"Jangan ada yang tersisa, aku benci jejak pengkhianat seperti Xian."
Ama kembali tertunda menekan tombol aktif peledaknya disaat Topan tetiba bersuara dingin.
"Iya, pergilah! banyak beo!" Ama terdengar ketus.
Topan pun menggerakkan kaki kanannya, namun tertarik kebelakang saat ujung jaketnya tersangkut.
"Hais, apa sih ini?!" Topan menarik tali yang mengganggu pergerakannya amat kuat. Dia tidak tahu, kalau tali itu adalah kunci rahasia milik Gerhana.
Dan...
Bugh...
Sekonyong-konyongnya, ada tali tangga monyet di susul tubuh lemah manusia yang jatuh dari atas plafon hampir mencium lantai keras, kalau Topan tidak sigap bin cepat menangkap tubuh Gerhana yang sudah tidak sadarkan diri, maka tubuh itu pasti kedubrak.
Ama pun terkejut di buat bidadari yang jatuh dari kayangan eh plafon ding.
"Pan!" Beo Ama saling pandang dengan mata bertanya tanya pun ke Topan. Dia tidak sadar sudah menekan tombol bomnya sendiri. Mau jadi sate mereka bertiga.
"Gerhana!" Topan baru melihat si empu wajah. Dia terkesiap lebih hebat lagi, di saat Ama baru menyilak rambut gadis itu yang menutupi wajahnya.
"Wanita ini 'kan? *****-mu, Pan!" Ama tercengir di beri hadiah plototan seram Topan akan ucapannya yang amat bar-bar.
"Itu artinya Gerhana adalah___"
"Hais, Lari Pan. Bom-nya menghitung mundur." Ama baru tersadar kalau bom yang ada di tangannya sudah klip ... klip ... berbunyi. Dia menyerka pengakuan Topan kalau Gerhana adalah anak Xian?
"Bego!" Topan mengumpat kasar. Dia pun mendahului Ama dengan Gerhana masih di dalam gendongan ala bridal style.
"Huawaaa, senjata makan mak ini sih namanya." Ama tiba-tiba bodoh karena panik sendiri. Bukannya bom itu dilepas tapi berlari seraya masih digenggamnya.
Para Kurcil lainnya sih sudah di atas mobil masing masing, menunggu Topan dan Ama yang tak kunjung datang.
Mereka kembali turun disaat melihat Topan berlari dengan adanya wanita digendongannya.
"AMA! BOMNYA LEMPAR BEGO!" Guruh yang melihat dari kejauhan adiknya hanya sibuk berlari tanpa melepas peledak itu, jadi berteriak kasar.
"Oh, iya ya!" Ama baru tersadar. Alih-alih melempar kebelakang, si model konyol itu malah melempar kedepan di mana para Kurcil sedang berdiri panik. Bom itu jatuh tepat di hadapan kaki Lautan.
"AMA!" Jerit kaget semuanya.
"Ama sialan, sedari tadi nyari gara gara mulu ke gue." Lautan mendengus kesal seraya mengambil bom itu yang hanya tinggal beberapa detik dan booommm... tepat lemparan sekuat tenaganya, peledak itu pun bertaring menghancurkan rumah Xian.
Tuinggg...
Lautan, Twins, Badai, Petir dan Vay, bergantian menoyor kesal jidat Ama. Miko yang hanya anak buah memalingkan wajahnya sekedar mau menertawakan Ama.
"Kak Ruh," manjah Ama. Dia mengaduh sakit minta pembelaan kakaknya. Tapi Guruh malah pura-pura tuli. Guruh lebih tertarik ingin tahu tentang wanita yang masih di gendong Topan.
"Pan, itu 'kan__" Guruh di jeda oleh Topan.
"Ayo buruan ke markas, terutama kamu Badai. Ikut aku dalam satu mobil. Wanita ini lagi dalam keadaan tidak baik-baik, butuh pertolongan pertama dari ahli medis mu."
Topan segera beranjak cepat, di susul yang lainnya pun.
...****...
