Bab 8 : Noah Menangis

Keesokkan paginya

Setelah mandi dan berganti baju, Halwa membantu Noah menyiapkan buku-buku yang akan dibawanya ke Sekolah. Dia nampak murung, ketika Halwa menyuruhnya memakai sepatu. Dia duduk sambil memandang ke luar jendela.

"Sayang, Ada apa?" tanya Halwa.

"Ehm, boleh tidak hari ini tidak ke Sekolah?" lirihnya.

"Kenapa? Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Halwa.

"Tidak! Noah cuma ingin di rumah," jawabnya. Halwa tersenyum simpul, kemudian dia mendekati Noah dan memangkunya.

"Ada apa, Sayang? Apakah ada yang menjahili mu di Sekolah?" tanya Halwa sangat lembut, bak seorang ibu, dia mengusap rambut putranya dengan sayang. Meskipun dirinya belum pernah menikah dan memiliki anak.

"Bagaimana kalau Mama yang mengantarkan mu?" tanya Halwa.

"Benarkah?" senang Noah.

"He'em." di jawab anggukan oleh Halwa.

Halwa bersiap-siap akan mengantarkan Noah ke Sekolah, dia memakai kemeja panjang warna putih dan celana kulot panjang warna merah, dipadukan dengan sepatu putih juga. Dia sedikit berdandan dengan mengoleskan bedak dan lipstik yang tipis, namun masih terlihat sangat cantik. Noah sampai tidak berkedip melihat kecantikan Mamanya.

"Mama cantik sekali," puji Noah.

"Mama siapa dulu?" sombong Halwa.

"Mamanya Noah dong?"

"Ha ... ha .... ha." mereka tertawa bersama.

"Ternyata seperti ini menjadi seorang ibu," batin Halwa. Ibu dan anak itu berjalan beriringan menuruni tangga, para pelayan dirumah itu sampai tidak berkedip melihat istri pertama majikannya begitu cantik, bahkan sangat cantik.

"Selamat pagi, Nyonya! Nyonya cantik sekali," puji Mimin sang asisten rumah tangga.

"Pagi, terima kasih atas pujiannya!" jawab Halwa sangat ramah.

"Nyonya mau kemana?" tanya Mimin.

"Saya mau mengantarkan Noah ke Sekolah," jawab Halwa.

"Wah, tumben sekali! Den Noah mau pergi ke Sekolah! Semenjak Nyonya pergi dari rumah, Den Noah nggak mau sekolah! Tuan sampai marah, kadang juga memukul," jujur Mimin.

"Memukul?" tanya Halwa.

"Ups, aku keceplosan!" Mimin langsung menutup mulutnya.

"Siapa nama kamu?" tanya Halwa.

"Hah, Nyonya lupa dengan nama Mimin!" heran Mimin.

"Iya, saya lupa dengan nama kamu! Karena saya mengalami kecelakaan, membuat memori saya sedikit hilang," bohongnya.

"Oh, kecelakaan! Jadi Nyonya selama ini kecelakaan?" tanya Mimin.

"Iya, siapa nama kamu?" tanya Halwa lagi.

"Mimin, Nyonya!"

"Oh,"

"Baiklah, saya mau sarapan dulu, karena saya akan mengantarkan Noah ke Sekolahnya!" ujarnya.

Setelah sarapan, Halwa mengantarkan Noah ke Sekolahnya. Seperti biasanya, untuk pergi ke Sekolah Noah akan diantar jemput oleh sopir pribadi. Jadi, Dimas tidak perlu repot-repot mengantar atau menjemput putranya.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju Sekolah Noah. Sekolah Taman kanak-kanak, Sekolahnya sangatlah besar dan cukup terkenal. Semua anak didiknya berasal dari kalangan anak orang kaya. Noah berjalan didampingi oleh Mamanya, dia begitu bahagia. Semua mata tertuju ke arah Noah, karena dia berjalan berdampingan dengan perempuan yang sangat cantik. Saat berpapasan dengan temannya, tiba-tiba saja Noah menundukkan kepalanya ketakutan. Halwa bisa merasakan itu. Dia menggenggam tangan putranya dengan erat. Setelah memastikan putranya masuk ke kelasnya, Halwa menunggunya di halaman sekolah.

