Bab 15 : Masih Ada Rasa

Keesokkan paginya

Setelah sarapan, Halwa hendak mengantarkan Noah ke Sekolah. Namun Dimas juga ingin mengantarnya, tentu saja itu membuat Anita kesal.

"Kenapa sayang? Kok tumben sekali kamu mengantarkan Noah! Kan sudah ada sopir yang mengantarkannya," cakap Anita agak kesal.

"Selama ini aku kurang perhatian kepada Noah! Padahal Noah adalah putraku! Jadi, biarkan aku menjadi papah yang baik buat Noah," jelasnya kepada Anita.

"Tapi, Sayang! Apakah harus dengan wanita itu?" tanya Anita. "Kamu jangan terpancing dengan wajah lugunya! Dia hanya ingin memperdaya kamu, Sayang!" imbuh Anita lagi.

"Tentu saja tidak, Anita! Kamu tidak perlu merisaukannya! Pengkhianatan yang dia lakukan sudah membuatku sangat terluka! Jadi, kau tidak usah khawatir!" jelas Dimas.

"Baiklah, aku setuju!" kata Anita.

Dimas pun mengantarkan istri pertama dan Noah ke Sekolah. Seperti biasa, Salwa enggan untuk bertutur kata dengan suaminya. Dia lebih memilih membuang muka ke arah yang berlawanan daripada harus melihat wajah Dimas.

Sampai di depan Sekolah, Mereka berdua turun dari mobil Dimas. Dimas berpesan, agar sepulang Sekolah mereka menunggu. Karena, Dimas sendiri yang nanti akan menjemput. Noah menganggukkan kepala tanda setuju. Noah melambaikan tangannya, hingga mobil Dimas sudah tidak nampak lagi di depan mata. Dimas benar-benar dibuat heran oleh sikap Salwa, karena sekarang Salwa begitu dingin dan cuek. Dia tidak menemukan lagi sikap hangat dari Salwa.

Halwa mengantarkan Noah ke kelasnya, sembari menunggu Noah selesai belajar. Dia menghubungi Asistennya untuk bertemu di tempat biasa. Pesan sudah ia kirim, tinggal dia menunggu di Cafe tersebut. Beberapa menit kemudian, Asisten Adam datang dengan membawa paper bag kecil ditangannya.

"Maaf, Nona! Saya terlambat!" ucapnya.

"Tidak masalah! Karena cuma beberapa menit saja!" jawab Halwa. "Silahkan duduk! Mau minum apa?" tanya Halwa.

"Coffe latte saja, Nona!" jawabnya.

"Oya, ini, Nona!" ucap Adam menyerahkan paper bag kecil dari tangannya.

"Ini ponselnya! Dan semua data sudah dipindahkan ke ponsel baru yang Anda pesan! Ponsel yang Anda pesan sama persis seperti milik Nona Salwa dulu," jelasnya.

"Terima kasih banyak, Asisten!" jawab Halwa. Halwa membuka ponsel barunya, dimana semua data dari ponsel lama Salwa sudah di pindahkan oleh Adam. Tidak ada informasi apapun dari ponsel milik Salwa, hanya foto-foto Noah, Dimas dan Salwa. Namun di ponsel milik Salwa banyak sekali panggilan dengan nama Reyhan. Tentu saja Halwa berfikir bahwa saudara kembarnya memilki hubungan yang cukup dekat dengan pria yang bernama Reyhan.

"Asisten, aku ingin kau mencari tahu seseorang lagi! Dia bernama Reyhan! Aku dengar dia adalah teman dekat Salwa! Bahkan Noah saja sangat mengenal Reyhan! Aku ingin kau mencari tahu, siapa Reyhan sebenarnya?" tegas Halwa.

"Apakah Nona tahu nama panjangnya? Apa pekerjaanya?" tanya Adam.

"Sayangnya aku tidak tahu, Asisten!" jawabnya, "Nanti coba aku tanyakan kepada Noah! Mungkin saja dia tahu," imbuhnya lagi.

