Jelita dengan telaten mengobati Ryo, dari memberi antiseptik dan meneteskan obat merah, untung saja luka Ryo tidak terlalu parah, jadi tidak perlu dijahit.
"Sudah," kata Jelita setelah memerban lengan Ryo.
"Ya, terima kasih," ucap Ryo.
"Akulah yang harus terima kasih karena kamu telah menolong aku. Maafkan aku karena gagal melindungi kamu, tuan muda," ujar Jelita menyesel.
"Nggak apa, kamu sudah cukup hebat bisa mengalahkan 12 laki-laki itu. Sekarang aku sudah mengakui kehebatan kamu, cupu, " kata Ryo dengan mengacungkan jempolnya.
"Terima kasih atas pujiannya," ucap Jelita.
"Kamu harus bersyukur karena mendapatkan pujian dari orang super ganteng seperti aku," kata Ryo dengan dengan narsis tingkat dewanya.
"Ya."
'Ya-in aja deh biar senang," batin Jelita karena tidak mau ribet.
Kruyukk
"..."
Ryo menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Aku lapar."
Jelita tertawa karenanya, Ryo tertegun melihat suara tawa Jelita yang begitu lembut, dia tidak menyangka jika si gadis cupu akan begitu mempesona saat tertawa.
"Kamu cantik jika tertawa," ucap Ryo tanpa sadar, pemuda itu langsung menutup mulutnya dengan tangannya sendiri karena kelepasan bicara.
Jelita berdeham untuk mereda tawanya, pipinya merona, "Kalau begitu aku akan memasak."
Dengan segera Jelita bangkit dan menjatuhkan kotak P3K yang dia berada di pangkuannya. Ya, gadis itu salah tingkah.
Brak
"Och!" pekik Ryo saat kakinya kejatuhan kotak P3K.
"Ah, maafkan aku," ucap Jelita panik.
Jelita ingin memeriksa kaki Ryo tapi dirinya tersandung dengan kotak P3K.
Bruk
Gadis itu terjatuh menindihi Ryo.
Ryo yang tidak siap menjadi oleng dan terdorong ke belakang, hingga punggungnya bersandar pada sandaran sofa. Wajah ke duanya kini sangatlah dekat, bahkan Ryo bisa merasakan napas Jelita yang menggelitik wajahnya, begitu harum dan memabukkan, pemuda itu terhipnotis dibuatnya.
Cup
Jelita terkejut saat Ryo justru mencium bibirnya, ke dua tangan pemuda itu menarik pinggulnya agar semakin merapatkan tubuh mereka. Ryo menggerakkan bibirnya untuk mengemut bibir bawah Jelita, mengecap kelembutan bibir yang sudah dia sukai itu. Ciuman yang begitu lembut dan tanpa adanya nafsu di sana, Jelita sampai hanyut dibuatnya, jujur dia sangat menyukai ini.
Ryo memberikan jilatan pada garis bibir Jelita sebelum melepas ciumannya, wajah ke duanya memerah dengan sempurna.
"Aku, aku akan memasak," cicit Jelita mencoba melepaskan diri.
Ryo mengangguk dan melepaskan tangannya dari pinggul Jelita. Setelahnya Jelita segera bangkit dan pergi menuju dapur, meninggalkan Ryo yang menatap punggungnya dengan tatapan penuh arti.
"Kenapa aku pasrah saja dicium Ryo?" gumam Jelita dengan jantung yang berdetak tidak karuan.
"Malu sekali."
**
Di ruang makan, Jelita sudah memasak beberapa menu sederhana, saat ini memang sudah pukul 7 malam, waktu yang tepat untuk makan malam.
Jelita memakan makanannya dengan tenang tapi tidak dengan jantungnya yang masih berdetak tidak normal.
Sedangkan Ryo yang terduduk di depan Jelita diam-diam melirik gadis itu, tatapan matanya tertuju pada bibir Jelita yang bergerak-gerak karena mengunyah.
'Kenapa aku jadi ingin menciumnya lagi dan lagi?' batin Ryo frustasi sendiri, dia tidak tahu jika berciuman dengan gadis cupu seperti jelita mampu membuatnya ketagihan, padahal saat berciuman dengan banyak gadis cantik dia tidak pernah merasakan candu seperti saat ini.
'Apa karena efek sudah lama tidak berciuman dengan cewek cantik?' lanjut Ryo yang sedang berpikir keras.
Ryo masih tidak paham dengan apa yang tengah dia rasakan, pemuda itu memang selalu bermain-main dengan wanita cantik, tapi dia belum pernah menggunakan hatinya. Apa dia mulai tertarik dengan Jelita?
"Nggak mungkin," gumam Ryo menyuarakan penyangkalannya.
"Apa yang nggak mungkin?" tanya Jelita dengan mengeryitkan dahi, dia heran kenapa Ryo tiba-tiba bergumam.
Ryo menatap Jelita, "Nggak apa-apa."
"Aku selesai," sambung Ryo, padahal makanannya masih tersisa banyak.
"Tapi kamu baru makan sedikit," kata Jelita heran, padahal perut Ryo berbunyi sangat kencang tadi, tapi pemuda itu hanya makan sedikit.
"Aku sudah kenyang, aku bukanlah babi sepertimu yang makan banyak," ucap Ryo tanpa disaring dan segera bangkit dari duduknya.
Jelita membeo karena mendengar ucapan Ryo, "Ba-babi?"
"Aku bukan babi!" kesal Jelita karena tidak terima dengan perkataan Ryo yang seenak udel.
"Kamu memang mirip babi, lihat saja bajumu yang selalu kedodoran itu, pasti untuk menutupi semua lemak kamu itu," ledek Ryo pada Jelita.
Jelita tersedak napasnya sendiri, "A-apa?"
Karena menyadari Jelita yang mulai murka, Ryo lari terbirit-birit karena takut dipukul Jelita.
"Hei, jangan lari!"
Ryo pun tertawa, dia dan Jelita berakhir dengan bermain kejar-kejaran.
**
Terlihat bulan setengah lingkaran yang tergantung di langit yang gelap bersama bintang-bintang yang berkelip.
Rambut chestnut pendek milik Jelita melambai terkena angin yang begitu dingin, dia sedang berdiri di balkon kamar. Di tangan kirinya sedang memegang ponsel yang sedang ditempelkan pada telinga.
"Moria Kenzia. Cari keberadaannya," kata Jelita dengan ekspresi datar.
[Baik, Nona.]
Sambungan telepon terputus.
"Kamu tidak tahu siapa yang telah kamu usik," ucap Jelita dan tatapan menerawang ke langit malam.
"Terimalah ganjaran yang akan aku berikan padamu, Moria."
Moria, gadis yang sempat merundung Jelita dan pelaku dibalik penyerang tadi siang. Jelita bertekat untuk membuat hidup Moria menderita sepenuhnya.
Tok... Tok... Tok
Jelita terkejut karena pintu kamar di ketuk, apalagi penampilannya kini sedang tidak mode penyamaran. Dia melirik jam yang menunjukan pukul 12 malam.
"Untuk apa Ryo mengetuk pintu kamarku?" tanya Jelita pada dirinya sendiri.
Di rumah ini memang hanya ada dirinya dan Ryo, pasti yang mengetuk kamarnya itu Ryo.
Tok... Tok... Tok
Jelita mendekati pintu, "Tuan muda?"
Tidak ada jawaban yang terdengar dan hening setelahnya.
Karena penasaran Jelita membuka kunci pintu kamarnya dan mengintip. Dia melihat jika Ryo sedang berdiri di depan pintu kamarnya dengan mata yang tertutup, napas pemuda itu juga terlihat teratur.
Sleepwalking. Kondisi gangguan tidur di mana seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur.
Jelita segera membuka pintu kamar, dia memperhatikan Ryo, dia berpikir kenapa bisa Ryo mempunyai gangguan tidur seperti itu? Apa karena pemuda itu sering mengonsumsi minuman beralkohol?
Ryo berjalan memasuki kamar Jelita, siempunya kamar segera menyingkir. Ryo menidurkan dirinya di atas ranjang.
Jelita menatap tidak percaya Ryo yang langsung tertidur pulas, pemuda itu datang hanya ingin merebut ranjangnya. Ingin sekali dia membangunkan Ryo, tapi Jelita terlalu malas untuk kembali ke mode penyamaran.
"Bagaimana aku akan tidur jika dia berada di ranjangku?" Dengan perasaan kesal Jelita segera mengambil bantal dan berniat tidur di sofa.
Jelita berniat bangun pagi-pagi sekali, bisa berbahaya jika Ryo bangun duluan dan melihat tampilan aslinya.
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Sandisalbiah
aneh² aja deh kebiasaan si Ryo ini
2024-05-12
0
HNF G
jgn2 ryo cuma pura2🤭
2023-10-28
1
ciru
cakeep
2023-07-31
0