Bel berbunyi dengan nyaring seluruh siswa berbondong bondong memasuki kelas masing masing, pelajaran pertama akan segera di mulai begitupun dengan Langit. Ia sudah duduk di bangku nya saat mendengar suara bel berbunyi Langit pun mengadahkan tangannya melakukan ritual yang ia lakukan seperti biasanya saat bel masuk di berbunyi.
"Semoga tidur gue nyenyak Aamiin,"ucap Langit setelah itu ia membaca doa sebelum tidur, dan setelah selesai ia pun segera tidur dengan bertumpu pada kedua tangannya yang ia letakkan di atas meja, lalu Langit pun memasuki alam mimpi.
.....
"Assalamualaikum, permisi."
Suara seseorang terdengar dari depan pintu kelas 11 IPA 2, membuat anak-anak penasaran.
Sementara itu pak Eko yang merupakan wali kelas 11 IPA 2 pun segera melangkah ke arah pintu, ia membuka pintu kelas lalu tak lama masuk kembali bersama dengan seorang gadis berjilbab putih syar'i yang wajahnya terlihat sangat cantik. Kelas yang tadinya hening mendadak rusuh seketika banyak kaum adam yang berdecak kagum, ada yang bersiul dan ada juga yang mengedipkan satu matanya entahlah apa maksudnya mengedipkan matanya bisa saja dia cacingan atau entahlah hanya dia dan Tuhan yang tau.
"Assalamualaikum semuanya," sapa si anak baru tersebut setelah sebelumnya pak Eko menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
"Wa'alaikumussalam, masa depanku!" teriak Aksara yang seketika sudah pindah ke barisan paling depan, padahal tempat duduk Aksara di belakang tepat di depan Langit.
"Wooo pede banget lu Aksara!" teriak para siswa dan siswi yang sangat kompak dalam hal menyoraki Aksara.
"Syirik aja kalian,syirik tanda tak mampu," jawab Aksara sambil terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Sudah jangan berisik, silahkan kamu lanjutkan memperkenalkan diri kamu," suruh pak Eko dan anak baru itu pun kembali memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan nama saya Binar Lail sky Subhi panggil saja saya Binar, saya pindahan dari Palembang salam kenal, " ucap anak baru tersebut yang mulai memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal Binar, semoga kamu nyaman di kelas ini silahkan kamu duduk di dekat Raya," suruh pak Eko lagi.
Binar pun mengganguk ia segera berjalan ke arah bangku yang di tunjuk oleh pak Eko, di sana sudah ada Raya yang menyambut kehadiran Binar dengan senyuman.
"Hai Binar, kenalin nama aku Raya. Salam kenal," sapa Raya ramah Binar pun membalasnya dengan senyuman.
"Hai juga. Nama aku Binar salam kenal juga ya Raya," ucap Binar masih dengan senyuman di wajahnya.
"Semoga kita bisa berteman ba--"
Brakkk
"Langit!" teriakan pak Eko membuat anak anak kelas 11 IPA 2 terkaget-kaget, mereka semua hanya menatap ke satu titik. Lebih tepatnya menatap ke arah Langit yang kaget karna mejanya baru saja di pukul oleh Pak Eko.
"Bapak ... manggil saya?" tanya Langit dengan wajahnya yang terlihat bingung karna nyawanya belum sepenuhnya kumpul lagi ke dalam raganya.
"Iya kamu! Langit Agam Saputra! " ucap pak Eko dengan wajah murkanya serta penuh penekanan di setiap perkataannya.
"Maaf pak keknya bapak typo deh, nama saya itu Langit Agam Perkasa bukan Langit Agam Saputra," ralat Langit dengan wajah santai.
"Apapun itu saya gk perduli, kamu kenapa tidur di kelas saat jam pelajaran saya?!" Ucap pak Eko dengan wajah galaknya.
"Saya gk tidur pak saya cuma meremin mata doang Pak," jawab Langit lalu matanya tidak sengaja menatap ke arah Binar. Ia terbelalak melihat Binar yang juga sepertinya merasa kaget melihat Langit, Langit menyungingkan senyum tipisnya membuat Binar memalingkan wajahnya ke arah lain.
"LANGIT KAMU DENGER SAYA GK?" Teriak pak Eko membuat Langit kembali ingat bahwa di hadapannya masih ada pak Eko yang sedang murka.
"Iya pak saya denger kok telinga saya kan masih berfungsi Pak," kata Langit lagi dengan jengah.
"KALAU BEGITU CEPAT LARI 30 PUTARAN DI LAPANGAN, SEKARANG," teriak pak Eko lagi dengan murka.
