Wen Zhong mengamuk seperti seekor singa terluka.
Perasaan sedih marah kecewa menyesal bercampur aduk menjadi satu, menimbulkan sebuah kekuatan baru baginya.
Pedang sinar merah nya berkelebat kesana-kemari, tidak ada senjata yang mampu menahannya.
Tanpa sadar para pasukan pengepung bergerak mundur, karena ngeri, dengan kedahsyatan permainan pedang Wen Zhong.
Melihat hal itu Xiang Yan memberi kode agar pasukan tameng kembali maju, menggantikan pasukan tombak.
Di bawah kepungan pasukan tameng langkah Wen Zhong terhenti.
Pada awalnya dia beberapa kali meledakkan tameng di hadapannya.
Tapi tenaga manusia terbatas, tidak mungkin dia bisa terus menerus meledakkan tameng di hadapannya.
Saat nafasnya memburu, tangannya yang memegang pedang merah gemetaran.
Saat itulah para pengepung kembali datang, mencoba untuk menjepit dirinya dari delapan arah.
Wen Zhong yang masih belum mau menyerah, dengan sisa kekuatannya.
Dia berhasil melompat keluar dari pengepungan tameng, dia melepaskan tebasan dari arah belakang pasukan tameng itu.
Sehingga robohlah delapan orang pasukan tameng, yang ingin menjepitnya tadi.
Melihat hal ini, Xiang Yan kembali memberi kode.
Agar kini pasukan cakar elang baja
maju, mencoba untuk melumpuhkan Wen Zhong dengan lemparan cakar mereka, yang terhubung dengan tali rantai baja.
Wen Zhong yang di hujani senjata cakar dari atas bawah, setelah berhasil menghindar dan menangkis beberapa kali.
Akhirnya dirinya tetap tidak bisa lolos.
Yang pertama terlilit cakar tersebut adalah kedua kakinya, baru di susul dengan kedua tangannya.
Saat dia masih berusaha bertahan dari tarikan para pengepungnya.
Puluhan anak panah menembus punggungnya, sambungan lutut dan betisnya.
Wen Zhong akhirnya jatuh berlutut, dengan sepasang tangan terkunci dan di tarik ke kiri dan kanan.
Pedang sinar merahnya sudah jatuh tergeletak di atas tanah.
Wen Zhong mengangkat kepalanya, menatap dengan tanpa rasa takut sedikitpun.
Xiang Yan menghampiri Wen Zhong dan berkata,
"Wen Zhong aku berikan kamu satu kesempatan lagi..!"
"Menyerahlah,..! mengabdilah pada negara Chu yang agung..!"
"Nama kekuasaan harta dan wanita, semua nya menanti mu untuk meraihnya.."
"Bagaimana kamu bersedia..!?"
"Cuihh,..!"
Wen Zhong meludah kearah wajah Xiang Yan.
Tapi Xiang Yan sudah melangkah mundur sehingga ludahnya tidak berhasil mengenai sasaran.
"Xiang Yan,.. kamu dengarkan baik-baik,.. mengapa Ying Ying lebih memilih bersama ku, ketimbang diri mu..!?"
"Itu karena dia memandang rendah pada mu..!"
"Dulu aku tidak mengerti, tapi kini aku paham,.. kamu memang
an jing hina yang memalukan.."
ucap Wen Zhong sambil tersenyum mengejek.
"Kau,..!"
teriak Xiang Yan gusar.sambil mencabut goloknya yang berkilauan.
"Kenapa,..!? bukan kah ingin membunuh ku !? silahkan !"
"Siapa takut,..!?"
"Aku bersumpah suatu hari aku pasti akan kembali membalas kalian semua..!"
ucap Wen Zhong sambil mengedarkan pandangannya.
Untuk mengingat setiap wajah yang berada di hadapan nya.
"Crashhh,.."
Sinar perak golok Xiang Yan berkelebat. melewati leher Wen Zhong.
Kepala Wen Zhong langsung jatuh menggelinding di atas tanah, mulutnya terlihat tersenyum mengejek kearah Xiang Yan.
Sedangkan sepasang matanya, terlihat menertawakan, dan memandang rendah kepada Xiang Yan.
Seberkas sinar merah tak kasat mata meluncur keluar dari tubuh Wen Zhong.
Terbang membumbung keangkasa, terus melayang terbawa angin, menyeberangi sungai, melintasi daratan, hingga tiba kembali ke Negara Yue.
Tepatnya di bagian atap istana belakang, tempat kediaman permaisuri Ji Yu, istri Raja Guo Jian, yang terlihat sedang merintih kesakitan di dalam kamar, karena hampir melahirkan.
Cahaya merah tersebut menyelinap masuk melalui genteng, langsung masuk kedalam perut permaisuri Jiyu yang terlihat membusung besar.
