Bab 12 : Suara rintihan

Halwa memeluk tubuh putranya, dia tahu kalau putranya sedang ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, mukanya terlihat sangat pucat.

"Maafkan Mama, Sayang! Harusnya Mama tidak meninggalkanmu sendiri di rumah," ucapnya, berusaha menenangkan hati putranya.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak ini? Noah selalu ketakutan jika berhadapan dengan Anita?" batinnya.

"Oya, Sayang! Seperti yang Mama janjikan, Mama membelikan Noah mainan robot-robotan! Lihatlah, bagus kan?" cakap Halwa, menunjukkan mainan yang Noah inginkan. Seketika senyum Noah mengembang, dia langsung membuka mainan barunya.

"Noah suka?" tanya Halwa lagi.

"Suka! Terima kasih, Mama!" jawabnya, sambil memeluk tubuh Mamanya.

"Syukurlah, jika Noah suka," ujarnya.

"I love you, Ma!" ujarnya.

"I love you too, Sayang!" Halwa memeluk tubuh putranya dengan sayang.

Disisi lain, Anita seperti kebakaran jenggot. Dia merasa geram sekaligus heran dengan sikap yang ditunjukkan oleh istri pertama suaminya.

"Apakah tadi dia mengancam ku?" kesalnya. "Berani-beraninya dia mengancam ku! Dia tidak tahu siapa aku sebenarnya!" marah Anita.

Anita mendial nomor seseorang, dia nampak berbicara serius dengan orang tersebut. Dia meremas ponsel digenggamannya.

"Sial, bagaimana bisa orang-orang ku tidak berhasil mengikutinya? Kemana sebenarnya dia?" batin Anita, banyak sekali pertanyaan yang menggelayut di dalam otaknya.

Pukul tujuh malam

Seperti biasa di meja makan Dimas dan Anita sudah duduk dengan manis untuk menikmati makan malam yang disajikan oleh pelayan. Dimas menyuruh Mimin untuk memanggil putranya dan istri pertamanya.

"Nyonya dan Den Noah sudah ditunggu Bapak di meja makan!" ucap Mimin kepada Halwa.

"Terima kasih, Mbak Mimin," jawab Halwa dengan ramah.

Sebenarnya Halwa sangat malas harus bertemu dengan Dimas dan Anita. Dia melangkahkan kakinya ke arah meja makan bersama Noah. Ia menyuruh putranya duduk disebelahnya, dan menyendokkan nasi dan lauk pauk ke piring putranya. Mereka menikmati makan malamnya dalam keheningan, hanya suara sendok dan garpu yang terdengar. Noah sudah lebih dulu menghabiskan makanannya. Halwa menyuruh putranya untuk menggosok giginya sebelum tidur. Saat hendak menyusul putranya ke kamar, Anita menyuruh dirinya untuk membereskan meja makan terlebih dahulu.

"Huft," Halwa menghela nafasnya panjang.

"Dasar nenek sihir!" umpatnya kepada Anita.

Halwa pun membantu Mimin membereskan meja makan dan mencuci piring-piring yang kotor, sebelumnya Mimin sudah melarang nyonya nya untuk mencuci, tapi Halwa bukanlah wanita yang manja. Agar rencananya tidak terbongkar, dia mengikuti permainan Anita. Berpura-pura menjadi wanita lemah seperti Salwa.

"Min, boleh aku bertanya?" tanya Halwa kepada Mimin.

"Tanya apa, Nyonya?" tanya Mimin.

"Apakah selama aku tidak di rumah, Nyonya Anita sering menyakiti Noah?" tanya Halwa tiba-tiba.

"Ssssaya kurang tahu, Nyonya!" jawabnya tergagap.

"Tolong, jawab! Aku butuh jawaban! Karena selama ini Noah begitu pendiam dan penakut," ujarnya.

"Iya, Nya! Nyonya Anita sering memarahi Den Noah! Juga ...!" Mimin menghentikan kalimatnya, karena Noah berdiri di belakang Nyonya nya.

"Sayang, Kok belum tidur?" tanya Halwa.

"Noah mau tidur sama Mama," ucapnya.

"Baiklah, Ayo kita tidur! Ini sudah malam! Apakah kamu sudah sikat gigi?" tanya Halwa.

"Sudah, Mama," jawabnya.