Langit pun bangkit dari duduknya kali ini ia tidak mau melawan karna perasaan hatinya sedang membaik, tapi sebelum benar-benar keluar dari kelas. Langit menoleh lagi, ia menatap Binar sambil tersenyum kali ini senyumannya terlihat jelas membuat Binar menutupi wajahnya sendiri dengan menggunakan buku.
"Langit senyum ke siapa?" Tanya Raya pada Binar yang masih menutupi wajahnya dengan buku.
"Binar?" panggil Raya dan berhasil membuat Binar tersentak kaget.
"Eh? i ... iya kenapa ya Ray?" Tanya binar entah kenapa ia jadi merasa gugup seperti ini.
"Kamu tau gk siapa yang tadi di senyumin Langit?" Tanya Raya yang kembali mengulang pertanyaan yang sebelumnya sudah ia ajukan pada Binar.
"La ... Langit? Yang tadi di hukum?" Bukannya menjawab Binar malah balik bertanya pada Raya.
"Iya dia namanya Langit, badboy yang paling terkenal seantero sekolah ini. Emang sih dia ganteng, tapi sayang banget dia tuh anaknya nakal. Terus irit ngomomg pula, sikapnya dingin gitu jadi kalau udah ngomong sama dia berasa lagi ngomong ama tembok. Sebenernya dia dulu gk badboy dia dulu tuh murid teladan dan murid berprestasi tapi ya semenjak semester genap ini dia berubah, gk tau kenapa sikap dia bisa berubah gitu kaya bunglon."
Tanpa di minta oleh Binar Raya menjelaskan panjang lebar tentang Langit, Binar mengangukkan kepalanya tanda ia mengerti setelah itu kelas kembali hening, semuanya kembali fokus mengerjakan tugas yang di berikan oleh Pak Eko di papan tulis.
.........
Bel istirahat berbunyi nyaring, semua anak segera berhamburan ke luar kelas, Langit berdiri di depan pintu kelasnya. Ia terlihat seperti sedang mencari seseorang saat ini.
"Ngapain lo Lang? Jadi palang pintu?" Tanya Rintik yang baru saja datang dari kelas asalnya yaitu kelas 11 IPS 5.
"Berisik lo!" kesal Langit, matanya masih saja mengawasi seseorang yang sedang ia cari namun tak kunjung temu.
............
"Binar kamu kenapa?" Tanya Raya saat Binar tiba-tiba menghentikan langkahnya, padahal mereka berdua baru saja dari kantin dan ingin kembali ke kelas saat ini.
"Muka kamu? Kok pucet banget?!" Pekik Raya saat matanya memperhatikan wajah Binar lekat.
"Aku gk apa-"
Brukk
"Binar!" teriak Raya kaget bagaimana tidak kaget tepat di hadapannya Binar sudah jatuh pingsan, orang yang melihat kejadian itu pun berlari menghampiri Raya yang terlihat panik saat ini.
"Tolongin bawa ke uks," ujar Raya yang masih panik.
Namun kepanikan Raya berganti dengan tatapan terkejut nya, ia sampai tidak percaya bahwa dihadapannya yang membopong Binar ke UKS adalah seorang Langit Agam Perkasa yang tanpa banyak bicara ia segera mengendong tubuh Binar yang tidak sadarkan diri bukan hanya Raya yang terkejut namun semua siswa dan siswi yang melihat adegan tersebut juga ikut kaget. Bahkan sebagian orang sudah berbisik-bisik, mereka tidak menyangka seorang Langit yang terkenal dengan sikap dinginnya bisa seromantis itu.
"Aryo sini lo, cepetan dia pingsan!" Suruh Langit pada Aryo yang merupakan salah satu anggota PMR di sekolahnya, Aryo pun segera menghampiri Binar yang saat ini sedang pingsan.
"Uhuk ... uhuk."
Binar terbatuk saat ia mulai sadar dari pingsannya kepalanya benar-benar terasa sangat pusing, perlahan ia membuka matanya. Retina coklatnya menatap wajah Langit yang sedang menghela nafas lega menyadari bahwa Binar sudah sasar kembali.
"Syukurlah lo udah sadar," ucap Langit sambil tersenyum.
"Kamu ngapain?" Tanya Binar ia langsung terduduk, bangkit dari tidurnya lalu beringsut mundur.
"Tenang gue gk akan ngapa-ngapain lo kok, ini emang udah tugas gue dan gue rasa tugas gue udah selesai. Gue pergi dulu ya? Hmm Binar? BTW salam kenal dan selamat ternyata kita ketemu lagi," Langit berujar lalu tersenyum pada Binar sebelum punggungnya menghilang di balik pintu UKS.
"Ya Allah kenapa harus ketemu dia lagi?" Tanya Binar bermonolog seraya menghela nafas gusar lalu kembali membaringkan tubuhnya, tidak tau kenapa hari ini Binar merasa tubuhnya butuh lebih banyak istirahat daripada hari-hari biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments