Dor...
"KAK!" Si Twins berteriak. Topan-kakaknya itu tertembak tepat di bagian lengan bicepnya.
Semua Kurcil Smart yang mendengar itu melalui earphone terpaku di tempat.
TOPAN KENAPA? Tanya para Kurcil lainnya kecuali si Twins dan Vay yang melihat itu lewat hackernya.
"Aku serahkan evakuasi ini ke kalian." kata Pelangi ke Badai, Lautan, Petir dan Guruh dengan nada cemas. Dia pun segera menyerahkan anak laki-laki yang di gendongannya ke Lautan dan berlari mendahului anak anak yang harus di tolong mereka, menuju titik keberadaan saudaranya.
Badai pun sebenarnya cemas ke kembarannya tapi dia tidak bisa meninggalkan korban Hawk yang butuh pertolongan yang berada di gendongannya karena infeksi bekas luka bedah.
"Tidak apa-apa!" Terang Topan melapor, tidak mempersalahkan luka tembaknya. Ketua Hawk yang berhasil melukai Topan tersenyum jumawa yang saat ini bersembunyi di dekat lorong demi menghindari serangan demi serangan peluru dari Twins yang melindungi Topan.
"Cepat tembak lagi dan bunuh mereka." Titah sang ketua ke anak buahnya.
Dor..."Hohoho, jangan harap!" Suara Ama yang muncul dari belakang persembunyian Hawk terdengar mengejek dengan tembakan sudah melayang ke satu bodyguard itu. Dia kembali ingin menembak, tapi pelurunya habis. Purnama mengumpat dalam, niat hati ingin jadi wonder woman untuk si kembar, eh...jadi buntung kesiangan.
"Wanita sialan!" Bentak sang ketua Hawk.
Dor...
"Mami, help!" Pekik latah Ama kalau sedang tersudut pasti mami dia sebut, dengan tubuh luntur itu berkayang kebelakang demi menghindari tembakan sang musuh. Ama selamat, tapi masih di bidik oleh musuh.
Guruh yang mendengar kepikikan suara manja adiknya yang saat ini mengevakuasi bocah, jadi meradang sendiri.
"AMA!" panggil Guruh keras. Ama tidak menjawab yang masih berposisi mengayang.
Brakk..
Saat muncung tembakan akan tertuju ke Ama untuk kedua kalinya. Pelangi datang tepat waktu menendang tangan musuh yang ingin membidik sahabatnya.
Senjata itu pun jatuh.
"Sok jagoan!" seru musuh
"Tua bangka!" Balas Pekik Pelangi langsung memberi flying kick-nya ke arah ketua Hawk yang ingin menarik pelatuknya.
Damn it! Umpat ke tua itu, tendangan terbang ke udara itu membuat dadanya sesak hingga tersungkur ke lantai.
"Kalian kenapa diam saja, tembak mati mereka." Marah sang pemimpin ke enam anak buahnya.
Baik! Jawab mereka patuh.
Dan... dor..
Nyatanya tidak ada timah yang keluar dari senjata itu, hanya angin kosong. Pelangi menyeringai lebar mengetahui semua musuh dalam kehabisan peluru karena sudah di pergunakan untuk melawan Topan dan Twins.
Mereka akhirnya berbaku hantam.
Topan dan Twins yang kehabisan peluru pun, segera mendekat yang baru mengetahui kalau ada Pelangi dan Ama yang saat ini beradu jotos di sana.
Duagh Bugh bugh bagh...
Tadinya, Ama dan Pelangi di keroyok tujuh orang sekaligus di tengah tengah lingkaran musuh itu, tapi Topan dan Twins datang membantu.
"Kalian akan mati karena sudah menyentuh kulit adik ku." Topan murka karena Pelangi di keroyok, tangannya dia manfaatkan menumpuh di pundak Angkasa lalu memutar tendangannya ke musuh kecuali sang Bos Hawk yang sedang baku hantam bersama Bhumi.
"Ah, si Simba sudah turun tangan, kita bisa apa?" Kata Purnama tersenyum bak gadis polos.
Dua anak buah itu sudah di patahkan lehernya oleh Topan.
"Bisa duduk seraya menonton." Pungkas Pelangi langsung duduk mencari kenyamanannya, perutnya terasa nyeri karena dapat tendangan kuat.
Dan ke-dua wanita konyol itu pun duduk santai, menonton aksi Bhumi, Angkasa dan Topan.
" Aku pengin ketok palu kepala kalian! Dasar saudara laknat, tidak ada solidaritasnya" Vay bersuara malas yang melihat kekonyolan Pelangi dan Ama yang enak duduk menyender santai dengan punggung itu terpatri di tembok.
"Hahahaha, ada yang sewot Ama!" Pelangi tertawa kecil.
"Vay, kata Pe...kamu uda tua katanya karena sering marah, hahaha." Ama memprovokasi.
"Dasar kompor!" Pelangi menoyor jidat Ama yang terbahak bahak.
Vay hanya menghela nafas panjang di dalam mobil itu. Pantas saja Topan sering sewot, punya rekan pada konyol. Batinnya.
