Putri Boma
# Negara Kenya
Negara Kenya merupakan negara demokrasi, juga negara adikuasa yang berperan mengatur perekonomian dunia. Di negara Kenya terdapat tambang emas, batu bara dan perminyakan. Penduduknya sudah berkembang mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Dengan perkembangan itu, kerajaan-kerajaan mulai sirna dari negara ini. Walau kerajaan-kerajaan itu dulunya berjaya dalam perang, namun sampai saat ini kerajaan itu hanya tinggal nama saja, walau sebenarnya penerus dari kerajaan itu masih ada, tidak terlalu dikenal oleh masyarakat modern yang ada di Negara Kenya saat ini.
Tepat di ibu kota Kenyalah aku tinggal. Ayahku bernama Fakwe Luxe dan ibuku bernama Riana. Walau aku terlahir dari keluarga yang mapan, kedua orang tuaku tidak menyukaiku. Ayahku selalu mengharapkan memiliki seorang putra, ternyata ibuku tidak bisa mengandung lagi dan hanya melahirkan aku seorang. Aku bisa melihat dari wajah ibuku selama ini, dia tidak mengharapkan aku, dia sangat berharap waktu mengandungku akan melahirkan seorang putra. Namun dia harus melahirkan seoranga putri yang mereka namai Golda Luxe.
Aku selalu berusaha melakukan yang terbaik dihadapan orang tuaku. Semua akan kulakukan, bahkan urusan bisnis perusahaanpun aku kuasai. Walau ayahku bilang, kamu hanya seorang perempuan tidak akan bisa memajukan perusahaan, namun aku bersikeras belajar dengan giat agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. Bahkan untuk urusan pribadiku, aku mengorbankannya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuaku. Awalnya aku tidak ingin berpacaran dengan Venzo, namun karena perintah dari ayahku dan Venzo juga mencoba mencuri hatiku, lambat laun akupun jatuh cinta padanya.
Aku saat ini sudah beranjak dewasa, usiaku saat ini sudah beranjak 22 tahun. Tepat ulang tahunku yang ke 22 tahun, aku akan bertunangan dengan pacarku Venzo. Hubunganku dengan Venzo sangat harmonis. Aku sudah mengenalnya sejak usiaku 15 tahun dan Venzo saat itu berusia 23 tahun. Venzo lulusan dari universitas ternama dan menjadi manajer dari perusahaan ayahku LuxeIT. Bagiku Venzo pria yang baik, selama kami pacaran hingga saat ini dia tidak pernah menyentuhku, walau dia sangat ingin, dia masih bisa menahan. Aku memang mengatakan padanya, aku mau di sentuh kalau aku sudah sah menjadi istrinya. Dia menyanggupi permintaanku itu.
Ulang tahunku akan dirayakan satu hari lagi. Ibuku sendiri yang mengurus segalanya mulai dari gedung hingga gaun yang akan kukenakan. Karena hari ulang tahunku akan berbarengan dengan hari pertunanganku.
“Golda, kenapa Venzo belum datang juga” tanya ibu padaku, suranya sudah meninggi. Aku diam sejenak, melihat handphoneku, namun handphoneku itu belum juga berbunyi.
“Ibu, aku sudah kirim pesan chat padanya” jawabku pada ibu. Ibuku beranjak dari duduknya dan menatapku dengan sinis.
“Jangan sampai ibu menanyakanmu untuk kedua kalinya, ingatlah untuk melancarkan acara pertunangan ini” tegas ibuku. Aku sadar dari ucapan ibuku, aku tidak boleh membuatnya untuk menanyakan keberadaan Venzo lagi. Aku langsung keluar dari kediaman Luxe.
“Ah, kemana kamu Venzo? Kenapa tidak balas chatku” gerutu kesal, sambil menyetir mobil aku memainkan handphoneku. Aku sudah singgah dari LuxeIT dan tidak menemukan batang hidungnya. Aku bertanya pada sahabatku Onela, namun chatku juga tidak di baca. Hari itu aku memutuskan untuk mencari keberadaan Venzo ke apartemennya.
Mobil mewah yang dibelikan oleh ayahku sudah kuparkir di depan gedung Apartemen milik Venzo. Namun aku sangat terkejut melihat mobil yang biasa dipakai oleh sahabatku Onela juga terparkir di parkiran itu, bukan hanya itu mobil yang biasa di kendarai oleh Venzo juga terparkir di sana. Sahabatku Onela memang akrab denganku juga dengan pacaraku, namun setahuku, aku belum pernah membawa sahabatku ke apartemen Venzo.
