Bab 6 : Mama pulang

Keesokkan paginya

Halwa masih berusaha untuk membangunkan saudara kembarnya dengan sedikit bercerita masa kecilnya bersama sang nenek dan kakek di Belanda, namun respon yang diterima oleh Salwa justru sebaliknya, kondisinya semakin kritis, membuat Halwa kebingungan dan sangat cemas. Ia pun langsung memanggil Dokter untuk memeriksanya, beberapa menit kemudian Dokter datang untuk memeriksa kondisi saudara kembarnya. Dokter berusaha memberikan pertolongan pertama untuk Salwa, dengan menggunakan alat pacu jantung. Halwa menunggu diluar ruangan, kakinya terlalu lemas dan lunglai, dia tidak bisa menopang tubuhnya. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kembarnya. Jantungnya ikut nyeri, saat alat-alat tersebut memacu jantung Salwa. Hampir saja tubuhnya ambruk, jika tidak ditangkap oleh asistennya.

"Nona tidak apa-apa?" tanya Adam, secara tiba-tiba datang dan sudah berdiri dibelakang nona mudanya.

"Dia kritis," jawabnya, Adam bisa melihat tubuh nonanya bergetar saat mengatakan sesuatu.

"Nona harus tenang! Yakinlah bahwa Nona Salwa akan baik-baik saja," yakin Adam.

"Terima kasih," ujarnya. Beberapa jam kemudian, Dokter keluar dari ruangan Salwa. Dan memberi tahukan bahwa kondisi Salwa sudah stabil. Ada sesuatu yang menggangu di otaknya, dia begitu terkejut menerima respon itu, sehingga dia mengalami keadaan kritis.

"Apakah saya salah Dokter, jika saya bercerita masa kecil saya kepadanya?" tanya Halwa kepada Dokter.

"Tidak, Nona! Memang keadaan yang dialami Nona Salwa umum terjadi! Sepertinya ada sesuatu yang menjadi bebannya selama ini," jelas Dokter.

"Kira-kira apa ya?" gumam Halwa.

Melihat kondisi Salwa yang sudah membaik, Halwa mengajak Adam untuk membicarakan masalah yang penting dengannya di kantin Rumah Sakit. Adam memberikan data-data perihal semua informasi mengenai saudara kembarnya. Halwa mempelajarinya dengan cermat, sedikitnya dia tahu tentang keluarga Salwa. Dia menitipkan Salwa kepada Adam, agar selama dia di rumah saudara kembarnya, Adam bisa menjaga Salwa dengan baik.

Siang itu juga, Halwa pergi ke salon merubah dirinya persis seperti Salwa. Gadis cantik nan sederhana, dengan pakaian yang sederhana pula. Halwa memotong sedikit rambutnya agar mirip persis seperti Salwa, dengan menambahkan bandana dirambutnya yang lurus. Dia membeli beberapa potong pakaian yang sengaja dia beli di tanah Abang. Pakaian yang sangat murah dan simple, itulah pakaian keseharian Salwa selama ini. Dia juga membeli beberapa sandal dan sepatu yang harganya juga ramah dikantong, bukannya dia tidak bisa membelinya, itu dia lakukan agar dirinya persis dengan Salwa aslinya.

Dia sudah membeli semua barang yang dibutuhkan, bahkan penampilannya sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Dia berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit, ia menepuk bahu Adam. Adam menoleh ke arahnya. Adam membulatkan matanya, hampir tidak mengenali nona mudanya.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Halwa kepada asisten Adam.

"Apakah ini sungguh, Nona?" tanya Adam, sambil mengerjapkan matanya tidak percaya. Nona mudanya merubah penampilannya, sangat mirip dengan Salwa.

"Tentu saja, kau pikir siapa?" cibir Halwa.

"Nona terlihat sangat mirip dengan aslinya! Nona benar-benar sangat luar biasa," puji Adam.

"Kau bisa saja," senyum Halwa.

Halwa memasuki ruangan saudara kembarnya, berpamitan kepada Salwa. Dia mencium puncak kepala saudara kembarnya. Dia berjanji akan menemukan orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi kepada saudara kembarnya.

"Aku akan membuat mereka membayar semuanya," bisik Halwa ke telinga Salwa. Tidak terasa air mata Salwa luluh begitu saja, meskipun matanya masih tertutup rapat.

