Episode 15

Malam semakin larut sebagian orang mungkin sudah beranjak menuju alam mimpi namun tidak dengan Binar entahlah malam ini Binar tidak bisa memejamkan matanya ia sempat mengerutu kesal saat matanya enggan untuk terpejam dan yang membuatnya semakin kesal adalah tiap ia menutup matanya bayangan wajah seseorang selalu muncul dalam benaknya membuat Binar beristigfar berulang kali akhirnya setelah menyerah untuk tidur ia pun bangkit menuju meja belajarnya ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya sedang memikirkan sesuatu.

"Ya Allah kenapa dari tadi aku kefikiran Langit mulu ya?" Binar bermonolog pada dirinya sendiri ia benar benar frustasi tidak bisa menghilangkan wajah Langit dalam benaknya

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum Binar? Umi boleh masuk nak?" Binar tau itu adalah suara umi nya ia pun akhirnya mempersilahkan uminya masuk

"Wa'alaikumsalam umi"

"Loh putri umi belum tidur? Ini udah malem loh sayang" Binar hanya tersenyum mendengar kekhawatiran uminya yang selalu saja penuh perhatian padanya ia merasa sangat bersyukur memiliki umi seperti uminya ini.

"Belum umi Binar gk bisa tidur"

"Binar sudah wudhu?"

"Iya umi Binar sudah wudhu sudah baca doa juga tapi tetap gk bisa tidur" Binar berujar sambil menghela nafasnya gusar umi Syaila tersenyum pada putrinya ia mengelus kepala Binar dengan sayang

"Apa ada yang menganggu fikiran Binar? Mau cerita sama umi?" Binar terdiam sempat berfikir sejenak dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya

"Ya sudah ayo sini tidur di pangkuan umi" Binar pun hanya menurut ia menidurkan kepalanya di pangkuan uminya sama seperti saat dulu ia masih kecil,umi Syaila tersenyum tangannya masih setia mengusap kepala Binar lembut kemudian lantunan salawat mulai berkumandang dari bibirnya. Binar tersenyum suara umi nya begitu menenangkan akhirnya Binar mencoba memejamkan matanya perlahan lahan ia mulai terbuai dalam alam mimpi dan akhirnya Binar benar benar terlelap bersamaan dengan umi Syaila yang mengakhiri salawatnya ia tersenyum memandang wajah putrinya dan tanpa ia sadari tiba tiba saja air mata jatuh membasahi pipinya,umi Syaila menangis melihat wajah Binar yang mengingatkannya akan sosok pria yang ia cintai yang kini sudah pergi mendahului nya dan jika dia sedang rindu pada nya umi Syaila pasti akan memandang wajah Binar yang memang sangat mirip seperti suaminya namun dalam versi perempuan.

"Lihatlah mas putri kita sekarang sudah besar dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sholehah,semoga kita nanti bisa berkumpul lagi di Jannah-Nya Aamiin"  umi Syaila kembali menangis  ia benar benar merindukan suaminya karna tidak mau menganggu Binar umi Syaila pun keluar dari kamar Binar setelah sebelumnya sempat mencium Binar. Binar yang kembali terbangun mendengar isak tangis umi nya pun ikut menangis ia merasakan apa yang umi nya rasakan ia juga begitu merindukan sosok yang ia panggil abi selama ini yang kini hanya tinggal kenangan.

"Abi..hiks..Binar dan umi rindu" hanya kata itulah yang mampu terucap dari bibir Binar kemudian ia kembali menangis hingga akhirnya Binar pun kelelahan dan mulai tertidur lelap bersama dadanya yang sesak karna rindu. Rindu kepada dua orang sekaligus,kepada Abi nya dan kepada Langit.

[]

Sang bagaswara sudah menampakan dirinya kicauan burung menambah indah suasana pagi ini,Binar tersenyum menatap suasana sekolahnya yang belum terlalu ramai Binar sengaja datang pagi ke sekolah untuk menenangkan fikirannya. Binar menghela nafas nya senyumnya masih terukir di bibir ranumnya.

Brukkk

"Aduhh" Binar meringis kesakitan saat seseorang menabrak tubuhnya,Binar menatap orang yang menabraknya itu yang ternyata adalah seorang laki laki

"Ck lo ngalangin mulu"

Binar menatap laki laki itu kesal apa apaan dia? Padahal dia yang nabrak Binar kenapa dia yang memarahinya? Ah benar benar menyebalkan

"Hei tadi itu kamu yang nabrak aku"

Laki laki itu menatap Binar dengan satu alisnya yang terangkat.

"Terus maksud lo gue harus minta maaf gitu? Cih! Jangan harap di dalam kamus gue gk ada yang namanya kata maaf,ngerti lo?!"

Setelah mengatakan itu laki laki itu pergi meninggalkan Binar yang menahan kesal

"Siapa sih cowok itu? Kok ngeselin banget sikapnya" gerutu Binar yang memandang pungung laki laki itu yang akan menghilang di balik tikungan koridor

"Cowok yang mana?"

"Astagfiruallahaladzim. Langit!"

Langit mengangkat sudut bibirnya tersenyum dikit namun lebih terlihat seperti menyeringai tangannya sedaritadi ia masukkan ke dalam saku celananya ia memperhatikan wajah Binar yang terlihat sangat mengemaskan saat sedang kesal.

"Yang mana?"

