Bab 11 - Pria Mencurigakan

"Anda juga begitu. Tidak mengenal saya, tetapi bersedia menolong saya, bahkan memberikan makan malam untuk pria yang hampir mati itu," jawab Albert sambil tersenyum tipis.

"Kamu?" Kyara membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya.

"Ya, aku pria yang kamu tolong beberapa hari lalu," jawab pria tersebut.

"Nggak. Kalian sungguh berbeda. Yang aku tolong itu adalah bapak-bapak tua yang terlantar. Dia bahkan lebih gelandangan daripada aku."

Kyara menjauhi pria tak dikenal tersebut. Ia curiga bahwa ini adalah jebakan dari Maria yang hendak mencelakainya lagi.

"Ini aku, pria malang yang kau sebut itu. Kebetulan seorang dokter. Jadi, mau kah Anda ikut saya untuk diobati, Nona?" ucap Albert akhirnya berterus terang.

"Dokter?" Kyara semakin curiga. Maria memiliki banyak link dokter dari rekan-rekan kerja orang tua mereka.

"Maaf kalau saya menolaknya. Tapi jujur, saya ada trauma untuk ikut dengan orang yang baru saya kenal," jawab Kyara tegas. Ia harus memastikan, siapa orang ini, sebelum ia mempercayainya.

"Aku Albert Candra Putra. Dokter muda yang baru saja lulus. Ini kartu namaku. Kemarin aku menjadi korban perampokan, sampai akhirnya Anda tolong." Albert memperkenalkan dirinya, sambil menyerahkan sebuah kartu nama.

"Hah? Pffttt... Maaf. Nggak perlu segitunya." Kyara tertawa melihat tingkah pria pemilik senyum manis itu.

"Aku hanya nggak pernah pergi bersama cowok yang baru ku kenal. Apalagi penampilanku seperti ini. Memangnya Anda nggak malu membawa gembel dengan mobil mewah ini?" ucap Kyara.

"Lebih baik gembel berhati malaikat, daripada konglomerat berhati iblis," gumam Albert.

"Hah? Anda bilang apa?" tanya Kyara.

"Nggak. Bukan apa-apa. Jadi Anda mau ikut saya, kan? Saya janji cuma mengobati luka Anda," kata Albert.

"Tetap tidak. Lagipula, belum apa-apa Anda sudah berbohong pada saya," lanjut gadis dengan daster compang-camping tersebut.

"Berbohong?" Albert mengerutkan keningnya. Rasanya ia sudah mengatakan semuanya.

"Anda bilang baru lulus sekolah. Tapi kenapa sudah punya klinik? Mana ada siswa kedokteran langsung bisa bikin klinik sendiri. Harus ada pendidikan profesi dan beberapa kali uji kompetensi dulu," kata Kyara.

Albert tercengang mendengarnya, "Hmmm menarik. Gadis ini bukan perempuan sembarangan. Waktu itu dia juga merawat lukaku dengan cukup baik. Siapa dia sebenarnya?" ucapnya dalam hati.

"Hmm? Baiklah. Kalau begitu tunggu di sini. Aku akan pergi sebentar. Janji ya, jangan ke mana-mana," ucap Albert.

"Yah... Aku juga nggak punya tempat lain untuk dituju," kata Kyara.

Setelah Albert meninggalkan tempat itu, pedagang warung yang tadi berbicara pada pria kaya tersebut mendatangi Kyara.

"Apa yang dikatakannya? Apa yang sudah ia berikan padamu?" tanya wanita itu pada Kyara.

Alis Kyara bertaut, mencerna kalimat yang dilontarkan wanita judes tersebut. Selama.ini wanita itu tidak pernah mendekati apalagi menyapa Kyara duluan. Bahkan pernah diusir jauh-jauh dari warungnya, di saat Kyara sekedar melintas.

"Apa kau sudah mengaku, kalau kamu yang menolongnya tempo hari?" selidik wanita itu lagi.

Ah, sepertinya Kyara menyadari sesuatu. Wanita tersebut adalah tipe orang-orang licik yang pernah Kyara temui.

"Ibu ngomong apa, sih? Pria itu baru saja menagih hutang pada saya? Katanya dia kehilangan sesuatu barang setelah saya menolongnya," kata Kyara pura-pura kesal.

"Saya jadi menyesal telah mengakuinya," lanjut Kyara lagi.

"Apa Ibu tahu sesuatu? Saya benar-benar nggak pernah mencuri," ucap Kyara dengan ekspresi yang sangat meyakinkan.

"Hah? Sa-saya nggak tahu apa-apa." Wanita tersebut buru-buru kembali ke warungnya. Kyara sukses mengusirnya secara halus.

Beberapa saat kemudian, mobil mewah tadi benar-benar kembali lagi. Pria yang bernama Albert itu buru-buru mendekati Bitna sambil membawa beberapa kantong plastik.

