Karena setiap manusia begitu layak.
Layak untuk dihargai sebagaimana dirinya,
Layak untuk didengarkan pendapatnya,
Layak untuk disuarakan pikirannya,
Dan layak untuk diungkapkan perasaannya.
Berpura-pura dalam diam hanya akan mendatangkan penyesalan.
Mengakui ketidaksempurnaan tak akan membuat seseorang terlihat lemah, melainkan orang-orang di sekitarmu akan merasa sangat dihargai.
Dengan jujur akan perasaanmu, bukan hanya bebanmu yang akan lebih ringan, namun hal itu juga bisa menunjukkan rasa peduli pada orang disekitarmu.
⚘🍀⚘🍀⚘🍀⚘🍀⚘🍀
# Harsya POV #
[ Flashback ON - Masa lalu Harsya ]
Sejak perusahaan pertambangan batu bara milik ayahku mulai berkembang pesat, Aku dan Ibuku akhirnya memilih untuk pindah ke Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Sebelumnya, Aku dan Ibu tinggal di Yogyakarta bersama Eyang. Sementara Ayah harus bolak balik seorang diri antara Kalimantan dan Yogyakarta.
Semua hal itu terjadi karena Eyang, tak mengizinkan cucu dan putri semata wayangnya mengikuti Ayah ke Kalimantan sebelum perusahaan pertambangan batu bara milik Ayah mapan secara finansial.
Belasan tahun Ayah dan Ibuku harus menjalani Long Distance Marriage, dan mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa aku menjadi anak tunggal.
Sebagai satu-satunya cucu pemilik toko pusat oleh-oleh terbesar di seluruh Jawa Tengah, Eyang memanjakanku dengan limpahan materi.
Hari-hariku tak pernah sepi, di mana pun aku berada aku bagaikan pusat magnet yang punya daya tarik yang sangat kuat untuk orang-orang di sekitarku.
Tapi daya tarik magnetku hanya berfungsi untuk orang-orang yang ingin memanfaatkanku.
Menyakitkan, karena pada akhirnya ku ketahui jika semua pujian yang mereka elu-elukan di hadapanku, tak lain hanya sebuah bualan belaka.
Aku bahkan lupa apa arti teman, sahabat, atau mungkin kekasih. Aku tak pernah merasakan ketulusan, sebab setelah memberi yang mereka butuhkan, maka saat itu juga aku akan merasa kesepian.
Mungkin karena pahalaku membantu sesama sudah terkumpul cukup banyak, hingga Tuhan memberikan jalan bagiku untuk keluar dari lingkaran setan pergaulan yang sarat akan kepalsuan ini.
Perusahaan Ayah yang setelah belasan tahun hanyalah perusahaan tambang batu bara kecil, kini berkembang menjadi salah satu dari 5 perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.
Eyang sungguh bangga dengan kegigihan Ayahku, belasan tahun bersikap keras pada menantunya juga tak membuat nyaman bagi Eyang.
Hanya saja, Eyang ingin Ayahku menjadi pria gigih, kuat, dan bertanggung jawab.
Saat itu usiaku 17 tahun, aku adalah siswa kelas 2 SMA ketika ibu dan aku akhirnya pindah ke Kalimantan mengikuti ayah.
Berbeda dengan ayah dan aku yang sangat bahagia bisa berkumpul sebagai keluarga utuh, Ibuku terlihat tak senang.
Ayah dan Ibu bukannya semakin mesra setelah bersama, keduanya malah sering bertengkar.
Meski telah dewasa, tapi anak akan tetap menjadi korban yang ikut tersakiti ketika kedua orang tua mereka bertengkar.
Disaat aku butuh perhatian, aku butuh tempat untuk mencurahkan segala kegundahanku, sosok wanita bernama Lia yang tak lain adalah putri dari rekan bisnis Ayah hadir dan mengisi kekosongan di dalam hatiku.
Semua cinta, kasih sayang, kepercayaan dan ketulusan yang kupunya kuberikan padanya.
