"Kau sudah membawa satu orang juga ya?"
POV: Ares
Aku menatap anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi dariku. Rambutnya berwarna coklat dan sedikit bergelombang, warna matanya berwarna hitam. Lalu anak perempuan yang ada di sampingnya, wajahnya terlihat cukup pemalu, rambutnya hitam lurus, begitu juga dengan matanya yang hitam legam.
"Wah kau membawa anak yang cantik! Siapa namamu?" Vani langsung bergegas ke arah anak perempuan di samping anak bernama Ken itu, dan mulai menjabat tangannya.
"Ha-halo? Namaku Merlida Amelia. S-sa-lam kenal," ucap Merlida sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Aaaa jangan bersikap terlalu sopan~ kita semua seumuran sekarang!" Vani menegakkan kepala Merlida dengan memegang pipinya, hal itu membuat Merlida sedikit kaget namun segera tersenyum.
"Halo, namaku Ares Andrias. Salam kenal," ucapku ganti sambil menatap Ken dan Merlida.
"Halo Ares, aku Kenki Emora. Yah, kau bisa memanggilku Ken seperti Vani," ucap Ken dengan senyuman yang hangat. Aku sedikit terkejut, kukira Ken adalah anak yang kaku karena kesan pertamanya begitu. Tapi ternyata tidak.
"Oh benar aku belum mengenalkan diriku! Namaku Stevani Regan! Panggil aku Vani!" Vani segera merangkul pundak Merlida dan menyeretnya untuk duduk di atas karpet yang berbentuk lingkaran.
Aku juga segera duduk di sana, begitu juga dengan Ken yang duduk di sebelahku.
"Nah! Aku yakin pasti kalian ingin tau banyak hal di sini, jadi akan aku jelaskan secara singkat dan rinci. Tentang siapa kami, dan apa yang terjadi hari ini di kota kalian!" Vani berbicara sambil mengeluarkan sebuah gulungan yang dia simpan di bawah sofa. Perlahan gulungan itu dia buka, dan ternyata itu adalah peta dunia.
"Kami bukan berasal dari kota ini, lebih tepatnya ... tempat yang sangat jauh dari sini. Kejadian yang kalian alami hari ini, telah terjadi pada kami 4 bulan sebelumnya," ucap Ken dengan wajah yang datar.
4 bulan sebelumnya? Kenapa tidak ada berita apapun di media masa?
"Aku tau kau pasti bertanya-tanya kenapa tidak ada yang menyiarkannya di berita bukan?" ucap Vani sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku berdehem pelan sambil menjaga imageku.
"Karena ... pulau yang kami tempati itu.
Kini sudah lenyap."
Deg.
"A-apa? Lenyap? Bagaimana bisa?" Merlida bertanya dengan wajah yang setengah pucat. Jujur, aku juga kaget mendengar perkataan Ken.
"Pertarungan yang terus terjadi tanpa henti, membuat pulau itu masuk ke dasar lautan. Kami berdua berhasil keluar dari sana sebelum kondisinya semakin parah," tambah Vani dengan ekspresi sedih namun mulutnya tetap tersenyum.
"Nah sudah dari kami! Sekarang aku akan menjelaskan semua yang kami tau dalam 4 bulan tadi!
Pertama, kita sudah tau kekuatan kita karena adanya mimpi yang diberitahukan oleh seseorang. Dan sebenarnya jika kalian lupa, punggung tangan kalian akan ada tatto dengan tulisan itu jika kalian mau itu muncul.
Yang kedua, kekuatan ini mempunyai batas penggunaan yang kita sebut dengan chast, jika sampai melebihi batas penggunaan, maka kita akan memperoleh infik.
Infik itu sendiri adalah semacam hukuman yang muncul karena kita melebihi batas, infik ada 4 macam.
Infik putih berarti cedera ringan, seperti keram dan lumpuh sementara atau mimisan.
Infik kuning, menandakan cedera yang cukup parah. Seperti tulang yang patah, atau bahkan luka sayatan yang cukup besar.
Infik merah adalah infik yang berbahaya. Jika sampai memperoleh infik merah, maka hukumannya akan serius. Biasanya kita akan kehilangan salah satu Indra atau alat gerak kita.
Dan yang terakhir adalah infik ungu, artinya kematian. Tidak ada yang bisa mencegah infik." Ken menjelaskan pada kami dengan singkat dan jelas, dan tentu saja ada informasi baru yang kuperoleh.
"Aku ada pertanyaan!" Merlida mengangkat tangannya dengan ekspresi serius. Aku baru sadar rambutnya sama panjang dengan Vani, sepunggung.
"Apa itu?" tanya Vani dengan senyuman hingga menampakkan giginya.
"Kenapa setiap orang punya batas infik yang berbeda? Sepertinya ini salah jika berdasarkan kuat hebatnya kekuatan seseorang," tanya Merlida yang membuatku sadar. Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Tapi ternyata memang bisa saja setiap orang punya batas chast yang berbeda, ada yang chastnya awet dan ada yang boros meskipun baru dipakai sebentar.