Sampai di markas, Topan segera membawa Gerhana masuk ke ruangan khusus medis teritori kebanggaan Badai.
"Kalian tidak boleh masuk," pelit Badai menahan semua teamnya di pintu kaca buram itu.
"Huu..." Ama bersorak kesal. Badai tidak peduli, dia lebih memilih pintu itu di tutupnya rapat rapat.
"Kamu pun keluarlah." Badai juga mengusir Topan.
"Tapi, Dai__"
"Tidak ada tapi-tapian." Badai benar benar tidak mau diganggu dalam berkonsentrasi, seraya berucap dia bersiap siap memakai akribut kedokterannya, stetoskop sudah siap di leher untuk memeriksa keadaan Gerhana yang terbaring lemah di bed itu. "Dan kenapa wajahmu tegang begitu, eum? Apakah wanita club ini sudah memenangkan hati mu?" Badai mengejek. Tangan lih
"Lakukan saja tugas mu. Gadis ini kunci utama kita tentang chip itu, jadi selamatkan nyawanya. Aku yakin dia adalah anak Xian." Topan pun beranjak keluar setelah berucap datar ke saudaranya.
Kurang lebih sepuluh menit, Badai sudah selesai memasang jarum infus di punggung tangan Gerhana, selang oksigen pun sudah tersambung di indera pengendusan Gerhana. Keseluruhan kondisi gadis itu sudah dia cek dalam rinci.
"Kurang lebih satu jam lagi kamu di plafon yang minim oksigen itu, maka nafas mu berakhir end."
Badai menghela nafas panjangnya, dan beranjak keluar untuk menemui para sahabatnya.
"Bagaimana? Kondisinya baik baik saja, kan?" Topan segera mencerca adiknya, sontak membuat Kurcil lainnya heran karena air muka Topan kali ini benar-benar ketahuan sangat mencemaskan wanita yang ada di dalam sana.
"Masa kritisnya sudah lewat." Terang Badia singkat seraya mengambil duduk di tengah tengah Vay dan Ama.
"Kamu menyukai anak Xian, Pan?" Petir langsung ceplos menuding Topan.
"A-apa kamu ucapkan, mana ada begitu?"
Dan seumur persahabatan mereka, baru kali ini para Kurcil mendapati si Simba berucap nervous.
"Bagus kalau begitu. Pengkhianat harus di musnahkan tanpa ampun." Petir sengaja meniru gaya slogan Topan. Dan rupa rupanya air muka sang empu slogan melengos tidak terima kalau Gerhana dicap pengkhianat.
"Kita tunggu saja wanita itu sadar. Baru kita bisa bertanya-tanya tentang chip kita, dan bila mana wanita itu berbohong dan bertele-tele, maka sorry ... end." Guruh menimpali ucapan sadis Petir. Topan semakin terlihat gelisah.
Dalam hati kok, rasanya panas ya untuk Topan terima kenyataannya kalau wanita yang menarik perhatiannya akan di eksekusi oleh para sahabatnya. Dan lihatlah, mata jahat teamnya sudah mencerca menatapnya. Tapi Topan lebih memilih diam seribu bahasa.
"Eh, apa Pelangi tidak tertarik tentang ini? adakah yang melihatnya? kita sedari tadi berisik tapi batang hidungnya kagak muncul lho, biasanya 'kan itu anak paling heboh." Vay bersuara.
"Ma-maaf, Bos. Nona Pelangi diam diam telah pergi meninggalkan markas, kami di ancam agar tidak mengikuti mobilnya." Satu anak buah Topan melapor takut takut.
"Apa? keluar dengan kaki masih belum sembuh?" Topan terkejut dan segera berlari cepat untuk mencari keberadaan Pelangi. Rahangnya mengeras karena Pelangi melanggar titahnya untuk tidak keluyuran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ran Aulia
hahaha Ama kocak banget 😂😂😂
2024-04-07
0
Siapa Aku?
lanjutkan
2022-05-22
3
Irma Tjondroharto
owalah Pe...km ngapain coba...klo udah sembuh nti baru kabur dari kembaran dan adik twins mu
2022-04-25
3