Malam semakin larut sebagian orang mungkin sudah beranjak menuju alam mimpi namun tidak dengan Binar entahlah malam ini Binar tidak bisa memejamkan matanya ia sempat mengerutu kesal saat matanya enggan untuk terpejam dan yang membuatnya semakin kesal adalah tiap ia menutup matanya bayangan wajah seseorang selalu muncul dalam benaknya membuat Binar beristigfar berulang kali akhirnya setelah menyerah untuk tidur ia pun bangkit menuju meja belajarnya ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya sedang memikirkan sesuatu.
"Ya Allah kenapa dari tadi aku kefikiran Langit mulu ya?" Binar bermonolog pada dirinya sendiri ia benar benar frustasi tidak bisa menghilangkan wajah Langit dalam benaknya
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum Binar? Umi boleh masuk nak?" Binar tau itu adalah suara umi nya ia pun akhirnya mempersilahkan uminya masuk
"Wa'alaikumsalam umi"
"Loh putri umi belum tidur? Ini udah malem loh sayang" Binar hanya tersenyum mendengar kekhawatiran uminya yang selalu saja penuh perhatian padanya ia merasa sangat bersyukur memiliki umi seperti uminya ini.
"Belum umi Binar gk bisa tidur"
"Binar sudah wudhu?"
"Iya umi Binar sudah wudhu sudah baca doa juga tapi tetap gk bisa tidur" Binar berujar sambil menghela nafasnya gusar umi Syaila tersenyum pada putrinya ia mengelus kepala Binar dengan sayang
"Apa ada yang menganggu fikiran Binar? Mau cerita sama umi?" Binar terdiam sempat berfikir sejenak dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya
"Ya sudah ayo sini tidur di pangkuan umi" Binar pun hanya menurut ia menidurkan kepalanya di pangkuan uminya sama seperti saat dulu ia masih kecil,umi Syaila tersenyum tangannya masih setia mengusap kepala Binar lembut kemudian lantunan salawat mulai berkumandang dari bibirnya. Binar tersenyum suara umi nya begitu menenangkan akhirnya Binar mencoba memejamkan matanya perlahan lahan ia mulai terbuai dalam alam mimpi dan akhirnya Binar benar benar terlelap bersamaan dengan umi Syaila yang mengakhiri salawatnya ia tersenyum memandang wajah putrinya dan tanpa ia sadari tiba tiba saja air mata jatuh membasahi pipinya,umi Syaila menangis melihat wajah Binar yang mengingatkannya akan sosok pria yang ia cintai yang kini sudah pergi mendahului nya dan jika dia sedang rindu pada nya umi Syaila pasti akan memandang wajah Binar yang memang sangat mirip seperti suaminya namun dalam versi perempuan.
"Lihatlah mas putri kita sekarang sudah besar dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sholehah,semoga kita nanti bisa berkumpul lagi di Jannah-Nya Aamiin" umi Syaila kembali menangis ia benar benar merindukan suaminya karna tidak mau menganggu Binar umi Syaila pun keluar dari kamar Binar setelah sebelumnya sempat mencium Binar. Binar yang kembali terbangun mendengar isak tangis umi nya pun ikut menangis ia merasakan apa yang umi nya rasakan ia juga begitu merindukan sosok yang ia panggil abi selama ini yang kini hanya tinggal kenangan.
"Abi..hiks..Binar dan umi rindu" hanya kata itulah yang mampu terucap dari bibir Binar kemudian ia kembali menangis hingga akhirnya Binar pun kelelahan dan mulai tertidur lelap bersama dadanya yang sesak karna rindu. Rindu kepada dua orang sekaligus,kepada Abi nya dan kepada Langit.
[]
Sang bagaswara sudah menampakan dirinya kicauan burung menambah indah suasana pagi ini,Binar tersenyum menatap suasana sekolahnya yang belum terlalu ramai Binar sengaja datang pagi ke sekolah untuk menenangkan fikirannya. Binar menghela nafas nya senyumnya masih terukir di bibir ranumnya.
Brukkk
"Aduhh" Binar meringis kesakitan saat seseorang menabrak tubuhnya,Binar menatap orang yang menabraknya itu yang ternyata adalah seorang laki laki
"Ck lo ngalangin mulu"
Binar menatap laki laki itu kesal apa apaan dia? Padahal dia yang nabrak Binar kenapa dia yang memarahinya? Ah benar benar menyebalkan
"Hei tadi itu kamu yang nabrak aku"
Laki laki itu menatap Binar dengan satu alisnya yang terangkat.
"Terus maksud lo gue harus minta maaf gitu? Cih! Jangan harap di dalam kamus gue gk ada yang namanya kata maaf,ngerti lo?!"
Setelah mengatakan itu laki laki itu pergi meninggalkan Binar yang menahan kesal
"Siapa sih cowok itu? Kok ngeselin banget sikapnya" gerutu Binar yang memandang pungung laki laki itu yang akan menghilang di balik tikungan koridor
"Cowok yang mana?"
"Astagfiruallahaladzim. Langit!"