"Oh kau benar, aku lupa menjelaskan bagian itu. Jadi begini, pada dasarnya yang terjadi pada tubuh kita adalah mutasi gen dari gas merah yang kita hirup dan serap.
Namun mutasi ini tidaklah sempurna." Ken menghela nafasnya sambil menunjukkan punggung tangan kirinya. Entah apa yang Ken lakukan, tapi chast miliknya mulai menyala, sedikit demi sedikit itu memunculkan sebuah angka.
60%.
"Apa maksudnya 60%?" tanyaku ganti padanya. Ken kembali menurunkan tangannya bersamaan dengan cahaya di tangannya yang mulai meredup.
"Itu adalah tingkat kecocokan, atau bisa saja kalian menyebutnya tingkat sikronisasi. Ini adalah hal yang menentukan banyaknya chast yang bisa kalian tampung serta banyaknya kekuatan yang bisa kalian keluarkan.
Semakin sering kalian menggunakan kekuatan, maka tingkat kecocokan kalian dengan gen mutasi akan bertambah. Chast dan kekuatan yang kalian keluarkan juga akan bertambah.
Namun, pada kondisi normal, orang hanya bisa mencapai tingkat kecocokan 90%. Tingkat kecocokan ini dipengaruhi juga oleh emosi, jadi sewaktu-waktu kalian bisa memperoleh tingkat kecocokan 100%, namun hal itu tidak bisa berlangsung lama, setelah faktor pemicu dalam diri kalian menurun, tingkat kecocokan akan kembali pada tingkat 90%," jelas Ken yang bisa kupahami, tapi sepertinya Merlida terlihat kebingungan.
"Sekuat apa orang dengan tingkat kecocokan 100%?" tanyaku lagi. Ken menatapku sambil tersenyum mengerikan.
"Mereka seperti utusan dewa yang turun, hanya orang dengan tingkat kecocokan 100% juga yang bisa bersanding melawannya," jawab Ken yang akhirnya terkena pukulan siku oleh Vani.
"Sebenarnya kami belum pernah bertemu dengan orang yang punya tingkat kecocokan 100% tapi yang Ken katakan tadi benar kok. Kecocokan 100% hanya bisa terjadi jika punya faktor pemicu, dan tidak bisa berlangsung selamanya," ucap Vani lagi. Aku mengangguk paham, dan saat aku menoleh ke arah Merlida, kepalanya sudah berasap. Sepertinya otaknya sudah terlalu banyak menerima informasi.
"Tapi ... apakah bisa tingkat kecocokan melebihi 100%?" Aku bertanya lagi yang dibalas oleh tatapan tajam dari Vani.
"Lebih dari 100% ya? Yang 100% saja aku belum pernah melihatnya, tapi jika memang bisa ... bukankah orang itu akan jadi manusia setengah dewa?" jawab Ken sambil berpikir. Setelah itu kami semua terdiam, aku dan Merlida yang masih mencerna informasi, serta Ken dan Vani yang terus menatap kami berdua.
"Baiklah, aku sudah paham. Lalu, apa tujuan kalian ke kota ini?" tanyaku lagi. Ken dan Vani tersenyum lega lalu mengeluarkan sebuah kompas.
"Kompasnya ... kenapa begini?" Merlida menatap kompas yang jarumnya hanya ada setengah. Vani segera mengambil kompas itu dan menatap Merlida.
"Ini adalah kompas yang sudah kami modifikasi, kompas ini menunjukkan arah kekuatan mutasi terkuat dari sini," jawab Vani yang tetap membuat kami bingung. Aku dan Merlida saling bertatapan, lalu menggelengkan kepala bersamaan.
"Jadi singkatnya ... kami butuh bantuan kalian untuk mengembalikan dunia ini menjadi normal lagi," ucap Ken dan Vani bersamaan. Aku dan Merlida terkejut, kami baru saja berpikir apa yang harus dilakukan untuk bertahan hidup, tapi mereka sudah mengajak kami untuk mengembalikan dunia ini?
"Caranya?" tanyaku. Ken dan Vani menggelengkan kepala mereka.
"Kami masih belum tau, tapi ... ini adalah ulah manusia! Jawabannya pasti bisa ketemu jika kita mencari lebih jauh! Dunia kita yang dulu memang sakit! Tapi dunia yang sekarang ini lebih mengerikan!
Aturan hanya akan berlaku jika orang yang punya kekuatan yang mengatakannya. Aturan hanya membatasi orang lemah tapi tidak dengan yang kuat.
Bahkan aku ragu apakah aturan itu masih ada jika dunia jadi begini!
Karena itu, kami mohon pada kalian. Dunia yang baru ini cacat dan justru membawa umat manusia pada kepunahan! Bantulah kami untuk mengembalikan dunia ini!"
TBC ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
mas kus
menarik...
2022-10-05
1
«Brooke X»
waduhh teenyata vani suka sama ares kiw kiwww
tapi first impression nya vani keknya bener deh
ares tuh menggemaskan
lucuuu banget waktu Ares bayangin mobilnya wkwkwkwk
2022-03-28
3