Halwa menyuruh putranya untuk mengganti bajunya dengan baju tidur, setelah itu dia membacakan buku dongeng untuk Noah. Beberapa menit kemudian Noah sudah tertidur dengan sangat pulas. Halwa merasakan haus ditenggorokan nya, dia langsung menuju dapur mengambil air minum. Namun di ruang tengah, dia mendengar suara ******* dan erangan seseorang, ia melihat kegiatan panas Dimas dan Anita. Mereka bercumbu mesra didepannya, entah sengaja atau tidak namun kegiatan panas tersebut sengaja mereka pertontonkan di hadapannya.

Halwa hanya cuek, dia berjalan begitu saja meninggalkan mereka. Dimas sampai heran dengan sikap istri pertamanya. Dulu, ketika dia melakukan hubungan intim di depan istrinya, Salwa akan menangis dan mengurung diri di kamar. Namun sekarang, dia hanya diam, cuek dan dingin.

Halwa menghembus nafasnya berat, dia tidak menyangka matanya ternoda gara-gara melihat adegan panas Dimas dan Anita.

"Dasar pasangan tidak waras! Apa maksudnya coba, mereka melakukan hal tersebut di ruang terbuka? Kenapa tidak dilakukan di kamar atau di hotel saja? Apakah mereka sengaja memancing ku?" umpatnya, dia sangat kesal.

"Tunggu, Tunggu! Jika mereka sering melakukan hal memalukan itu didepan Salwa, pastilah Salwa sangat terluka hatinya! Dan sudah jelas, hati Salwa sangat tersiksa dengan pernikahan ini!" ujarnya, Halwa berdialog dengan dirinya sendiri.

"Sudahlah! Aku tidak mau memikirkan masalah yang tidak penting! Aku hanya akan fokus pada rencana ku saja," ucapnya dalam hati. Dia pun masuk ke selimut, mendekap putranya dari belakang.

Keesokkan paginya, Halwa sudah bangun dan sudah mandi, dia juga sudah berdandan cantik sekali. Dia menyiapkan keperluan sekolah putranya. Dua hari tidak ke sekolah, Noah merengek ingin kembali belajar dan bertemu teman-temannya. Noah sudah siap dengan memakai baju seragam dan tas sekolahnya. Halwa menggandeng tangan putranya menuju meja makan. Disana sudah ada Dimas dan Anita sedang menikmati sarapannya. Halwa duduk di samping putranya, mereka juga menikmati sarapan yang dibuat oleh juru masak. Tanpa merasa malu, mereka mengumbar kemesraan di depan dirinya dan putranya. Entah sengaja atau tidak, Halwa tidak tahu. Semakin diperhatikan, tingkah mereka berdua sangat menyebalkan, membuat Halwa muak dan merasa jijik. Apalagi itu menjadi tontonan yang tidak baik untuk putranya. Halwa pun menyuruh putranya untuk bergegas menyelesaikan sarapan paginya.

Selesai sarapan, Halwa berpamitan kepada Dimas. Bagaimanapun dia masih suami sahnya Salwa, jadi dia harus berusaha untuk menghormatinya pula. Dimas menawarkan tumpangan kepada istri pertamanya, namun Halwa menolak. Dia tidak mau merepotkan suaminya. Sikap dingin yang ditunjukkan istri pertamanya, membuatnya penasaran.

"Noah, Naiklah ke mobil Papah!" perintahnya kepada Noah. Noah bingung, karena mamanya tidak mau satu mobil dengan papanya. Noah memandang ke arah Mamanya.

"Tidak usah, Mas! Nanti kami naik mobil itu saja!" jawabnya, sambil menunjuk ke arah mobil yang biasa mereka tumpangi.

"Tapi, kali ini, aku ingin mengantarkan kalian ke sekolah," ujarnya. Halwa memandang ke arah Dimas, rasanya dia begitu muak melihat muka suami saudara kembarnya.

"Huft," dia menghela nafasnya panjang.

"Baiklah," Halwa mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.

Mobil dikemudian oleh seorang sopir, sedangkan mereka duduk di bangku penumpang. Halwa duduk di samping Dimas, sedangkan putranya duduk dipangkuan papanya. Mereka bercanda dan tertawa, Halwa hanya diam dan cuek saja. Sekilas, Dimas memandang wajah istri pertamanya.

"Cantik," gumamnya, namun masih terdengar lirih ditelinga Halwa, dia membelalakkan matanya. Ia membuang mukanya malas ke arah jendela mobil.

