Bodyguard Tuan Muda
"Bodyguard kamu," kata Xavier Alva Januartha. Salah satu pengusaha kaya di Los Angeles.
"Dia? Cewek cupu ini?" tanya Ramaryo Kevlar Putra J. Pemuda blasteran Amerika—Jawa.
Ryo menatap remeh perempuan berkacamata dengan banyak bintik hitam di wajah. Dan jangan lupakan rambut pendek yang terlihat klimis.
"Aku Jelita," kata perempuan itu menunduk sopan.
"What!?" pekik Ryo menatap tidak percaya, "Jelita? Cewek jelek seperti kamu bernama Jelita?"
"Ya, nama aku Jelita."
"Ayah, kenapa kamu memberikan aku Bodyguard cupu dan jelek seperti dia? Untuk membunuh serangga saja dia pasti tidak bisa!" protes Ryo pada sang ayah.
"Kamu jangan meremehkan Jelita. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Ayah. Kamu harusnya bersyukur karena dia bersedia menjadi Bodyguard anak begajulan seperti kamu," kata Xavier tegas.
"Aku tidak begajulan!" sangkal Ryo.
"Tingkah kamu selama ini menunjukan betapa buruknya kamu, Ryo. Entah sudah berapa banyak perempuan yang kamu buat hamil, mungkin sekarang kamu sudah terserang HIV," sindir Xavier.
"Tidak mungkin! Aku bebas dari virus itu! Sudah aku bilang aku tidak pernah menghamili perempuan, itu hanya gosip," sangkal Ryo lagi.
"Gosip? Lalu kenapa kamu membunuh perempuan hamil yang mengaku telah mengandung anak kamu?" selidik Xavier memincingkan mata.
"Dia menipuku," ucap Ryo dengan masih mencoba membela diri.
"Mau benar atau tidak, tapi nama kamu sudah buruk. Kamu sudah di DO dari Universitas," final Xavier.
"Dan Ayah sengaja membuang aku ke Indonesia karena itu?" desis Ryo tidak terima.
"Ya, Ayah ingin melihat perubahan kamu. Berhentilah bermain wanita, aku tidak mau jika penerusku kelak adalah seorang maniak wanita. Ibu kamu pasti tidak akan tenang akan hal itu."
"Padahal Ayah tahu jika aku benci hidup di Indonesia. Negara itu adalah tempat Ibu terbunuh," lirih Ryo mengepalkan tangannya.
"Dan negara itulah kampung halaman Ibu kamu. Bukan salah Negara itu Ibu meninggal. Dia meninggal karena kecelakaan," jelas Xavier.
Ya, ini adalah salah satu alasan bagi Xavier untuk menghilangkan trauma pada putranya. Trauma akan ketakutan pada Negara yang tidak seharusnya dijadikan alasan untuk kepergian Istrinya, Ibu dari Ryo.
Ryo hanya diam saja, ingatan kematian sang Ibu masih menghantuinya selama ini. Jika dia tinggal di Indonesia sudah dipastikan dia tidak akan bisa hidup tenang.
"Ayah mengutus Jelita untuk mengurus dan menjadi Bodyguard kamu. Dia akan mengurus semua tentang kamu. Perlakukan dia dengan baik, Ryo," lanjut Xavier mewanti-wanti Ryo.
Ryo melirik Jelita dari ekor matanya. Perlakukan dengan baik, eh? Mana sudi dia memperlakukan perempuan jelek dengan baik. Perlakukan baiknya hanya dia dedikasikan pada perempuan cantik.
"Dan satu lagi, kalian akan tinggal di satu rumah," sambung Xavier.
"Yang benar saja!" protes Ryo tidak habis pikir dengan sang ayah.
Tidak boleh bermain wanita dan tinggal bersama Bodyguard jelek. Apakah ini hukuman yang setimpal?
**
Ramaryo Kevlar Putra J. Umur 20 tahun, berandal tengik, playboy, si otak selangk*ngan dan tidak ada kata baik dari dirinya.
Berlian Jelita Albirru. Di umurnya yang 19 tahun sudah menjadi seorang CEO dari perusahaan sepeda tersukses di dunia. Pintar bela diri, cantik, sexy, mandiri, dan wanita karier yang sukses. Benar-benar sempurna. Dengan hanya menjentikkan jari pun dia bisa membuat banyak laki-laki bertekuk lutut padanya.
Namun, sial.
Jelita mendapatkan surat wasiat jika dia harus menikah dengan Ryo. Surat wasiat dari mendiang sang Ibunda yang memang berteman baik dengan Ibu dari Ryo.