Langit mengangkat sudut bibirnya tersenyum dikit namun lebih terlihat seperti menyeringai tangannya sedaritadi ia masukkan ke dalam saku celananya ia memperhatikan wajah Binar yang terlihat sangat mengemaskan saat sedang kesal.
"Yang mana?"
"Langit tolong ya pertanyaannya jangan ambigu"
"Ck yang mana cowok nya?"
Binar menganguk-anggukkan kepalanya paham maksud perkataan Langit
"Telat udah pergi dia,oh ya gimana kamu?"
"Hah? Apanya?" Dan kini Langi yang tidak mengerti maksud perkataan Binar
"Ck ih gimana kabar kamu? Udah mendingan?" Tanya Binar sementara itu Langit terlihat sedang berfikir apakah Binar sedang mengkhawatirkannya? Ya semoga saja Binar mengkhawatirkan Langit
"Udah"
"Alhamdulillah deh kalau udah sembuh"
Langit kembali terdiam terpaku menatap wajah Binar dan senyuman yang melengkung dari bibir gadis itu senyuman yang selalu membuat hati Langit menghangat yang tanpa sadar senyum itu menular pada Langit,Binar yang di tatap seperti itu oleh Langit segera menundukkan pandangannya lalu beristigfar meredakan kegugupan yang melanda serta jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya
"Oke deh. Ka..kalau gitu aku pamit dulu Assalamu'alaikum"
Binar berlalu dari hadapan Langit setelah mengucapkan salam dan pandangan Langit terus terpaku pada pungung Binar yang sudah mulai menjauh dari pandangannya bahkan ia sampai tidak menjawab salam dari Binar padahal menjawab salam hukumnya adalah wajib bagi umat islam karna di dalam ucapan salam mengandung rahmat dan juga keselamatan.
"Lang sadar woy"
Tepukan di bahu Langit menyadarkannya dari lamunanya tentang Binar,ia berdecak kesal saat tau siapa yang menepuk bahunya ini siapa lagi kalau bukan Aksara yang datang bersama sahabat sahabat Langit lainnya
"Gimana Lang? Lo suka ya sama Binar?" Langit terdiam mendengar pertanyaan yang dia ajukan oleh Aksara,benarkah ia menyukai Binar? Ah apa iya dia suka pada Binar? Langit masih ragu ia ragu akan perasaannya ini ia tidak tau meskipun ia sempat mengira perasaan ini adalah perasaan suka namun Langit belum bisa menetralisir rasa yang mulai tumbuh di hatinya untuk seorang gadis yang entah mengapa rasanya selalu menjadi candu saat ini,Langit selalu merasa candu ingin selalu menatap wajahnya apalagi melihat ekspresinya saat bagaimana ia tersenyum,tertawa,dan saat gadis itu kesal pun Langit menyukainya menyukai berbagai ragam ekspresi yang ada pada diri gadis itu Langit menyukainya tapi di sisi lain hatinya ada sebuah perasaan yang selalu menyuruh Langit untuk mundur bahwa dirinya tidak pantas untuk gadis itu karna Langit tau dirinya dan Binar sangatlah berbeda.
"Woi bro lo gk apa apa?" Tanya Petang yang melihat perubahan pada raut wajah Langit,Langit tersentak dan menatap para sahabatnya yang juga sedang menatapnya. Langit menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya
"Gue gk apa apa" jawab Langit membuat sahabatnya merasa lega
"Kayanya lo butuh refreshing gimana kalau kita cabut aja yok, kita ke warkang nongkrong nongkrong ganteng haha males gue belajar hari ini pelajaran bu Bertin" ajak Aksara pada sahabatnya
"Emangnya bu Bertin kenapa?" Fajar bertanya karna memang ia belum pernah di ajar oleh bu Bertin jadi maklumi saja jika ia tidak tau
"Bu Berti mah gk kenapa napa sih sehat kenapa sih kok perhatian banget" jawab Aksara dengan entengnya membuat Fajar geram dengan sigap ia segera memberikan jitakan di kepala Aksara
"Adaww sakit atuh maneh mah"
"Maksud gue emang bu Bertin ngajar tuh gimana?"
"Ya begitu tapi dia itu baik tapi ya baik baik juga dia tuh sebenernya killernya minta ampun apalagi kalau sama gue di jadiin kambing hitam mulu gue kan nyebelin tuh guru"
"Utuk utuk yang sabar ya dede kuad kok" ujar Candra sambil menepuk nepuk pundak Aksara
"Iya dede kuad kaka"
"Idih geli gue haha" ucap Fajar sambil terkekeh
"Gk kali ini gue gk mau bolos"
Langit berucap membungkam mulut sahabatnya setelah itu ia pun melangkahkan kakinya menuju kelas
"Yah kita gk jadi bolos nih?"-Candra
"Kaga jadi"-Fajar
"Ya mau gimana lagi"-petang
"TIDAKKK GUE BELUM NGERJAIN PR BU BERTINNN AAAA TIDAKK"-Aksara yang sedang kesulitan karna belum ngerjain pr:v
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments