Hari ini adalah hari senin dan seperti biasa di hari senin selalu di adakan Upacara di setiap sekolah termasuk di sekolah SMA Buana Bakti atau yang sering di singkat dan di kenal dengan julukan SMA Bukti.
Binar sedang melangkahkan kakinya di koridor sekolah SMA Bukti yang sudah ramai oleh siswa di setiap hari senin seperti sekarang ini padahal biasanya koridor ini belum terlalu ramai namun karna hari senin akan di awali dengan upacara dan otomatis penjagaan guru pun semakin ketat dan tidak akan segan segan memberikan sangsi pada setiap siswa yang datang terlambat alhasil para siswa pun datang pagi agar terhidar dari amukan guru BK mereka ya siapa lagi kalau bukan bu Murni yang sudah sangat terkenal dengan kegalakannya ia tidak akan segan segan memberikan hukuman kepada siapa saja yang berani datang terlambat.
Setelah sampai di kelas nya Binar segera turun ke bawah ia harus bergegas baris di lapangan agar tidak kena omel nanti nya,Binar pun segera berlari menuju lapangan sambil membawa topi yang memang di gunakan sebagai pelengkap atribut saat upacara.
"Alhamdulillah gk terlambat baris" ucap Binar yang merasa lega karna ia tidak terlambat baris di lapangan
"Assalamu'alaikum Binar" saapaan dari seseorang membuat Binar menoleh dan ia melihat Raya berdiri di samping nya sambil tersenyum dan yang membuat Binar merasa sangat bahagia adalah kerudung yang melekat di kepala Raya yang sungguh membuat Raya semakin terlihat sangat cantik.
"Masyaallah ini beneran Raya? Tabarakallah Raya Ya Ampun aku pangling liat kamu saking cantik nya semoga kamu Istiqomah ya" ucap Binar sambil tersenyum pada Raya dan Raya pun tersenyum mendengarnya
"Iya. Makasih banyak ya,aamiin doain aja." Binar menganguk ia bersyukur dalam hati ia merasa lega melihat Raya yang kini sudah menutup aurat nya.
Kemudian upacara pun di mulai dan berjalan dengan penuh khidmat.
[]
Binar menghela nafasnya sambil melangkahkan ke dua kakinya menuju ke halte tua yang terletak agak jauh dari sekolah yang memang halte itu sudah tidak beroprasi lagi,ia menunggu Umi nya datang untuk menjemput nya sebenarnya Binar yang minta di jemput oleh Umi Syaila karna Binar bilang ia sedang tidak enak badan dan ingin cepat cepat pulang. Namun harapan Binar untuk segera berbaring di atas kasurnya yang empuk pupus sudah,setelah lama menunggu umi nya baru mengirimi nya pesan bahwa ia tidak bisa menjemput Binar dan menyuruh Binar untuk naik angkutan umum saja,Binar melihat jam di ponselnya dan ia juga melihat ke sekeliling nya yang sudah nampak sepi.
"Udah sepi banget lagi" kata Binar bermonolog ia mengenggam erat ponselnya dengan perasaan cemas,dan kecemasannya pun semakin bertambah saat ia melihat lima orang laki laki berpakaian urak urakan seperti pereman berjalan menghampirinya. Binar terus melafalkan doa dalam hatinya meminta perlindungan pada Allah agar mau menolong nya.
"Hai cantik sendirian aja nih?" Tanya salah seorang dari kelima laki laki yang berpenampilan urak urakan,Binar semakin di buat ketakutan. Sedaritadi ia sudah berkeringat dingin.
"Sini lah main ama abang dulu yuk" ujar orang itu lagi sementara ke empat temannya hanya tersenyum menyeringai,laki laki itu berjalan mendekat ke arah Binar tangannya tergerak untuk menyentuh kepala Binar. Binar pun beringsut mundur sambil menggelengkan kepalanya,matanya pun sudah mulai berkaca kaca.
