Malam itu, Nada memenuhi permintaan Reno untuk datang di Cafe Ria. Motor sudah dia hentikan di tempat parkir, tapi dia masih saja duduk di atasnya sambil menatap cafe malam itu yang cukup ramai pengunjung.
Entah apa yang akan dikatakan Reno. Yang jelas dia harus benar-benar mempersiapkan mentalnya. Dia tidak boleh lagi terlihat lemah di depan Reno. Dan satu hal lagi yang sangat dia harapkan saat ini, semoga dia tidak bertemu dengan Aksara.
Nada melepas helmnya lalu turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam cafe. Terlihat Reno sudah berada di sana bersama Mira. Seketika langkah Nada terhenti. Mengapa harus ada Mira juga?
Oke, Nada.. Gak boleh mundur.
Nada menghela napas panjang dan meyakinkan dirinya sendiri. Dia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Reno.
"Maaf, menunggu lama." kata Nada sambil duduk di depan Reno.
"Gak apa-apa. Kita juga baru sampai."
Nada hanya terpaku menatap Reno dan Mira yang kini duduk di hadapannya. Mereka sangat serasi. Sudahlah, tidak perlu lagi mengharapkan dia.
"Na, saya minta maaf sama kamu." kata Mira sambil mengusap tangan Nada.
"Buat apa?"
Mira tersenyum, "Sebenarnya saya dan Reno sudah menjalin hubungan yang cukup lama, mulai dari kita SMA. Dulu Reno juga sempat cerita kalau dia dijodohkan sama kamu. Tapi saya tetap yakin, kalau jodoh itu tidak akan kemana. Kita bisa bertahan sampai sejauh ini, dan kita memang akan bertunangan. Tapi, hmmm, apa kedatangan kamu ini ingin meneruskan perjodohan kamu dengan Reno?"
Satu tepukan kini didapat Mira yang membuat Mira menoleh Reno. "Kamu bilang apa? Kita mau tunangan kan. Itu hanya perjodohan masa lalu, hanya harapan ibu aku yang bersahabat dengan ibu Nada."
"Tapi Mas, mungkin saja Nada menganggap perjodohan itu serius."
"Hmm, maaf." Nada memotong pembicaraan mereka berdua. "Saya tidak mungkin memisahkan seseorang yang saling mencintai. Saya yang salah tempat. Saya memang tidak seharusnya datang kembali untuk menemui Kak Reno."
"Nada, maafin aku ya. Aku sudah menghindari kamu selama bertahun-tahun agar kamu tidak terlalu berharap. Dan aku senang dengan kesuksesan yang telah kamu raih."
Nada hanya mengangguk samar. "Nggak apa-apa Kak. Selamat ya, semoga kalian bahagia."
"Iya, kamu juga. Pasti kamu juga akan segera menemukan kebahagiaan kamu."
"Saya, permisi dulu." kemudian Nada berdiri. Dia melangkah cepat menuju toilet. Air matanya sudah tidak mampu lagi dia bendung. Padahal dia sudah berusaha untuk tetap tegar.
"Loh, masih nangis aja." suara itu menghentikan langkah kakinya saat akan masuk ke dalam toilet. Memang kebetulan toilet sedang penuh. Lagi-lagi lelaki itu datang di saat yang kurang tepat. Di saat hati Nada sedang tidak baik-baik saja.
Nada semakin menangis sesenggukan.
"Nada?" Aksara berjalan mendekat. Dia merasa iba dengan Nada yang tengah berurai air mata. "Lo nangisin cinta sampai kayak gini? Gak ada gunanya!"
"Tahu apa lo soal cinta!" Nada menghapus air matanya asal.
"Cinta itu bisa buat bahagia, bukan buat menangis." Aksara menggenggam tangan Nada agar mau mengikutinya. "Ikut gue yuk!! Gue mau tunjukin sama lo, bahwa cinta itu memang indah."
"Aksa mau kemana?" terpaksa Nada mengikuti langkah Aksara. Mereka menuju taman yang berada di samping cafe yang memang ditutup sementara karena ada acara keluarga.
"Ada acara apa ini?" tanya Nada yang kini ikut duduk di sebelah Aksara di depan piano yang ada di sudut taman untuk mengiringi acara malam itu. Taman sudah dihias dengan sangat cantik. Banyak bunga bertaburan dimana-mana.
"Ada acara surprise melamar. Keluarganya Pak Bos."
"Gue gak berkepentingan di sini. Gue mau pulang aja." Nada akan berdiri tapi tangannya ditahan oleh Aksara, hingga dia kembali terduduk.
"Ssstt, gue mau tunjukin sama lo. Betapa indahnya cinta itu. Oke, biar lo berkepentingan di sini, lo bisa jadi pasangan main gue."
