Braaak...
"TIDAK!!!"
Gerhana menjerit yang baru sadar dari mimpi buruknya di pagi hari ini. Peluh di dahinya yang sebesar biji jagung dia hela dengan nafas memburu.
"Mimpi di tabrak lagi."
Ya, itulah yang di mimpikannya... kejadian buruk yang pernah menimpanya kian masuk dalam mimpinya, dan gara gara di tabrak mobil pun dia kehilangan ingatan.
"Ehh, aku ada di mana?" Gerhana baru sadar dari alam bawa sadarnya, dia pun mengingat-ingat kejadian yang membuatnya berada di tempat mewah tersebut.
Setelah mengingat tentang Topan yang sudah tidak ada di hotel. Dia segera menyilak selimut secara kasar untuk melihat pakaiannya, apakah masih lengkap?
"Syukurlah, si cabul tidak menyentuh ku__surat?"
Matanya tidak sengaja melihat selembar kertas. Penasaran, dia meraihnya dan membacanya.
Kita pasti akan berjumpa lagi...
"Kita tidak akan berjumpa lagi karena kamu adalah biang masalah." Gerhana meremas kertas itu dan melemparnya kesal.
...****...
"Cuit-cuit."
Topan yang baru sampai rumah, langsung dapat godaan dari para Kurcil selain Pelangi dan Badai yang saling lirik di gazebo kolam renang.
Topan hanya datar, cuek bebek.
"Berapa ronde, Pan?" Goda Petir mengikis jarak dan berdiri di belakang Topan. Di mana Topan mengambil duduk di sisi Pelangi yang malah sok sibuk membaca majalah, Palangi mode protes.
"Tengok lehernya, Tir. Pasti banyak tanda cinta di sana, hahaha." Purnama yang sedang berenang bersama Vay, dan Twins, ikutan menggoda.
Guruh yang sibuk dengan laptopnya hanya tersenyum kecil mendengar suara Purnama.
Dor...
"Pastilah banyak!" timbal Lautan yang sedang berlatih tembak di pojok area kolam itu.
"Lihat dong, Pan? Dan rasanya enak nggak, Pan?" Petir ingin menurut konyol, tapi sebelum menyilak baju bagian leher Topan. Dia sudah lebih dulu di plototi oleh Topan.
"Kalian berisik!" bentak Topan dan segera beranjak dari gazebo itu, namun tiba-tiba ada pergerakan dari Pelangi yang menyerangnya.
Punggung Topan terkena kick keras dari saudarinya.
"PE?"
Semua terkejut nan bingung dengan tingkah tiba tiba Pelangi kecuali Badai yang malah ingin ikutan membantu kakaknya untuk menghajar Topan.
Para Kurcil segera beranjak dan berdiri mengelilingi Topan dan Pelangi yang nampak terlihat marah saat ini.
"Pe, kamu kesurupan?" tanya Topan seraya berdiri yang tersungkur tadi.
Hiaaakkk...
Pelangi bukannya bersuara, malah maju untuk menyerang lagi. Perkelahian pun terjadi.
"Pelangi!" bentak Topan seraya terus menangkis aksi adiknya, dia tidak melawan karena pantang baginya untuk melukai kulit Pelangi. Sebisa mungkin Topan hanya menghindar tanpa menyerang balik.
Bughh...
Bughh...
Topan terkena tonjok di bagian dada dan kembali terkena tendangan di bagian perut.
"Apa yang__"
"Bangun dan serang aku." Pelangi kembali beraksi. Kalau Topan tidak berguling maka tendangan (Kick) itu hampir mengenai pipinya.
"KAK!" pekik si Twins, melerai agar kakak Triplets nya tidak berkelahi.
"BIARKAN!" Seru Badai melerai Guruh dan Petir berikut Lautan yang ingin memisahkan.
"Tapi__"
Badai menggeleng ke Guruh yang ingin keras kepala. Akhirnya mereka menurut dan hanya menonton kegilaan Pelangi yang tidak ada angin dan hujan tapi malah bersenggol bacok ke kembarannya.
"Kamu marah kenapa, Pe?" Topan terpaksa mengunci tubuh Pelangi dengan cara memiting tangan Pelangi kebelakang dan lengan satunya dia kuncikan di leher Pelangi.
"Lepaskan kakak ku," hardik Badai. Dia turun tangan karena tidak suka melihat Pelangi di sakiti baik itu Topan sekalipun.