"Sini, saya akan mengobati lukamu."

Tanpa menunggu jawaban dari Kyara, pria yang memiliki garis wajah sempurna itu pun langsung melakukan beberapa tindakan medis pada kaki Kyara.

"Nona, ini sebenarnya harus ditangani oleh medis. Kalau tidak, pembusukannya akan menjalar dan berbahaya. Apa Nona beneran nggak mau ikut dengan saya?" ucap Albert sambil mengemas alat medisnya.

"Namaku Kyara. Emmm... Maksudku Kalisa. Jangan panggil aku Nona lagi," ujar Kyara.

"Maaf, jadi saya harus memanggil Anda Kyara atau Kalisa?" ulang Albert.

"Kalisa. Panggil aku Kalisa," ujar Kyara buru-buru.

"Boleh aku tahu, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Albert.

"Maksudnya luka operasi ini?" Kyara balik bertanya.

"Hu'um. Itu salah satunya. Dan di mana rumahmu?" ujar Albert hati-hati. Dia tak mau membuat gadis itu takut lagi padanya.

"Beberapa waktu lalu aku mengalami kecelakaan parah, dan... Tiba-tiba saja saat aku terbangun, aku sudah kehilangan semuanya," cerita Kyara.

"Maksudmu kehilangan ingatan?" Albert tak mengerti.

"Hmmm... Bisa dibilang iya, bisa juga tidak. Rasanya ingatanku nggak salah. Tetapi semua orang membantahnya."

Albert mendengarkan cerita wanita di sebelahnya dengan seksama. Dari suaranya Albert tahu, kalau wanita itu memendam rasa sakit dan amarah yang cukup dalam.

"Maaf aku udah memaksamu untuk bicara. Tapi soal luka ini, aku nggak main-main. Apa kau nggak mau dirawat di rumah sakit?" ucap Albert setelah beberapa detik hening.

"Aku tidak punya biaya. Rumah saja aku tak punya, gimana bisa membayarnya?" kata Kyara tegas.

"Kau akan ku rawat di klinikku. Dan kau bisa membayarnya dengan bekerja di sana, setelah kau sembuh," kata Albert tegas.

Kyara menundukkan kepalanya dalam-dalam. Air matanya tak bisa berhenti mengalir, "Kenapa kau seperti ini padaku? Orang yang sangat ku kenal saja sudah membuangku." Kyara teringat pada kakak kembarnya yang begitu kejam.

"Harusnya aku yang banyak berterima kasih padamu. Saat itu, aku sudah pasrah akan menjadi mayat dan ditemukan beberapa hari kemudian," ucap Albert dengan suara sangat rendah.

"Tapi kau menolongku. Memberiku makan dan mengembalikan harapanku yang hampir terbenam. Kau penyelamat hidupku," ujar Albert.

"Begini saja, kalau kau masih tak percaya padaku. Aku akan memesankan sebuah taksi untukmu. Kau bisa pergi terpisah denganku sampai ke klinik. Ini, ada baju ganti untukmu." Albert memberikan sebuah kantung plastik toko yang berisi beberapa lembar pakaian baru.

"Aku janji, kalau setelah sampai klinik kau tetap menolaknya, aku tak akan memaksamu lagi," ucap Albert.

Kyara masih bersikeras pada pendiriannya. Tetapi wanita itu melihat beberapa bekas luka di tangan dan wajah pria tersebut.

"Apakah dia berkata hal yang jujur? Tapi kenapa penampilannya jauh berbeda dengan pria yang waktu itu?" Kyara mulai bimbang.

"Baiklah. Tapi biarkan aku yang memilih taksinya. Dan biarkan juga aku yang mengatakan alamat serta membayarnya," kata Kyara.

Tentu itu akan lebih aman. Karena Albert pasti tidak akan bisa mencampuri urusan supir random yang dipilih Kyara nanti.

"Ya, baiklah. Tapi ganti dulu bajumu, agar tidak menakuti mereka," kata Albert.

"Gak ku sangka, ternyata sangat mudah untuk membujuk wanita ini untuk pergi bersamaku," kata Albert dalam hati. Pria itu tersenyum tipis tanpa diketahui Kyara.

(Bersambung)

Halo semua. Maaf kalau beberapa episode mirip dengan yang sebelumnya. Author lagi revisi bab 2 - bab 12 untuk menghindari plot hole. Mohon dimaklumi. Selamat membaca.

Terpopuler

Comments

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

dalem bnget kata2nya kak thor 😳🙎🏻‍♀️

2023-10-01

2

Langit Biru

Langit Biru

wkwkwkw... si ibu mau ngerjain malah dikerjain balik sama Kyara... 🤣🤣🤣

org kayak gitu.emang harus dikasi pelajran

2022-04-06

8

Miuuuu

Miuuuu

Ish.. pinter banget si Kyara ini. Btw kalimat terakhir bikin nethink aja...

2022-04-04

9

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!