Adam mengantarkan Halwa ke Rumah besar itu. Rumah milik seorang pengusaha muda yang cukup sukses, namun masih dibawahnya. Dia adalah suami sah saudara kembarnya, rumah milik Dimas Sanjaya. Mobil mereka berhenti didepan rumah besar itu, rumah dengan gaya Eropa. Cukup mewah dan megah, dengan cat berwarna abu-abu dan putih. Tamannya sangat luas dengan pagar tinggi menjulang, dan ada pos security didalamnya.

Halwa menyuruh asisten Adam untuk kembali ke Rumah Sakit. Untuk menjaga dan merawat saudara kembarnya. Adam menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Setelah mobil Adam tidak terlihat, Halwa berjalan menuju depan gerbang rumah tersebut. Dua security yang menjaga, nampak begitu terkejut. Pasalnya nyonya muda rumah ini datang kembali setelah enam bulan menghilang tanpa kabar.

"Nyonya?" panggilnya, dia begitu terkejut melihat nyonya mudanya berdiri di depan gerbang. Security langsung membuka gerbangnya, dan mempersilahkan nyonyanya masuk ke dalam. Halwa hanya tersenyum, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Security langsung memberikan kabar itu kepada tuan mudanya, Dimas juga sangat terkejut. Namun dia juga berusaha bersikap tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Didalam hatinya, dia sangat geram dan marah.

Ting tong ...

Suara bel nyaring berbunyi, salah satu pelayan membuka pintu rumah tersebut. Pelayan juga sama terkejutnya dengan security didepan. Ia tidak menyangka, nyonya yang pernah tinggal di rumah ini sudah kembali. Halwa tersenyum sangat manis kepada pelayan tersebut.

"Nyonya? Anda sudah kembali!" ucap Mimin, nama pelayan itu.

"Iya, saya kembali," ujarnya.

"Ehm ... Ehm .... Ehm." terdengar suara seseorang batuk, Mimin langsung berpamitan undur diri ke dapur. Ternyata Dimas dan Anita sudah menunggu kedatangan Salwa dengan perasaan tidak senang, raut muka mereka berdua sungguh tidak bersahabat menatap dirinya.

"Mau apa lagi kau datang kemari?" tanya Dimas dengan ketus. Salwa menoleh ke arah lawan bicaranya, dia bisa memperkirakan bahwa kemungkinan laki-laki yang bertanya kepadanya adalah Dimas Sanjaya, suami dari Salwa. Laki-laki tampan berperawakan tinggi, dengan raut muka yang dingin sedingin salju.

"Ehm, saya datang kemari karena saya masih istri kamu," jawabnya sangat kaku, karena Halwa memang tidak tahu apa yang harus dikatakan seorang istri kepada suaminya, karena dia belum berpengalaman berumah tangga. Dimas mengernyitkan alisnya.

"Aneh sekali," gumamnya.

"Setelah meninggalkan rumah dengan selingkuhan mu! Setelah bosan kau pulang ke rumah suamimu!" hardiknya dengan sangat ketus.

"Selingkuhan?" bingung Halwa.

"Sure, suaminya tidak tahu bahwa istrinya terbaring di Rumah Sakit," batin Halwa.

"Kamu salah! Aku mengalami kecelakaan," ujarnya.

"Jangan percaya, Mas! Aku yakin, dia ingin menyelamatkan dirinya agar kebusukannya tidak tercium," sela wanita disampingnya.

"Wanita pembohong seperti dia tidak perlu kau dengarkan ucapannya," imbuhnya lagi.

Halwa menoleh ke arah wanita di samping Dimas, wanita muda berperawakan tinggi semampai. Kulitnya putih dan bercahaya, cantik dan sangat seksi. Melihat tutur bahasanya sepertinya wanita itu sangat tidak suka dengan kehadirannya.

"Itu benar, aku memang kecelakaan," jawabnya.

"Sudahlah! Kau tidak usah berbohong lagi, kau pikir aku bodoh! Kau pergi dengan laki-laki lain dan sekarang kau ingin kembali kepadaku!"

"Cih, benar-benar menjijikan!" ejeknya.

"Sekarang kau pergi dari rumahku, aku tidak sudi menerimamu disini," bentak suaminya.

"Tolong, jangan usir aku! Aku bersumpah, aku tidak berselingkuh," ucapnya. Namun Dimas yang sudah naik pitam, menyuruh security menyeret istri pertama tuannya.

"Ayo, nyonya! Silahkan pergi dari sini!" ajak security. Halwa hanya pasrah menerima ajakan security, ternyata sedari tadi ada sepasang mata yang melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Seorang anak kecil berusia lima tahun datang menghampiri dan memeluk Halwa dengan sangat erat.