Dia mengaktifkan ponselnya, mendial nomor asisten Adam untuk menanyakan kabar saudara kembarnya.

"Bagaimana keadaan Salwa?" tanya Halwa kepada Adam.

"Masih sama, Nona!" jawab Adam.

"Tolong pantau terus perkembangannya!" pinta Halwa.

"Oya, Asisten Adam, tolong carikan informasi mengenai Anita Key dan Dimas Sanjaya! Aku ingin secepatnya kau mencari tahu! Kerahkan semua orang-orangmu," perintahnya.

"Siap, Nona! Apakah ada yang lain lagi?" tanya Adam.

"Sementara itu dulu! Sekarang aku sedang berada di Sekolah! Nanti aku telfon lagi," ucap Halwa.

Tut ... Tut ... Tut

Panggilan mereka terputus, Halwa mematikan sambungannya secara sepihak kala dia mendengar suara riuh terdengar di kamar mandi anak-anak. Semua anak-anak sedang tertawa seolah-olah ada kejadian yang sangat lucu dan hiburan yang istimewa. Halwa mendekat ke arah kamar mandi dan melihat apa yang terjadi, ternyata yang sedang ditertawakan oleh teman-temannya adalah Noah, Dia sedang berdiri memegangi celananya yang basah, sepertinya Noah kencing di celana. Halwa langsung mendekat ke arah putranya, dia hendak mengelus rambut putranya namun ditepis oleh Noah. Noah berlari ke arah taman Sekolah, Halwa mengejar putranya.

"Ada apa, Sayang?" tanya Halwa, ketika putranya duduk di kursi taman sambil menangis.

"Mama pasti tidak akan percaya kepada Noah! Seperti Papa juga tidak akan percaya! Papa juga akan memarahi Noah! Apakah Mama juga akan memarahi Noah?" tanyanya sangat polos.

"Astaga, Kenapa dia bisa berfikiran seperti itu?" batin Halwa.

"Tidak, Sayang! Mama tidak akan memarahimu! Sekarang, jujurlah!" bujuk Halwa.

"Mereka mengunci Noah di dalam kamar mandi! Dan mereka juga mematikan lampu kamar mandi! Noah takut dan pipis di celana," lirihnya, namun masih bisa terdengar ditelinga Halwa.

Halwa menutup mulutnya sendiri, tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan anak-anak nakal itu. Anak-anak yang menjahili putranya, memang bertubuh besar dan tinggi, hingga Noah tidak berani untuk melawannya. Halwa menggandeng tangan putranya, dan melaporkan kejadian ini ke kepala sekolah. Kepala Sekolah tidak percaya, karena tidak mungkin anak didiknya bersikap seperti itu. Justru Kepala Sekolah menyalahkan sikap Noah yang terlalu pendiam dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya yang lain.

BRAKK ...

Halwa menggebrak meja kepala sekolah, dia tidak percaya seorang kepala sekolah bisa bersikap seperti itu.

"Bukankah disini ada CCTV? Ayo kita lihat Cctv-nya!" tegas Halwa kepada kepala sekolah.

"Baiklah, akan saya buktikan!" ujarnya.

Di Cctv nampak jelas terlihat bahwa Noah sedang dijahili oleh teman-temannya, hingga Noah menangis karena ketakutan. Pak Kepala sekolah merasa malu, dan berkali-kali meminta maaf kepada Halwa.

"Saya menyesal telah menyekolahkan putra saya di Sekolahan seperti ini! Padahal sekolahan ini cukup ternama di kalangan orang-orang kaya dan para pejabat! Jika mereka semua tahu kalau memiliki Kepala Sekolah seperti Anda! Apa yang akan terjadi?" ancam Halwa.

"Maaf Nyonya! Saya benar-benar meminta maaf!" mohon Kepala sekolah.

"Kalau begitu! Anda harus bersikap bijaksana kepada anak-anak yang melakukan kesalahan!" tegas Halwa lagi.

"Baik, Nyonya! Akan saya tindak lanjuti," ucapnya. Kemudian Kepala sekolah memberikan hukuman kepada anak-anak tersebut untuk dirumahkan selama satu Minggu.

Urusan Sekolah sudah beres, Halwa mengajak putranya membeli baju di mall. Noah memilih baju yang dia sukai, dan langsung menggantinya di kamar mandi mall. Selesai berganti baju, Halwa juga mengajak putranya berjalan-jalan di mall. Noah sangat bahagia, semua wahana permainan di mall tersebut sudah dia coba dengan Mamanya. Bosan dengan wahana permainan, Halwa mengajak putranya membeli mainan. Halwa menyuruh putranya untuk membeli mainan yang dia suka. Noah membeli robot-robotan, mobil-mobilan dan pesawat remote. Dia nampak sangat bahagia, kesedihannya sedikit hilang.

Lelah memilih mainan, Halwa mengajak putranya makan siang di Restaurant. Halwa menyuapi putranya dengan sayang, Noah sangat bahagia mendapatkan perhatian dari Mamanya.

to be continued....

Terpopuler

Comments

@🍇🐊⃝⃟🍒EndahCђαη🍁🕊️⃝ᥴͨᏼ

@🍇🐊⃝⃟🍒EndahCђαη🍁🕊️⃝ᥴͨᏼ

ibu peri Noah telah tiba

2022-06-09

4

Ani Muani

Ani Muani

ceritanya bikin penasaran, lanjut thor

2022-06-09

0

Alanna Th

Alanna Th

dimas bnr" hrs dhukum, ia dbwt anita lupa drtn smp mnelantarkn anak n istrinya; bgt percaya pd istrinya yg sundel bolong 😂🤣👍

2022-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2 Bab 2 : Siapa bayi itu?
3 Bab 3 : Datang ke Indonesia
4 Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5 Bab 5 : Kedatangan Halwa
6 Bab 6 : Mama pulang
7 Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8 Bab 8 : Noah Menangis
9 Bab 9 : Kemarahan Halwa
10 Bab 10 : Siapa Reyhan?
11 Bab 11 : Keberanian Halwa
12 Bab 12 : Suara rintihan
13 Bab 13 : Bertemu Reyhan
14 Bab 14 : Rasa Cemburu
15 Bab 15 : Masih Ada Rasa
16 Bab 16 : Murka Hilda
17 Bab 17 : Suara Laknat
18 Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19 Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20 Bab 20: Makan Malam Bersama
21 Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22 Bab 22 : Wanita Ular
23 Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24 Bab 24 : Merubah Penampilan
25 Bab 25 : Misi 1
26 Bab 26 : Perpisahan
27 Bab 27 : Pergi ke Pesta
28 Bab 28 : Penyerangan
29 Bab 29 : Misi 2
30 Bab 30 : Kemarahan Anita
31 Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32 Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33 Bab 33 : Kecurigaan Besar
34 Bab 34 : Murka Dimas
35 Bab 35 : Mencari Petunjuk
36 Bab 36 : Surat Cerai
37 Bab 37 : Hilang Kesabaran
38 Bab 38 : Pesan terselubung
39 Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40 Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41 Bab 41 : Kepergian Salwa
42 Bab 42 : Depresi 1
43 Bab 43 : Depresi 2
44 Bab 44 : Menemui Dimas
45 Bab 45 : Dinner Bersama
46 Bab 46 : Kepergian Halwa
47 Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48 Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49 Bab 49 : Makan Bersama
50 Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51 Bab 51 : Mencari Halwa
52 Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53 Bab 53 : Pertemuan
54 Bab 54 : Makan Siang
55 Bab 55 : Belajar Menerima
56 Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57 Bab 57 : Yes, I want to marry you
58 Bab 58 : Perpisahan Sementara
59 Bab 59 : Hari Pernikahan
60 Episode 60 : Honeymoon
61 Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62 Episode 62 : Memulai Dari Awal
63 Episode 63 : Pulang ke Belanda
64 Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65 Episode 65 : Kedatangan Nurul
66 Episode 66 : Kecelakaan Maut
67 Episode 67 : Menemui Reyhan
68 Episode 68 : Bertemu Antonio
69 Episode 69 : Kesedihan Halwa
70 Episode 70 : Pengakuan Halwa
71 Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72 Episode 72 : Tatap Mataku
73 Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74 Episode 74 : Terlalu Perih
75 Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76 Episode 76 : Insiden Pencurian
77 Episode 77 : Keputusan Halwa
78 Episode 78 : Bertemu Antonio
79 Episode 79 : Hari Pernikahan
80 Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81 Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82 Episode 82 : Sampai di Belanda
83 Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84 Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85 Episode 85 : Cynthia Sakit
86 Episode 86 : Anak Alien
87 Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88 Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89 Episode 89 : Insiden
90 Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91 Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92 Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93 Episode 93 : Bertemu Daddy
94 Episode 94 : Bonus
95 Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96 Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97 Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98 Episode 98 : Terlanjur Basah
99 Episode 99 : Berburu Hadiah
100 Episode 100 : The End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2
Bab 2 : Siapa bayi itu?
3
Bab 3 : Datang ke Indonesia
4
Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5
Bab 5 : Kedatangan Halwa
6
Bab 6 : Mama pulang
7
Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8
Bab 8 : Noah Menangis
9
Bab 9 : Kemarahan Halwa
10
Bab 10 : Siapa Reyhan?
11
Bab 11 : Keberanian Halwa
12
Bab 12 : Suara rintihan
13
Bab 13 : Bertemu Reyhan
14
Bab 14 : Rasa Cemburu
15
Bab 15 : Masih Ada Rasa
16
Bab 16 : Murka Hilda
17
Bab 17 : Suara Laknat
18
Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19
Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20
Bab 20: Makan Malam Bersama
21
Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22
Bab 22 : Wanita Ular
23
Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24
Bab 24 : Merubah Penampilan
25
Bab 25 : Misi 1
26
Bab 26 : Perpisahan
27
Bab 27 : Pergi ke Pesta
28
Bab 28 : Penyerangan
29
Bab 29 : Misi 2
30
Bab 30 : Kemarahan Anita
31
Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33
Bab 33 : Kecurigaan Besar
34
Bab 34 : Murka Dimas
35
Bab 35 : Mencari Petunjuk
36
Bab 36 : Surat Cerai
37
Bab 37 : Hilang Kesabaran
38
Bab 38 : Pesan terselubung
39
Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40
Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41
Bab 41 : Kepergian Salwa
42
Bab 42 : Depresi 1
43
Bab 43 : Depresi 2
44
Bab 44 : Menemui Dimas
45
Bab 45 : Dinner Bersama
46
Bab 46 : Kepergian Halwa
47
Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48
Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49
Bab 49 : Makan Bersama
50
Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51
Bab 51 : Mencari Halwa
52
Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53
Bab 53 : Pertemuan
54
Bab 54 : Makan Siang
55
Bab 55 : Belajar Menerima
56
Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57
Bab 57 : Yes, I want to marry you
58
Bab 58 : Perpisahan Sementara
59
Bab 59 : Hari Pernikahan
60
Episode 60 : Honeymoon
61
Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62
Episode 62 : Memulai Dari Awal
63
Episode 63 : Pulang ke Belanda
64
Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65
Episode 65 : Kedatangan Nurul
66
Episode 66 : Kecelakaan Maut
67
Episode 67 : Menemui Reyhan
68
Episode 68 : Bertemu Antonio
69
Episode 69 : Kesedihan Halwa
70
Episode 70 : Pengakuan Halwa
71
Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72
Episode 72 : Tatap Mataku
73
Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74
Episode 74 : Terlalu Perih
75
Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76
Episode 76 : Insiden Pencurian
77
Episode 77 : Keputusan Halwa
78
Episode 78 : Bertemu Antonio
79
Episode 79 : Hari Pernikahan
80
Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81
Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82
Episode 82 : Sampai di Belanda
83
Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84
Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85
Episode 85 : Cynthia Sakit
86
Episode 86 : Anak Alien
87
Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88
Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89
Episode 89 : Insiden
90
Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91
Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92
Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93
Episode 93 : Bertemu Daddy
94
Episode 94 : Bonus
95
Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96
Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97
Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98
Episode 98 : Terlanjur Basah
99
Episode 99 : Berburu Hadiah
100
Episode 100 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!