Nada mengedarkan pandangannya. Hanya ada dua pasangan yang menempati taman itu. Ya, pasangan yang sangat sempurna.
"Bos lo yang mana?"
"Yang pakai blazer silver, istrinya juga pakai gaun silver."
"Masih muda ya sudah punya cafe sesukses ini."
"Iya, umurnya masih 26 tahun. Bos itu patut dijadikan panutan. Di usianya yang masih muda udah sukses. Kisah cintanya juga. Mereka menjalin hubungan mulai dari nol hingga punya segalanya. Dan satu hal lagi semboyan dari bos Alvin yang terus gue ingat, cintai wanitamu maka dunia juga akan mencintaimu. Sampai separah itu bucinnya." Aksara tersenyum kecil.
Perasaan Nada mulai mencair. Dia bisa melihat sendiri pancaran cinta dari keduanya. Ya, sangat indah. "Lalu yang pasangan satunya itu."
"O, itu kakak iparnya bos. Dia masih mau melamar. Dari cerita yang gue dengar sih, dia pernah kehilangan di masa lalu yang membuatnya trauma. Dan sekarang akhirnya dia menemukan kembali cintanya."
Aksara kini melihat Nada yang lebih tenang dari sebelumnya. Bahkan air mata itu juga telah surut. "Begitulah cinta, indah bukan?"
Nada mengangguk kecil.
Aksara masih saja menatap Nada dari samping. Cantik juga.
"Aksa!! Pacaran aja lo!" Satu tepukan di pundaknya membuyarkan lamunannya.
"Aduh, Mas Adit ngagetin aja."
"Siap-siap bentar lagi."
"Oke. Kenapa gak pake lagu western aja sih. Kan bisa lebih romantis."
"Eh, ini yang nyanyi Rasya bukan lo. Udah lo ikutin ajalah." Adit menepuk pundak Aksara lalu membisikkan sesuatu di telinganya. "Beda lagi kalau lo mau melamar cewek di sebelah lo itu. Dia lumayan juga. Kali ini jangan sampai dia pergi."
Aksara tertawa seiring kepergian Adit.
"Teman lo? Karyawan di sini juga?"
"Ya, bisa dibilang dia itu wakilnya Pak Bos lah. Dia juga ikut handle cafe ini."
Nada hanya mengangguk.
"Nih, main lagu ini. Bisa?"
Nada tertawa renyah. "Gampang itu."
Mereka mulai memainkan piano itu. Nada terus menatap seseorang yang sedang menggandeng pasangannya berjalan menuju depan dekor bunga sambil bernyanyi.
Menatap indahnya senyuman di wajahmu.. Membuatku terdiam dan terpaku...
Mengerti akan hadirnya cinta terindah saat kau peluk mesra tubuhku...
Banyak kata... Yang tak mampu ku ungkapkan kepada dirimu...
Aksara terus menatap Nada yang ikut tersenyum bahagia melihat kedua pasangan itu. Gerak jemari mereka berdua dengan kompaknya menciptakan alunan lagu yang indah.
Aku ingin engkau selalu... Hadir dan temani aku...
Di setiap langkah yang meyakiniku.. Kau tercipta untukku...
Meski waktu akan mampu... Memanggil seluruh ragaku..
Kuingin kau tahu, ku slalu milikmu...
Yang mencintaimu.. Sepanjang hidupku...
(Tercipta untukku by Ungu Band)
"Will you marry me??"
Nada semakin tersenyum merekah saat melihat adegan live itu. Terlihat Rasya sedang berlutut di hadapan gadisnya sambil menyodorkan sebuah cincin. Gadis itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Rasya kini menyematkan cincin itu lalu beberapa detik kemudian mereka berpelukan dengan bahagia dan penuh cinta.
"Aksa, so sweet banget sih mereka." tanpa sadar kedua tangan Nada justru mengenggam tangan Aksara.
Merasakan hangatnya tangan Nada, ada suatu debaran yang berbeda di dadanya.
Kenapa jantung gue tiba-tiba loncat-loncat gini...
...💞💞💞...
.
.
Ini spin off nya dari Alvin dan Rasya ya.. Setelah cerita ini langsung gas ke cerita mereka lagi.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Zahra Amalia
boomlike mendarat kak, salam dari novelku ya judulnya pernikahan yang terpaksa 😊
2022-04-04
1
AuliaNajwa
ih kaget aku loh pas bilang Alvin msh muda 26 yg tdi nya dri 0 bisa sukses skrg aku lgsg inget Alvin sma Rili . Alvin kan cita2nya pngnt pnya resto. cussss lah lnjuttt lgi seruuu
2022-04-03
2