Tubuh Mu Gui Ying kemudian melayang ringan melewati 2 lapis barisan pasukan pengepung, dengan sekuat tenaga dia melemparkan tombak hasil rampasan nya itu
Tombak itu melesat melebihi kecepatan anak panah, suara tombak membelah udara, yang menimbulkan suara berdesing terdengar jelas
"Singgg,..!"
"Cusss,..!"
Tombak itu menembus tubuh tiga orang pengawal pelindung Xiang Yan.
Dan hampir saja tombak itu membunuh Xiang Yan.
Untungnya saja Xiang Yan, masih mampu bergerak sigap, dia langsung menarik tali kekang kudanya kuat kuat secara dadakan
Sehingga kudanya meringkik keras,
"Ngikkkk,..!"
Kuda Xiang Yan yang kaget langsung mengangkat kedua kaki depannya tinggi tinggi ke udara.
Xiang Yan menjadikan kudanya sebagai tameng, Xiang Yan sendiri lalu melompat dari punggung kudanya, bersalto diudara, menjauh untuk menghindari serangan tombak tersebut.
Xiang Yan berhasil meloloskan diri dari maut dengan wajah sedikit pucat.
Tapi tidak dengan tiga pengawalnya dan kuda kesayangannya, mereka semua langsung tewas ditempat.
Ketiga pengawal nya langsung tewas dengan tubuh tertembus tombak.
Sedangkan Kudanya tewas dengan tubuh tersate oleh tombak, hingga ujung mata tombak menembus punggung kuda.
Dari sini dapat terbayang seberapa kuatnya lemparan tombak, jendral wanita perkasa itu.
Pasukan pengepung segera maju menerjang kearah Mu Gui Ying, dengan tusukan tombak mereka.
Mu Gui Ying menggunakan tombaknya untuk di jadikan tumpuan tubuhnya, sebelum tubuhnya melayang keatas.
Sehingga tusukan tombak para pengepung, lewat di bawah tubuhnya.
Mu Gui Ying memanfaatkan tubuhnya, yang sedang melayang di udara, untuk menendang wajah para pengepung secara memutar.
Dia seolah olah sedang berjalan di atas wajah para pengepungnya, yang pada menjerit kesakitan dan terpelanting ke belakang..
Mu Gui Ying setelah mendarat di atas tanah, dia langsung memutar tombaknya, mengelilingi tubuhnya, bersiap menghadapi serangan berikutnya.
Melihat kecantikan dan kegagahan Mu Gui Ying, Pimpinan pasukan negara Lu, Jendral Soh langsung berteriak sambil tertawa mesum,
"Tangkap wanita itu hidup hidup,! bawa dia ke barak ku..!"
"Aku ingin dia melahirkan putra untuk ku..!"
"Ha,..! Ha,..! Ha,..!"
ucap nya sambil tertawa gembira.
Wajah Mu Gui Ying langsung menjadi merah padam, menahan rasa kesal dan malu nya.
Para pasukan pengepung mengikuti instruksi jendral Soh,
Mereka segera melempar senjata kait, untuk mengunci kaki dan tangan Mu Gui Ying.
Mu Gui Ying berusaha mati matian menangkis, setiap kait yang melayang menghampirinya.
Kait kait itu mirip cakar elang besi, pada bagian ujungnya, tersambung dengan seutas tali rantai baja.
Kait kait itu bisa di tangkis, tapi bila rantainya tidak dalam posisi di rentangkan.
Tali itu tidak mungkin bisa di putus.
Mu Gui Ying sempat memutus beberapa rantai, saat cakar itu meleset tidak berhasil mengunci kakinya.
Hal itu dia lakukan dengan cara menginjak cakar itu kedalam tanah, dengan kakinya.
Lalu dia menggunakan mata tombaknya, yang tajam untuk memutus rantai yang sedang direntangkan tersebut.
Tapi berhubung cakar besi yang di lemparkan kearahnya cukup banyak, di mana pada awalnya hanya membelit tombaknya.
Sehingga dia dan pasukan pengepungnya, terlibat saling betot satu lawan lima.
Kemudian di susul dengan kedua kakinya terkunci, lalu kedua tangannya juga ikut terkunci,
Sehingga kini tubuhnya telentang di udara di tarik dari empat arah.
Tombaknya pun sudah terlepas dari pegangan tangannya.
Di tempat lain Wen Zhong, yang mengkhawatirkan keselamatan istrinya.
Dia berlompatan menjejak kepala para prajurit barisan pengepungnya, lalu dia terbang menuju pengepung lapis kedua.
Di sana dia kembali menjejakkan kakinya di kepala para prajurit pasukan pengepung lapis dua.
Sambil terbang di udara melihat kondisi istrinya sedang kritis, dia langsung melepaskan 4 tebasan pedang merah, melesat memutus rantai baja, yang mengikat kaki dan tangan istrinya dari 4 arah.
