Pagi ini Langit berangkat ke sekolah dengan wajah yang berseri seri ia tidak sabar ingin bertemu dengan seseorang yang kini selalu membuatnya betah berada di kelas,beberapa hari terakhir Langit tidak pernah lagi membolos walaupun hanya untuk duduk duduk di rooftop Langit tidak mau baginya di kelas lebih nyaman karna di kelas ia bisa melihat wajah Binar dengan jelas kegiatan itu menjadi rutinitas Langit ketika berada di dalam kelas.
Langit melangkahkan kakinya melewati koridor kelas yang sudah mulai ramai oleh siswa yang mulai berdatangan,setiap kali Langit melangkah para siswi selalu saja melihat ke arahnya dengan tatapan kagum.
"Langit tunggu" panggilan itu menghentikan langkah kaki Langit,ia menoleh ke arah orang yang memanggilnya di sana berdiri seorang perempuan yang Langit kenal adalah kakak kelasnya namun Langit tidak tau siapa namanya.
"Hai kamu Langit kan?" Tanya kakak kelas Langit membuat Langit mengangkat satu alisnya seolah olah mengatakan 'kenapa?'
"Hm,siapa?" Tanya Langit masih dengan raut wajah datarnya.
"Hah?" Kakak kelas Langit itu pun mengerenyitkan keningnya mendengar ucapan Langit yang ambigu.
"Ck,lo siapa?" Decak Langit kesal,pada saat saat seperti ini ingin rasanya Langit mempunyai kekuatan super agar bisa segera melesat ke kelasnya ia sangat ingin melihat Binar.
"Lo- eh maksudnya kamu gk kenal siapa aku?" Tanya Kakak kelasnya itu lagi,Langit menggelengkan kepalanya sebagai jawaban lagi lagi dengan muka datarnya dan sorot mata tajamnya
"Hai kenalin gue Raina" Langit hanya mengangukkan kepalanya,lalu ketika ia ingin melanjutkan langkahnya lagi lagi Raina kakak kelasnya itu menghentikan langkahnya.
"Tunggu gue butuh bantuan lo" kata Raina,Langit hanya mendengus sebal kenapa harus ada orang seperti ini? Padahal Langit ingin segera sampai ke kelasnya
"Apa?"
"Gue boleh minta nomor lo?" Tanya Raina,Langit sangat kesal saat ini apa apaan dia? Katanya minta bantuan tapi ujung ujungnya sama saja dengan gadis lainnya yang selalu mengejar ngejarnya untuk mendapatkan sesuatu darinya entah itu nomor ponsel,id line,bahkan ada yang terang terangan menembak Langit untuk jadi pacarnya hal itu membuat Langit tidak habis fikir kemana rasa malu mereka sampai sampai harus menembak laki laki terlebih dahulu? Bukankah biasanya laki laki duluan yang menembak perempuan untuk jadi pacarnya?
"Itu aja?" Tanya Langit,dan dengan semangat Raina mengangukkan kepalanya
"Gue ke kelas" setelah mengatakan itu Langit segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya tanpa memperdulikan teriakan Raina yang memanggil manggil namanya,masa bodo Langit sudah tidak perduli toh itu juga bukan urusan yang penting.
"Pagi mas bro Langit yang tampannya aduhai bikin kaum hawa kelepek kelepek" teriakan nyaring itu berasal dari Aksara yang sedang mengedipkan sebelah matanya pada Langit,sedangkan Langit menatapnya dengan tatapan tajamnya.
"Tumben bro lu dateng pagi?" Tanya Fajar yang ikut begabung bersama Langit dan Aksara yang sedang berdiri di ambang pintu,Langit tak mengubris pertanyaan Fajar matanya sibuk mencari sosok yang sedaritadi terus berlarian di fikirannya.
"Ck si anjir gue di kacangin" decak Fajar kesal,Langit menatap Fajar dengan mata elangnya membuat Fajar diam.
