Bab 16 - Ketahuan

Pagi hari di kediaman Albert, yang terletak tepat di samping klinik. Pria muda dengan handuk masih melingkar di pinggangnya tersebut, memandang jauh ke luar melalui kaca jendela. Dari rumah berlantai dua tersebut, ia bisa melihat asrama pegawai klinik yang menjadi tempat tinggal bagi Kyara dan pegawai kurang mampu lainnya.

"Aku harus memastikan identitas wanita itu secepatnya," gumam Albert.

Tok! Tok! Tok!

"Dokter?"

"Ya, masuklah..." sahut Albert.

Ceklek! Pintu kamar terbuka.

"Kyaaa... Dokter. Pakai baju dulu, kek. Sebelum menyuruh orang masuk," omel Rara, asisten pribadi Albert. Ia tidak terbiasa melihat laki-laki memamerkan dada dan punggungnya yang bidang.

"Nanti kalau kamu menikah pasti akan terbiasa melihatnya, Ra," ujar Albert santai seraya mengenakan baju kaos putih.

"Ya saya kan nggak nikah sama dokter nanti," kata Rara dengan sangat pede.

Inilah salah satu alasan Albert merekrutnya sebagai asisten pribadi. Rara tidak banyak modus seperti wanita lainnya. Gadis manis berusia dua puluh lima tahun itu, benar-benar menjalankan tugasnya dengan sangat profesional.

"Ya... Ya... Jadi apa alasanmu ke sini pagi-pagi?" tanya Albert.

"Pertama, sarapan dokter udah siap. Kedua, jadwal operasi pasien transplantasi hati sudah ditentukan," jawab Rara.

"Jadi, kapan jadwalnya?"

"Hari ini pukul sepuluh pagi. Saya juga sudah menggeser jadwal visit pasien dokter ke malam hari," ujar wanita lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan tersebut, merinci jadwal Albert dengan sangat rapi.

"Baiklah, terima kasih Rara," sahut Albert.

Wanita bernama lengkap Kinara Larasati itu pun meninggalkan ruang tidur majikannya.

"Duh, di saat seperti ini aku malah sibuk. Gimana caranya aku mengawasi Kalisa, ya?" pikir Albert.

Sambil melapisi baju kaosnya dengan kemeja, Albert terus berpikir.

"Ah, benar! CCTV. Aku bisa mengawasinya melalui CCTV. Mungkin dengan memberiny beragam pekerjaan, aku bisa lebih melihat kepribadiannya.

...🌺🌺🌺...

Sore hari...

"Jadi dokter Albert yang sengaja membuatku sibuk seharian? Apa tujuannya?" Kepala Kyara berpikir keras.

"Jangan-jangan ia melihatku menyalin alamat kakak dari CCTV dan sengaja mencegahku pergi," gumam gadis itu.

Kecurigaan Kyara terhadap Albert menjadi berlipat ganda. Benarkah pria itu ada hubungannya dengan Maria, kakak kembarnya? Atau kebetulan saja?

"Kalau dipikir-pikir memang aneh aja, dia tiba-tiba menolongku dan memberiku semua fasilitas," pikir Kyara sembari melangkahkan kaki ke ruang bayi.

"Kalau hanya ucapan terima kasih karena aku telah menolongnya, pasti nggak akan sebaik ini, kan?" ujar Kyara dalam hati. "Nanti aku harus segera pergi, setelah semua pekerjaan selesai. Sebelum ada yang menyadarinya," lanjutnya.

"Heh! Mbak ngapain di sini?" Tiba-tiba seorang wanita berseragam dokter membentak Kyara yang akan memasuki ruang bayi.

"Saya disuruh Pak Nof membersihkan ruangan ini," jawab Kyara.

"Kamu nggak tahu? Masuk ke ruang ini harus steril. Lihat penampilanmu! Apa kamu mau bikin bayi-bayi di sini tertular penyakit?" ucap wanita dengan lipstik tebal.

"Kamu juga mau bikin mereka stress, dengan wajahmu yang kayak monster itu?" ujar yang lainnya.

Kyara menunduk. Ia memang sudah menyangka, akan terjadi hal seperti ini. Tapi ia tidak boleh menyerah begitu saja.

"Penampilanku memang seperti ini. Tetapi aku tidak penyakitan dan pakaianku juga bersih," balas Kyara.

"Lagipula aku berada di sini atas perintah Dokter Albert langsung," lanjut Kyara lagi.

"Halah, bawa-bawa nama dokter Al. Mentang-mentang kamu kerja di sini atas rekomendasi dia. Memangnya cuma kamu, yang kerja di sini karena dokter?" ucap wanita itu lagi.

"Kalau tidak percaya, ya tidak apa-apa. Bisa ditanyakan langsung pada Pak Nof. Saya juga nggak rugi, kok. Malah pekerjaan saya juga lebih sedikit," ujar Kyara.

Wanita itu lalu meninggalkan ruang bayi, dan melaporkannya pada Pak Nof.

...🌺🌺🌺...

"Mumpung Kalisa sedang sibuk di ruang bayi, aku harus segera mengevek identitasnya," gumam Albert yang baru saja selesai melakukan operasi dan memberikan kesibukan baru untuk Kyara.

Ceklek! Albert membuka kamar gadis mencurigakan tersebut menggunakan kunci cadangan.

Kamar berukuran 2 x 3.5 m tersebut terlihat sangat rapi. Tidak banyak barang pribadi milik perempuan itu. Hanya beberapa lembar baju pemberian orang. sebuah buku catatan, serta sebuah dompet.

Albert memperhatikan keadaan di luar kamar. Keadaan cukup sepi. Semua karyawan masih bekerja.

Dengan sangat hati-hati, pria muda itu membuka dompet milik Kyara. Di dalamnya hanya terdapat beberapa lembar uang dalam jumlah kecil, lalu sebuah KTP.

"Kalisa? Jadi memang benar namanya Kalisa?" gumam Albert sambil memperhatikan identitas yang tertulis di kartu penduduk tersebut.

"Tetapi wajahnya terlihat berbeda. Apa karena luka kecelakaan tersebut?" pikir dokter tampan itu.

"Dokter? Anda sedang apa di sini?" terdengar suara seorang perempuan di belakang sang dokter.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Miuuuu

Miuuuu

Gyaaa... siapa itu di belakang? Kyara pa bukan? 😱😱

2022-04-09

9

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!