Tapi semua pergerakan macan itu menjadi sia sia, karena Guo Yun menempel di punggungnya bagaikan seekor lintah.
Tapi belati Guo Yun tidak pernah berhenti menghujani leher macan itu.
Macan hitam itu akhirnya mencoba menggulingkan diri, ingin menggencet Guo Yun dengan tubuhnya yang besar.
Tapi sebelum dia sempat menggencet Guo Yun, Guo Yun sudah menghilang dari posisi punggungnya.
Saat macan hitam ingin bangkit berdiri, Macan hitam itu baru sadar lengan depan sebelah kanannya, ternyata telah di lukai cukup.parah oleh Guo Yun.
Sehingga untuk sekedar berdiri pun terasa sulit.
Dengan tubuh terpincang pincang, macan itu bersiap untuk kembali melawan Gui Yun..
Tapi pergerakan nya justru menjadi semakin lambat, karena Guo Yun sudah melukai daerah sambungan kaki dan tangan nya.
Tak lama berselang Macan hitam. yang sadar dirinya bukan lawan Guo Yun.
Dia dengan tubuh terseok seok, berusaha mencoba melarikan diri kedalam gua.
Tapi langkahnya di hadang oleh macan betina, yang menantinya di depan gua.
Macan betina itu dengan gesit menerkam dan mengigit leher macan hitam itu dengan erat, hingga macan hitam itu jatuh terguling.
Macan hitam sempat berusaha meronta.
Tapi hanya sesaat saja perlawanannya, sesaat kemudian macan itu sudah terhenti melawan, setelah berkelenjotan beberapa kali kakinya.
Akhirnya macan hitam bertubuh besar itu tewas.
Setelah macan hitam itu tewas,. dengan ganas macan betina itu membelah perut nya, dengan kukunya yang runcing.
Lalu macan betina itu mulai mengkonsumsi isi perut macan Hitam itu dengan lahap.
Guo Yun yang merasa mual dengan kejadian itu,.dia memilih menjauhi tempat itu.
Membiarkan temannya makan dengan puas, Guo Yun memilih duduk santai bersandaran di sebatang pohon besar, melepas lelah.
Meski macan itu masih bukan lawannya, Guo Yun merasa cukup puas dengan hasil latihannya hari ini.
Cukup mendebarkan dan menegangkan.
Macan betina yang sedang asyik.memangsa isi perut macan hitam.
Tiba-tiba sepasang telinga nya bergerak gerak, dia mengangkat wajahnya dan menggereng keras kearah rerimbunan pohon di belakang Guo Yun.
Guo Yun yang merasa aneh dengan perubahan sikap sahabatnya.
Dia segera menggulingkan diri menjauhi pohon tempat dia bersandar.
Baru saja dia bergulingan menghindar, sebuah cakar besar berbulu lebat, langsung menghantam pohon tempat dia bersandar.
Pohon itu langsung roboh di hantam oleh cakar raksasa mahluk setinggi 4 meter, yang baru saja tiba di sana, karena mencium aroma darah.
Setelah di perhatikan dengan seksama, penyerang yang datang, ternyata adalah seekor beruang besar, yang sedang berdiri dengan sepasang kaki belakangnya.
Guo Yun buru buru kembali bersiaga menghadapi beruang besar tersebut, dengan belati di tangan nya.
"Growww,..!!"
Beruang itu menggereng marah,.sebelum berlari mengejar Guo Yun, lalu mulai menyerang Guo Yun secara bergantian dengan sepasang cakarnya, yang besar dan berkuku runcing seperti pisau.
Setiap pohon yang terkena serangan cakarnya pasti tumbang.
Ini menunjukkan bahwa, beruang coklat ini, memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Guo Yun berulang kali memanfaatkan kelincahannya, untuk menghindar sambil membalas menyabet atau menikam organ penting di tubuh beruang itu.
Tapi kali ini serangan Guo Yun selalu kandas di tengah jalan.
Karena belatinya tidak berhasil melukai Beruang besar itu sedikit pun.
Beruang itu selain memilik kulit tubuh yang tebal, dia juga .memiliki bulu yang kuat dan membantu melindungi seluruh tubuhnya.
Melihat berkali kali serangannya, selalu gagal, Guo Yun akhirnya beralih menyerang kearah mata dan lubang telinga beruang itu.
Perhitungan Guo Yun kali ini berhasil, akhirnya mata dan lubang telinga beruang itu, berhasil dia lukai dengan belatinya.
Beruang itu meraung marah,.
"Growww,..!"
Dia mengamuk menyerang kesegala arah, secara memba bi buta.
