Episode 6

Hari ini Langit belum masuk sekolah ia masih berduka atas kematian adiknya, pagi ini Langit sedang duduk di balkon kamar sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajah membuat rambutnya berantakan karna tertiup oleh angin.

"Sarapan dulu nak Mamah udah buatin kamu sarapan nih," ucap Manda yang datang dengan wajah sumringah.

Di tangannya ada nampan yang berisi sepiring nasi goreng seafood dan segelas susu kedelai karna Langit alergi dengan susu sapi, Langit menatap Manda yang sedang tersenyum padanya.

Langit pun segera menepis nampan yang berisi sarapan untuknya dan alhasil makanan serta minuman yang tadi tertata rapih di nampan kini sudah berantakan di lantai.

"Gk usah sok perduli deh lo," ucap Langit, lalu Langit pun segera berlalu dari hadapan Manda dan rasanya Langit ingin pergi jauh saja dari rumah.

Akhirnya Langit pun memutuskan untuk masuk saja ke sekolah hari ini toh percuma di rumah juga dia terus merasa kesal dengan tingkah Mamah tirinya itu.

Langit mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata masih ada waktu 30 menit lagi sebelum bel berbunyi tapi bagi Langit itu tidak masalah walaupun dia telat Langit tidak merasa takut karna dia ke sekolah hanya untuk duduk di rooftop menikmati angin sejuk dan suasana yang tenang serta nyaman.

Mobil Langit memasuki halaman sekolah ia segera memarkirkan mobilnya setelah itu ia pun turun dari mobil sambil merapihkan rambutnya, beberapa siswi melihat Langit dengan beragam ekspresi. Ada yang tersenyum diam-diam dan ada juga yang menjerit karna ketampanan dan karisma Langit yang terlihat begitu mencolok di kalangan kaum hawa.

"Gilaa kak Langit ganteng banget!"

"Langit ya ampunn makin ganteng aja."

"Duh serasa ngeliat pangeran pagi-pagi. begini."

Begitulah kiranya teriakan yang dapat Langit dengar dari para fansnya ketika melihat sosok Langit tapi Langit hanya diam bahkan dirinya tidak perduli akan hal itu, ia justru memilih untuk terus melangkahkan kakinya di koridor kelas dan masuk ke kelasnya yaitu kelas 11 IPA B.

"Ya ampun! Ini beneran Langitkan? Gue kangen banget sama lo," ujar Aksara dengan hebohnya lalu ia pun segera menghampiri Langit dengan kedua tangan yang sudah di rentangkan, bersiap untuk memeluk tubuh Langit.

"Stop! MAJU SATU LANGKAH GUE PITES LO," teriak Langit dengan tatapan horornya pada Aksara, membuat Petang yang sedaritadi hanya menonton terkekeh ia merangkul bahu Langit dengan akrab.

"Lu kira gue kutu di pites."

Aksara berucap sambil menggerutu, ia pun mengikuti langkah Langit dan Petang yang berjalan menuju ke arah tempat duduk Langit. Tempat duduk yang paling strategis di kelas ini yaitu di belakang dekat tembok adalah tempat yang sangat nyaman bagi Langit.

"Tumben lo gk langsung ke rooftop?" Tanya Petang yang ikut duduk di samping Langit, sementara Aksara ia duduk di atas meja Langit walaupun sebenarnya di larang oleh pihak sekolah tapi Aksara seolah-olah tidak memperdulikan peraturan sekolah tersebut.

"Kita turut berduka ya atas kepergian Kanya. Gue tau ini semua pasti berat banget bagi lo Lang," ucap Petang sambil menatap Langit yang menundukkan kepalanya.

Petang tau di balik mata biru Langit ada perasaan sakit yang tidak bisa di deskripsikan olehnya.

"Ya ampun dedek gk kuat ngedengernya," ucap Aksara dengan nada lebaynya dsn merusak suasana haru antara Langit dan Petang.

"Apaan sih lo," ucap Petang sambil melempar Aksara dengan bola kertas yg ada di tangannya.

"Apaan nih? ***** ini mah namanya Rezeki anak sholehah, gue dapet contekan buat nanti ulhar gk sia-sia semalam gue gak belajar," ucap Aksara yang sudah melakukan sujud syukur karna bola kertas yang di lempar Petang adalah contekan untuk ulangan harian Matematika nanti.