"Hayo ngaku kamu ya pasti nyariin si neng Binar kan? Ya atuh si neng Binar hari ini tuh gk masuk" sontak Langit segera menatap wajah Aksara sambil menaikkan sebelah alisnya
"Kenapa lo? Gk pernah liat cogan ya? Aish kasian idup lo haha" Langit menjitak kepala Aksara membuat ia mengaduh kesakitan
"Tau darimana?" Tanya Langit,Aksara berdehem sebentar lalu menatap Langit dengan wajah seriusnya
"Nungguin aku ngomong ya? Aciee" demi apapun tangan Langit sudah tidak sabar ingin mengaruk wajah sahabatnya yang satu ini benar benar menyebalkan
"Gue tau dari Raya" jawab Aksara,Langit terdiam sedang berfikir lalu kakinya melangkah masuk ke dalam kelas matanya mencari cari seseorang dan saat menemukan orang yang ia cari,Langit segera menghampiri orang tersebut.
"Raya" panggil Langit dengan nada datar khasnya
"Eh iya? Loh Langit? Tumben lo nyapa gue" Raya yang masih terheran heran,kenapa tiba tiba manusia tampang triplek ini bisa menyapanya terlebih dulu bukan apa apa tapi biasanya juga saat Raya menyapanya Langit tidak mengubris hanya menatapnya datar benar benar menyebalkan.
"Kenapa Lang?" Tanya Raya setelah keduanya sama sama terdiam
"Rumah Binar"
"Hah? Apaan? Lo ngomong panjangan dikit kek irit banget jadi orang" Raya tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh lawan bicarannya ini karna terlalu singkat.
"Ck,lo tau rumah Binar?" Tanya Langit langsung to the point
"Yaelah gue kira mau ngapain lo,gue gk tau rumah Binar dimana Lang" kata Raya jujur,Langit pun menganguk lalu pergi meningglkan Raya yang mengerutu di tempatnya karna perilaku tidak sopan Langit yang pergi tanpa berterima kasih atau pun sekedar basa basi pun tidak.
"Gue cabut" Langit melenggang pergi dengan tas di pundaknya membuat sahabat sahabatnya itu keheranan.
"Mau kemana lo bro?" Tanya Rintik yang baru akan memasuki kelas.
"Mau cabut" jawab Langit,Rintik pun segera mensejajarkan langkahnya dengan langkah Langit.
"Yang lain juga ikut?" Langit hanya mengangukkan kepalanya sebagai jawaban setelah itu ia melenggang pergi di ikuti Rintik di belakangnya.
Langit dan sahabatnya mengendarai motor ninjanya membelah jalanan ibu kota,entah mengapa Langit merasa ada sesuatu di sudut hatinya ada semacam perasaan yang bisa Langit simpulkan bahwa itu adalah.Rindu.
.
.
.
Binar baru saja selesai melaksanakan sholat dzuhur ia kembali berbaring di tempat tidurnya dia merasa bosan sekali,Binar juga bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengusir kebosanan yang melanda saat ini umi nya sedang tidak ada di rumah ia sedang menjenguk temannya yang sedang sakit,tangannya terulur untuk menggambil buku yang tadi di berikan oleh sahabatnya ia mulai membaca halam tiap halaman buku itu namun sampai di halaman ke sepuluh Binar tidak lagi meneruskan bacaannya kepalanya mendadak pusing kembali ia menutup bukunya dan memutuskan untuk kembali berbaring ia mencoba memijat pangkal hidungnya mencoba meredakan pusing yang melanda. Mata Binar yang hampir terpejam kembali terbuka ia mendengar suara mbok Iyem pembantunya yang datang mengetuk pintu kamarnya.
"Assalamualaikum non,itu di depan ada yang nyariin non Binar" kata mbok Iyem,Binar mengerenyitkan keningnya bingung siapa yang sedang mencarinya?
"Wa'alaikumsalam. Emang siapa yang nyariin Binar mbok?" Tanya Binar pada mbok Iyem yang mengangkat bahunya tidak tau. Akhirnya Binar pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga dengan cepat karna penasaran siapa yang mencari dirinya,Binar mengintip terlebih dahulu di balik gorden ia melihat seseorang di depan gerbang rumahnya Binar fikir sepertinya itu bukan orang jahat akhirnya Binar pun berjalan keluar dari rumahnya yang berdiri seseorang disana yang Binar tidak tau siapa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments