Binar membuka pintu gerbang dan di sana berdiri seseorang berpakaian khas pengendara ojek online sambil membawa sebuah kotak membuat Binar mengereneyitkan kening ia heran kenapa ojek online ini mencarinya? Lalu kenapa ojek online itu ada di sini?
"Maaf mas nyari siapa ya?" Tanya Binar sopan pada pengendara ojek online di hadapannya yang sampai saat ini tidak membuka helemnya membuat Binar agak was was namun dia mencoba bekhusnudzon.
"Hm saya nyari Binar" katanya setelah dia terdiam beberapa saat
"Saya Binar mas,tapi saya gk mesen ojek online mungkin mas salah kasih kali ya" Binar tersenyum kikuk entahlah ia jadi serbasalah begini.
"Lah? Gimana dong mbak? Mbak harus gantin saya udah beliin barang ini dan ini lumayan mahal harganya!" Binar mengelus dadanya kaget karna tiba tiba saja ojek online di hadapannya marah marah padanya padahal Binar tidak tau kenapa.
"Eh mas maaf tapi beneran loh saya gk pesan ojek online dan paket itu" Binar rasanya ingin menangis bisa bisa nya ojek online ini membentak Binar yang saat ini emosinya sedang tidak stabil membuat Binar ingin berlari pergi dari hadapan ojek online ini namun ia tidak bisa pergi karna ojek online ini pasti akan terus mengangunya.
"Bayar mbak kalau gk bayar saya rugi!" Aish Binar lagi lagi kaget karna bentakan si pengendara ojek online itu
"Astagfiruallahaladzim" Binar beristigfar mencoba meredakan keterkejutannya
"Beneran mas saya gk pesen ojek apalagi paket itu" Mata Binar sudah mulai berkaca kaca ia menundukkan kepalanya.
"Jangan nangis nanti jelek" Binar mengangkat kepalanya setelah mendengar ejekan dari si pengendara ojek online yang kini bisa terlihat jelas wajahnya.
"Hah? Kamu?!" Binar terpekik kaget saat melihat siapa ojek online itu yang sedang memasang wajah konyolnya ingin rasanya Binar menabok wajah itu karna kesal.
"Siapa yang nangis gara gara kamu,tadi saya nangis karna kepala saya pusing" kata Binar jujur ia tidak bohong memang benar kepalanya berdenyut denyut.
"Masa? Gk percaya tuh sama orang cengeng" kata pengendara ojek online itu
"Langit! Ih!" Binar sudah kesal ia mengerucutkan bibirnya membuat senyum sang pengendara ojek online tampan siapa lagi kalau bukan Langit mengembang melihat tingkah lucu Binar.
"Kamu ngapain sih ke rumah aku? Pake jadi tukang ojek online bikin panik aku aja ih"
"Sakit?" Tanya Langit membuat Binar mengerenyitkan dahinya bingung mendengar pertanyaan ambigu dari Langit.
"Hah? Apanya?" Langit terkekeh melihat wajah kebingungan Binar
"Ck udah cengeng lemot pula" Binar menatap tajam Langit yang di tatap hanya menyungingkan senyumnya tipis
"Sakit apa?" Tanya Langit dan Binar hanya ber oh ria jadi itu pertanyaan yang ingin di sampaikan oleh tukang ojek online tampan ini eh kok Binar jadi muji Langit sih? Haha
"Demam tapi sekarang udah mendingan kok" kata Binar sambil tersenyum pada Langit senyuman yang belum pernah Langit lihat sebelumnya apalagi senyuman kali ini di tunjukkan untuknya bolehkah Langit terbang sekarang? Boleh ya? Ah gk jadi Langit lupa kalau dia tidak punya sayap.
"Ngapain lagi? Udah sana pulang" danBum! Habis terbang tinggi lalu di hempaskan ya begitulah perasaan Langit saat ini baru juga hatinya berbunga bunga dan sekarang? Bunganya sudah layu.
"Ngusir?" Langit mencoba bersikap sedatar mungkin namun sedartadi hatinya ketar ketir menolak untuk jauh dari Binar.
"Iya gk enak kalau di liat orang entar di sangkanya kita ngapa ngapain,udah ah sana pergi aku mau istirahat" usir Binar lagi,Langit tersenyum sendu apa Binar tidak mau bertemu dengannya? Ah entahlah tapi kenapa hatinya merasa sakit dan tidak terima? Entahlah rumit memang.