Hingga menjelang kelulusan SMA, aku seperti merasakan kiamat menghampiri hidupku.
Lia yang kukira adalah peri ternyata tak lebih baik dari goblin yang buruk dan jahat. Ternyata selama ini Lia mendekatiku hanya karena permintaan Ayahnya.
Tak hanya itu, Ayah Lia ternyata selama ini telah menipu Ayah, hingga perusahaan Ayah bangkrut.
Aku merasa sangat kecewa pada Lia, tak kusangka wanita lembut sepertinya bisa berhati sangat licik.
Kekecewaanku pada sosok wanita semakin menjadi-jadi ketika kutahu jika Ibu memilih pergi bersama pria lain yang sudah menjadi selingkuhannya sejak 8 tahun lalu.
Selama ini Ibu telah mengkhianati ayah.
Ibu memilih pria lain, tanpa peduli padaku anak kandungnya, ayahku suaminya, ataupun peringatan Eyang ayah kandungnya.
Nasib buruk menimpa Ibu dan selingkuhannya, keduanya tewas dalam kecelakaan saat akan kabur.
Aku dan Ayah kembali ke Yogyakarta, namun karena depresi, Ayah akhirnya memilih mengakhiri hidupnya.
Sedangkan aku memilih untuk membenci makhluk tuhan yang disebut wanita.
[ Flashback OFF ]
⚘🍀⚘🍀⚘🍀
“Kamu jangan tertawa, aku sekarang sedang bingung!”
Rasanya aku semakin kesal setelah mendengar tawa Rafie di seberang telepon.
Dahulu, hanya Rafie satu-satunya orang yang kupercayai.
Sebelum aku bertemu Sherina, wanita yang berhasil masuk ke dalam kehidupanku, wanita yang ketulusannya bahkan bisa kamu lihat hanya dari tatapan matanya.
Wanita polos yang tak pernah berniat mengambil keuntungan dariku.
“Lalu aku harus berkata apa? Apa aku harus turut senang? Aku bahkan tak pernah tahu sosok Sherina seperti apa,” desak Rafie.
“Apa kau menyukai Sherina?” tanya Rafie ragu, ketidak relaan tersirat dari ucapannya.
“Tentu saja aku menyukainya, tapi bukan sebagai seorang wanita. Aku hanya merasa hidupku seperti punya nilai, lebih bermakna ketika aku bisa menolongnya," jelasku.
"Sherina... Wanita itu rapuh, entah alasannya apa tapi aku tahu dia butuh seseorang untuk melindunginya,” lanjutku.
“Apa ucapanmu bisa kupercaya?” Rafie kembali memastikan lagi ucapanku.
“Lekaslah kembali dan kukenalkan kamu padanya, aku yakin kamu juga akan dengan mudah menyukainya.”
Aku mencoba meyakinkan Rafie.
“Baiklah, aku percaya padamu. Pergilah, temui Sherina, jujurlah padanya. Jika kamu saja bisa percaya padanya, kuyakin aku juga akan bisa mempercayainya.”
Senyumku merekah, dukungan Rafie meski hanya lewat sambungan telepon tapi memberiku kekuatan dan semangat untuk menemui Sherina.
⚘🍀⚘🍀⚘🍀
Kulajukan mobilku menuju restoran cepat saji tempat Sherina bekerja.
Restoran ini milik salah satu temanku, hingga aku dengan mudahnya meminta temanku mengosongkan restorannya dan menahan Sherina.
Aku perlu bicara berdua dengannya, hanya berdua.
Kulihat dia yang sedang mengepel lantai, dalam hati aku merutuki teman luck-nutku yang membiarkan Sherina mengerjakan pekerjaan berat sendirian.
“Ekkhheeemmm .....” Aku berdeham.
Kulihat Ia hanya melirik sekilas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
“Kau masih marah padaku?” tanyaku memulai obrolan.
Sherina menggeleng.
“Syukurlah, aku mau minta maaf soal aku yang tak jujur mengenai siapa diriku,” ucapku.
Sherina hanya diam menatapku.
“Kupikir itu bukanlah masalah besar siapa aku. Malam itu aku berniat jujur dan mengejutkanmu,” ungkapku.
“Bagimu mungkin bukan masalah, tapi bagiku itu masalah,” balas Sherina dengan ketus.
Aku cukup terkejut dengan reaksinya, lebih baik aku diam.
Membiarkan Sherina mengungkapkan segala beban di hatinya, mungkin juga bisa membuatku lebih mengenalnya lagi.
“Kau tak mengenalku Harsya, kau tak tahu apa yang terjadi padaku, mengapa aku berakhir di kota ini dengan Bundaku yang depresi tanpa keluarga sama sekali,” ujar Sherina.
“Maka beri tahu aku Sherin!” Balasku.
“Perihal aku yang tak jujur sungguh aku tak ada niat buruk sekali padamu,” lanjutku.
“Maaf jika aku baru menemuimu sekarang, maaf membuatmu menunggu hingga mungkin penilaianmu semakin buruk padaku,”
“Tapi aku juga perlu memantapkan hatiku!” Tekanku.
Entah mengapa aku juga terbawa suasana yang kian memanas.
“Masa laluku yang tak kau tahu, mungkin akan lebih buruk dari masa lalumu,” lirihku sambil mengalihkan tatapanku darinya.
Ku lihat Sherina bungkam, tatapan bola mata dengan warna yang sangat khas itu memancarkan rasa ingin tahu yang luar biasa.
“Aku sakit Sherin!”
“Aku mengidap penyimpangan orientasi se**al, Aku G*y!” ungkapku.
Sherina menutup mulutnya dengan kedua tangannya sebagai respon keterkejutannya atas pengakuanku.
Kupikir Sherina akan jijik atau mungkin menghindariku, tapi yang terjadi adalah dia mendekatiku lalu membawaku dalam pelukannya.
Sherin sampai berjinjit untuk memelukku, dengan lembut dia menepuk punggungku, “Tak apa... Tak apa.... Aku tau kau punya alasan. Jangan katakan jika hal itu menyakitkan. Aku percaya padamu, kamu tetappria yang baik untukku.”
Kalimat menenangkan dari Sherina membuatku semakin yakin jika aku dapat mempercayai wanita ini.
Malam itu aku menceritakan semuanya pada Sherina.
Bagaimana aku bisa kehilangan kedua orang tuaku, awal mula rasa simpatikku hilang pada wanita, hingga akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang bisa mengerti diriku, memberiku kenyamanan, dan membuatku merasakan dicintai.
Namun sayangnya semua perasaan itu berasal dari sosok seorang pria bernama Rafie.
Selama aku menceritakan kisahku, tak sekalipun Sherina menghakimi atau membenarkan segala hal yang menjadi pilihan hidupku.
Lalu Sherina juga turut menceritakan semua kisah hidupnya yang selama ini Ia simpan sendiri.
Aku sempat emosi mendengar cerita Sherina.
Malam ini kami berdua berhasil menghilangkan sebagian beban yang selama ini kami pikul sendirian.
Ternyata memiliki seseorang untuk berbagi itu lebih baik.
Kami berjanji mulai malam ini kami akan saling menjaga dan mendukung sebagai sahabat.
⚘🍀⚘🍀⚘🍀
Tak ingin merusak momen malam ini, satu hal yang Sherina belum tahu jika nama lengkap Rafie adalah Rafie El-Fatih.
Dan aku mengenal pria brengs*k yang sudah menyakitinya.
⚘🍀⚘🍀 To be continue ⚘🍀⚘🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Fenti
aku mampir
2023-07-14
1
🍁ɳιℓα❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ
ya ampun kutarik deh harsya cck jd kakak sahabat sejati aja buat nana. kalo gini kayaknya jodohnya nana tto di bangke gibran deh😁😁😁
2022-07-06
4
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
hadeuh.. kira'in Harsya nthu jodoh na Sherina..hmt😗😅
2022-07-06
1