Di sinilah Kyara berakhir. Sebuah pemakaman umum di sekitar perumahannya. Rasanya aneh, melihat namanya sendiri terukir di sebuah batu nisan.
Gundukan tanah tersebut masih terlihat merah, namun sudah mulai mengering. Sama seperti bunga-bunga yang bertabur di atasnya, sudah mengering dan berubah warna menjadi kecoklatan. Tentu saja, ini kan sudah lewat tiga minggu sejak ia dinyatakan meninggal dunia.
“Siapa yang berada di dalam sini? Apakah hanya kuburan kosong? Ataukah ada yang menggantikanku di dalam?” pikir Kyara.
Pikirannya terus berulang kepada obrolan antara Maria Zephyra Andhakara dan Restu Daniswara.
"Apa yang membuat Kak Maria berubah? Bagaimana cara Kak Maria dan Restu mengelabui kematiannya di depan semua orang, termasuk papa dan mama?"
Pertanyaan itu terus berputar di kepala gadis usia dua puluh satu tahun itu. Ia tidak menyangka, bahwa sang kakak tega menghianatinya. Bahkan Kyara tidak menyadari, sudah berapa lama mereka berdua merencanakan untuk membunuhnya.
Kyara terus berusaha mengingat kejadian sebelum ia tidak sadarkan diri. Hal yang paling lengket dalam ingatannya adalah ketika ia berusaha mengendalikan kemudi mobilnya yang kehilangan arah.
Ah, tidak. Satu minggu sebelumnya sudah sangat aneh. Kyara masih mengingatnya dengan jelas.
Berbeda dengan kakak kembarnya, Kyara tidak diizinkan mengendarai kendaraan sendiri. Meski ia telah memiliki SIM secara resmi.
Alasannya? Tentu saja kata kedua orang tuanya, karena Kyara tumbuh dengan fisik dan mental yang berbeda dengan kakak kembarnya.
Kyara adalah penyandang Sindrom Ellis Van Creveld. Pertumbuhan badan Kyara yang berbeda dengan gadis seusianya. Tubuhnya jauh lebih pendek dari wanita seusianya. Jemarinya juga demikian.
Kyara bahkan kerap dikatakan sebagai wanita buruk rupa. Hal itu dianggap akan membuatnya kesulitan membawa kendaraan. Itulah sebabnya ia tidak pernah diizinkan membawa kendaraan seorang diri.
Sehari-hari, Kyara pergi kuliah maupun sekolah menggunakan kendaraan umum. Sesekali jika cuaca tidak bersahabat, Kyara juga diantar oleh supir pribadi sang mama.
Namun satu minggu sebelum kejadian naas itu, Maria tiba-tiba berbaik hati padanya. Maria mengizinkan mobilnya dipakai oleh Kyara.
Papa dan mama juga mengizinkan putri bungsu mereka berkendara sendirian. Alasan mereka kali ini adalah, Maria telah memiliki mobil baru. Dan Kyara sudah cukup dewasa untuk bepergian sendirian.
Pada hari naas itu suatu hal aneh kembali terjadi. Maria yang biasanya selalu sibuk, hari itu terjun langsung ke dapur. Wanita yang sangat membenci dapur itu, membuatkan makanan favorit Kyara.
Keanehan masih terus berlanjut. Kendaraan yang digunakan Kyara beberapa kali mendadak mengalami masalah di jalan. Ketika sampai di sebuah simpang jalanan menurun, gadis malang itu tidak berhasil memberhentikan mobilnya meski sudah menginjak rem sekuat tenaga.
"Ah, apa mobil itu juga bagian dari rencana yang dikatakan Kakak dan Restu tadi? Sejauh mana mereka merencanakan melenyapkanku? “Apa mama dan papa tahu tentang rencana busuk mereka?" pikir Kyara penuh rasa curiga.
Air mata Kyara tak lagi mengalir. Hatinya sudah teramat sakit, untuk sekedar menangis.
“Aku masih ingat, bagaimana aku menekan rem sekuat tenaga lalu membanting setir ke kiri agar tidak menabrak pengendara lain. Lalu…”
Kyara membesarkan bola matanya. Sedetik yang lalu ia tiba-tiba mengingat sesuatu, yang membuat tubuhnya merinding ketakutan.
“Aku ingat, aku melihat seorang gadis yang muncul dari balik pepohonan di trotoar. Aku tidak sempat melihat wajahnya,” gumam Kyara.
“Tapi... Apakah aku udah membunuh seseorang? Jangan-jangan mereka sengaja menukar jasadnya dengan identitasku?” pikir Kyara panik.
“Nggak, aku nggak boleh kalah dengan mereka berdua. Mungkin ini juga bagian dari rencana mereka berdua. Artinya aku harus menemukan bukti-bukti dari kecelakaan itu.”
...🌺🌺🌺...
Dua jam sebelum ke pemakaman.
“Pergi kamu, pemulung. Nona Maria tidak membiarkan sembarangan orang untuk memasuki area pribadinya," kata petugas keamanan yang sangat dikenal Kyara.
“Pak, ini aku Kyara. Apa Bapak tidak mengenaliku lagi?” tanya Kyara.
“Maksudmu aku bicara dengan hantu? Omong kosong!” bantah pria berkulit cokelat tersebut.
“Ini milik Kyara, Pak. Bahkan aku tahu tempat rahasia untuk menyimpan bibit bunga tertentu. Laci kelima dari kanan di ruang anggrek, itu merupakan tempat benih bunga matahari, kan?” ujar Kyara meyakinkan.
“Wah… Teryata kau bukan cuma pemulung dan gelandangan, tetapi juga seorang stalker, ya. Tempat ini dulunya memang milik Nona Kyara. Tapi sekarang gadis monster itu telah mati,” kata pria tersebut.
“Ga-gadis monster?” Kyara tak percaya kata-kata itu terlontar dari mulut pria tersebut.
“Sekarang taman bunga pribadi ini telah memiliki pemilik yang tepat. Nona muda yang cantik jelita,” lanjut pria tersebut.
“Tidak mungkin, semua orang berbalik arah di belakangku. Mereka yang dulu selalu memujiku, kini memutar balikan lidah mereka menjadi mencemooh,” tangis Kyara dalam hati.
Kyara pun berbalik arah, dari kebun pribadinya tersebut. Taman bunga tersebut adalah hadiah ulang tahun Kyara yang ke delapan belas dari mama dan papa.
Dulu, sehari-hari Kyara bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk merawat berbagai tanaman buah, sayur dan bunga di tempat ini.
Di tempat itu pula, Kyara sering menyendiri untuk menenangkan hati. Tidak ada yang membullynya di sana. Ia merasa bebas ketika berada di taman tersebut.
Akan tetapi, lima bulan yang lalu ia mengubah taman bunga pribadi tersebut menjadi taman bacaan umum, yang biasa dikunjungi banyak orang, terutama anak-anak.
Papa dan mama pun mengizinkannya, karena taman tersebut sudah menjadi hak milik Kyara. Dan itulah satu-satunya harapan terakhir Kyara untuk berteduh malam ini. Sekarang ia mau ke mana?
Satu jam sebelum ke pemakaman...
"Paman George, ini aku Kyara."
Gadis itu menggedor sebuah pintu kantor yang terbuat dari kaca. Itu adalah rumah sahabat papanya. Dan di sanalah dulu Kyara mengesahkan, kalau tanah taman tersebut adalah miliknya.
"Paman!" Kyara menggedor pintu yang tertutup rapat itu berkali-kali.
Kenapa Kyara terus menerus mendatangi rumah orang-orang? Padahal ia selalu diusir? Jawabannya adalah, Kyara adalah gadis yang tidak mudah menyerah.
Mengemis? Mungkin itulah yang dilihat orang lain. Tapi baginya, itu adalah cara untuk mempertahankan haknya.
Dok! Dok! Dok! Kyara terus menerus menggedor pintu tersebut.
"Ckkk! Siapa, sih? Pergi kau, gembel. Kami tidak memberi sumbangan pada siapa pun," usir pria yang bernama George tersebut
"Aku Kyara Zevania Andhakara, Paman. Putri dari Dokter Evander."
"Tidak mungkin. Kyara sudah meninggal dan aku ikut memakamkannya."
"Kalian pasti salah orang. Aku bisa menjelaskan semua tentang Kyara. Ah, tidak. Kalian bisa mengecek sidik jariku."
"Dasar penipu. Aku memastikan sendiri putri bungsu Andhakara meninggal karena kebodohan dia sendiri. Tuan Andhakara bahkan sudah mengeluarkan wasiat, seluruh harta kekayaan Kyara telah resmi menjadi milik Maria."
"Haaah... Pilihan Evan memang tepat. Kalau tidak, pasti banyak orang sejenismu berkeliaran di sini."
Sepertinya benar-benar tidak ada harapan baginya untuk mencari bantuan maupun petunjuk di sekitar keluarganya. Ia harus kuat dan mandiri. Kyara menyusun ulang strateginya untuk merebut kembali haknya.
Dengan berjalan tertatih, Kyara pun pergi ke suatu tempat. Hari sudah mulai gelap. Ia pun berharap bisa berteduh di tempat itu untuk sementara waktu.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
yah tau lah mereka, karena kamu jelek seperti monster masa kagak nyadar, loe itu hidup cuma untuk ginjal buat di perek maria👿
2023-01-15
4
Langit Biru
Lanjutttt
2022-03-22
7