Adzan subuh berkumandang dengan merdu, membuat Langit merasakan kedamaian saat mendengarnya.
Ingatannya kembali pada saat dimana semuanya masih baik-baik saja dan tidak ada masalah dalam hidupnya, semuanya masih terasa menenangkan.
Langit terpaku menatap adiknya yang sepertinya masih sangat nyaman memejamkan mata, sedaritadi gengaman tangan Langit tidak pernah terlepas dan ia masih mengenggam erat tangan adiknya, sesekali juga ia menciumnya atau sesekali ia mengusap tangan itu dengan lembut.
Langit ingat saat pertama kali adiknya lahir kedunia ini, saat itu ia begitu bahagia. Bahkan ia rela tidak tidur hingga larut malam demi menunggu kelahiran adiknya, Langit jugalah yang selalu menemani adiknya kemanapun adiknya pergi, Langit jugalah yang memeluk adiknya dengan erat. Di kala adiknya sedang merasa sedih, karna apapun akan Langit lakukan demi adiknya, Kayana Jingga Gemilang.
"A ... abang."
Suara itu membuat Langit tersadar dari lamunannya, ia menatap adiknya yang menunjukkan senyuman meskipun wajahnya terlihat pucat tapi Kanya masih tetap terlihat cantik.
"Adek udah sadar," ucap Langit antusias ia segera menghujani Kanya dengan ciuman, membuat Kayana mencebikan bibirnya.
"Ish abang! Kanya bukan anak kecil lagi! jadi jangan panggil adek harus panggil Kanya aja."
Protesan Kanya membuat Langit terkekeh ia kembali mencium kening adiknya lama.
"Abang, Mamah sama Papah gk jenguk Kanya?" Tanya Kanya tatapannya terlihat sendu, membuat Langit terluka dan tidak tega melihat wajah adiknya yang terlihat begitu sendu itu.
Langit tau pasti sebentar lagi air mata Kanya akan jatuh, maka dari itu Langit pun segera menghapus air mata yang menetes di pipi Kanya dengan lembut dan memberikan senyuman terbaiknya.
Senyuman yang memang limitid edition, yang hanya ia tampilkan pada orang yang menurut Langit sangat berharga dan beruntungnya Kanya bisa melihat senyuman itu.
"Emang Kanya gk seneng ya abang di sini?" Tanya Langit sambil pura pura menunjukkan muka sedihnya.
"Nggak gitu, Kanya malah sangat bersyukur punya abang kaya abang Langit karna ternyata Allah itu Maha Baik ya bang," ucap Kanya dengan senyumannya.
"Maksud kamu?" Tanya Langit yang tidak mengerti.
"Allah Maha Baik bang, karna dia udah ngasih Kanya abang sebaik abang Langit dan tau gk bang? Abang itu abang terbaik sedunia," ucap Kanya sambil membawa tangan Langit ke bibirnya, lalu menciumnya dan membuat Langit tersenyum.
"Abang yang paling merasa bahagia karna abang punya adik kaya kamu, miss you so much adekk abangg," ujar Langit sambil mengacak pelan rambut Kanya membuat Kanya cemberut atas pelakuan Langit.
Hening tidak ada percakapan apapun lagi antara Langit dan Kanya, kini keduanya sedang sibuk dengan fikiran masing-masing, kemudian Kanya pun menatap ke arah Langit.
"Abang mau gk janji sama Kanya?" Ucap Kanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Langit.
"Janji apa?" Tanya Langit namun meskipun begitu ia tetap mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Kanya.
"Abang janji sama Kanya abang gk akan bolos lagi, abang janji sama Kanya dan abang harus merubah hidup abang. Jangan jadi badboy lagi bang, dan abang janji akan berubah demi Kanya," kata Kanya penuh harap.
"Tapi kamu juga harus janji dek. Kalau kamu kamu gk akan ninggalin abang," kata Langit yang sedang membantu Kanya untuk duduk bersandar pada dipan keranjang rumah sakit.
"Abang gk akan sanggup kalau kamu pergi, kamu satu satunya penyemangat abang jadi kamu harus bertahan dan abang janji abang akan menepati janji kamu itu. Abang sayang Kanya dulu, sekarang, dan selamanya," ucap Langit yang kini air matanya sudah menetes mengalir di pipinya.
Sementara itu Kanya langsung menangis dalam pelukkan Langit dan isak tangisnya terdengar begitu memilukan.
"Abang ... hiks ... jagan gitu bang. Kalau itu Kanya gk bisa janji karna penyakit Kanya udah parah ... hiks ... dan abang bilang sama Mamah dan Papah kalau Kanya kangen sama mereka."
"Adek," panggil Langit sambil mengelus punggung Kanya namun tidak ada jawaban.
Isak tangis Kanya pun kini sudah tidak terdengar lagi, dan karna penasaran Langit pun melepas pelukkan Kanya.
"Adek!" Teriak Langit saat matanya menatap ke arah adiknya yang tidak lagi sadarkan diri.