Sampai di depan sekolah putranya, Halwa langsung turun dari mobil suaminya. Dimas merasa sangat aneh, biasanya semarah apapun istrinya, istrinya tidak pernah lupa mencium punggung tangan suaminya. Namun kali ini, dia begitu dingin dan tanpa ekspresi. Noah melambaikan tangannya kepada sang Papa. Setelah mobil tidak terlihat, barulah mereka masuk ke kelas. Noah begitu bahagia masih bisa bersekolah kembali dan bertemu teman-temannya.

to be continued.....

Terpopuler

Comments

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

nyahoo dimas

2022-06-14

2

Buna Seta

Buna Seta

Aku mampir thor Mampir karyaku kak Kau Lupa Anak Istri mu

2022-04-03

2

bunda f2

bunda f2

lanjut, dalam dari KETIKA CINTA HARUS MENENTUKAN

2022-04-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2 Bab 2 : Siapa bayi itu?
3 Bab 3 : Datang ke Indonesia
4 Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5 Bab 5 : Kedatangan Halwa
6 Bab 6 : Mama pulang
7 Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8 Bab 8 : Noah Menangis
9 Bab 9 : Kemarahan Halwa
10 Bab 10 : Siapa Reyhan?
11 Bab 11 : Keberanian Halwa
12 Bab 12 : Suara rintihan
13 Bab 13 : Bertemu Reyhan
14 Bab 14 : Rasa Cemburu
15 Bab 15 : Masih Ada Rasa
16 Bab 16 : Murka Hilda
17 Bab 17 : Suara Laknat
18 Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19 Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20 Bab 20: Makan Malam Bersama
21 Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22 Bab 22 : Wanita Ular
23 Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24 Bab 24 : Merubah Penampilan
25 Bab 25 : Misi 1
26 Bab 26 : Perpisahan
27 Bab 27 : Pergi ke Pesta
28 Bab 28 : Penyerangan
29 Bab 29 : Misi 2
30 Bab 30 : Kemarahan Anita
31 Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32 Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33 Bab 33 : Kecurigaan Besar
34 Bab 34 : Murka Dimas
35 Bab 35 : Mencari Petunjuk
36 Bab 36 : Surat Cerai
37 Bab 37 : Hilang Kesabaran
38 Bab 38 : Pesan terselubung
39 Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40 Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41 Bab 41 : Kepergian Salwa
42 Bab 42 : Depresi 1
43 Bab 43 : Depresi 2
44 Bab 44 : Menemui Dimas
45 Bab 45 : Dinner Bersama
46 Bab 46 : Kepergian Halwa
47 Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48 Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49 Bab 49 : Makan Bersama
50 Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51 Bab 51 : Mencari Halwa
52 Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53 Bab 53 : Pertemuan
54 Bab 54 : Makan Siang
55 Bab 55 : Belajar Menerima
56 Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57 Bab 57 : Yes, I want to marry you
58 Bab 58 : Perpisahan Sementara
59 Bab 59 : Hari Pernikahan
60 Episode 60 : Honeymoon
61 Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62 Episode 62 : Memulai Dari Awal
63 Episode 63 : Pulang ke Belanda
64 Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65 Episode 65 : Kedatangan Nurul
66 Episode 66 : Kecelakaan Maut
67 Episode 67 : Menemui Reyhan
68 Episode 68 : Bertemu Antonio
69 Episode 69 : Kesedihan Halwa
70 Episode 70 : Pengakuan Halwa
71 Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72 Episode 72 : Tatap Mataku
73 Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74 Episode 74 : Terlalu Perih
75 Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76 Episode 76 : Insiden Pencurian
77 Episode 77 : Keputusan Halwa
78 Episode 78 : Bertemu Antonio
79 Episode 79 : Hari Pernikahan
80 Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81 Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82 Episode 82 : Sampai di Belanda
83 Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84 Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85 Episode 85 : Cynthia Sakit
