Dua minggu telah berlalu, setelah misi yang disampaikan oleh ayahku, ibu selalu menemaniku tidur sepanjang malam, bahkan dia sesekali masih menangis. Aku bisa memahami perasaannya, dia akan berpisah denganku untuk waktu yang lama, bahkan waktu untuk kami bertemu kembali tidak tahu itu kapan.
Ayah sudah mengatakan kalau ada petemuan atau bahkan bertemu dengan ayah aku harus bersikap sebagai orang lain. Hatiku sangat sedih mendengar hal itu. Aku pikir di kehidupan ini hidupku akan damai tinggal bersama orang tua yang menyayangiku, ternyata di usiaku yang ke 22 tahun ini aku harus berpisah dengan mereka.
Ayah sudah mengurus semua surat-suratku, aku kembali memakai nama samaran dengan nama Golda. Aku menyarankan nama itu pada ayah, aku juga meyarankan bahwa aku lulusan dari universitas A, karena memang kampus itu masih berdiri hingga sekarang di Kota Kenya. Ayah dengan mudah mendapatkan sertifikat asli kelulusan dari universitas A atas namaku.
Semua surat-suratku sudah lengkap. Dari keterangan keluarga baru ini, aku hanya anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan, identitas kedua orang tuaku tidak diketahui sama sekali siapa. Bahkan profil panti asuhan itu aku pelajari selama waktu yang tersisa di Mansion. Aku hanya anak yang beruntung mendapatkan beasiswa hingga bisa mengenyam bangku perkuliahan itulah identitas baruku.
Namun hal yang kukhawatirkan adalah bagaimana aku mendekati pria itu. Dikehidupan sebelumnya aku memang ingat perusahaan terbesar di Kota Kenya adalah perusahaan Xevran yang sangat berpengaruh bagi dunia, bahkan perusahaan ayahku LuxeIT belum ada apa-apanya dibandingkan Xevran saat itu.
Perusahaan Xevran merupakan perusahaan tambang minyak dan gas terbesar di negara Kenya bahkan sampai mengexpor hasil produksinya keseluruh dunia. Nama dari pemilik Xevran saat ini adalah Rosefro. Dari profilnya yang kubaca dia adalah pria idaman semua wanita, namun dari cerita yang kubaca dia pria dingin sedingin es di kutub utara, dia sudah berusia 30 tahun. Bahkan sudah semua media ku cek tidak ada pemberitahuan bahwa dia pernah berkencan atau memiliki seorang kekasih. Hal inilah yang aku khawatirkan, bagaimana aku bisa menjadi istrinya, mengandalkan apa aku naik kepangkuannya.
* Kota Kenya
Sebelum aku berangkat ke Kota Kenya ini, aku masih mengingat raut wajah ibuku mengantarkan aku pergi naik kereta api. Dengan linangan air mata dia mengantarkan aku, bahkan dia menyamar menjadi seorang ibu yang sudah tua mengantarkan anak gadisnya pergi merantau, padahal usia ibuku masih muda. Ayah tidak ikut mengantar, karena itu akan menarik perhatian orang-orang, walau begitu sehari sebelum aku berangkat ayah selalu stay di rumah, memperhatikan gerak-gerikku.
Ayah bahkan sudah mengisi rekeningku dengan jumlah uang yang tidak kutahu berapa banyak, padahal aku kesini untuk menyamar, namun keuanganku di pastikan selama setahun uang yang ada direkeningku itu baru bisa habis kubuat. Saat ini statusku sudah bekerja di salah satu Butik milik teman ayahku. Demi melancarkan misi ini, bahkan Butik itu sudah di alih tangankan menjadi milik Jordi. Jordilah saat ini pemilik Butik Pakaian itu. Karena aku sebelumnya memang lulusan tata busana dan desain dari kampus A, saat ini jugu itu menjadi jurusanku.
Setibanya kami di perumahan yang terletak tidak jauh dari Butik. Penginapan itu sama dengan kos-kosan, bahkan Jordi juga memilih untuk menginap di samping penginapanku. Selain Aslan, hanya Jordi yang tersisa dari keluarga Boma yang aku miliki saat ini. Ayah memang menyuruh Jordi untuk tetap mendampingiku.
“Jordi, apa yang harus aku lakukan untuk mendekati pria itu” sahutku pada Jordi, kami sudah berdiri di depan gerbang penginapan.
“Putri, bersabarlah dulu, lebih baik saat ini kita berkemas, hari sudah larut, kita bahkan sudah seharian ini beres-beres di Butik” sahut Jordi menenteng tasku.