"Langit tolong ya pertanyaannya jangan ambigu"

"Ck yang mana cowok nya?"

Binar menganguk-anggukkan kepalanya paham maksud perkataan Langit

"Telat udah pergi dia,oh ya gimana kamu?"

"Hah? Apanya?" Dan kini Langi yang tidak mengerti maksud perkataan Binar

"Ck ih gimana kabar kamu? Udah mendingan?" Tanya Binar sementara itu Langit terlihat sedang berfikir apakah Binar sedang mengkhawatirkannya? Ya semoga saja Binar mengkhawatirkan Langit

"Udah"

"Alhamdulillah deh kalau udah sembuh"

Langit kembali terdiam terpaku menatap wajah Binar dan senyuman yang melengkung dari bibir gadis itu senyuman yang selalu membuat hati Langit menghangat yang tanpa sadar senyum itu menular pada Langit,Binar yang di tatap seperti itu oleh Langit segera menundukkan pandangannya lalu beristigfar meredakan kegugupan yang melanda serta jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya

"Oke deh. Ka..kalau gitu aku pamit dulu Assalamu'alaikum"

Binar berlalu dari hadapan Langit setelah mengucapkan salam dan pandangan Langit terus terpaku pada pungung Binar yang sudah mulai menjauh dari pandangannya bahkan ia sampai tidak menjawab salam dari Binar padahal menjawab salam hukumnya adalah wajib bagi umat islam karna di dalam ucapan salam mengandung rahmat dan juga keselamatan.

"Lang sadar woy"

Tepukan di bahu Langit menyadarkannya dari lamunanya tentang Binar,ia berdecak kesal saat tau siapa yang menepuk bahunya ini siapa lagi kalau bukan Aksara yang datang bersama sahabat sahabat Langit lainnya

"Gimana Lang? Lo suka ya sama Binar?" Langit terdiam mendengar pertanyaan yang dia ajukan oleh Aksara,benarkah ia menyukai Binar? Ah apa iya dia suka pada Binar? Langit masih ragu ia ragu akan perasaannya ini ia tidak tau meskipun ia sempat mengira perasaan ini adalah perasaan suka namun Langit belum bisa menetralisir rasa yang mulai tumbuh di hatinya untuk seorang gadis yang entah mengapa rasanya selalu menjadi candu saat ini,Langit selalu merasa candu ingin selalu menatap wajahnya apalagi melihat ekspresinya saat bagaimana ia tersenyum,tertawa,dan saat gadis itu kesal pun Langit menyukainya menyukai berbagai ragam ekspresi yang ada pada diri gadis itu Langit menyukainya tapi di sisi lain hatinya ada sebuah perasaan yang selalu menyuruh Langit untuk mundur bahwa dirinya tidak pantas untuk gadis itu karna Langit tau dirinya dan Binar sangatlah berbeda.

"Woi bro lo gk apa apa?" Tanya Petang yang melihat perubahan pada raut wajah Langit,Langit tersentak dan menatap para sahabatnya yang juga sedang menatapnya. Langit menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya

"Gue gk apa apa" jawab Langit membuat sahabatnya merasa lega

"Kayanya lo butuh refreshing gimana kalau kita cabut aja yok, kita  ke warkang nongkrong nongkrong ganteng haha males gue belajar hari ini pelajaran bu Bertin" ajak Aksara pada sahabatnya

"Emangnya bu Bertin kenapa?" Fajar bertanya karna memang ia belum pernah di ajar oleh bu Bertin jadi maklumi saja jika ia tidak tau

"Bu Berti mah gk kenapa napa sih sehat kenapa sih kok perhatian banget" jawab Aksara dengan entengnya membuat Fajar geram dengan sigap ia segera memberikan jitakan di kepala Aksara

"Adaww sakit atuh maneh mah"

"Maksud gue emang bu Bertin ngajar tuh gimana?"

"Ya begitu tapi dia itu baik tapi ya baik baik juga dia tuh sebenernya killernya  minta ampun apalagi kalau sama gue di jadiin kambing hitam mulu gue kan nyebelin tuh guru"

"Utuk utuk yang sabar ya dede kuad kok" ujar Candra sambil menepuk nepuk pundak Aksara

"Iya dede kuad kaka"

"Idih geli gue haha" ucap Fajar sambil terkekeh

"Gk kali ini gue gk mau bolos"

Langit berucap membungkam mulut sahabatnya setelah itu ia pun melangkahkan kakinya menuju kelas

"Yah kita gk jadi bolos nih?"-Candra

"Kaga jadi"-Fajar

"Ya mau gimana lagi"-petang

"TIDAKKK GUE BELUM NGERJAIN PR BU BERTINNN AAAA TIDAKK"-Aksara yang sedang kesulitan karna belum ngerjain pr:v

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 71
71 Episode 72
72 Episode 73
73 Episode 74
74 Episode 75
75 Episode 76
76 Episode 77
77 Episode 78
78 Episode 79
79 episode 80 (Ending Season 1)
80 PENTING:)
81 Binar di Langit Senja Season 2??
82 Prolog (Season 2)
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 71
71
Episode 72
72
Episode 73
73
Episode 74
74
Episode 75
75
Episode 76
76
Episode 77
77
Episode 78
78
Episode 79
79
episode 80 (Ending Season 1)
80
PENTING:)
81
Binar di Langit Senja Season 2??
82
Prolog (Season 2)
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!