86 Episode 86 : Anak Alien
87 Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88 Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89 Episode 89 : Insiden
90 Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91 Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92 Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93 Episode 93 : Bertemu Daddy
94 Episode 94 : Bonus
95 Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96 Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97 Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98 Episode 98 : Terlanjur Basah
99 Episode 99 : Berburu Hadiah
100 Episode 100 : The End
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 : Perkenalan Tokoh
2
Bab 2 : Siapa bayi itu?
3
Bab 3 : Datang ke Indonesia
4
Bab 4 : Salwa berhasil ditemukan
5
Bab 5 : Kedatangan Halwa
6
Bab 6 : Mama pulang
7
Bab 7 : Kecurigaan Halwa
8
Bab 8 : Noah Menangis
9
Bab 9 : Kemarahan Halwa
10
Bab 10 : Siapa Reyhan?
11
Bab 11 : Keberanian Halwa
12
Bab 12 : Suara rintihan
13
Bab 13 : Bertemu Reyhan
14
Bab 14 : Rasa Cemburu
15
Bab 15 : Masih Ada Rasa
16
Bab 16 : Murka Hilda
17
Bab 17 : Suara Laknat
18
Bab 18 : Liburan ke kebun binatang
19
Bab 19 : Empat orang berpakaian hitam
20
Bab 20: Makan Malam Bersama
21
Bab 21 : Kedatangan Jesslyn
22
Bab 22 : Wanita Ular
23
Bab 23 : Pelajaran Untuk Dimas
24
Bab 24 : Merubah Penampilan
25
Bab 25 : Misi 1
26
Bab 26 : Perpisahan
27
Bab 27 : Pergi ke Pesta
28
Bab 28 : Penyerangan
29
Bab 29 : Misi 2
30
Bab 30 : Kemarahan Anita
31
Bab 31 : Rahasia yang terkuak
32
Bab 32 : Pertemuan Tak Terduga
33
Bab 33 : Kecurigaan Besar
34
Bab 34 : Murka Dimas
35
Bab 35 : Mencari Petunjuk
36
Bab 36 : Surat Cerai
37
Bab 37 : Hilang Kesabaran
38
Bab 38 : Pesan terselubung
39
Bab 39 : Aksi Penyelamatan 1
40
Bab 40 : Aksi Penyelamatan 2
41
Bab 41 : Kepergian Salwa
42
Bab 42 : Depresi 1
43
Bab 43 : Depresi 2
44
Bab 44 : Menemui Dimas
45
Bab 45 : Dinner Bersama
46
Bab 46 : Kepergian Halwa
47
Bab 47 : Kembalinya Halwa ke Belanda
48
Bab 48 : Bertemu Keluarga Adam
49
Bab 49 : Makan Bersama
50
Bab 50 : Reyhan tiba di Belanda
51
Bab 51 : Mencari Halwa
52
Bab 52 : Penyesalan Jesslyn
53
Bab 53 : Pertemuan
54
Bab 54 : Makan Siang
55
Bab 55 : Belajar Menerima
56
Bab 56 : Makan Malam di Kapal Pesiar
57
Bab 57 : Yes, I want to marry you
58
Bab 58 : Perpisahan Sementara
59
Bab 59 : Hari Pernikahan
60
Episode 60 : Honeymoon
61
Episode 61 :Jalan jalan ke Menara Eiffel
62
Episode 62 : Memulai Dari Awal
63
Episode 63 : Pulang ke Belanda
64
Episode 64 : Kepulangan Reyhan
65
Episode 65 : Kedatangan Nurul
66
Episode 66 : Kecelakaan Maut
67
Episode 67 : Menemui Reyhan
68
Episode 68 : Bertemu Antonio
69
Episode 69 : Kesedihan Halwa
70
Episode 70 : Pengakuan Halwa
71
Episode 71 : Siapakah wanita itu?
72
Episode 72 : Tatap Mataku
73
Episode 73 : Wanita Cantik dari Belanda
74
Episode 74 : Terlalu Perih
75
Episode 75 : Reyhan Mulai Cemburu
76
Episode 76 : Insiden Pencurian
77
Episode 77 : Keputusan Halwa
78
Episode 78 : Bertemu Antonio
79
Episode 79 : Hari Pernikahan
80
Episode 80 : Ketika Ingatannya kembali
81
Episode 81 : Bangkit dari Keterpurukan
82
Episode 82 : Sampai di Belanda
83
Episode 83 : Keputusan Untuk Pulang
84
Episode 84 : Gabrio dan Gabino
85
Episode 85 : Cynthia Sakit
86
Episode 86 : Anak Alien
87
Episode 87 : Pesta Ulang Tahun
88
Episode 88 : Makan Siang Bersama Mark
89
Episode 89 : Insiden
90
Episode 90 : Insiden Pembawa Berkah
91
Episode 91 : Si Kembar Merajuk
92
Episode 92 : Permintaan Maaf Nurul
93
Episode 93 : Bertemu Daddy
94
Episode 94 : Bonus
95
Episode 95 : Pulang ke Apartemen
96
Episode 96 : Bertemu Mammer ( Mamih Mertua )
97
Episode 97 : Pertemuan Antara Dua wanita Istimewa
98
Episode 98 : Terlanjur Basah
99
Episode 99 : Berburu Hadiah
100
Episode 100 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!