"Baiklah, Nona! Saya akan menunggu kabar dari Nona! Saya juga akan mencari tahu sendiri," ucap Adam. Setelah percakapan yang lumayan lama itu, akhirnya mereka berpisah, Halwa kembali ke Sekolah Noah. Takutnya Noah sudah selesai belajar dan mencari dirinya di sana. Dan benar saja, Noah baru keluar dari kelasnya dan sedang mencari keberadaan Mamanya.

"Noah?" panggil Halwa melambaikan tangan.

"Mama," jawabnya, Noah berlari dan menghambur ke pelukan Mamanya.

"Bagaimana belajarnya hari ini? Apakah menyenangkan?" tanya Halwa.

"Menyenangkan, Mama!" jawabnya.

"Oya, Mama ini!" Noah mengeluarkan sebuah surat dari tasnya.

"Apa ini?" tanya Halwa.

"Akan ada liburan ke kebun binatang, dan anak-anak harus pergi bersama salah satu orang tuanya! Jika setuju Mama atau Papa harus menandatangani surat ini! Besok pagi, harus dikumpulkan!" ucap Noah.

"Liburan?" Halwa membaca isi surat tersebut dengan seksama, dan ternyata memang benar isinya adalah liburan ke kebun binatang. Halwa nampak berfikir, lalu Ia menyimpan surat tersebut ditasnya.

"Papa?" panggil Noah. Ternyata di depan Sekolah, Dimas sudah menunggu kepulangan istri dan anaknya. Ternyata benar, Dimas menepati janjinya untuk menjemput mereka.

"Hei, Sayang! Ayo kita pulang!" ucap Dimas kepada Noah.

"Papa, Noah lapar! Sebelum pulang, Apakah Noah boleh makan dulu?" tanya Noah.

"Tentu saja boleh, Sayang!" jawab Dimas sambil melirik ke istrinya, namun sikap Halwa masih sama tanpa ekspresi. "Kita mau makan dimana?" tanya Dimas.

"Noah ingin makan chicken," jawabnya sangat polos.

"Baiklah, Let's go!" ujar Dimas.

"Hore ... Hore! Noah akan makan Chicken bersama Papa dan Mama," ujar Biar bersorak-sorai, begitu bahagiyanya. Halwa tersenyum melihat tingkah lucu putranya. Dan ini adalah pertama kalinya Dimas melihat senyuman istrinya lagi.

"Manis sekali," gumamnya, namun tidak di dengar oleh Halwa.

Mobil Dinas melaju menuju tempat makan yang menjual chicken, makanan kesukaan Noah. Kalau di rumah, setiap hari pelayan harus memasak chicken untuk Noah, dan dia makan dengan sangat lahap. Tidak terasa ternyata mobil sampai di depan tempat makan yang menjual chicken. Noah sangat gembira, dia pun langsung buru-buru turun untuk memesan chicken kesukaannya. Dimas memesan tiga porsi chicken dengan nasi, sambal dan tiga mangkok sup, Dimas juga memesan dua ice cola dan es susu untuk putranya.

Noah menikmati makanannya dengan sangat lahap. Bahkan dia tidak meminta untuk disuapi oleh Salwa. Halwa sangat senang melihat Noah makan dengan lahap. Sekarang gilirannya untuk makan, dia juga menikmati makanannya juga dalam diam. Sekali-kali Dimas melirik ke arah Salwa, dia tetap tenang. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Salwa.

"Sayang, mau nambah ayamnya?" tanya Dimas membuka percakapan.

"Nggak, Pa! Noah sudah kenyang!" ucapnya.

"Apakah kamu juga mau nambah?" tanya Dimas kepada Halwa, Halwa melirik ke arah Dimas dengan tatapan yang dingin.

"Tidak, Terima kasih," jawabnya, singkat dan jelas.

"Baiklah," ucap Dimas.

Selesai makan siang, Dimas pun mengantarkan istri dan putranya pulang ke rumah. Melihat kedekatan suami istri itu, Anita menjadi tidak senang. Dia sangat tidak bahagia, hatinya sangat ingin untuk menyingkirkan perempuan itu. Dia harus memiliki ide yang brilian untuk menyingkirkan Salwa.

"Sayang?" panggilnya, "Kok kamu pulang? Biasanya kamu tidak pernah pulang di siang hari?" cemberutnya.

