Tanganku yang masih membersihkan sepatu Rosefro langsung berhenti karena seseorang sudah datang menghampirinya. Rosefro tetap berdiri dihadapanku, namun pria yang menghampirinya itu berbisik pada Rosefro. Saat pria itu berbisik, aku bisa melihat emosi Rosefro berubah, dia sudah terlihat marah, sepertinya pria itu menyampaikan informasi buruk padanya. Rosefro pun beranjak melangkah menjauh keluar dari Bar mengabaikan aku dan gadis-gadis yang ada disekitarnya tadi.
“Putri, anda juga harus segera keluar dari sini, aku sudah mencium akan ada penyerangan di Bar ini” bisik Aslan padaku.
“Benar yang kau katakan. Bawa aku ketempat tas Jordi berada” bisikku pada Aslan melihat sekitar, ternyata Adam juga sudah menghilang. Aku langsung keluar mengikuti Aslan.
“Aku harus segera menyelamatkan Jordi, aku bisa melihat dia sudah ditahan oleh tamu penting itu. Kemungkinan dari mereka ada yang menyamar dari Geng Singa, atau mungkin dari Geng lain” gumamku.
Aku sudah kembali keruang pelelangan, masih ada beberapa orang di ruangan itu karena acara hiburan masih tersedia. Ternyata tas Jordi tertinggal di meja kami tadi. Aku langsung beranjak membawa tas itu menuju toilet.
Sesampainya aku di dalam toilet wanita aku membongkar isi tas itu, aku melihat kostum wanita berwarna hitam mirip sekali dengan milikku saat kupakai latihan di Mansion, bahkan Jordi juga menyediakan cadar berwarna hitam. Saat aku sudah selesai memakai kostumku, aku periksa kembali tas Jordi, ternyata benar yang dikatakan oleh Aslan. Pistol Jordi masih berada di dalam tas ini.
“Padahal saat masuk tadi kami sudah diperiksa oleh pengawal, bagaimana cara Jordi membawa tas ini” gumamku.
Aku cek kembali tas itu, terbuat dari kulit ular tidak mirip dengan tas Jordi tadi.
“Apa mungin tas ini di berikan oleh orang dalam dari Hotel ini, orang suruhan dari Jordi. Tapi, siapa ya, setahuku Jordi tidak memiliki orang yang di kenal di Hotel ini. Apa mungkin ibu yang menyerahkan tas ini” gumamku kembali.
“Putri, anda sudah selesai berganti” sahut Aslan dari balik pintu toilet.
“Iya sudah, aku ingin tanya padamu, apa mungkin tas ini diberikan oleh ibu pada Jordi” tanyaku pada Aslan.
“Sepertinya benar Putri, saat ibu anda keluar dari toilet ini, dia yang menyerahkan tas itu. Ibu anda bergerak dengan rapi, tanpa diketahui musuh” sahut Aslan.
***
Setelah aku selesai memakai kostumku, aku langsung lari menyusuri koridor Hotel menuju Bar. Sesampainya aku di dekat Bar, aku menghentikan langkah kakiku, aku sudah mengintip pengunjung dari Bar sudah disekap semua, mereka mengangkat tangan pertanda menyerah.
“Dor ... dor ....” suara tembakan dari dalam Bar.
“Ah, ada apa ini?.”
“Kenapa ada penyerangan secara tiba-tiba.”
“Bukannya pengawasan dari Hotel ini sudah ketat, kenapa bisa begini.”
Semua orang yang ada di dalam Bar sudah di tahan oleh sekelompok orang tidak dikenal. Aku memilih memanjat dinding Hotel dari jendela belakang Bar, bahkan tubuhku saat ini sudah menuyusuri lorong atap Bar.
“Tolong jangan bunuh aku, aku hanya pengusaha kecil.” Sahut salah satu pria yang sudah diancam oleh segerombolan pria tidak dikenal membawa senjata, aku yakin mereka itu penyusup.
“Jawab saja pertanyaanku, apa diantara kalian ada yang bernama Jordi” tanya salah satu pria penyusup menodongkan senjatanya tepat di kening pria pengusaha tadi.
“Aku tidak terlalu kenal dengan pria itu, tadi dia duduk bersama dengan kami mengobrol, kemungkinan dia sedang berada di toilet Bar ini, dia sudah terlihat mabuk” sahut pengusaha itu.
Ternyata mereka menargetkan Jordi” sahutku dalam hati.
Ketika pria itu mengatakan Jordi berada di toilet, aku langsung menyusuri lorong turun lewat celah penutup asbes. Aku merangkak mengendap-endap menuju toilet pria. Ternyata benar, Jordi sudah muntah-muntah di dalam toilet. Aku sudah mendengar suara orang berjalan menuju toilet.
“Pasti mereka sudah dekat” gumamku.
“Putri, kenapa anda tiba kemari, harusnya anda kabur saja” sahut Jordi, dia masih bisa mengkhawatirkan diriku saat aku memegang lengannya.
“Sial, apa yang mereka berikan padamu, kenapa kau terlihat pucat” sahutku memapah tubuh Jordi.
“Sepertinya aku salah minum Putri, mereka sudah memasukkan sesuatu pada minumanku tadi” sahut Jordi.