"Ahhhhhhh,..!!"
Dengan sebuah teriakan keras, Permaisuri mengeden sekuat tenaga, sambil meremas kain sprei di dekat kepalanya sekuat tenaga.
"Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..!"
Akhirnya terdengar suara tangis melengking bayi, yang baru saja keluar dari ra himnya.
Bayi tersebut langsung di sambut oleh seorang nenek tua, yang ahli mengurus dan membantu wanita melahirkan.
Bibi tua itu dengan gerakan cepat memotong tali pusar bayi itu.
Membersihkan tubuhnya dengan air hangat, lalu membalutnya dengan kain hangat tebal dan lembut.
Dia sambil tersenyum gembira membawa bayi tersebut dengan hati hati untuk di tunjukkan kepada permaisuri Jiyu.
"Ratu, lihat putra mu tampan sekali.."
"Siapa namanya ? pangeran cakep ini,.. cup cup cup sayang.."
ucap bibi tua itu sambil bercanda dengan sang bayi.
Bayi itu tersenyum lebar, menanggapi ucapan si bibi yang membantu proses kelahirannya itu.
"Aduh,.. lucu nya pangeran kecil, lihat ratu,.. dia tersenyum.."
Permaisuri Jiyu tersenyum lemah dan berkata,
"Namanya Guo Yun.."
Permaisuri setelah menyelesaikan kata-katanya, matanya pun terpejam rapat.
Bibi tua itu dengan kaget menyerahkan Guo Yun kecil.keasisten nya.
Lalu dia mencoba memeriksa dan berteriak teriak memanggil manggil permaisuri untuk bangun.
Tapi permaisuri sudah tidak pernah bisa bangun lagi, dia sudah pergi untuk selama-lamanya.
Meninggalkan Guo Yun sebagai kenang kenangan terakhir darinya.
Guo Yun kecil seperti bisa merasakan pertalian batin, dimana ibunya telah pergi meninggalkan dirinya, yang baru saja lahir untuk selama lamanya.
Guo Yun kecil langsung menangis melengking sejadi-jadinya, meratapi nasib dan masa depannya, yang harus tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu lagi.
"Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..! Oekkk,..!Oekkk,..!Oekkk,..!"
Bibi Wang berlari keluar dari dalam kamar dengan wajah pucat.
Di depan kamar, dia menjumpai seorang pemuda tampan, yang halus perbawaannya, sepasang matanya sangat menenangkan siapa pun yang melihatnya.
Dia adalah perdana menteri Fan Li, teman main dari kecil permaisuri Jiyu.
Fan Li secara diam diam sejak kecil sudah sangat mencintai permaisuri Jiyu, tapi karena Fan Li tidak pernah mengungkapkan perasaan secara lisan.
Dia hanya selalu menunjukkan perasaan nya, lewat perhatian dan perbuatan.
Permaisuri yang tidak tahu mengenai perasaan Fan Li, akhirnya menerima perjodohan dari ayahnya, menikah dengan Guo Jian.
Seorang pangeran buangan, yang menjadi sandera di negara Wu.
Lewat permaisuri Jiyu, yang merekomendasikan Fan Li dan saudara angkatnya Fan Li, Wen Zhong.
Guo Jian bukan hanya berhasil meloloskan diri dari negara Wu, bahkan dia berhasil di angkat menjadi putra mahkota.
Setelah ayahnya Guo Jian mangkat, dia kemudian secara otomatis di angkat menjadi raja Yue menggantikan ayahnya.
Dengan bantuan Fan Li dan Wen Zhong, akhirnya dia berhasil membalas dendam, menahlukkan negara Wu.
Memperluas wilayah kekuasaannya, hingga menjadi salah satu negara besar, yang di segani oleh negara negara tetangganya.
Tapi dasar Guo Jian berwatak rendah, di saat istrinya hamil anaknya, dia malah mempercayai Bo Pi si perdana menteri baru yang korup.
Bo Pi menebarkan isu, bahwa antara Fan Li dan permaisuri Jiyu punya hubungan tidak jelas.
Sehingga Guo Jian jadi mencurigai anak dalam kandungan istrinya, adalah anak hasil hubungan gelap Istrinya, dengan Fan Li.
Semua tuduhan ini membuat permaisuri Jiyu dikucilkan dari istana, karena kesedihan, tekanan batin, dan kekecewaan yang sangat mendalam.
Akhirnya permaisuri mengalami kesulitan melahirkan, hingga akhirnya harus kehilangan nyawa dalam proses melahirkan Guo Yun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 641 Episodes
Comments
masjidi rjr
mengeden 🤣🤣🤣
2024-03-15
1
John Singgih
lahir kembali tapi nasibnya tidak terlalu baik
2023-09-20
1
BaronMhk
gitu jadi raja 🤨🤨🤨😒
2023-04-25
1