bukannya ada bekal minuman di dalam cooler box!" balas Yusuf.
"Iya. Ini juga mau minum kok!" tukas Zulaikha dengan nada sinis.
Bilqis memperhatikan interaksi antara Zulaikha dan Yusuf. Dia selalu merasa kalau Zulaikha kurang suka dengan kehadiran dirinya. Terlihat jelas dari sikapnya tiba-tiba berubah. Bilqis tahu kalau Zulaikha itu menyukai Yusuf karena sering bilang secara terang-terangan akan perasaannya. Bilqis sendiri sama selalu merasa cemburu saat melihat Yusuf dan Zulaikha berinteraksi, tetapi dia tidak menampakan. Dia tahu diri kalau dirinya bukan apa-apa bagi Yusuf. Hubungan mereka hanya atasan dan bawahan di kantor.
***
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Tunggu kelanjutannya ya! Jangan lupa untuk selalu klik like, komentar, favorit, hadiah dan Vote-nya juga. Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
dasar yusuf semua di baikin kn jd pd baper tuh cwe² perawan 🤦♀️🙄
2025-03-20
0
Susilawati Rela
cie saling cemburu, nih Yusuf terlalu baik spa tebar pesona seh...🤭🤭
2022-04-09
2