Seluruh tubuh Kanya sudah terasa sangat dingin, hal itu membuat Langit panik dan tidak lama dokter Rizal pun masuk.
Dokter Rizal pun segera menyuruh Langit keluar karna ia akan memeriksa Kanya, awalnya Langit memberontak namun setelah di tarik paksa oleh beberapa dokter dan suster akhirnya Langit pun keluar dari ruangan tempat di mana Kanya sedang di periksa saat ini.
Langit sedari tadi terlihat sangat gelisah, pandangannya tetap tertuju pada satu titik, yaitu pintu yang saat ini tertutup.
Di dalam sana, ada adiknya yang sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
Langit berharap adiknya akan baik-baik saja, kemudian pintu ruangan pun terbuka dan langit langsung masuk ke dalam.
Ia berdiri di depan pintu wajahnya yang tadi sumringah berganti dengan tatapan dingin dan pandangannya lurus, menatap satu arah yaitu ke arah seseorang yang wajah dan seluruh tubuhnya saat ini sedang di tutupi dengan kain putih.
"Kalian apakan adik saya? Kenapa dia di selimutin kaya gitu?!" Tanya Langit dengan nada penuh penekanan di setiap katanya.
Ia segera menepis tangan suster yang tadi menutupi wajah adiknya itu, Langit membuka kembali selimut tersebut dan memperlihatkan wajah cantik nan pucat adiknya.
Langit mencoba menyentuh pipi adiknya yang kini terasa sangat dingin bahkan lebih dingin dari sebelumnya.
"Kanya bangun dek, abang ada di sini," panggil Langit lirih, ia kini sedang mengelus rambut panjang Kanya yang terurai, Langit mengelusnya dengan sayang.
"Abang ada di sini ... Jangan takut," lirih Langit di telinga Kanya dan seraya mencium kening adiknya.
Perlakuan Langit pada Kanya tidak lepas dari tatapan para suster yang ada di sana, mereka juga ikut menangis haru melihat perlakuan Langit pada adiknya.
Karna mereka juga tau bahwa sedekat apa Kanya dan Langit, selama ini yang selalu menjaga Kanya adalah Langit.
Langit bahkan rela bolos sekolah hanya demi menjaga adiknya tersayang, Langit rela melakukan apapun demi kesembuhan adik yang sangat ia sayangi.
"Catat kematiannya pukul 6.20 pagi."
Perintah dokter Rizal pada salah satu suster yang ada di ruangan itu.
Langit yang mendengar ucapan dokter Rizal pun segera menghampiri dokter Rizal, ia berdiri tepat di hadapan dokter Rizal. Dokter Rizal pun kini sedang menatap ke arah Langit yang saat ini terlihat sangat-sangat kacau dari sebelumnya.
"Dokter ... ambil ginjal saya," ucap Langit lirih dengan ekspresi wajah serius membuat dokter Rizal terkejut mendengarnya.
"Untuk apa saya menggambil ginjal kamu?" Tanya dokter Rizal bingung.
"Untuk kesembuhan adik saya, agar matanya bisa terbuka dan melihat dunia lagi. Agar dia tidak merasa kesakitan lagi," ujar Langit sambil menatap ke arah adiknya.
"Langit maafkan saya, percuma saja kalau sekarang kamu mendonorkan ginjalmu untuk adikmu ini karna ... dia sudah tiada lagi Langit," ucap dokter Rizal yang membuat Langit tertawa dengan kencang dan hambar namun sorot mata dan air mata yang menggalir tidak bisa berbohong bahwa saat ini Langit tidak sedang baik baik saja.
Langit tertawa, menertawai dirinya yang memang tidak pernah berguna.
"Dokter pasti sedang bercanda kan? Jangan bercanda dok, dia itu harta saya yang paling berharga dan satu-satunya yang saya punya," ucap Langit tubuhnya kini sudah luruh dan terududuk ke lantai.
Langit menangis dan kedua tangannya sudah mengepal kuat, ia bahkan sedang mencoba menahan rasa sakit di dadanya namun rasanya semakin sakit.
"KANYAA!" Teriak Langit dengan sangat kencang, lalu kemudian yang terdengar hanyalah isak tangisnya.
Kini dia yang Langit sayangi sudah pergi jauh, meninggalkannya sendiri dan benar- benar sendirian.
Penyemangat hidup Langit sudah pergi, Langit tidak tau apakah selanjutnya ia akan kembali menjalani hidup atau memilih untuk menyusul adiknya.
Langit tidak tau, karna yang ia tau sekarang adalah rasa sakitnya kehilangan dia yang Langit sayangi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Neng Hastin93
😭😭😭😭
ak tau rasanya macam mana di tinggal seseorang yg sangat berharga untuk selamanya...
2021-02-12
1
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
😭😭😭😭😭
2020-06-15
0
Sagara Banyu
awal2 udah ngajak nangis aja thor....
2020-05-26
1