Wajah Asiah cemberut ketika Yusuf datang menjemputnya. Hal yang tidak biasa terjadi kepada putrinya.
"Sayang, kenapa?" tanya Yusuf sambil mengelus kepala anaknya.
"Sepertinya Asiah tadi bertengkar dengan Adam," balas Bilqis karena Asiah diam saja.
"Mereka bertengkar? Karena ada masalah apa lagi sekarang?" tanya Yusuf sambil memandang ke arah Bilqis yang menundukkan kepala sambil memainkan ujung jilbabnya.
"Adam bilang kalau Asiah itu anak yang menyedihkan karena tidak punya seorang Ibu. Ibu yang selalu menyayanginya," jawab Bilqis.
Mendengar kata guru putrinya, hati Yusuf ikut terasa sakit dan perih. Selama ini dia berusaha mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada Asiah. Agar dia merasa tidak kekurangan kasih sayang. Serta merasa seperti masih punya seorang Ibu. Yusuf tahu peran Aisha dalam hidup Asiah tidak akan mudah tergantikan. Makanya, dia ingin mencari pendamping hidup yang menyayangi Asiah sama besarnya seperti Aisha. Meski banyak wanita di luar sana yang terang-terangan mengincar dirinya. Dia ingin mencari wanita yang menyayangi Asiah, juga sebaliknya. Asiah begitu menyayanginya.
Yusuf pun memeluk dan menggendong Asiah dan berkata, "Sayang, jangan bersedih. Kan masih ada Ayah yang sangat menyayangi Asiah."
Mendengar kata-kata Ayahnya membuat Asiah memeluk erat sosok laki-laki yang selalu mengurusnya. "Asiah juga sayang Ayah!"
Yusuf menangis dalam hatinya. Dia merasa gagal menjadi sosok yang selalu bisa membuat putrinya bahagia.
"Kami, permisi dulu Bu Bilqis." Pamit Yusuf.
***
Asiah mencurahkan isi hatinya kepada Zulaikha saat mereka akan makan malam. Asiah pun duduk di atas pangkuan Zulaikha dan memeluk erat sambil menangis.
"Jangan menangis lagi. Kak Zulaikha akan menjadi ibu untuk Asiah. Jika ada yang bertanya apa Asiah punya ibu? Jawab saja punya. Kalau orang itu bertanya siapa nama ibu kamu? Jawab saja Zulaikha Ainun Basir." Zulaikha bicara sambil mengelus kepala dan punggung Asiah.
"Beneran Kakak mau jadi ibu aku?" tanya Asiah dengan mata berbinar.
"Iya, tentu saja. Karena Kakak sangat sayang sama Asiah. Apa Asiah juga sayang sama Kakak?" tanya Zulaikha balik.
"Iya, Asiah sangat sayang sama Kak Zulaikha!" jawab Asiah sambil menganggukkan kepalanya.
"Jadi sekarang kita adalah ibu dan anak!" kata Zulaikha dengan tersenyum cantik.
"Yey, aku kini juga punya ibu!" Asiah berteriak dengan gembira.
Zulaikha dan Asiah tertawa bersama. Terlihat pancaran sinar kebahagiaan dari raut keduanya.
"Asiah mau panggil Kakak dengan sebutan apa? Ibu, Mama, Mami, Mommy atau Emak?" tanya Zulaikha.
"Hm." Asiah berpikir sambil mengetuk-ngetuk pipi gemulnya.
"Mama!" jawab Asiah dengan semangat.
"Oke. Mulai sekarang Asiah boleh panggil dengan Mama." Zulaikha menciumi pipi Asiah dan membuat bocah itu tertawa terkekeh karena geli.
Percakapan kedua orang itu di dengarkan oleh Yusuf. Ada rasa haru, tergelitik, kesal dan senang. Harus Yusuf akui kalau Zulaikha itu selalu bisa mencuri hati dan perhatian Asiah. Justru Yusuf berharap kalau Zulaikha itu menjadi sosok kakak bagi Asiah.
***
Hari ini Asiah mengawali hari dengan perasaan bahagia karena dia juga punya seorang Mama. Tentunya setiap Asiah memanggil Zulaikha dengan sebutan Mama. Hal itu terasa geli di telinga Yusuf.
"Assalammualaikum, Mama." Salam Asiah ketika Zulaikha masuk ke apartemennya.
"Wa'alaikumsalam, Sayang." Satu ciuman di kening Asiah. Asiah membalas dengan mencium pipi kanan dan kiri Zulaikha.
"Nanti pulang sekolah Mama jemput, ya. Kita akan main ke timezone. Bolehkan, Om? Aku dapat tiket gratis kemarin," kata Zulaikha sambil menatap Yusuf dengan tatapan memohon.
"Yah, boleh 'kan?" Kini Asiah yang menatapnya dengan mata bening memohon di betikan izin.
Mendapat tatapan seperti itu dari dua orang, Yusuf pun mengalah. "Tapi jangan pulang terlalu sore. Ayah pulang, kalian sudah harus ada di rumah!"
"Yey! Baik, Ayah!" Asiah memeluk dan mencium pipi Yusuf.
***
Zulaikha kini layaknya menjadi pengasuh enam orang anak. Asiah, Raihan, Rayyan, Sulaiman, Adam, dan Salwa. Mereka merengek kepada orang tuanya ingin ikut Zulaikha dan Asiah main ke *Timezone*.
"Anak-anak, ingat ... jangan berpencar jauh atau keluar area ini!" Zulaikha memberi peringatan kepada keenam bocah itu dan di angguki dengan semangat.
Mereka bermain selama 3 jam dan pukul 16.00 mereka pun harus mengakhiri acara main bersama. Zulaikha mengantarkan si Kembar pulang terlebih dahulu. Sementara Adam, Sulaiman dan Salwa ikut ke apartemen Yusuf. Nanti orang tua mereka akan menjemput ke sana.
"Mama, aku mandinya bareng Salwa, ya?" Asiah bersiap sambil mengambil handuknya.
"Iya, Sayang!" balas Zulaikha yang sedang berada di kamar mandi yang di luar karena Adam dan Sulaiman mau mandi.
"Kalian bisa mandi sendiri 'kan?" tanya Zulaikha pada kedua anak laki-laki itu.
"Tentu saja bisa, Tante," jawab keduanya.
"Tante? Kakak. Aku belum setua itu sampai harus di panggil Tante," gerutu Zulaikha.
"Kenapa marah? Kita 'kan harus panggil Tante sama Mamanya teman, iya 'kan?" Adam minta dukungan dari Sulaiman. Bagusnya temannya itu mengangguk.
"Tapi buat kalian panggil aku, Kakak. Nanti tidak akan aku ajak main lagi." Zulaikha mengancam bocah-bocah itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
zulaikha niarpun cuek blak²an tp bisa jd pengasuh yg baik 🤣
2025-03-20
0
لا تفوت أي رجل
zulaikah bar bar di luar lembut di dalam🤭🤣🤣
2024-07-11
1
Marsha Andini Sasmita
😀😀😀🍓😀😀😀
2022-11-09
1