“Baiklah, otakku sudah buntu sedari tadi sampai aku di Kota ini, hanya itu yang ada dipikiranku, aku sangat lelah memikirkan itu” sahutku padanya memasuki area perumahan. Penginapanku dan penginapan Jordi bersebelahan. Jadi kalau terjadi apa-apa Jordi bisa dengan cepat menghampiriku. Setibanya aku di depan pintu kamar penginapanku.
“Putri, segeralah tidur” sahut Jordi menyerahkan tasku.
“Iya Jordi” sahutku masuk kedalam kamar.
Aku sangat lelah hari ini, sesampainya aku tadi pagi ke Kota ini, penginapan ini menjadi tujuan utama kami, kami menyewa penginapan yang murah untuk berhemat. Aku sudah rindu dengan Kota ini sebelumnya. Aku sangat ingat tempat-tempat yang kukunjungi dengan Venzo saat ulang tahun hari jadian kami. Aku masih ingat janji-janji manisnya dulu padaku.
“Ah, kenapa aku memikirkan pria brengsek itu, aku tidak tahu apakah aku akan bertemu dengannya di kehidupanku kali ini, aku berharap aku tidak bertemu dengannya” gumamku membaringkan tubuhku di atas kasur.
“Putri” tiba-tba Aslan memanggilku.
“Aslan, kalau kau mau menghampiriku terlebih dahulu berikan aku pemberitahuan, aku masih pakai pakaian kecil” sahutku menutupi tubuhku dengan selimut.
“Maaf Putri, saya salah” sahut Aslan menghilang. Tidak berapa lama kemudian, aku langsung memakai pakaian tidur, Aslan kembali menghampiriku.
“Ada apa Aslan, kenapa kau mengagetkan aku” tanyaku pada Aslan.
“Putri, sepertinya saya berfirasat cepat atau lambat Putri akan bertemu dengan pemilik Xevran itu” sahut Aslan.
“Apa maksudmu?” tanyaku padanya.
“Aku sudah menyelidiki pemilik Xevran itu, dia akan bertemu dengan Putri’ sahut Aslan kembali.
“Bagaimana cara kami bertemu, apa kami akan langsung akrab” tanyaku padanya.
“Maaf Putri, saya bukan Tuhan, saya hanya menebak Putri akan bertemu dengannya, kalau untuk cara dan bagaimana pertemuan Putri dengannya saya tidak tahu” jelas Aslan.
“Sudahlah, kau bahkan tidak tahu bagaimana pertemuan kami selanjutnya, aku tidur saja” sahutku pada Aslan. Lampu kamar itu langsung kumatikan.
***
Keesokan harinya, aku langsung masuk kerja di Boutik Rasa Butik Pakaian tempatku bekerja. Walau Butik itu tidak besar amat, namun Butik itu juga terkenal dikalangan atas. Aku sudah melihat banyak pesanan dari istri-istri pebisnis untuk memesan gaun juga jas pakaian pria.
“Kring ... kring ....” Telvon Butik sudah bedering. Namun karyawan lain sibuk mengepas gaun lama dan mengerjakan pekerjaan mereka. Terpaksa aku mengangkat telvon tersebut.
“Halo” sahutku.
“Apa ini Boutik Rasa” tanya seorang pria dari seberang.
“Benar Tuan” sahutku.
“Boleh saya bicara dengan perancang dari merek Rasa” tanya Pria itu.
“Saya sendiri Tuan” sahutku.
“Kamu ya, pas sekali, jas yang sudah di pesan kemarin ternyata tidak sesuai dengan tubuh pemiliknya, boleh tidak anda datang sendiri kesini untuk mengukur pemilik jas yang sudah kalian rancang sebelumnya” sahut pria itu.
“Tuan, maaf kami sudah lalai dalam bekerja, saya akan kesana, kalau boleh tahu ini dengan siapa?” tanyaku kembali.
“Saya Adam, tolong besok datang ke perusahaan Xevran, temui saja resepsionis, besok anda akan bertemu dengan saya” sahut pria itu langsung menutup telvon.
“Belum sempat aku menanyakan pukul berapa aku kesana” sahutku menghela nafas.
“Tunggu dulu, kemana aku harus menemuinya? Bukannya itu Xevran perusahaan milik Rosefro, apa aku akan bertemu dengannya, bagaimana ini” gumamku kembali gelisah.
Bersambung.............
Hai Reader, terima kasih sudah mampir, jangan lupa jadiin novel ini favorit untuk up selanjutnya🙏
Oya jangan lupa like dan komentar, Sesekali Vote ya😊
See You 🙋🙋🙋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Adine indriani
aku like lagi kak
2020-06-16
1
K y⃟ ◂▸ yᵘⁿɑ ༆
mantull
2020-05-12
2
💞🌜Dewi Kirana
semangat thor ceritanya seru
2020-05-11
1