“Apa mungkin Onela menemui temannya” gumamku menaiki lift menuju lantai 5. Sambil berjalan menuju apartemen Venzo aku memperhatikan handphoneku, namun tidak ada balasan dari Venzo.
“Tadi aku sudah menghubunginya, semoga saja dia ada di dalam Apartemennya” gumamku lagi.
Saat aku sampai di depan pintu Apartemen Venzo, aku sudah mendengar suara wanita dari luar pintu itu.
“Ahhh ... ahh ....” Terdengar suara wanita mendesah dari dalam Apartemen Venzo.
“Kenapa kau mendesah?” sahut seorang pria dari dalam.
Aku sangat terkejut mendengar suara pria itu mirip dengan suara Venzo. “Apa mungkin itu suara Venzo, dia sedang apa dengan seorang wanita” gumamku, tanganku mulai gemetar untuk membuka pintu itu.
“Ah ... sakit sayang” sahut wanita itu.
“Ini bukan kali pertama kita melakukannya” sahut pria itu.
Tanganku mulai gemetar mendengar bukan pertama kali, dengan suara yang pelan aku membuka pintu itu, aku ingin mengetahui bahwa pria itu bukanlah Venzo, aku hanya ingin suara yang aku dengar barusan hanyalah suara film dewasa yang sedang tayang di dalam apartemen itu.
“Ceklek” pintu itu kubuka pelan, hanya sedikit ruang, aku melihat dari sedikit ruang itu tubuh Venzo sudah telanjang tidak mengenakan busana. Darahku mulai mendidih melihat hal itu, sofa tempat aku duduk dengan Venzo sudah bergoyang karena dorongan dari Venzo. Hatiku sangat sakit, aku sudah melihat Venzo berdiri disamping sofa.
“Ahh ... lebih lembut lagi sayang” sahut wanita itu. Aku membuka lebih lebar lagi pintu itu dan menemukan sahabatku sendiri namanya Onela. Onela sudah berbaring di sofa dengan tubuhnya tidak berbusana sedang bercinta dengan Venzo.
Hatiku sangat hancur melihat hal itu, tidak terasa air mataku sudah menetes, aku menarik kembali pintu itu. Ingin rasanya aku masuk dan melabrak mereka, namun langkah kakiku sangat berat.
“Tidak aku tidak bisa berdiam diri” gumamku. Aku mencoba menghubungi Venzo, aku ingin memastikan apakah dia benar mencintaiku selama ini atau tidak. Kembali aku buka pelan pintu itu, kontak atas nama pacarku sudah ketekan dari layar handphoneku.
“Tuut ....” Panggilanku masuk, bahkan aku sudah mendengar handphonenya berdering dari balik pintu, panggilan itu tidak diangkat. Kembali aku hubungi lagi.
“Tuut ....” Panggilanku masuk lagi, handphonenya kembali berbunyi. Mereka berdua masih bercinta.
“Ah, sial siapa yang menghubungi” ucap Venzo. Ternyata Onela yang mengambil handphone Venzo.
“Aih, pacar bodohmu sedang menghubungi” sahut Onela memberikan handphone itu pada Venzo.
“Abaikan saja” sahut Venzo menepis handphonenya dari tangan Onela.
“Setidaknya beri tahu saja pada wanita bodoh itu, bahwa kamu sedang sibuk” jelas Onela.
“Kalau bukan karena perusahaan ayahnya aku tidak akan mendekatinya” sahut Venzo tetap menolak mengangkat panggilanku.
“Kau mengatakan perusahaan, tapi besok kau sudah bertunangan dengannya” ketus Onela.
Mendengar pembicaraan mereka hatiku sangat sakit, rasanya teriris oleh pisau tajam, aku tidak sanggup lagi melihat mereka. Aku berlari dari apartemen itu. Aku tidak menyangka kalau Venzo setega itu padaku. Aku tidak menyangka 7 tahun kami pacaran, semuanya hanya sandiwara. Air mataku mulai berlinang membawa mobil itu kembali kerumah.
“Tujuh tahun aku melalui banyak hal dengannya, perayaan hari besar kami lalui bersama, kecupan mesra, janji setia. Itu semua, ternyata itu semua palsu” gumamku melap air mataku.
Bersambung...........
Hai Reader, Semoga novel ini bisa menghibur.😘
Jangan lupa like dan komentar ya, 😊
Oya, jadiin Favorite untuk up lanjutan.
See You🙋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Priska Anita
Semangat thor 💪
Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜
2020-07-17
0
Li Na
mampir juga di sini
2020-06-28
1
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
koe tak sayang sayang tegoe gawe wirang
2020-06-05
1