Boom
Ledekan frekuensi sedang terjadi ulah Topan yang menaruh bom tempel di gerbang tinggi the Hawk, pintu itu pun hancur begitu mudahnya.
Mafioso para the Hawk yang bertugas di tengah malam itu di buat terkejut hebat, awalnya mereka tidak tahu ada penyusup karena di CCTV patroli mereka tidak ada hal mencurigakan, ternyata sudah di retas...damn it.
"Nyalakan sirine." Pekik dari musuh, namun tidak bisa, semua tombol sistem sudah di kuasai oleh si ratu hacker-Vay yang ongkang-ongkang kaki di mobil dengan mata jeli itu selalu mengamati layar hackernya.
Dor...
Dor...
Dor...
Suara tembakan senjata api pun saling membeli satu sama lain, sembilan Kurcil Smart itu maju dengan pistol masing-masing bersuara menggemam
"Berisik sekali!" Ujar Ratu bom-Purnama dan... boom.. Satu coklat kesayangan-nya ia lempar. Musuh yang bergerombolan keluar banyak dari pintu utama, tumbang seketika, padahal belum sama sekali membantu temannya yang di bantai habis oleh Kurcil lainnya di pelataran itu.
"Hahahaha, rasakan coklat ku!" Pekik riang Purnama.
Di sisi Twins, Angkasa-Bhumi. Ke-duanya saling berkolaborasi menghadapi sensor tembak di bagian barat, bukan hal mudah... mereka berlari, berguling dan saling melempar patch bomb tiap perdetiknya demi mengelabui sensor tembak canggih itu.
Dor..
"Hais!" Pekik Angkasa, hampir tertembak, jaket hitam bagian bahu sobek karena terserempet sistematis tembak, ia pun berguling, mencari tempat aman.
"Dek!" Cemas Bhumi bersembunyi di sela tong drum besi yang kosong.
"Tidak masalah dan tangkap..." Angkasa melempar bom tempel itu ke Bhumi sebagai tindakan terakhir. Sistem tembak otomatis di atas sana masih mendeteksi pergerakan mereka.
Hap..
"Oke!"
Lemparan dan tangkapan sempurna, Bhumi segera saja berlari gesit, berlompat untuk menempelkan bom tempel di kaca anti peluru yang sedikit jauh untuk di jangkau oleh pijakan, dengan itu sebisa mungkin ia berlompat tinggi dengan pijakan miring di tembok itu sebagai loncatannya.
Tepat pergerakan Bhumi satu detik awal, Angkasa pun keluar dari persembunyiannya demi mengelabui sistem tembak itu, Pikirnya... supaya Bhumi mudah dalam mengerjakan tugasnya, ia rela berkelit sana sini di tembak asal kakaknya berhasil.
"Hati-Hati!" Pekik Bhumi, seraya menempelkan bom frekuensi ledakan tinggi, "Ade, tiarap!" Aba-aba peringatan Bhumi tidak di dengar Angkasa, hingga...boom.
"Aduuhh!" Ringis Angkasa, terkena panasnya ledekan yang menghancurkan tombol sistem itu.
"Hehehe, sorry! aku kan uda memberi aba-aba."
Bhumi menjulurkan tangannya ke adik kembarnya yang tersungkur ke tanah, membantu untuk berdiri, pipi Angkasa cemong berdebu.
"Hem!" Dehem malas Angkasa, menerima tangan kakak beda lima menitnya itu.
Di sisi Kurcil lainnya, mereka masih saling menyerang, semua musuh yang tidur kini terbangun karena mendengar keributan di luar, Pemimpin utama The Hawk yang sudah berumur sekitaran 45-an, ikut terganggu tidurnya akan laporan salah satu Mafioso-nya.
"Siapa? Kurcil Smart? Nakmuay Xian itu?" Kaget sang ketua, mengulang kembali nama penyerang itu. Wanita simpanannya di dalam kamar segera memasang bajunya yang tadinya hanya berselimut tebal.
"Iya, Bos!" Sahut sang pelapor, takut takut dengan wajah itu menunduk.
"Bantai semuanya, kita tidak boleh kalah, dan ambilkan senjata ku, Akhirnya si pembuat chip itu datang mempersembahkan sendiri nyawanya." Seringai sang Ketua amat terlihat percaya diri bisa merebut chip itu, ia mengira bahwa chip yang tadinya di rebut Xian dari Topan kini kembali di tangan Topan.
Padahal Topan dan Kurcil lainnya datang mencari keberadaan chip canggihnya, lalu di mana?
" Kurcil...kalian dengar?" Vay bersuara di dalam mobil.
"Katakan!" Sahut Topan, katana sudah bermain di tangan, bertarung yang kini sudah berada di dalam rumah besar itu untuk mencari si ketua The Hawk. Mafioso yang menghalangi jalannya ia tebas tanpa jijik dan tanpa ampun.
"Rumah jangan di ledekan, ada banyak anak kecil di suatu ruangan, Petir dan Lautan? kamu mendengar ku terutama kamu si ratu coklat bomb ?"
"Aku di sini sayang, selalu untuk mu!" Sahut Petir selalu menggoda wanita favoritnya sejak dari kecil.
"Adik ipar pun di sini!" Jawab Lautan, menggoda Vay. Adik kakak itu saling memunggungi, menembak musuh yang berada di lantai dua, yang mendekati mereka akan terkena senjata api dengan olesan peluru beracun milik si ratu racun-Pelangi.
Brak..dor.. dor.. Musuh tumbang satu persatu, ulah Kurcil Smart di tempat berbeda.
"Uh, DJ mana?" Vay melenguh, ia kebisingan suara tembakan itu, padahal ia hanya mendengar melalui earphone, mendengar musik Dj lebih baik, pikirnya.
" Tapi aku suka bermain coklat, tapi ya sudahlah... mungkin senjata api lebih baik saat ini." Dor... suara tembakan Ama menggemah, ada musuh yang bersembunyi ingin menembak kakak tersayangnya.
"Good!" Guruh mengedipkan matanya ke arah Purnama, mereka berdua bersembunyi di sela lemari, rumah mewah itu bak kapal pecah terkena peluru sana sini.
" Pelangi dan Badai, ada musuh sepuluh orang, tepat di lorong yang kalian tuju, hati hati mereka membawa jenis senjata kecepatan tinggi dalam melesat."
"Thanks, Bule! kami mendengarnya." Sahut Pelangi, di angguki Badai yang selalu berkolaborasi. anak kembar itu pun bersembunyi di saat ada suara derap kaki mendekat.
Dan...
Dor...
Dor..
Dor...
Suara tembakan membabi-buta lepas dari tangan Pelangi-Badai, bukan hanya satu tangan yang menembak, tapi ke-dua tangan itu memegang senjata masing-masing.
" Kalian lebih berisik, dasar iblis semua!" Umpat Vay mencopot sejenak earphonenya.
"Dan kamu mamake nya iblis!" Sahut Badai tersenyum miring, mengembalikan umpatan Vay, sayangnya Vay tidak mendengar itu, Petir lah yang tertawa di tempat lain.
Dan Sepuluh musuh pun telah tumbang di lorong itu akan keberingasan Pelangi dan Badai yang selalu bersama.
Pelangi menekuk lututnya, mau mengambil dua senjata yang di terka Vay adalah jenis senjata berkapasitas cepat melesat.
"Aku coba ah." Seringai cantik itu terlukis. dan kembali berjalan hati-hati di lorong itu yang tertuju ke arah penjara, di mana kata Vay ada anak kecil korban dari Mafia the Hawk yang menggeluti bisnis ilegal....menjual organ manusia, sangat keji.
"Vay, Cari keberadaan ketua The Hawk." Pinta Topan, ia sudah bosan berlama lama dalam bermain bersama anak buah The Hawk, payah batinnya.
" Belum terlihat." Sahut Vay "Oh, Astaga... Badai Pelangi, Stop dalam melangkah!" Pekik Vay heboh sendiri di dalam mobil itu.
"ADA APA?"
Semua Kurcil Smart ikut terpekik penasaran, entah apa yang di lihat Vay dari hackernya. Topan akhirnya mencari keberadaan kedua adik kembarnya, ia selalu mementingkan keselamatan Pelangi dari pada nyawanya sendiri.
"VAY, ADA APA?" Topan membentak, Vay hanya menyuruh ke-dua adik kembarnya untuk tidak bergerak tanpa memberitahukan ada apa sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
ada jebakan kah😱
istilahnya bikin ngiler, padahal... hedeh... madu, coklat...🤤🤤🤤tapi membunuh
2022-04-19
2
Arida Retna Nugrahani
kereenn
2022-04-11
3
off
lanjut kak sumpah seru banget 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-04-04
2