"Ya udah nih ambil,gue pergi cepet sembuh" setelah memberikan kotak yang sedaritadi Langit bawa,lalu Langit pun menjalankan motornya meninggalkan Binar yang menatap punggu Langit yang mulai menjauh tersadar akan sesuatu Binar pun segera beristigfar ia tidak boleh mengagumi Langit seperti itu tidak boleh ia tidak boleh terpesona oleh Langit,Binar pun kembali menuju kamarnya ia ingin berbaring saat ini meredakan rasa pusing di kepalanya.
🍀🍀🍀
Langit berjalan memasuki rumahnya dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya
"Loh Langit udah pulang nak" Sapa Manda dengan senyumnya,senyum Langit pun seketika luruh berganti dengan wajah datarnya
"Hm" jawab Langit singkat mendadak mood nya menjadi buruk sementara itu Manda ia tersenyum mendengar jawaban Langit setidaknya walaupun hanya deheman saja namun Manda merasa senang karna biasanya Langit akan menjawabnya dengan nada yang membentak yang selalu membuat hatinya terasa sakit.
"Abis ganti baju kamu makan ya nak mamah udah masakin masakan kesukaan kamu" Langit pun hanya menganguk lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar sementara Amanda terus merapal doa supaya suatu saat nanti dia bisa melihat senyum putra nya itu senyum tulus yang di berikan untuk nya ya semoga saja.
"Hai Bunda" sapa Langit pada bingkai foto yang ada di atas nakasnya,Langit menompang dagunya dengan kedua tangan nya jika saja para penggemarnya tau Langit sedang bergaya seperti itu pasti mereka langsung teriak teriak karna wajah Langit saat ini terlihat benar benar tampan ah lebih tepatnya terlihat sangat mengemaskan di tambah lagi senyuman Langit yang membuat siapa saja meleleh ketika melihatnya (termasuk aku gaiss argg😂)
"Bunda..Agam lagi seneng seneng bangett" ucap Langit lalu terkekeh merutuki kebodohannya
"Bunda kayanya Agam tau kenapa akhir akhir ini jantung Agam selalu berdebar debar gk karuan Agam kira Agam jantungan tapi ternyata bukan Bun,ternyata Agam kena virus Cinta Bun" ujar Langit dengan senyum lebarnya membuat kedua matanya yang memang agak sipit jadi menyipit saat tersenyum.
"Udah ah Bun segitu dulu ceritanya nanti kalau ada perkembangannya Agam lanjut hehe" kata Langit lalu setelahnya ia mencium foto Bundanya dengan sayang seolah olah Bundanya itu masih ada di hadapannya.
"Agam sayang Bunda,Agam juga sayang sama Kanya" kata Langit beralih pada bingkai foto di samping foto Bundanya ada Kanya yang tersenyum dalam rangkulan Langit,luka di hati Langit belum sepenuhnya sembuh luka itu masih ada rasa sakit itu masih ada di dalam hatinya membekas hingga sampai saat ini rasa kesepian dan rasa kehilangan rasa itu nyatanya masih ada di dalam hati Langit di lubuk hatinya yang paling dalam Langit merasa kesepian ia merasa rindu rindu yang teramat pada Bunda dan adiknya itu jika Langit boleh meminta ia tidak ingin Bunda dan adiknya pergi darinya apalagi untuk selamanya Langit mencoba ikhlas mencoba untuk melupakan semuanya namun nyatanya Langit hanyalah manusia biasa yang kadang juga merasa rindu kadang Langit juga ingin menceritakan semuanya pada Bundanya hingga ia terlelap dalam pangkuan Bundanya seperti dulu Langit sangat menginginkannya namun sekarang semuanya hanyalah kenangan,kenangan yang akan selalu Langit ingat menjadi kenangan yang menyenangkan sekaligus memilukan dan untuk kesekian kalinya Langit kembali menumpahkan air mata kesedihannya dan Tanpa Langit sadari sedaritadi di luar kamarnya ada seseorang yang diam diam memperhatikannya dan mencoba menahan tangisnya melihat Langit menangis dia adalah Amanda ibu tiri Langit yang amat menyayanginya namun Langit seolah olah menutup mata dan telingannya dan lebih memilih menyia nyiakan segala kebaikan yang telah Manda berikan namun Manda selalu menutupi rasa sakit dan kecewanya dengan senyumannya ia yakin suatu saat nanti Langit nya itu pasti mau menerimanya Manda yakin itu karna Manda mencintai Langit sama seperti Langit mencintai Bundanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments