Bab 7 : Kecurigaan Halwa

"Kau kah keponakan ku?" tanyanya dalam hati.

"Wajahmu sangat mirip dengan Mamamu," gumamnya, jari Halwa menunjuk ke arah hidung mancung Noah, kemudian menyentuh pipi Noah, beralih ke rambut Noah. Kemudian memeluknya dengan sangat erat. Noah merasa sakit di bagian pundaknya, kemudian Halwa hendak membuka baju Noah, namun Noah menepis tangan Mamanya.

"Kenapa?" tanya Halwa.

"Tidak apa-apa!" jawabnya sambil tersenyum. Noah mengajak Halwa ke kamarnya, kamar Noah sangatlah besar, banyak mainan anak-anak di kamar Noah. Noah memperlihatkan mainannya kepada Halwa. Kemudian dia menyembunyikan satu kantong kresek mainan disamping lemari. Halwa hendak membantu menata mainannya, namun Noah menolak.

"Mama, aku mau mandi!" katanya.

"Baiklah, biar Mama yang memandikan kamu!" ucap Halwa.

"Tidak usah, Mama! Noah sudah besar dan bisa mandi sendiri," ujarnya.

"Wah, kamu pintar sekali! Sudah bisa mandi sendiri," puji Halwa.

Noah pergi ke kamar mandi, tapi, anehnya dia pergi ke kamar mandi dengan membawa baju gantinya ke kamar mandi.

"Apakah sudah lama tidak bertemu dengan Mamanya, dia malu?" pikir Halwa. Namun Halwa tidak ambil pusing dengan sikap anak kecil seumur Noah. Sembari menunggu Noah mandi, Halwa begitu penasaran dengan kantong kresek yang sempat dia sembunyikan di samping lemari. Halwa pun mendekati kantong kresek tersebut, dia membukanya secara perlahan. Namun hanya mainan rusak yang meleleh, mungkin bekas terbakar. Halwa mengernyitkan alisnya, dia masih tidak mengerti dengan apa yang dilakukan bocah kecil ini. Dia pun menaruh kembali kantong kresek itu ke tempatnya.

Noah selesai mandi, dia terlihat segar dan wangi. Halwa mencoba untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk, Noah tidak menolak. Setelah cukup kering, Halwa menyisir rambut putranya. Noah merasakan sakit di kepalanya. Halwa mencari sumber rasa sakit itu, dan dia menemukan luka di kepala putranya.

"Kenapa kepala kamu terluka, Sayang?" tanya Halwa.

"Jatuh Mama," jawabnya. Halwa mengernyitkan dahinya, dia yakin ada sesuatu yang disembunyikan putranya. Namun dia berusaha untuk percaya.

Pukul tujuh malam

Noah mengajak Halwa untuk makan malam di meja makan. Anak kecil itu menarik tangan Halwa dengan keras, membuat pergelangan tangannya memerah. Di meja makan sudah ada Dimas dan Anita sedang menunggu Noah untuk makan malam. Namun melihat kedatangan Salwa mereka langsung memberengut kesal, sangat jelas wajah mereka berubah sangat masam.

"Mama, Ayo duduklah di dekatku!" ajaknya.

"Baiklah," jawab Salwa, Dia duduk di dekat putranya. Tanpa menghiraukan Dimas dan Anita, Salwa menyendokkan nasi ke piring putranya, ia mengambilkan lauk dan sayur untuk Noah, kemudian menyuapi Noah dengan penuh kasih sayang. Noah begitu bahagia mendapatkan perhatian lagi dari sang Mama.

Setelah selesai menyuapi Noah, sekarang gilirannya untuk mengisi perutnya sendiri. Dia mengambil nasi dan lauk, aktivitasnya masih diperhatikan oleh suami dan madunya.

"Tidak tahu malu," cibir Anita. Namun Halwa hanya cuek saja, dia masih tetap menikmati makan malamnya. Hari ini di meja makan tersaji banyak makanan seperti seafood, ayam krispi, tumis-tumisan, sayur dan sambal. Halwa bingung bagaimana cara orang Indonesia memakan hidangan seperti ini. Tidak ada pisau, hanya ada garpu dan sendok. Dimas sempat memperhatikan cara makan istrinya, menurutnya ada yang aneh dari istrinya, setelah dia kembali ke rumah. Salwa hanya memandangi ayam tersebut, tanpa memakannya.

"Mama kenapa? Apakah Mama tidak suka?" tanya Noah tiba-tiba.

"Bagaimana cara memakannya?" tanya Halwa membuat Dimas dan Anita menatapnya heran.

"Jangan berlagak bodoh deh! Makan ayam saja, kau tidak bisa? Dasar wanita aneh!" ejek Anita kepada Halwa.

"Kau tinggal pakai garpu dan sendok saja! Masa kau lupa cara makan orang Indonesia," cibir suaminya.

"Iya, kau benar! Aku memang lupa cara makan orang Indonesia!" ujarnya, membuat Dimas membelalakkan matanya.

"Aku kecelakaan, sedikit memori ku hilang," selorohnya.

"Cih, dasar pembohong," cibir Anita. Halwa kembali menyantap makan malamnya, dia membutuhkan pisau untuk memotong daging ayamnya, namun pelayan tidak menyiapkannya, terpaksa dia memotong paha ayam tersebut dengan sendok dan garpu, alhasil ayam yang disendoknya meloncat ke arah Anita.

BUGH ...

Anita membulatkan matanya, Noah tertawa geli. Sedangkan Dimas menahan tawanya, membuat Anita tambah jengkel dan kesal.

"Maaf, saya tidak sengaja!" ucap Halwa kepada Anita.

"Kau?" Anita menatap tajam ke arah Halwa, Halwa hanya tersenyum kecut melihat wajah Anita sepertinya sangat marah.

"Aku selesai." Anita beranjak dari tempat duduknya.

"Sayang? Kenapa tidak kau habiskan makanan mu?" tanya Dimas menyusul Anita ke kamar.

"Apa kau tidak lihat dia sudah mengerjai ku, Sayang?"

"Tapi, ini hanyalah kesalahan yang tidak disengaja, Sayang!" tutur suaminya.

"Tapi, tetap saja dia sudah membuatku malu!" ujarnya.

"Kau seharusnya tidak membiarkan wanita itu kembali kesini! Dia sudah mengkhianati kamu, Sayang! Apakah kau tidak mengingat perselingkuhannya dengan sahabatmu sendiri? Bahkan dengan sahabatnya sendiri saja dia melakukannya," cakapnya.

"Sudahlah, Anita! Aku tidak mau mendengar nama perempuan itu!" kesal Dimas. Anita memeluk suaminya dari belakang.

"Ayo kita ke mall! Aku ingin jalan-jalan! Aku suntuk di rumah," pinta Anita menggelayut manja, dengan menempelkan dua gundukan kembar itu ke tangan suaminya, membuat Dimas panas dingin dibuatnya.

"Baiklah, kita bersiap-siap! Aku akan mengajak Noah untuk bersiap-siap juga!" ucapnya.

"Sayang, aku ingin menghabiskan malam ini berdua saja! Bagaimana kalau malam ini kita ke hotel?" goda Anita.

"Ehm, baiklah! Ayo, kita bersiap-siap!" ajak Dimas.

Dimas dan istrinya sudah siap berjalan-jalan, Dimas berpamitan kepada Noah yang sedang belajar menggambar di ruang tengah bersama istri pertamanya. Dimas sengaja membuat Salwa cemburu, dia menggandeng mesra tangan Anita dan mencumbunya di depan istri pertama dan anaknya. Namun Halwa hanya cuek melihat kemesraan keduanya.

"Apakah ini yang selalu dirasakan oleh Salwa?" tanyanya dalam hati.

Setelah kepergian Dimas dan Anita, Halwa mengajak Noah untuk tidur. Tidak baik juga seorang anak tidur terlalu malam. Dia menyuruh putranya untuk mengganti bajunya dengan piyama, tidak lupa pula Halwa mengajari Noah untuk sikat gigi sebelum tidur.

"Sebelumnya, Mama tidak pernah mengajari Noah sikat gigi sebelum tidur!" ujarnya sangat polos.

"Mama lupa, sekarang Mama ingat bahwa sikat gigi itu perlu, Sayang! Supaya Gigi kamu kuat dan sehat," jawab Halwa.

"Benarkah?" jawab Noah sangat menggemaskan.

"Tentu saja! Kau kan anak yang pintar!" Halwa mengacak-acak rambut putranya.

Mereka berdua tidur dalam satu tempat tidur, Halwa memeluk tubuh Noah dengan sayang dari belakang. Ia penasaran dengan luka di bagian bahu putranya, jika disentuh dia akan merasa kesakitan. Halwa sedikit mengintip, karena sang anak sudah tertidur dengan pulas.

Saat sedikit baju Noah dibuka, Halwa nampak sangat terkejut dengan luka bakar dibahu putranya.

"Bagaimana ada luka bakar di bahu, Noah?" batinnya.

"Aku yakin ada yang disembunyikan Noah." gumamnya, Halwa berdialog dengan dirinya sendiri. Halwa berdiri dan mencari kotak P3K dilemari dapur. Setelah mendapatkannya, dia kembali ke kamar putranya. Halwa mengoleskan krim pada luka bakar putranya.

"Aku yakin ada sesuatu yang kau sembunyikan! Aku akan mencari tahu sendiri!" ucapnya, sambil mengecup puncak kepala Noah.

to be continued....