"Bukan sholehah woy lo tuh cowok harusnya soleh!" teriak Petang yang merasa kesal dengan kelakuan absurtd Aksara yang kadang membuat emosi jiwa meledak-ledak.

"Ucup Bapak lu di katain nih sama Petang!" balas Aksara yang malah berteriak pada seorang laki-laki berkacamata yang kini hanya menatap Aksara bingung, Aksara pun langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Petang namun Aksara hanya tertawa menanggapinya.

"Pagi semuanya selamat datang di indimirit selamat bersuka ria," sapa Fajar yang masuk ke dalam kelas dengan cerianya beserta selogan andalan mbak-mbak minimarket yang terkenal itu.

"Pagi juga Fajarku yang selalu bersinar menerangi hatiku," ucap Aksara sok puitis sambio mengedipkan sebelah matanya.

"Kasian ya mana masih muda udah cacingan aja," ucap Fajar membuat Aksara mendengus kesal.

"Jahat lo sama gue, gk bakalan gue kasih contekan Matematika lo pas ulangan nanti," ancam Aksara.

"Seriusan? Wah gk bisa gitu kalau punya rezeki tuh harus di bagi-bagi dong," seru Fajar yang bersemangat mendengar kata contekkan.

"Enak aja! Gue dapetin ini tuh penuh perjuangan," kata Aksara sambil menyembunyikan kertas yang berisi contekan itu di belakang tubuhnya.

"Perjuangan apaan? Padahal itu kertas kan tadi gue yang lempar terus lo tangkep eh taunya contekkan," Petang angkat bicara, ia tidak terima dengan ucapan Aksara kampret yang penuh akan dusta.

"Justru itulah perjuangannya wahai anak muda, lo yang lempar gue pake kertas ini tuh kan rasanya sakit jadi perjuangan gue itu nahan sakit karna kena lemparan kertas dari lo ini," ucap Aksara menjelaskan sambil menunjukkan gumpalan kertas yang ada di tangannya.

"Lebay lo, cuma kena lempar kertas doang padahal udah bilang sakit. Mental kerupuk hih," cibir Fajar.

"***** sakit wou!" Pekik Fajar saat kepalanya di pukul oleh Aksara yang saat ini memasang wajah tanpa dosa di tambah dengan cengiran menyebalkan khas Aksara.

"Sakitkan? Padahal ini cuma pake kertas loh mukulnya lebay banget ih mental kerupuk, ?akannya jangan ngeremehin kertas. Enakkan di cium kertas? Hahaha" Aksara berucap penuh kemenangan dan membalik-balikkan perkataan Fajar sebelumnya.

"DASAR AKSARA DODOL ANAK PAK HAJI ROJAK YA JELAS SAKITLAH, KALAU LO LEMPAR GUE PAKE KERTAS KAMUS YANG TEBELNYA KAYA DAKI SI MAMAT," Fajar naik darah karna ucapan Aksara akhirnya berteriak di depan muka Aksara sambil mengelengkan kepalanya.

Sementara anak-anak yang lain yang ada di kelas itu hanya bisa mengelengkan kepala mereka secara serempak, mereka sudah biasa melihat kelakuan absurtd Aksara dan Fajar di setiap harinya.

"Hahahaha lo berdua gk berubah masih aja gila."

Pandangan mereka beralih pada satu titik yaitu Langit yang sedang tertawa lebar dan selama mereka bersahabat baru kali ini mereka bisa melihat Langit kembali tertawa, melihat Langit tertawa seperti itu membuat para sahabat Langit merasa tidak gagal dalam menjadi seorang sahabat.

Karna sejatinya seorang sahabat itu adalah orang yang tulus mencintai lo apa adanya bukan ada apanya.

🍃Langit Agam Perkasa🍃

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 71
71 Episode 72
72 Episode 73
73 Episode 74
74 Episode 75
75 Episode 76
76 Episode 77
77 Episode 78
78 Episode 79
79 episode 80 (Ending Season 1)
80 PENTING:)
81 Binar di Langit Senja Season 2??
82 Prolog (Season 2)
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 71
71
Episode 72
72
Episode 73
73
Episode 74
74
Episode 75
75
Episode 76
76
Episode 77
77
Episode 78
78
Episode 79
79
episode 80 (Ending Season 1)
80
PENTING:)
81
Binar di Langit Senja Season 2??
82
Prolog (Season 2)
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!