"Hiks ... hiks .... hiks."

"Mama, jangan pergi lagi, Mama!" ucapnya sambil terisak-isak.

"Noah, biarkan wanita itu pergi!" perintah papanya.

"Tidak, Papa! Aku kangen sama Mama! Aku rindu Mama! Aku ingin bersama Mama! Jika Papa tidak mengizinkan Mama tinggal disini, biarkan Noah ikut Mama," ucapnya sambil menangis tersedu-sedu. Halwa sangat bingung, dia tidak tahu harus bagaimana, dia berharap keputusan suaminya berubah karena rengekan dari anak kecil yang sekarang sedang mendekapnya dengan sangat erat.

"Hiks ... hiks .... hiks."

"Jangan usir Mama, aku rindu Mama! Biarkan Mama disini bersama Noah! Noah berjanji menjadi anak yang baik, tidak nakal lagi! Tidak akan membuat Papa marah-marah lagi," ujarnya, membuat hati Halwa tersentuh. Dimas juga sangat tersentuh dengan permohonan sang anak.

"Papa, jangan usir Mama! Noah akan menjadi anak yang baik! Noah berjanji papa," mohon Noah sambil berlutut didepan sang ayah.

"Baiklah, Mamamu boleh tinggal disini! Dia akan tidur denganmu! Karena kamar utama di rumah ini sudah menjadi kamar ku dengan Anita," jawabnya sambil berlalu pergi dengan istri keduanya. Entah kenapa kata-katanya sengaja ia lontarkan untuk membuat hatinya terluka, namun Halwa hanya diam dan cuek.

"Mama?" senangnya. Noah memeluk dirinya dengan sayang. Halwa membungkukkan badannya, menatap manik anak kecil itu penuh arti.

"Kau kah keponakan ku?" tanyanya dalam hati.

"Wajahmu sangat mirip dengan Mamamu," gumamnya, jari Halwa menunjuk ke arah hidung mancung Noah, kemudian menyentuh pipi Noah, beralih ke rambut Noah. Kemudian memeluknya dengan sangat erat. Noah merasa sakit di bagian pundaknya, kemudian Halwa hendak membuka baju Noah, namun Noah menepis tangan Mamanya.

to be continued......