"Sialan!" Pekik Topan prustasi. Badai men-jab ( tonjok) pipi bagian kirinya hingga Pelangi sampai bebas dari kunciannya.
"SUDAH DONG!" teriak Bhumi dan segera memeluk Pelangi dari belakang yang kembali berniat menghajar Topan.
"Kak Badai juga, sudah dong!" Angkasa pun mengikuti cara Bhumi hingga Badai basah karena pakaian kuyub Angkasa yang habis renang.
"Lepaskan mereka, Twins. Biarkan mereka memukuliku sesukanya, aku tidak akan mengelak kali ini." Topan yang tidak tahu salahnya di mana, jadi memasang badannya. Dia berdiri di hadapan Pelangi yang masih enggan untuk bersuara. Hanya mata marah Pelangi yang kian memanas. Topan tidak suka melihat adik perempuannya di luar kendali seperti itu.
Bhumi pun melepaskan Pelangi, begitu pun Angkasa melepaskan Badai.
"Ayo pukul aku!" pinta Topan menatap Pelangi dan Badai bergantian.
"Kalian kenapa sih? akting, kah?" Bingung Purnama. Kurcil lainnya pun diam karena sudah di wakili pertanyaan Ama.
"Kita di sini karena chip itu, dan karena kamu juga, Topan. Kami rela membuang buang waktu di Negara ini karena kelalaian mu menghilangkan chip itu, tapi apa hah? kamu malah sibuk bercinta satu malam dengan perempuan murahan. BUANG-BUANG WAKTU!!!" Pelangi akhirnya memuntahkan uneg-unegnya dengan cara berteriak di hadapan wajah Topan.
Badai melihat tangan Topan mengepal erat di saat Pelangi berseru perempuan murahan, seakan-akan kembarannya itu tidak suka kalau Gerhana di hina.
Suasana semakin menegang saat ini dari pada perkelahian tadi. Para Kurcil baru kali ini melihat si Triplets beragumen alot di sepanjang umur mereka.
"Ayolah, Pe. Kamu dan kalian salah menilai ku__"
"Omong kosong!" sarka Pelangi di pembelaan Topan. "AKU MUNDUR DARI PERBURUAN CHIP ITU, AKU MAU PULANG KE INDONESIA SAAT INI JUGA." Pelangi berteriak emosi dan segera beranjak. Semua pada terpaku apalagi Topan yang keluh tiba tiba.
"Charel, siapkan pesawat ke Indonesia saat ini juga." Pelangi meneriaki salah satu anak buah kepercayaannya di sela langkah kesalnya.
"Pe, hai. Tunggu dong!" Vay mengejar langkah Pelangi. Begitupun Purnama.
"Biarkan!" Gelegar Topan. Vay, Purnama dan Pelangi berhenti di tempat. "Jangan hentikan dia. Dan siapa pun yang ingin mundur maka mundur lah dari sekarang. Aku tidak melarang kalian untuk tinggal membantu ku." sambungnya. Topan tau diri, karena kecorobohannya, dia kehilangan Chip berbahaya itu.
"Kenapa begini?" Kesal Guruh dalam hati. Yang lainnya tidak ada yang bergeming.
"CHAREL! KENAPA DIAM SAJA? SIAPKAN PESAWAT!" Pelangi kembali berseru kesal.
Anak buah yang bernama Charel sejenak menatap Badai yang menggeleng, kode kepadanya.
"CHAREL, KAMU BUDAK, HAH?"
"Maaf, Nona. Kabut tebal memperburuk cuaca hari ini." Charel hanya beralasan, mungkin itulah kode Badai.
"Menyebalkan." semprot Pelangi seraya menatap sinis ke arah Topan yang dari dulu membelenggu kebebasan pribadinya. Anak ke-dua Mentari itu pun pergi dengan hentakan kesalnya.
"Twins, ikuti Pelangi." Badai dan Topan kompak berseru. Sejurus, Badai melengos kesal ke Topan seraya menarik Petir. Keduanya mempunyai urusan yang masih tertunda.
"HAH." Desah kasar Topan seraya menarik senjata Lautan dan segera membidik kepala patung yang jauh di sana.
Dor
Dor
Dor
Purnama dan Vay merinding melihat kemarahan tertahan Topan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ayi Hadi
lanjuùt
2022-11-11
0
Arida Retna Nugrahani
ehhhmm seru
2022-04-22
2
💮Aroe🌸
pelangi napa tu? jealous ya😏
2022-04-22
2