"Apa kamu sudah bertemu dengan Ryo?" tanya Arthur Handy Albirru. Ayah dari Jelita.
"Sudah," jawab Jelita ogah-ogahan.
"Kenapa jawabnya ogah-ogahan seperti itu?" tukas Arthur mencoba menggoda putrinya.
"Bisa tidak Jelita tidak menikah dengan Ryo. Pertama bertemu dengannya saja aku sudah tidak suka dengannya," kata Jelita dengan nada memohon.
"Tidak suka kenapa? Bukannya Ryo tampan?"
Ya, Ramaryo memanglah tampan. Pemuda itu memiliki bentuk wajah yang sempurna, alis tebal, iris mata hazel, bulu mata lentik, dan bibir cupid bow berwarna merah jambu alami. Tapi tidak dengan kelakuannya yang seperti setan.
"Jelita dibilang cupu dan jelek," ucap Jelita merasa tersakiti.
"Siapa suruh kamu menyamar menjadi Bodyguard yang berpenampilan cupu."
"Aku hanya ingin Ryo jatuh cinta padaku tanpa memandang fisik. Dia kan terkenal dengan playboy yang memacari semua cewek cantik, dan Ryo akan segera membuang cewek itu ketika sudah dia tiduri," kata Jelita mengingat-ingat informasi dari si calon suami.
"Kalau Ryo tidak jatuh cinta pada kamu yang cupu?"
"Tentu saja aku tidak ingin menikah dengannya."
"Tapi wasiat itu..."
"Papa saja yang menikah dengan Ryo," celetuk Jelita sekenanya.
"What!? Yang benar saja!" seru Arthur tidak terima.
"Pokoknya Jelita ingin membuat Ryo jatuh cinta pada Jelita yang cupu dan menghilangkan sifat maniak miliknya," putus Jelita dengan tegas.
"Ya, ya, terserah my princess," kata Arthur mengalah.
**
Di Indonesia, tepatnya di kota Jakarta.
"Bawa barang-barang aku," perintah Ryo dan langsung masuk ke rumah.
"Kalau tidak ada wasiat sialan itu mana mau aku menjadi babu seperti ini," gerutu Jelita dengan membawa koper-koper besar milik si pemuda.
Jelita segera membawa koper-koper itu untuk mengikuti Ryo dari belakang. Ingin sekali dia menjambak rambut hitam Ryo. Sepertinya pemuda itu habis mengecat rambut karena sebelumnya rambut Ryo berwarna merah seperti jamet.
"Sekalian bereskan," kata Ryo dengan santainya. Dia membuka pintu kamar dan langsung membaringkan diri di tempat tidur.
"Aku bukan pembantu," ucap Jelita dengan dingin.
Ryo mengeryit, dia langsung terduduk. "Kamu itu bertugas untuk mengurusku, sudah seharusnya kamu memenuhi perintahku."
"Tapi tidak untuk pekerjaan seperti ini," sengit Jelita.
"Siapa kamu berani melawan perintahku?" tukas Ryo dengan kesal dan langsung bangkit menghampiri Jelita. Dia langsung mencengkram kerah kemeja gadis itu. "Menurutlah, cupu!"
Buak
Jelita langsung memukul muka Ryo tepat di hidung si pemuda. Darah segar mengalir dari hidung.
"Akh..." rintih Ryo memegang pangkal hidungnya. Dia mengecek apakah masih utuh atau sudah patah. "Bereng-sek!"
"Jangan asal menyentuhku, jangan berharap kamu bisa berkuasa di sini, tuan muda," kata Jelita memicing tajam dari balik kacamata.
"Kamu hanya Bodyguard! Berani-beraninya memukul aku!" bentak Ryo berang.
"Dan Bodyguard ini yang akan mengajari kamu tata krama mulai sekarang," ujar Jelita dengan membunyikan jari-jarinya.
"Ma-mau apa kamu?"
"Tentu saja memberi kamu pelajaran supaya tidak bertindak kurang ajar padaku lagi," Jelita semakin mendekati Ryo.
"Aku akan mengadukan kamu pada Ayah jika kamu berani macam-macam!" Ryo mundur ketakutan.
"Aku tidak perduli."
'Aku mendapatkan Bodyguard atau tukang pukul...' batin Ryo menangis dalam hati.
Dan setelah itu Ramaryo babak belur dibuatnya.
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
wa adegan brutal pemukulan di skip ...tapi yang hot di rinci
2024-08-14
0
Silvi Vicka Carolina
kok mau ayahnya nikahkan anaknya ama cowok yang doyan celup celup ...
2024-08-14
0
Silvi Vicka Carolina
wa bunuh orang kyak bunuh kecoa
2024-08-14
0