Wei Su di saat-saat terakhirnya mengerahkan seluruh kekuatan terakhirnya, sambil berteriak keras.
Dia melemparkan gada nya mengarah ke dua orang komandan pasukan, yang sedang memberikan instruksi dan mengatur barisan pengepungan.
"Prakkk,..!! Prakkk,..!!"
Kedua orang komandan pasukan itu langsung terlempar dari atas punggung kuda tunggangan mereka.
Mereka terkapar tak bergerak di atas tanah, dengan kepala pecah berantakan, otak bercampur darah berhamburan di sekitarnya.
"Crebbb,..! Crebbb,..! Crebbb,..!"
Tiga buah tombak menembus dada perut dan punggung Wei Su.
"Crashhh,..!"
Sebuah Tombak berkait di tarik keras dari leher Wei Su.
Darah muncrat muncrat dari luka dada perut punggung dan leher Wei Su.
Luka paling parah, yang langsung menyebabkan kematian Wei Su, adalah luka di bagian lehernya, yang lukanya terbuka lebar.
Leher Wei seperti hampir putus dari tempatnya.
"Kakak,...!!""
teriak Wei Sin sedih', karena sedang di liputi perasaan sedih, saat melihat cara kematian kakaknya yang tragis.
Wei Sin menjadi kurang waspada,
"Crebbb,..! Crebbb,..! Crebbb,..!
Crebbb,..! Crebbb,..! Crebbb,..!"
Puluhan anak panah menancap di tubuhnya, Wei Sin sudah mirip seekor landak, akibat anak panah yang memenuhi tubuhnya.
Sambil berteriak marah,
"Arggggghhh,..!"
Wei Sin bergerak maju melakukan pembantaian, dengan seluruh kemampuannya yang tersisa.
Setelah berhasil membunuh tiga pengepungnya, sebatang anak panah yang menancap hingga menembus lehernya.
Membuat amukan nya terhenti, sepasang tongkat berulir nya, jatuh berkerontangan di atas tanah.
"Tanggg,..! Tanggg,..!"
"Blukkk,..!"
tubuh Wei Sin rebah tak bergerak diatas tanah.
Panah yang menewaskan Wei Sin, adalah panah yang di lepaskan oleh Xiang Yan dari jarak jauh.
Dia melakukan hal itu, untuk mencegah agar komandan pasukan nya, jangan kembali mengalami nasib yang sama, seperti pengepungan yang terjadi pada Wei Su.
Majunya Wen Zhong, istrinya Mu Gui Ying, Wei Su, Wei Sin.
Hanya berhasil menahan sebentar saja, sebelum anak panah kembali berhamburan menghujani pasukan harimau hitam, yang sedang kesulitan dan kehabisan tenaga.
Satu persatu pasukan harimau hitam akhirnya tetap jatuh berguguran, dengan tubuh tertembus anak panah.
Saat melihat kedua komandan mereka tewas mengenaskan,
Pasukan harimau hitam.
sambil berteriak marah, semuanya tanpa menghiraukan keselamatan mereka lagi.
Mereka maju bertempur dengan gagah berani, menyerang dan memporak porandakan pasukan tameng pengepungnya.
Dengan brutal mereka membunuh semua musuh, yang menghadang di depan mereka.
Perang brutal pun terjadi, di sini lebih banyak lagi pasukan harimau hitam, yang tewas di bawah hujaman tombak para pengepungnya.
Sedangkan pasukan pengepungnya, meski awalnya cukup banyak yang tumbang.
Tapi pada akhirnya, mereka yang berlindung di balik tameng, mereka semua berhasil mempertahankan diri.
Dan terus menggilas satu persatu pasukan harimau hitam, hingga tak bersisa.
Ketika matahari terbit di hari ke 5 pagi, di arena pertempuran kini hanya tersisa Wen Zhong dan Mu Gui Ying, yang di keroyok di dua tempat terpisah.
Mereka berdua terlihat seperti dua ekor singa, sedang di keroyok oleh sekumpulan hyena.
Meski mereka sangat kuat, tetap saja perlahan-lahan, mereka mulai terdesak oleh keroyokan beramai-ramai itu.
Seluruh tubuh mereka berdua telah penuh luka di sana sini, seluruh pakaian mereka bersimbah darah.
Hingga sulit di bedakan mana darah lawan mereka, mana darah mereka sendiri, yang mengalir dari luka luka di tubuh mereka.
Mu Gui Ying yang sudah kehabisan tenaga, berdiri dengan nafas memburu dan tangan gemetaran, bertopang pada tombak yang berdiri tegak di sisinya.
Lututnya pun terlihat gemetaran, mungkin, bila tidak di topang oleh tombak di sebelah nya.
Tubuhnya sudah terguling tidak kuat berdiri.
