Pagi ini setelah sholat subuh tidak biasanya Binar masih bergelung di dalam selimut miliknya,Binar merasa badannya terasa panas padahal Ac di kamarnya menyala sedaritadi juga Binar tidak berhenti untuk tidak bersin ia selalu bersin dan hal itu membuat kepalanya terasa pusing.
"Assalamualaikum sayang,boleh umi masuk?" Tanya seorang wanita paruh baya yang sudah berdiri di depan pintu kamar Binar
"Masuk saja Umi pintunya gk Binar kunci" kata Binar yang masih enggan untuk melepas selimutnya.
"Lah kok anak umi masih tiduran aja sih? Bukannya kamu hari ini sekolah ya sayang?" Tanya umi Syaila uminya Binar yang sedang meletakkan tangannya di atas dahi putrinya itu
"Astagfiruallah badan Binar panas nak,kamu gk usah sekolah dulu ya umi telpon guru kamu kalau kamu izin hari ini" Binar hanya menganguk pasrah,ia benar benar tidak kuat untuk bersekolah kepalanya sangat pusing ia takut jika nanti kalau ia ke sekolah bisa bisa pingsan lagi seperti waktu itu.
"Umi.." rengek Binar dengan nada manjanya,Binar memang begitu kalau sudah sakit dia suka manja sama umi nya
"Iya kenapa nak? Binar mau apa sayang?" Tanya Umi Syaila yang menghentikan langkahnya di ambang pintu kamar Binar.
"Binar mau makan bubur" ucap Binar yang menatap ke arah uminya dengan wajah putihnya yang pucat.
"Ya udah nanti umi beliin,kamu mendingan istirahat ya biar cepet sembuh." umi Syila tersenyum pada putri bungsunya itu,lalu mengecup dahi putrinya dengan sayang
"Nggak umi Binar maunya bubur bikinan umi soalnya rasanya lebih enak" Binar menampakan wajah memohon pada umi Syila,jika sudah sakit begini selain manja biasanya juga Binar akan menjadi anak yang agak cerewet dari biasanya.
"Ya sudah nanti umi buatkan kamu bubur tunggu di sini ya istirahat saja oke" umi Syila tidak pernah bisa menolak permintaan Binar jika permintaan itu masih bersifat baik ia akan selalu menurutinya,karna dia amat sangat menyayangi Binar sangat sangat sayang.
Setelah kepergian umi Syaila dari kamarnya Binar memejamkan matanya mencoba mengusir rasa pusing di kepalanya,namun baru saja semenit matanya tertutup kini harus terbuka lagi ia melihat orang yang kini sudah berdiri di ambang pintu kamarnya menatap Binar dengan raut wajah datarnya.
"Kenapa?" Tanya orang itu dingin,Binar hanya menggelengkan kepalanya
"Lo kenapa?" Tanya nya lagi,Binar menghembuskan nafasnya gusar kenapa pagi pagi begini Dia bisa ada di sini? Apa dia tidak punya kerjaan lain?
"Gk sopan masuk ke kamar perempuan,gk ngucap salam dulu lagi" kata Binar panjang kali lebar,pangkat dua,di kali tiga,di bagi dua.
Nah loh rumus apakah itu? Wkwk(~˘▾˘)~ gk dig canda😂,back to story...👇
"Udah bilang ke umi tadi, Assalamualaikum" kata orang itu lagi Binar menjawab salam orang itu ia mencoba bangkit dari tidurnya ia memandang ke arah seorang pria yang sedang bersender pada dinding kamarnya yang di dominasi warna putih disana pria itu masih memperhatikannya dengan wajah datar macam triplek andalannya Binar kadang suka heran apakah bibirnya kaku hanya untuk tersenyum saja sepertinya pria itu jarang melakukannya ah lebih tepatnya tidak pernah karna Binar tidak pernah melihatnya tersenyum.
"Ada perlu apa kamu ke sini?" Binar akhirnya bertanya pada sosok pria yang masih setia di tempat ia berdiri saat ini.
"Nih ambil" Binar bangkit dari tidurnya sambil menahan rasa pusing di kepalanya ia berjalan menghampiri pria itu yang sedang menyodorkan tangannya yang berisi sebuah barang ke arah Binar,seketika Binar langsung tersenyum senang dan seketika itu juga barang tersebut sudah berada di tangan Binar. Senyum Binar masih tercantum di wajahnya ia menatap ke arah pria yang masih berdiri di hadapannya.
"Makasih banget,aku kira aku gk bakalan bisa dapetin novel ini, tapi Alhamdulillah nya akhirnya aku bisa dapet novel ini. Apalagi ada tanda tangan penerbitnya ya ampun gk nyangka banget sekali lagi makasih banget ya ren!" Binar berucap dengan penuh kebahagian dia tidak menyangka bahwa pagi ini ia bisa mendapatkan novel karya author favoritnya karna setau Binar saat minggu kemarin ia ke gramedia ia tidak menemukan novel itu saat ia bertanya pada mba mba kasir nya ternyata katanya buku itu sudah habis terjual karna stoknya yang terbatas dan memang novel itu sangat limited edition hal itu membuat Binar amat sangat kecewa pada saat itu namun kini ia malah merasa sangat sangat senang apalagi saat ia melihat tanda tangan sang penulis tercantum di novel itu ya ampun Binar tidak bisa banyak mengungkapkan kebahagiannya sampai sampai Binar tidak lagi mempermasalahkan kepalanya yang tadi terasa pusing.
"Gue sekolah dulu,semoga lo cepet sembuh" setelah mengucapkan kata kata itu pria itu melenggang pergi dari kamar Binar,Binar menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat nya yang selama ini sudah bersahabat dengan nya sejak mereka masih duduk di taman kanak kanak mereka sudah bersahabat dan selalu bermain bersama namun seiring mereka tumbuh dewasa Binar mulai menjaga jarak dari laki laki yang memang bukan mukhrimnya dan Binar bersyukur sahabatnya itu bisa mengerti tentang keputusan yang telah Binar ambil. Binar kira dulu sahabatnya itu akan menganggapnya kolot atau apalah itu saat Binar bilang bahwa mereka tidak bisa lagi sedekat dulu yang bisa bergandengan tangan seenaknya tanpa takut dosa sekarang mereka sudah remaja semuanya sudah berubah karna Binar tau laki laki dan perempuan yang bukan makhram tidak boleh berdua duaan karna yang ketiganya biasanya setan. Binar berjalan ke arah tempat tidurnya ia menaruh bukunya di atas nakas ia harus tidur untuk meredakan sakit di kepalanya berharap setelah bangun nanti kepalanya sudah tidak terasa sakit lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments