Bab 20 - Dokumen Mengerikan

"Haaaah..."

Bruk! Kyara merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Hari ini benar-benar melelahkan bagi dirinya. Terutama ia yang hanya punya satu ginjal.

"Aku baru sadar. Ternyata permainan Restu dan Kak Maria luar biasa. Bahkan mereka sampai menempelkan alat pelacak juga," gumam gadis itu.

Tadi sore setelah berpisah dengan kakak kembar dan tunangan brengseknya, Kyara mengecek HP dan isi tasnya. Ia curiga, kedua orang tersebut melakukan sesuatu terhadap dirinya.

Ternyata benar. Kyara menemukan sebuah benda kecil yang menempel di sisi tersembunyi tas bututnya. Di balik casing HP, Kyara juga menemukan benda yang sama.

Tidak mau ditipu dua kali, Kyara pun sengaja berjalan kaki ke arah perkampungan kumuh di bawah jembatan layang. Gadis itu berputar-putar cukup lama di sana, sebelum menempelkan benda itu pada seseorang.

Ya, Kyara sengaja membuat alibi, agar Restu dan Maria tidak tahu tempat tinggalnya yang asli.

"Ah, aku hampir lupa satu hal lagi. Padahal sebagian uangku telah habis untuk membeli benda itu."

Kyara membuka pakaiannya dan mengambil sesuatu di dalam sana, dekat dadanya. Benda itu adalah sebuah recorder.

"Dengan ini aku mempunyai sedikit bukti, tentang apa yang telah dilakukan oleh Kak Maria dan lainnya padaku," ucap Kyara sambil memutar rekaman tersebut.

Semua percakapan mereka terekam dengan sangat jelas. Bahkan, gadis itu juga sempat merekam sebagian pembicaraannya dengan dokter Albert tadi.

...🌺🌺🌺...

Cirp... Cirp... Cirp...

"Uh, udah pagi rupanya. Apa aku bangun kesiangan?" Kyara membuka jendela kamar, dan langsung disambut oleh sinar mentari yang baru saja memunculkan sinar emasnya.

Tanpa membuang banyak waktu, Kyara lalu mengambil handuk dan hendak menuju kamar mandi bersama yang terletak di ujung kost mereka.

"Dokter Mila?"

Kyara terlonjak kaget melihat seorang wanita cantik dengan seragam dokternya, berdiri tepat di depan pintu kamar.

"Udah bangun kamu? Baru aja mau ngetuk pintu," ujar wanita berkulit sawo matang tersebut.

"Ada apa dokter pagi-pagi mencari saya?"

"Tadi malam aku ke sini untuk mengecek keadaanmu. Tapi ternyata kamu tidak ada," kata Mila.

"Maaf sudah membuat dokter repot. Kemarin saya menemui teman lama saya," jawab Kyara.

"Maksudmu ngeteh bersama Albert di ruang kerjanya?" ucap Mila dalam hati.

Tak ada yang tahu, kalau tadi malam Mila kembali ke klinik untuk mengambil HPnya yang tertinggal di ruang kerja. Dia pun melihat pria yang dicintainya sejak kuliah, duduk mengobrol bersama seorang wanita di malam hari.

Itu adalah hal yang sangat langka, mengingat Albert sangat tidak menyukai perempuan. Biasanya Albert tidak akan betah berduaan saja dengan perempuan lebih dari satu jam.

Mila menatap setiap jengkal tubuh Kyara, "Kenapa aku harus cemburu dengan wanita buruk rupa ini? Tak akan ada pria yang mau bersamanya, kecuali orang gila," batin Mila.

"Ah, keadaanmu sudah membaik. Sepertinya tidak perlu perawatan lagi," kata Mila.

"Terima kasih."

"Tetap jaga kesehatanmu, ya," ujar Mila sebelum pergi. "Jangan bikin repot Albert lagi," lanjutnya dalam hati.

...🌺🌺🌺...

"Kalisa, pekerjaanmu sudah selesai? Nanti tolong bersihkan ruang kerja dokter Alfian dan dokter Juandi, ya. Si Naura lagi sakit," perintah Pak Nof.

"Baik, Pak. Selesai mengepel saya langsung kerjakan," jawab Kyara.

Sesuai janjinya, Kyara pun menuju ke ruang kerja dokter Alfian dan dokter Juandi. Kedua ruangan tersebut masih terkunci rapat. Para dokter itu memiliki jadwal sore hingga malam hari di klinik.

Kyara pun melakukan tugasnya dengan sangat baik. Ruangan yang terletak di ujung bangunan lantai tiga, tersebut jarang dikunjungi orang. Sehingga Kyara dapat bekerja tanpa gangguan.

Ketika ia mengelap lemari kaca di ruangan dokter Juandi, Kyara melihat sesuatu yang mengerikan.

"Rekam medis Kyara Zevania Andhakara?" Kyara berusaha membaca kalimat yang tertulis di sebuah amplop besar, di balik lemari yang terkunci rapat tersebut.

Warna kaca lemari yang berwarna biru dove, memaksanya untuk memfokuskan pandangannya. Tetapi sesuatu hal yang lebih mengerikan, ia lihat. Akta kematian Kalisa?

"I-itu apa? Kenapa dokter Juandi memiliki data tentang diriku dan Kalisa? Siapa dia? Apa dia teman papa?"

Tiba-tiba Kyara merasa tidak aman berada di ruangan tersebut. Kamera CCTV yang membisu, seakan memiliki ribuan mata yang merekam setiap milidetik kegiatannya.

Walau pun sangat penasaran dengan isi dari dokumen tersebut, Kyara tidak ingin berlama-lama di sana. Ia harus menghindari dokter Juandi sebelum mereka saling bertemu.

...🌺🌺🌺...

"Siapa dokter Juandi ini? Apa ia mengetahui keberadaanku di sini? Apa semua ini bagian dari rencana Albert?"

Kyara tidak bisa menghilangkan perasaan cemas dari hatinya. Keberadaannya di sana seakan terancam. Beruntung, ia belum menerima tawaran dari Albert.

"Kalisa, ruangan dokter sudah selesai di bersihkan?" tanya Pak Nof.

"Astaga. Ma-maaf. Tadi Bapak bilang apa?" tahya Kyara.

"Ruangan dokter sudah selesai di bersihkan?" Pak Nof mengulang pertanyaannya.

"Sudah, Pak," jawab Kyara. "Oh, apa saya boleh bertanya?"

"Ya..."

"Dokter Juandi itu dokter di bagian apa, ya?" tanya Kyara.

"Ngapain kamu tanya-tanya dokter Juandi?" Albert tiba-tiba muncul.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Miuuuu

Miuuuu

Lanjut Thorrr... Makin seru

2022-04-16

4

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!