Mayat mayat bertumpuk tumpuk menggunung di sekitarnya.
Pasukan pengepung juga hanya berani mengepung dan mengawasinya dengan tatapan gentar.
Mereka terlihat ragu, untuk maju mengantar nyawa kepada wanita perkasa itu.
Beberapa komandan pasukan berteriak,
"Maju cepat,..!!"
"Wanita itu sudah kehabisan tenaga, jangan biarkan dia pulih.!"
"Maju..!"
"Serang,..!"
"Habisi dia,..!"
Teriak beberapa komandan itu sambil melepaskan panah, mendahului menyerang Mu Gui Ying.
Panah pertama berhasil ditangkis, tapi panah panah selanjut, semua berhasil mencapai sasaran.
Mu Gui Ying sudah tidak punya tenaga, untuk menghindar ataupun menangkis.
Melihat hal itu dengan nekad pasukan pengepung sambil berteriak keras, mereka kembali maju menerjang kearah Mu Gui Ying.
Mu Gui Ying yang sadar sudah tidak kuat mengangkat tombaknya.
Dia mencabut pedang hadiah perkawinan dari suaminya.
Pedang itu bersinar terang putih berkilau kebiruan.
Dengan pedang ringan, yang tidak terlalu panjang.
Mu Gui Ying mempertahankan diri, menghabisi siapapun yang berani mendekat menyerang nya.
Tapi para penyerang yang berdatangan tiada putus, akhirnya ada beberapa yang berhasil melukai sambungan lutut dan pergelangan kakinya, dengan tombak berkait.
Sebuah tombak datang dari arah belakang berhasil menembus pertahanan Mu Gui Ying.
"Crebbb,..!"
Punggungnya tertikam tombak bersimbah darah, sebelum dia sempat melakukan sesuatu, dari arah kiri kanan kembali datang dua tombak lainnya
"Crebbb,..!"
"Crebbb,..!"
Mu Gui Ying mengatupkan giginya, untuk mencegah dirinya berteriak kesakitan.
Dia menyabetkan pedang nya, yang terbang kearah leher kedua penyerangnya.
Setelah berhasil menebas leher dua orang penyerangnya, pedang itu kembali lagi ke tangannya.
Rupanya pedang itu tersambung dengan sebuah tali baja halus, sehingga dia bisa menyerang musuh dari jarak jauh, tanpa khawatir pedangnya terlepas dari pegangan tangannya.
Tapi baru saja pedang nya kembali ketangan nya, dua batang tombak kembali datang dari arah depan.
"Crebbb,..! Crebbb,..!"
Kedua tombak dari depan itu, kembali menebus perutnya.
Sedangkan kedua tombak yang menancap dari kiri kanan, sudah ada orang lain, yang menggantikan untuk mengendalikan nya.
Tubuh Mu Gui Ying terangkat keudara, tertahan oleh 5 tombak yang menembus tubuhnya.
Di saat Mu Gui Ying akan kembali menebaskan pedang terbangnya.
Dua tombak lain dari arah belakang kembali menembus tubuhnya.
"Crebbb,..! Crebbb,..!"
Pedang Mu Gui Ying pun kini terlepas dari pegangan tangannya, jatuh menggantung di udara, karena tertahan tali baja halus.
Mu Gui Ying sambil menahan nyeri dengan mulut berlumuran darah,
dia berkata,
"Suami ku,..! maaf,..! aku pergi dulu,..!"
"Bila ada kehidupan berikutnya,..aku masih akan kembali menjadi,.. istrimu lagi..!"
Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, kepalanya pun terkulai kebawah.
Xiang Yan yang melihat hal itu dari jauh, menggelengkan kepalanya, lalu memejamkan matanya sejenak.
Dua butir air bening mengalir di kedua sudut matanya.
Bagaimana pun wanita itu dulu, pernah sempat menjadi tunangannya, sebelum akhirnya memilih memutuskan pertunangan dan menikah dengan Wen Zhong.
Karena Wen Zhong jauh segala nya dari dirinya, baik ketampanan, kesaktian, kecerdasan.
"Istri ku,...!!"
Wen Zhong berteriak sedih, sambil menebaskan pedang sinar merahnya, yang membuat puluhan pengepungnya terpental kehilangan nyawa.
"Selamat jalan sayang,.. kau tunggulah aku.."
gumam Wen Zhong sedih sambil memejamkan matanya.
Setelah menghapus dua butir air mata nya dengan lengan bajunya.
Sambil berteriak keras, Wen Zhong terbang menerjang kedepan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 641 Episodes
Comments
John Singgih
pasangan setia cinta sampai mati
2023-09-20
1
BaronMhk
sedih
2023-04-25
1
BaronMhk
bener2 tragis
2023-04-25
1