"Tenang Vay, lihat aksi ku ya." Kata Pe seraya memperhatikan jam tangannya yang bukan desain biasa, ada jarum beracun di dalam sana.
"Kamu mau apa?" Bingung Ama. Vay hanya memperhatikan kedua sahabat wanitanya.
"Aku mau ini."
Blass...
Arrghh...
Suara lolongan kesakitan anak buah yang berbaku hantam bersama Angkasa dan Topan seketika terkapar akibat jarum beracun Pelangi yang hanya membidik di tempat duduknya itu.
"Pe, jangan racuni dia!" Topan menunjuk ketua Hawk yang masih berkelahi dengan Bhumi.
Uhuk..
Konsen Bhumi pecah akan seruan Topan, dia terkena tonjokan di bagian dada itu hingga terbatuk memuntahkan cairan putih, tubuh itu pun tersungkur ke lantai.
"Hahahaha, kalian bisanya keroyokan!" Gelegar sang ketua dengan tangan berdecak pinggang.
"Behh, Aku lempar bom juga mulut besar mu itu, mata di gunakan Pak tua, kamu di ujung kematian." Kesal Ama akan kesombongan ketua itu yang notabenenya tinggal seorang diri.
"Kalian itu hanya bocah ingusan yang bisa di tipu oleh Xian, terutama kamu Topan, hahahaha!" Ketua itu meledek Topan yang berada di lingkaran si kembar plus Ama.
Topan sudah mengeraskan rahangnya, andai tidak membutuhkan info keberadaan chipnya, maka mulut itu sudah di robeknya.
"Mana chip ku?" Pinta Topan dengan suara mengintimidasi.
"Hei bocah, harusnya aku yang bertanya... berikan Chip itu. Kata Xian sebelum mati..Chip itu ada pada kalian!" Telunjuk itu menghardik Topan yang diam membaca air muka sang musuh.
Matanya terlihat jujur. Batin Topan mempercayai mulut pedas itu.
"Ayo berikan Chip itu maka kalian bebas dari kematian hari ini." Pinta sang ketua tidak mau kalah, dia masih berbangga diri.
"Aww, Topan... Perut sakit di tonjok sama tua bangka itu, lihat juga pipi ku membiru di sentuh kasar sama penjahat itu." Akting Pelangi meringis. Pelangi mengompori Topan yang notabenenya tidak akan terima dirinya terluka. Pelangi merasa tidak ada gunanya berlama-lama ke orang yang ternyata tidak memegang chip yang mereka cari.
"Ah, sialan...kita menang tapi akhirnya kalah juga." Topan mengepalkan tangannya dengan suara marahnya.
Sang ketua Hawk yang merasa terancam, segera mengambil kuda kuda sebagai perlawanan. "Kalau kalian bukan pengecut, majulah satu-satu." Tawar sang musuh dengan tangan sudah mengepal erat.
"Aku tidak mau lagi berlama-lama." Kata Topan dan sreeeng.. Katana dia keluarkan dari sarungnya yang tergantung apik di punggung.
Sang ketua seketika berkeringat dingin melihat silau ketajaman mata pedang panjang itu.
"Tanpa senjata, majulah." Tawarnya lagi.
Sreeeng... Sreeeng... Sreeeng..
Topan tidak mendengarkan, tiga kali ayunan tangan itu bergerak menebas ke-dua tangan sang ketua dan terakhir kepala musuhnya itu sampai putus dengan lidah menjulur keluar.
" Hoekkk, iyuuuhhh... Topan sadis!" Vay bergidik jijik di depan layar hackernya. Bukan hanya Vay, Kurcil yang ada di dekat Topan pun bergidik jijik.
"Ayo pulang, kita kalah..dan Ama, kamu tahu kan tugasmu?"
Ama mengangguk, " Coklat ku akan meledakkan markas ini, pergilah duluan." Seru Ama dengan tangan sudah mengeluarkan bom kesayangannya.
Twins pun berjalan duluan.
"Sini kamu!" Delik Topan ke Pelangi, sejurus meraup tubuh Pelangi untuk di gendongnya yang katanya adik kesayangannya itu sedang sakit perut karena di tonjok, katanya! lengan bicepnya yang sebelumnya tertembak itu di biarkan nyeri karena beban adik kembarnya.
"Aku tidak apa apa__"
" Diam dan pegangan saja!" Malas Topan tidak mau di bantah dengan perlakuan khusus itu ke Pelangi.
Si Twins dan Ama tertawa diam diam dalam langkahnya, meledek Pe yang selalu dapat perlakuan seperti bayi.
"Ayo ayo... Sepuluh menit tempat ini akan Duar.." Instruksi Ama membuat kaki itu serba cepat dalam melangkah.
" Di mana chip itu?" Gusar Topan dalam langkahnya
dan...
Booom...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KYAKNYA XIAN SANG PELATIH MUAY THAI BLM TEWAS.
2023-03-05
0
💮Aroe🌸
topan kan yg kena😱 suara apa lagi tu? bom?!
2022-04-19
1
Arida Retna Nugrahani
hebat hebat hebat kabeeehh
2022-04-13
3