Terpopuler

Comments

Uti Gaol

Uti Gaol

mewek thor

2022-11-11

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

buat anita membayar semuanya

2022-06-09

0

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

sedih 😭😢😵😷

2022-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2 Bab 2 : Siapa bayi itu?
3 Bab 3 : Datang ke Indonesia
4 Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5 Bab 5 : Kedatangan Halwa
6 Bab 6 : Mama pulang
7 Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8 Bab 8 : Noah Menangis
9 Bab 9 : Kemarahan Halwa
10 Bab 10 : Siapa Reyhan?
11 Bab 11 : Keberanian Halwa
12 Bab 12 : Suara rintihan
13 Bab 13 : Bertemu Reyhan
14 Bab 14 : Rasa Cemburu
15 Bab 15 : Masih Ada Rasa
16 Bab 16 : Murka Hilda
17 Bab 17 : Suara Laknat
18 Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19 Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20 Bab 20: Makan Malam Bersama
21 Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22 Bab 22 : Wanita Ular
23 Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24 Bab 24 : Merubah Penampilan
25 Bab 25 : Misi 1
26 Bab 26 : Perpisahan
27 Bab 27 : Pergi ke Pesta
28 Bab 28 : Penyerangan
29 Bab 29 : Misi 2
30 Bab 30 : Kemarahan Anita
31 Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32 Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33 Bab 33 : Kecurigaan Besar
34 Bab 34 : Murka Dimas
35 Bab 35 : Mencari Petunjuk
36 Bab 36 : Surat Cerai
37 Bab 37 : Hilang Kesabaran
38 Bab 38 : Pesan terselubung
39 Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40 Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41 Bab 41 : Kepergian Salwa
42 Bab 42 : Depresi 1
43 Bab 43 : Depresi 2
44 Bab 44 : Menemui Dimas
45 Bab 45 : Dinner Bersama
46 Bab 46 : Kepergian Halwa
47 Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48 Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49 Bab 49 : Makan Bersama
50 Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51 Bab 51 : Mencari Halwa
52 Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53 Bab 53 : Pertemuan
54 Bab 54 : Makan Siang
55 Bab 55 : Belajar Menerima
56 Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57 Bab 57 : Yes, I want to marry you
58 Bab 58 : Perpisahan Sementara
59 Bab 59 : Hari Pernikahan
60 Episode 60 : Honeymoon
61 Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62 Episode 62 : Memulai Dari Awal
63 Episode 63 : Pulang ke Belanda
64 Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65 Episode 65 : Kedatangan Nurul
66 Episode 66 : Kecelakaan Maut
67 Episode 67 : Menemui Reyhan
68 Episode 68 : Bertemu Antonio
69 Episode 69 : Kesedihan Halwa
70 Episode 70 : Pengakuan Halwa
71 Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72 Episode 72 : Tatap Mataku
73 Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74 Episode 74 : Terlalu Perih
75 Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76 Episode 76 : Insiden Pencurian
77 Episode 77 : Keputusan Halwa
78 Episode 78 : Bertemu Antonio
79 Episode 79 : Hari Pernikahan
80 Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81 Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82 Episode 82 : Sampai di Belanda
83 Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84 Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85 Episode 85 : Cynthia Sakit
86 Episode 86 : Anak Alien
87 Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88 Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89 Episode 89 : Insiden
90 Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91 Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92 Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93 Episode 93 : Bertemu Daddy
94 Episode 94 : Bonus
95 Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96 Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97 Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98 Episode 98 : Terlanjur Basah
99 Episode 99 : Berburu Hadiah
100 Episode 100 : The End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2
Bab 2 : Siapa bayi itu?
3
Bab 3 : Datang ke Indonesia
4
Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5
Bab 5 : Kedatangan Halwa
6
Bab 6 : Mama pulang
7
Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8
Bab 8 : Noah Menangis
9
Bab 9 : Kemarahan Halwa
10
Bab 10 : Siapa Reyhan?
11
Bab 11 : Keberanian Halwa
12
Bab 12 : Suara rintihan
13
Bab 13 : Bertemu Reyhan
14
Bab 14 : Rasa Cemburu
15
Bab 15 : Masih Ada Rasa
16
Bab 16 : Murka Hilda
17
Bab 17 : Suara Laknat
18
Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19
Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20
Bab 20: Makan Malam Bersama
21
Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22
Bab 22 : Wanita Ular
23
Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24
Bab 24 : Merubah Penampilan
25
Bab 25 : Misi 1
26
Bab 26 : Perpisahan
27
Bab 27 : Pergi ke Pesta
28
Bab 28 : Penyerangan
29
Bab 29 : Misi 2
30
Bab 30 : Kemarahan Anita
31
Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33
Bab 33 : Kecurigaan Besar
34
Bab 34 : Murka Dimas
35
Bab 35 : Mencari Petunjuk
36
Bab 36 : Surat Cerai
37
Bab 37 : Hilang Kesabaran
38
Bab 38 : Pesan terselubung
39
Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40
Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41
Bab 41 : Kepergian Salwa
42
Bab 42 : Depresi 1
43
Bab 43 : Depresi 2
44
Bab 44 : Menemui Dimas
45
Bab 45 : Dinner Bersama
46
Bab 46 : Kepergian Halwa
47
Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48
Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49
Bab 49 : Makan Bersama
50
Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51
Bab 51 : Mencari Halwa
52
Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53
Bab 53 : Pertemuan
54
Bab 54 : Makan Siang
55
Bab 55 : Belajar Menerima
56
Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57
Bab 57 : Yes, I want to marry you
58
Bab 58 : Perpisahan Sementara
59
Bab 59 : Hari Pernikahan
60
Episode 60 : Honeymoon
61
Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62
Episode 62 : Memulai Dari Awal
63
Episode 63 : Pulang ke Belanda
64
Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65
Episode 65 : Kedatangan Nurul
66
Episode 66 : Kecelakaan Maut
67
Episode 67 : Menemui Reyhan
68
Episode 68 : Bertemu Antonio
69
Episode 69 : Kesedihan Halwa
70
Episode 70 : Pengakuan Halwa
71
Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72
Episode 72 : Tatap Mataku
73
Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74
Episode 74 : Terlalu Perih
75
Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76
Episode 76 : Insiden Pencurian
77
Episode 77 : Keputusan Halwa
78
Episode 78 : Bertemu Antonio
79
Episode 79 : Hari Pernikahan
80
Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81
Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82
Episode 82 : Sampai di Belanda
83
Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84
Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85
Episode 85 : Cynthia Sakit
86
Episode 86 : Anak Alien
87
Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88
Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89
Episode 89 : Insiden
90
Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91
Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92
Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93
Episode 93 : Bertemu Daddy
94
Episode 94 : Bonus
95
Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96
Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97
Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98
Episode 98 : Terlanjur Basah
99
Episode 99 : Berburu Hadiah
100
Episode 100 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!