Pagi hari Yusuf menghubungi Bilqis, hanya untuk memastikan dia mengajar atau tidak hari ini di Yayasan Al-Huda. Asiah meminta untuk menanyakannya karena dia kemarin mendengar kalau guru kesayangannya itu bagian masuk siang karena paginya mau ke kampus.
"Jangan cemberut dong, Sayang! Bu Bilqis juga sama kayak Asiah harus sekolah. Kan masih banyak guru-guru yang lainnya. Katanya kemarin Bu Hawa juga baik sama Asiah," bujuk Yusuf saat anaknya nggak mau pergi ke sekolah.
"Asiah mau belajarnya sama Bu Bilqis!" ujar Asiah kukuh dan memasang wajah cemberut.
"Bagaimana kalau belajarnya bersama Kak Zulaikha, saja?" Zulaikha yang sejak tadi diam menyimak turut bicara.
Mendengar itu, Asiah langsung tersenyum dan berkata, "Mau! Aku mau belajar bersama Kak Zulaikha!"
Asiah menghambur dalam pelukan Zulaikha. "Beneran 'kan? Kak Zulaikha nggak bohong!"
"Iya. Asiah ikut ke sekolah Kakak. Kita belajar di sana!" ucap Zulaikha dengan nada riangnya.
"Zulaikha, kamu jangan mengada-ada. Mana mungkin Asiah ikut ke sekolahan kamu?" Yusuf menatap jengah kepada gadis berseragam SMA.
"Tidak apa-apa juga, Om. Hari ini sekolah aku sedang mengadakan acara tahunan. Yaitu festival sekolah selama tiga hari. Dalam rangka ulang tahun sekolah dan acara ini terbuka untuk umum. Om juga bisa ikut melihatnya ke sana kalau mau," balas Zulaikha sambil memasang senyum cantiknya.
"Beneran? Kamu nggak bohong kan?" tanya Yusuf sangsi.
"Ish, si Om nggak percaya banget sama aku. Kalau aku bohong, Om boleh sentil jidat aku. Sebaliknya kalau aku jujur berikan aku ciuman." Zulaikha tersenyum jahil untuk menggoda Yusuf.
Melihat tingkah Zulaikha yang seperti itu, membuat Yusuf yakin kalau Zulaikha tidak berbohong. Menurutnya anak perawan satu ini sangat menyebalkan, tetapi sekaligus kasihan.
"Kalau Asiah tidak mau ke sekolah dan ingin ikut Kak Zulaikha, di sana harus menurut, ya! Jangan buat hal-hal yang menyulitkan Kak Zulaikha," kata Yusuf sambil melihat ke netra putrinya.
"Iya, Ayah. Asiah akan menurut sama Kak Zulaikha," balas Asiah dengan riang gembira bahkan melompat-lompat saking senangnya.
***
Saat masuk ke dalam lift mereka bertemu dengan si kembar, Rayyan dan Raihan. Mereka semua sangat terkejut.
"Assalammualaikum, Asiah!" Salam Rayyan dan Raihan secara bersama.
"Wa'alaikumsalam, Raya ... Ian." Asiah membalas ucapan salam temannya.
"Eh, ada si Kembar! Uncle Willi juga ada di sini?" Zulaikha menyapa mereka.
"Assalammualaikum, Kak Zul!" Si Kembar memberikan salam.
"Kebiasaan kalian panggil aku, Zul. Bisa nggak kalian panggil nama aku secara lengkap?" Zulaikha memasang wajah kesal kepada si Kembar.
"Assalammualaikum, Kak Zulaikha yang cantik, centil, cerdas, denok, montok dan senyumannya mengandung sejuta volt!" ucap Rayyan dan Raihan kompak.
"Hei kalian jangan ikut-ikutan Bintang! Awas loh Kakak nggak akan kasih kalian es krim." Zulaikha bertolak pinggang dihadapan si Kembar yang sangat suka membuatnya gemas.
"Assalammualaikum, Kak Zulaikha Ainun Basir." Si Kembar menyebut nama Zulaikha dengan benar.
"Wa'alaikumsalam, Rayyan dan Raihan." Zulaikha membalas salam dengan diiringi senyuman menawan.
"Kita akan tagih janji es krim-nya. Jangan lupa loh!" ucap Raihan dan Rayyan pun mengangguk.
"Kak Zulaikha, aku juga mau es krim," kata Asiah dengan tatapan memelas.
Zulaikha meringis ketika ditodong oleh tiga bocah kecil. Dia mana bisa menang melawan tiga bocah yang super aktif itu.
"Asiah boleh makan es krim, asal pergi sekolah dulu dengan Raya dan Ian. Nanti siang setelah makan siang boleh makan es krim dengan Kak Zulaikha," tawar Yusuf.
"Asiah mau ke sekolahnya Kak Zulaikha, Yah!" Asiah memberengut.
"Nanti Ayah jemput dan antarkan Asiah ke sekolah Kak Zulaikha, setelah makan siang. Bagaimana?" Yusuf bernegosiasi dengan putrinya. Asiah pun akhirnya setuju. Dia rela pergi ke sekolah terlebih dahulu demi es krim.
***
Sesuai kesepakatan tadi pagi. Yusuf mengantarkan Asiah dan si Kembar ke sekolahan tempat Zulaikha belajar. Sekolah elit bertaraf internasional. Sekolahan yang dibangun dengan megah di atas tanah seluas 3 hektar. Memiliki banyak ruang belajar dengan fasilitas komplit.
Zulaikha menyambut kedatangan 3 bocah kecil dan 3 orang dewasa. Asiah, Rayyan, Raihan, Yusuf, Sarah dan William.
"Uncle Willi, perasaan kalau datang ke Indonesia malah menjadi pengasuh si Kembar," ujar Zulaikha ketika melihat bule bermata biru.
"Tidak apa-apa. Toh aku bisa mencurahkan rasa cinta seorang ayah kepada mereka. Bagiku si kembar adalah anak-anakku," balas William sambil memperhatikan ketiga bocah yang sedang riang canda sambil makan es krim.
Yusuf dan Sarah hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sebenarnya Yusuf juga penasaran. Kenapa kedua anak Fatih memanggil William dengan sebutan 'Daddy', padahal jika dilihat dari silsilah keluarga mereka adalah buyut dan kakek buyut.
"Yang jelasnya, mereka adalah anak dari wanita yang Uncle cintai," tukas Zulaikha sambil tersenyum.
William yang gemas terhadap anak dari rekan bisnisnya itu, hanya bisa mencubit kedua pipinya. "Kamu belum merasakan cinta yang tulus. Jangan ngomong seperti itu!"
"Siapa bilang aku belum pernah merasakan cinta yang tulus. Asal Uncle Willi tahu aku itu punya orang yang sangat aku cintai dengan tulus. Dia adalah—" ucapan Zulaikha terputus saat Yusuf izin pamit mau kembali ke kantor karena jam istirahat sebentar lagi habis.
"Asiah, Ayah pergi dulu kerja. Nanti kalau pulang sama Kak Zulaikha dulu." Yusuf memeluk dan mencium pipi gembul Asiah. Putrinya pun membalas dengan hal yang sama.
"Om, nggak peluk dan cium aku juga," ucap Zulaikha sambil tersenyum menggoda.
Sarah membelalakan mata ketika mendengar ucapan Zulaikha. Dia melirik ke arah Yusuf yang kemudian menyentil jidat Zulaikha.
"Kebiasaan!"
Zulaikha malah meringis lalu tertawa sambil ngusap keningnya. Ada rasa iri di hati Sarah, melihat interaksi Yusuf dan Zulaikha. Saat bersamanya Yusuf selalu serius, sedangkan dengan gadis SMA ini, bawaannya santai bahkan banyak ekspresi yang diperlihatkan. Mau itu kesal, ketawa, atau membalas kejahilan Zulaikha.
'Yusuf, apa kamu juga bisa melakukan hal sama terhadapku seperti itu? Apa karena aku atasan kamu sehingga selalu menjaga sikap di depanku?' batin Sarah.
"Asiah, ingat jangan terlalu banyak makan es krimnya!" Yusuf memberi peringatan untuk putrinya.
"Es krim rasa coklat adalah yang paling enak!" kata Raihan.
"Tidak, rasa susu vanila yang paling enak!" tukas Rayyan sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
"Tapi rasa strawbery juga menurutku enak," sahut Asiah.
Ketiga bocah itu malah berdebat rasa es krim kesukaan mereka. William dan Zulaikha malah jadi penonton.
Seperti Asiah tidak mengindahkan peringatan dari Ayahnya. Dia menghabiskan tiga cup es krim berukuran sedang. Dia makan banyak karena penasaran dengan rasa-rasa yang lainnya yang direkomendasikan sama si Kembar.
***
Bagaimana kisah selanjutnya? Tunggu kelanjutannya ya! Jangan lupa untuk selalu klik like, komentar, favorit, hadiah dan Vote-nya juga ya. Dukung aku terus. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Ita rahmawati
william kn sm bilqis jd nyusuf sm siapa nti ini 🤔
kynya sm zulaikha aja deh soalnya asiah juga suka 😅
2025-03-19
1
Lina Maulina Bintang Libra
ko Yusuf g PGN bget si zulaika dkt am Asiah cma krna zulaika bar bar, ko q krng ska am cwo yg cma memandang fisik n tata bicara orang
2022-12-07
1
Marsha Andini Sasmita
🍓🍓🍓👍🍓🍓🍓
2022-11-09
1