"Duh kok ngejauh sih,gk usah takut kita bakal seru seruan kok" ucapnya lagi dan kali ini tangannya sudah berada di atas kepala Binar bersamaan dengan tangisan Binar yang ketakutan
"Allahuakbar!" Teriak Binar di sela sela tangisnya ia benar benar takut ia berdoa memohon pada Allah agar mendatangkan seseorang untuk membantu nya saat ini.
Brummmm..
"Heh Banci jangan ganggu dia!" Ujar seseorang yang datang bersamaan dengan suara motornya yang terdengar di telinga Binar,Binar pun membuka matanya ia menatap orang tersebut dengan perasaan lega ia pun berniat ingin menghampiri orang tersebut namun salah satu preman itu malah mencekal tangannya dengan sangat kuat.
"Siapa lo bocah? Beraninya ikut campur urusan gue? Mau nyari mati lo?!" Ujar preman itu menatap nyalang ke arah orang yang tadi datang ingin menyelamatkan Binar.
"Gue gk takut mati karna emang semua manusia pada akhirnya di takdirkan untuk mati oleh Allah" katanya lagi dengan tatapan nya yang tajam.
"Oh banyak bacot ya lo,ayo kita serang dia!" Ujar preman itu kemudian ia dan ketiga temannya menyerang orang yang ingin menyelamatkan Binar tadi dengan kalap sementara preman satunya lagi masih mencekal tangan Binar.
Namun di luar dugaan para pereman tersebut ternyata orang itu sangatlah jago berkelahi namun para preman itu tidak tinggal diam ia mencari cara agar lawannya bisa terkalahkan.
"Kalau lo bergerak satu langkah,cewek ini akan tewas!" Ancam preman itu sambil menodongkan pisau ke arah leher Binar membuat Binar sangat ketakutan,sementara orang yang ingin menyelamatkan Binar itu berdiri di tempatnya membuat para preman itu tersenyum menang.
"Sial!" Umpat si preman saat orang yang menyelamatkan Binar itu menarik tangan Binar untuk bersembunyi di balik punggung nya,sementara Binar yang memang sangat ketakutan hanya menurut saja. Dan orang yang menyelamatkan itu berhasil melumpuhkan para preman itu yang kini sedang terkapar di tanah dengan luka lebab di sekitar tubuhnya.
"Kamu gk apa apa?" Tanya orang itu saat melihat wajah Binar yang sangat terlihat pucat,Binar yang masih belum bisa mencerna semua kejadian ini hanya terdiam dengan wajah penuh ketakutan karna bagi Binar baru kali ini ia melihat perkelahian secara langsung di depan matanya hal itu membuat Binar sangat takut.
"Mampus lo!" Ternyata salah satu preman itu masih melawan dan berhasil menancapkan pisau belati di punggung orang yang menyelamatkan Binar itu.
"Azam!!" Pekik Binar saat melihat orang yang menolong nya tumbang di hadapannya dengan bersimbah darah sementara para preman itu kabur entah kemana,Binar mendekat ke arah orang yang sudah sangat berbaik hati menolong nya orang itu adalah Azam yang saat ini sedang berbaring di tanah dengan mata terpejam dan bajunya yang basah karna darah.
"Ya Allah Azam" Binar bingung sendiri bagaimana ia menolong Azam jika tidak menyentuh nya tapi jika Binar menyentuh Azam ia takut dosa karna Azam bukanlah mahram nya tapi jika ia tidak menolong Azam dengan cepat Azam bisa kehilangan banyak darah dan akan berakibat fatal nantinya.
"Bismillahirrahmannirrahim. Ya Allah maafin Aku,aku cuma mau menyelamakan nyawa seseorang saja ya Allah" ujar Binar kemudian ia segera memberikan pertolongan pertama pada Azam dengan cara menghentikan darah yang megalir dari pungung Azam dengan menggikatkan Hoodie miliknya di pinggang Azam untuk menahan agar darah yang keluar terus menerus dari punggung Azam. Setelah itu Binar pun segera menghubungi salah satu rumah sakit di kotanya untuk meminta bantuan karna kondisi nya sangatlah darurat,menyangkut nyawa seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Puther Ajah
semoga gak terjadi apa2 sama azam
2019-11-09
1