"Maaf, Anita! Aku buru-buru harus kembali ke kantor," ujarnya sambil berlalu meninggalkan rumah.

Halwa dan Noah masuk ke dalam rumah melewati Anita yang masih berdiri di tengah pintu. Halwa menyuruh putranya untuk pergi ke kamarnya terlebih dahulu. Noah pun menuruti perintah Mamanya.

"Tunggu?" ucap Anita.

"Ada apa?" tanya Halwa.

"Kau memang wanita tidak tahu malu! Sudah berselingkuh, kau masih saja mengelak! Apa mau mu sih?" ketus Anita.

"Aku tidak pernah berselingkuh! Jangan menuduhku yang tidak-tidak!" jawab Halwa tidak kalah ketus.

"Oya," Anita masuk ke dalam kamarnya, dan menunjukkan bukti bahwa Salwa memang benar-benar selingkuh.

"Lihat ini!" Anita menyerahkan beberapa lembar foto Salwa tanpa busana sedang tidur bersama pria lain. Halwa nampak sangat terkejut.

"Siapa pria yang bersama saudara kembarnya? Apakah dia kekasihnya? Apakah cuma pelampiasan saja? Dan itu bukanlah Reyhan? Lalu, siapa pria itu?" batinnya, otaknya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.

to be continued.....

Terpopuler

Comments

ENDAH_SULIS

ENDAH_SULIS

gak enak bgt panggilan nya asisten...tgl panggil nama aja lebih enak sih

2024-04-19

2

El Geisya Tin

El Geisya Tin

semajgat up mam

2022-05-17

1

bunda f2

bunda f2

ini pasti salah satu akal licik anita

2022-04-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2 Bab 2 : Siapa bayi itu?
3 Bab 3 : Datang ke Indonesia
4 Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5 Bab 5 : Kedatangan Halwa
6 Bab 6 : Mama pulang
7 Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8 Bab 8 : Noah Menangis
9 Bab 9 : Kemarahan Halwa
10 Bab 10 : Siapa Reyhan?
11 Bab 11 : Keberanian Halwa
12 Bab 12 : Suara rintihan
13 Bab 13 : Bertemu Reyhan
14 Bab 14 : Rasa Cemburu
15 Bab 15 : Masih Ada Rasa
16 Bab 16 : Murka Hilda
17 Bab 17 : Suara Laknat
18 Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19 Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20 Bab 20: Makan Malam Bersama
21 Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22 Bab 22 : Wanita Ular
23 Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24 Bab 24 : Merubah Penampilan
25 Bab 25 : Misi 1
26 Bab 26 : Perpisahan
27 Bab 27 : Pergi ke Pesta
28 Bab 28 : Penyerangan
29 Bab 29 : Misi 2
30 Bab 30 : Kemarahan Anita
31 Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32 Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33 Bab 33 : Kecurigaan Besar
34 Bab 34 : Murka Dimas
35 Bab 35 : Mencari Petunjuk
36 Bab 36 : Surat Cerai
37 Bab 37 : Hilang Kesabaran
38 Bab 38 : Pesan terselubung
39 Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40 Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41 Bab 41 : Kepergian Salwa
42 Bab 42 : Depresi 1
43 Bab 43 : Depresi 2
44 Bab 44 : Menemui Dimas
45 Bab 45 : Dinner Bersama
46 Bab 46 : Kepergian Halwa
47 Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48 Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49 Bab 49 : Makan Bersama
50 Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51 Bab 51 : Mencari Halwa
52 Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53 Bab 53 : Pertemuan
54 Bab 54 : Makan Siang
55 Bab 55 : Belajar Menerima
56 Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57 Bab 57 : Yes, I want to marry you
58 Bab 58 : Perpisahan Sementara
59 Bab 59 : Hari Pernikahan
60 Episode 60 : Honeymoon
61 Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62 Episode 62 : Memulai Dari Awal
63 Episode 63 : Pulang ke Belanda
64 Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65 Episode 65 : Kedatangan Nurul
66 Episode 66 : Kecelakaan Maut
67 Episode 67 : Menemui Reyhan
68 Episode 68 : Bertemu Antonio
69 Episode 69 : Kesedihan Halwa
70 Episode 70 : Pengakuan Halwa
71 Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72 Episode 72 : Tatap Mataku
73 Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74 Episode 74 : Terlalu Perih
75 Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76 Episode 76 : Insiden Pencurian
77 Episode 77 : Keputusan Halwa
78 Episode 78 : Bertemu Antonio
79 Episode 79 : Hari Pernikahan
80 Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81 Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82 Episode 82 : Sampai di Belanda
83 Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84 Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85 Episode 85 : Cynthia Sakit
86 Episode 86 : Anak Alien
87 Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88 Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89 Episode 89 : Insiden
90 Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91 Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92 Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93 Episode 93 : Bertemu Daddy
94 Episode 94 : Bonus
95 Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96 Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97 Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98 Episode 98 : Terlanjur Basah
99 Episode 99 : Berburu Hadiah
100 Episode 100 : The End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2
Bab 2 : Siapa bayi itu?
3
Bab 3 : Datang ke Indonesia
4
Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5
Bab 5 : Kedatangan Halwa
6
Bab 6 : Mama pulang
7
Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8
Bab 8 : Noah Menangis
9
Bab 9 : Kemarahan Halwa
10
Bab 10 : Siapa Reyhan?
11
Bab 11 : Keberanian Halwa
12
Bab 12 : Suara rintihan
13
Bab 13 : Bertemu Reyhan
14
Bab 14 : Rasa Cemburu
15
Bab 15 : Masih Ada Rasa
16
Bab 16 : Murka Hilda
17
Bab 17 : Suara Laknat
18
Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19
Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20
Bab 20: Makan Malam Bersama
21
Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22
Bab 22 : Wanita Ular
23
Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24
Bab 24 : Merubah Penampilan
25
Bab 25 : Misi 1
26
Bab 26 : Perpisahan
27
Bab 27 : Pergi ke Pesta
28
Bab 28 : Penyerangan
29
Bab 29 : Misi 2
30
Bab 30 : Kemarahan Anita
31
Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33
Bab 33 : Kecurigaan Besar
34
Bab 34 : Murka Dimas
35
Bab 35 : Mencari Petunjuk
36
Bab 36 : Surat Cerai
37
Bab 37 : Hilang Kesabaran
38
Bab 38 : Pesan terselubung
39
Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40
Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41
Bab 41 : Kepergian Salwa
42
Bab 42 : Depresi 1
43
Bab 43 : Depresi 2
44
Bab 44 : Menemui Dimas
45
Bab 45 : Dinner Bersama
46
Bab 46 : Kepergian Halwa
47
Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48
Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49
Bab 49 : Makan Bersama
50
Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51
Bab 51 : Mencari Halwa
52
Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53
Bab 53 : Pertemuan
54
Bab 54 : Makan Siang
55
Bab 55 : Belajar Menerima
56
Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57
Bab 57 : Yes, I want to marry you
58
Bab 58 : Perpisahan Sementara
59
Bab 59 : Hari Pernikahan
60
Episode 60 : Honeymoon
61
Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62
Episode 62 : Memulai Dari Awal
63
Episode 63 : Pulang ke Belanda
64
Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65
Episode 65 : Kedatangan Nurul
66
Episode 66 : Kecelakaan Maut
67
Episode 67 : Menemui Reyhan
68
Episode 68 : Bertemu Antonio
69
Episode 69 : Kesedihan Halwa
70
Episode 70 : Pengakuan Halwa
71
Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72
Episode 72 : Tatap Mataku
73
Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74
Episode 74 : Terlalu Perih
75
Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76
Episode 76 : Insiden Pencurian
77
Episode 77 : Keputusan Halwa
78
Episode 78 : Bertemu Antonio
79
Episode 79 : Hari Pernikahan
80
Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81
Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82
Episode 82 : Sampai di Belanda
83
Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84
Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85
Episode 85 : Cynthia Sakit
86
Episode 86 : Anak Alien
87
Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88
Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89
Episode 89 : Insiden
90
Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91
Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92
Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93
Episode 93 : Bertemu Daddy
94
Episode 94 : Bonus
95
Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96
Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97
Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98
Episode 98 : Terlanjur Basah
99
Episode 99 : Berburu Hadiah
100
Episode 100 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!