Melihat hal ini, Guo Yun memilih menjauhi Beruang, yang memiliki tenaga sangat kuat itu.
Beruang yang kehilangan arah sasaran, karena penglihatannya terganggu.
Kini dia menggunakan insting penciumannya, untuk mendeteksi keberadaan Guo Yun.
Setelah menemukan Guo Yun, dia kembali mencoba menyerang dengan sepasang Tapaknya yang besar.
Guo Yun yang tertarik untuk menjajal, seberapa jauh kekuatan serangan tapak beruang itu.
Akhirnya dia maju menerima sapokkan tapak beruang itu.
"Blarrr,..!"
Terjadi ledakan kuat akibat benturan dahsyat tersebut.
Beruang coklat terpental hingga menabrak sebatang pohon, di belakangnya hingga roboh.
Sedangkan Guo Yun dia langsung terpental bergulingan diatas tanah.
Guo Yun menyadari dirinya masih kalah tenaga beberapa tingkat di bawah beruang raksasa itu.
Guo Yun yang tidak mengenal rasa takut, dia malah menjadi penasaran dan ingin menahlukkan beruang itu.
Guo Yun tiba tiba tertarik untuk menggunakan kulit beruang itu menjadi.mantel kulitnya.
Terbayang hal itu, Guo Yun dengan nekad kembali maju.
Sekali ini Guo Yun menggunakan kegesitannya, secara terus menerus, dia menyerang satu titik yang terletak di sambungan kaki belakang beruang itu.
Guo Yun terus bergerak lincah kesana kemari, menebas berulang ulang ke luka yang sama, hingga akhirnya beruang itu tidak kuat dan roboh dengan sendirinya.
Setelah beruang itu roboh, Guo Yun dengan gesit menghindari serangan tapak beruang, yang menimbulkan angin keras.
"Wusss,..!!"
Guo Yun dengan gerakan cepat mulai memotong bagian leher beruang itu.
"Sreet,..!!"
Beruang itu meraung marah,
"Growww,..!!"
"Wusss,..!!"
"Wusss,..!!"
Sepasang Tapaknya yang besar dengan kuku tajam menyambar kesana kemari, seperti sedang melakukan gerakan merangkul.
Untungnya Guo Yun bergerak gesit, melenting keatas, lalu menyabetkan belati di tangan nya kearah leher beruang itu.
"Sreet,..!!"
Kejadian tebasan leher itu terjadi berulang-ulang, hingga luka lecet yang tipis semakin lama semakin dalam, darah mulai bercucuran semakin lama semakin banyak.
"Growww,..!!"
Beruang itu kembali meraung marah, menabrak kesana-kemari, hingga akhirnya roboh kehabisan tenaga dan darah.
Darah berceceran di mana mana, beruang besar itu akhirnya diam tak bergerak, dengan leher hampir putus.
Guo Yun dengan gembira mulai menggunakan belatinya menguliti kulit beruang besar itu.
Setelah beres Guo Yun pun berkata kepada temannya,
"Teman,.. di mana letak sungai terdekat..?"
Macan betina itu menghentikan kegiatannya, memangsa isi perut macan hitam.
Lalu dia bergerak menembus hutan, Guo Yun mengikuti nya dari belakang.
Macan itu berlompatan ringan melintas di dalam hutan, yang remang remang.
Tapi sesekali dia akan berhenti menoleh kebelakang, memastikan apakah Guo Yun masih mengikutinya atau tertinggal.
Setelah yakin Guo Yun masih mengikuti di belakangnya, Macan betina itu baru melanjutkan gerakannya.
Guo Yun yang mewarisi Ilmu meringankan tubuh berjalan di atas rumput, yang di ajarkan oleh Fan Li, tidak mungkin tertinggal.
Secepat apapun temannya itu berlari, Guo Yun tetap akan mampu mengikutinya tanpa kesulitan.
Akhirnya mereka tiba di sebuah kolam air terjun yang memiliki, aliran sungai dangkal yang berair jernih.
Di sanalah macan betina itu minum membersihkan darah yang menempel di wajahnya.
Lalu dia melompat ke kolam penampungan air terjun berenang kesana kemari, dengan bebas.
Setelah puas dia baru mencari tempat kering buat berjemur santai, sambil berbaring diatas batu besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 641 Episodes
Comments
John Singgih
beruang yang ganas di tangan Guo Yun berubah menjadi mantel bulu aja
2023-09-20
2
BaronMhk
👍👍👍👍👍
2023-04-25
1
BaronMhk
🙏🙏🙏🙏
2023-04-25
1