"Tranggg,..! Tranggg,..! Tranggg,..!
Tranggg,..!"
Begitu rantai baja yang menguncinya putus, Mu Gui Ying dengan cepat, menjatuhkan diri nya keatas tanah bergulingan sekali, menyambar tombaknya.
Lalu dia menggunakan tombak nya untuk menyapu bagian kaki para pengepungnya.
Sehingga para pengepung nya pada terpelanting.
Mu Gui Ying memukul tubuh salah satu pengepungnya, yang terpelanting dengan tubuh terapung diudara.
"Bukkkk,..!"
Pengepung apes itu tubuhnya melayang deras kearah jendral Soh dari Negara Lu, yang tadi mengeluarkan kata-kata kotor.
Di saat bersamaan Mu Gui Ying menggunakan ujung tombaknya, mencongkel sebuah batu terbang keudara.
Kemudian dia memukul batu itu dengan bagian samping mata tombaknya.
"Tanggg,..!"
Batu itu melesat cepat menyusul di balik tubuh prajurit, yang terpental kearah Jendral Soh.
Jendral Soh dan para pengawalnya sedang fokus dengan tubuh yang melayang kearah nya, mereka tidak memperhatikan batu, yang datang menyusul di balik tubuh itu.
Tubuh itu berhasil di alihkan,oleh para pengawal, sehingga tidak sampai menabrak Jendral Soh.
Tapi batu yang datang menyusul, tanpa sempat di cegah, langsung menembus helm dan kepala Jendral Soh.
Hingga tubuh jendral tersebut jatuh terjengkang keatas tanah, dalam posisi helm dan kepala bocor.
Jendral Soh hanya berkelenjotan sebentar, sebelum meregang nyawanya, tewas di tempat dengan kepala berlubang.
Setelah Wen Zhong datang, para pengepung yang menggunakan senjata cakar elang besi menjadi kalut.
Pasalnya Mu Gui Ying, akan selalu menggunakan tombaknya, untuk di lilit oleh cakar elang besi itu.
Saat saling taring menarik seberkas sinar merah lewat.
"Trangggg,..!"
Semua rantai di putus oleh Wen Zhong, dengan cara tersebut, strategi Jendral Soh pun kandas di tengah jalan.
Para pengepung yang menggunakan senjata cakar elang terpaksa di tarik mundur oleh Xiang Yan.
Xiang Yan menukarnya dengan pasukan tameng dan tombak berkait, untuk melanjutkan kembali pengepungan.
Tombak berkait bertujuan untuk mengait dan mengunci senjata di tangan Wen Zhong dan istrinya.
Sekaligus bisa di gunakan untuk mengait leher dan kaki lawan.
Senjata ini cukup berbahaya dan harus di hadapi dengan hati-hati, dan penuh kewaspadaan.
Sekali salah, akibat yang di terima akan sulit di bayangkan.
Kini suami istri itu beradu punggung menghadapi serangan pengepung, yang senjatanya datang bagaikan hujan menyerang mereka dari segala arah.
Mu Gui Ying menusukkan tombak nya kearah salah satu pasukan tameng di hadapannya.
"Trakkk,..!"
Tombaknya tertahan oleh tameng pasukan di hadapannya, dengan memelintir batang tombak dalam genggamannya, sambil melakukan dorongan kedepan.
Mata tombak berubah menjadi mata bor yang langsung meledakkan tameng tersebut.
"Prakkk,..!"
Tameng itu pecah hancur berkeping-keping, mata tombak langsung meluncur deras menembus dada prajurit pemilik tameng itu.
Dengan menggunakan prajurit itu sebagai tamengnya, Mu Gui Ying terus mendorong pasukan tameng itu menabrak siapapun, yang menghalangi jalannya.
Wen Zhong membantu dengan menebaskan pedangnya kearah kiri dan kanan istrinya.
Agar tidak ada pengepung, yang bisa menyerang istrinya dan dirinya dari samping.
Dengan cara ini mereka kembali berhasil menembus satu lapis pasukan pengepung.
Tapi mereka tetap belum berhasil maju mendekati Xiang Yan, yang di jaga ketat pasukan berlapis lapis yang tiada habisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 641 Episodes
Comments
Akira
jadi di pertarungan ini tdk ada jurus khusus atau kekuatan ilmu2 khusus ya dari kedua pasangan suami isrri dan kedua ajudan nya, bener2 kemampuan fisik, skill dalam bertarung dan pengalaman mereka
2023-12-14
1
John Singgih
jendral mata keranjang belum tewas tapi pasukannya bagai tembok yang tak kunjung habis
2023-09-19
1
Aldi Salman
bagus alurnya
2023-05-15
1