“Diamlah, seseorang sudah datang kesini” bisikku menutup mulut Jordi. Aslan sudah memberikan kode padaku bahwa seseorang sudah tiba tepat didekat pintu toilet. Aku langsung menarik pelatuk pistolku.
“Bang ... bang ....” suara tembakan dari pistolku menerobos pintu toilet.
“Anghh ....” teriak seorang pria dari luar pintu. Aku yakin tubuh pria itu sudah terkapar kelantai. Aku langsung membawa tubuh Jordi keluar dari toilet itu.
“Hei, kalian siapa” sahut mereka sudah tiba mendakati aku dan Jordi. Bahkan mereka sudah mengangkat pistol mereka.
“Kejar mereka” sahut salah seorang dari mereka memerintah. Aku tetap berlari menyeret tubuh Jordi berlari keluar dari pintu belakang Bar. Saat kami tiba di pintu kaca itu, kami langsung melompat menerobos kaca, aku tidak tahu setelah pintu belakang ini tembus kemana. Namun aku lupa ternyata kami melompat dari lantai 3, hingga tubuhku sudah terpental ketanah. Halaman belakang Hotel ini penuh dengan rumput rimba. Tubuhku dan tubuh Jordi sudah dikelilingi oleh dedaunan.
“Putri, apa anda baik-baik saja” sahut Jordi setengah sadar. Aku sudah memegangi pantatku, aku lupa kalau kami melompat dari lantai 3, untungnya aku bisa menahan berat tubuhku dengan kekuatan otot kaki.
“Ah ....” aku meringis kesakitan, aku baru sadar tubuhku sudah terasa sakit semua, ternyata pecahan kaca pintu tadi merobek bibirku juga bagian kaki, namun yang paling parah dibagian lenganku.
“Kita harus segera kabur dari sini” sahutku. Namun tidak berapa lama, aku sudah melihat segerombolan penyusup yang mengejar kami tadi.
“Jordi, menunduklah” sahutku menekan tubuh Jordi dari balik rumput. Tidak berapa lama, suara tembakan kembali keluar dari arah para penyusup tadi.
“Aku mengintip sejenak, ternyata ada segerombolan penyusup lagi yang tiba. Mereka sudah saling serang.
“Putri, apa anda baik-baik saja, darah anda sudah banyak keluar” bisik Aslan mengkhawatirkan diriku. Memang ini kali pertama diriku terluka, apa lagi darah dari lenganku terus menetes.
“Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan” sahutku pada Aslan, kepalaku sudah mulai pusing, kaca dari pintu tadi sangat tebal, aku memaksakan tenagaku menerobs kaca itu, aku tidak tahu apakah bagian kepalaku ini ada yang terluka.
“Semoga saja aku tidak apa-apa, ada banyak hal yang harus aku lalui, aku sudah pernah mengalami hal buruk lebih dari ini, ditabrak oleh truk” gumamku. Aku menatap tubuh Jordi.
“Jordi apa kau baik-baik saja, seharusnya kau melindungiku” sahutku pada Jordi, dia bahkan sudah pingsan.
“Apa kami berdua akan mati disini, ini tidak adil” sahutku pelan. Aku sudah mendengar suara seseorang melangkah mendekati kami. Namun Aslan tidak muncul lagi, aku tidak tahu dia ada dimana, aku tetap waspada memegangi pistolku.
“Kau masih ada tenaga, setelah menerobos pintu kaca” sahut Rosefro dari balik persembunyianku dan Jordi.
“Suara ini, bukankah suara ini mirip suara Rosefro” sahutku membatin. Aku mengintip dari balik rumput dan menemukan tubuh Rosefro sudah berdiri di temani pengawalnya.
“Bisakah aku mendekat padamu, aku tidak akan mencelakaimu. Para penyusup itu sudah aku tangani” sahut Rosefro kembali.
“Apa tujuanmu mendekat padaku, aku tidak mengenalmu” sahutku menolak.
“Kau sudah terluka, masih saja menolak bantuanku, aku tidak ingin mengabaikan tamuku yang sedang terluka” sahut Rosefro.
“Aku bukan tamumu, aku juga bisa bergerak sendiri, kau tidak perlu berbaik hati, yang penting saat ini tolong tinggalkan kami kalau kau tidak ingin mencelakai” sahutku kembali menolak, aku tidak ingin dia mengenali diriku.
“Apa kau yakin bisa beranjak dari sini menuju Rumah Sakit, aku yakin teman priamu itu juga sudah tidak sadarkan diri, ayolah jangan egois, aku datang untuk membantu saja” sahut Rosefro, dia langsung mendekati persembunyianku.
“Aku sudah bilang, aku bisa bergerak sendiri” sahutku terpotong, Rosefro sudah mengangkat tubuhku.
“Tolong, amankan pria ini” sahut Rosefro pada pengawalnya.
“Baik Bos” sahut pengawal Rosefro serentak.
Bersambung ....................
Hai Reader, terima kasih sudah mampir, jadiin favorit untuk up selanjutnya🙏
Jangan lupa like dan komentar ya, 😊
See You 🙋🙋🙋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Adine indriani
aku like lagi kak semangat 😊👍
2020-06-18
1
yoemi noor
jejak di sini :)
2020-06-01
1
Evi Lestari
like dan udah vote ya.
2020-05-13
2