Terpopuler

Comments

Yuliana Dewi in

Yuliana Dewi in

pembalasan akan di mulai

2024-04-27

3

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

seruuu

2022-06-10

0

Eti Guslidar

Eti Guslidar

buat yg jht tersingkir

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2 Bab 2 : Siapa bayi itu?
3 Bab 3 : Datang ke Indonesia
4 Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5 Bab 5 : Kedatangan Halwa
6 Bab 6 : Mama pulang
7 Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8 Bab 8 : Noah Menangis
9 Bab 9 : Kemarahan Halwa
10 Bab 10 : Siapa Reyhan?
11 Bab 11 : Keberanian Halwa
12 Bab 12 : Suara rintihan
13 Bab 13 : Bertemu Reyhan
14 Bab 14 : Rasa Cemburu
15 Bab 15 : Masih Ada Rasa
16 Bab 16 : Murka Hilda
17 Bab 17 : Suara Laknat
18 Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19 Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20 Bab 20: Makan Malam Bersama
21 Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22 Bab 22 : Wanita Ular
23 Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24 Bab 24 : Merubah Penampilan
25 Bab 25 : Misi 1
26 Bab 26 : Perpisahan
27 Bab 27 : Pergi ke Pesta
28 Bab 28 : Penyerangan
29 Bab 29 : Misi 2
30 Bab 30 : Kemarahan Anita
31 Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32 Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33 Bab 33 : Kecurigaan Besar
34 Bab 34 : Murka Dimas
35 Bab 35 : Mencari Petunjuk
36 Bab 36 : Surat Cerai
37 Bab 37 : Hilang Kesabaran
38 Bab 38 : Pesan terselubung
39 Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40 Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41 Bab 41 : Kepergian Salwa
42 Bab 42 : Depresi 1
43 Bab 43 : Depresi 2
44 Bab 44 : Menemui Dimas
45 Bab 45 : Dinner Bersama
46 Bab 46 : Kepergian Halwa
47 Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48 Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49 Bab 49 : Makan Bersama
50 Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51 Bab 51 : Mencari Halwa
52 Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53 Bab 53 : Pertemuan
54 Bab 54 : Makan Siang
55 Bab 55 : Belajar Menerima
56 Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57 Bab 57 : Yes, I want to marry you
58 Bab 58 : Perpisahan Sementara
59 Bab 59 : Hari Pernikahan
60 Episode 60 : Honeymoon
61 Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62 Episode 62 : Memulai Dari Awal
63 Episode 63 : Pulang ke Belanda
64 Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65 Episode 65 : Kedatangan Nurul
66 Episode 66 : Kecelakaan Maut
67 Episode 67 : Menemui Reyhan
68 Episode 68 : Bertemu Antonio
69 Episode 69 : Kesedihan Halwa
70 Episode 70 : Pengakuan Halwa
71 Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72 Episode 72 : Tatap Mataku
73 Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74 Episode 74 : Terlalu Perih
75 Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76 Episode 76 : Insiden Pencurian
77 Episode 77 : Keputusan Halwa
78 Episode 78 : Bertemu Antonio
79 Episode 79 : Hari Pernikahan
80 Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81 Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82 Episode 82 : Sampai di Belanda
83 Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84 Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85 Episode 85 : Cynthia Sakit
86 Episode 86 : Anak Alien
87 Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88 Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89 Episode 89 : Insiden
90 Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91 Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92 Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93 Episode 93 : Bertemu Daddy
94 Episode 94 : Bonus
95 Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96 Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97 Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98 Episode 98 : Terlanjur Basah
99 Episode 99 : Berburu Hadiah
100 Episode 100 : The End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2
Bab 2 : Siapa bayi itu?
3
Bab 3 : Datang ke Indonesia
4
Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5
Bab 5 : Kedatangan Halwa
6
Bab 6 : Mama pulang
7
Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8
Bab 8 : Noah Menangis
9
Bab 9 : Kemarahan Halwa
10
Bab 10 : Siapa Reyhan?
11
Bab 11 : Keberanian Halwa
12
Bab 12 : Suara rintihan
13
Bab 13 : Bertemu Reyhan
14
Bab 14 : Rasa Cemburu
15
Bab 15 : Masih Ada Rasa
16
Bab 16 : Murka Hilda
17
Bab 17 : Suara Laknat
18
Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19
Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20
Bab 20: Makan Malam Bersama
21
Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22
Bab 22 : Wanita Ular
23
Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24
Bab 24 : Merubah Penampilan
25
Bab 25 : Misi 1
26
Bab 26 : Perpisahan
27
Bab 27 : Pergi ke Pesta
28
Bab 28 : Penyerangan
29
Bab 29 : Misi 2
30
Bab 30 : Kemarahan Anita
31
Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33
Bab 33 : Kecurigaan Besar
34
Bab 34 : Murka Dimas
35
Bab 35 : Mencari Petunjuk
36
Bab 36 : Surat Cerai
37
Bab 37 : Hilang Kesabaran
38
Bab 38 : Pesan terselubung
39
Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40
Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41
Bab 41 : Kepergian Salwa
42
Bab 42 : Depresi 1
43
Bab 43 : Depresi 2
44
Bab 44 : Menemui Dimas
45
Bab 45 : Dinner Bersama
46
Bab 46 : Kepergian Halwa
47
Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48
Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49
Bab 49 : Makan Bersama
50
Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51
Bab 51 : Mencari Halwa
52
Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53
Bab 53 : Pertemuan
54
Bab 54 : Makan Siang
55
Bab 55 : Belajar Menerima
56
Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57
Bab 57 : Yes, I want to marry you
58
Bab 58 : Perpisahan Sementara
59
Bab 59 : Hari Pernikahan
60
Episode 60 : Honeymoon
61
Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62
Episode 62 : Memulai Dari Awal
63
Episode 63 : Pulang ke Belanda
64
Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65
Episode 65 : Kedatangan Nurul
66
Episode 66 : Kecelakaan Maut
67
Episode 67 : Menemui Reyhan
68
Episode 68 : Bertemu Antonio
69
Episode 69 : Kesedihan Halwa
70
Episode 70 : Pengakuan Halwa
71
Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72
Episode 72 : Tatap Mataku
73
Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74
Episode 74 : Terlalu Perih
75
Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76
Episode 76 : Insiden Pencurian
77
Episode 77 : Keputusan Halwa
78
Episode 78 : Bertemu Antonio
79
Episode 79 : Hari Pernikahan
80
Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81
Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82
Episode 82 : Sampai di Belanda
83
Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84
Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85
Episode 85 : Cynthia Sakit
86
Episode 86 : Anak Alien
87
Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88
Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89
Episode 89 : Insiden
90
Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91
Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92
Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93
Episode 93 : Bertemu Daddy
94
Episode 94 : Bonus
95
Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96
Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97
Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98
Episode 98 : Terlanjur Basah
99
Episode 99 : Berburu Hadiah
100
Episode 100 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!