Bicara

“Hai teman-teman!”

“Azia, tumben gak nongkrong di kantor?!”

“Ya, karena tugasku di sana sudah di kurangi setelah aku sakit karena terlalu capek, ngomong-ngomong kalian lagi ngobrol soal apa?”

“Biasa lah, masalah cowok. Ehm ngomong-ngomong kamu punya pacar, gak?”

“Masih belum, emang kenapa?”

“Lah, masa cewek kayak kamu gak punya pacar??”

“Yak an baru putus, ya wajar kan kalau belum dapat yang baru”

“Oh… Ayo duduk sini gabung sama kita” Aja Niken.

“Woke” Aku duduk dan berkumpul dengan teman-teman yang menghabiskan jam istirahatnya di kelas sambil ngegosip.

“Tahu gak sih kalian tadi aku ketemu sama kakak kelas yang katanya orang korea itu”

“Yang mana?” Aku jadi pena saran dengan cerita Bianka.

“Siapa ya namanya, aku juga lupa. Pokoknya dia itu kayak Oppa-Oppa yang di boyband gitu! Pokoknya ganteng banget!!!”

“Lebay deh! Setahu aku dia itu anak yang bandel, ketua geng gitu”

“Tahu dari mana kamu Rika?”

“Ya soalnya pacar aku juga anggota geng itu, ya mau di bilang apa, dia itu susah buat di atur”

“Lah, kamu masih aja sama di Boy yang itu?”

“Eum, dia ganteng sih, jadi takut gak bisa dapat yang kayak gitu lagi”

“Oh, aku baru ingat namanya!”

“Siapa? siapa?” Kami semua memojokkan Andin dengan wajah penuh penasaran.

“ Seon, nama kakak itu Seon kalau aku gak salah ingat, sih!”

“Oh… Ya aku baru ingat, emang itu nama anak brandal yang suka bolak-balik masuk ruang BK” Bobi menyela secara tiba-tiba.

“Loh, kapan kamu gabung ke sini?”

“Barusan! Kakak itu tadi nanya-nanya soal kamu deh Azia sama anak kelas kita”

“Apa? Emangnya dia siapa? Buat apa nanya soal aku?”

“Gak tahu, tadi aku gak sengaja nguping pas mau balik dari kantin, dia nanya banyak soal kamu. Kayaknya dia suka deh sama kamu!”

“Jangan asal nebak! Aku gak yakin soal itu, lagian kami belum pernah bertemu kok”

“Ya terus buat apa juga dia se kepo itu tentang kamu?”

“Entahlah!”

“Azia, aku cuma kasih tahu aja, mending jangan punya urusan sama anak yang bermasalah seperti dia deh”

“Ya aku juga gak minat kenal sama anak yang bermasalah, kok!”

Lalu bel berbunyi dan guru pun masuk ke kelas kami dan membubarkan kelompok yang sedang asik membahas tentang pria yang di sebut ketua geng di sekolah itu. Aku sangat tidak tertarik dengan pria yang mereka bicarakan, karena bagiku yang paling menarik cuma tenang Alex saja.

Di halte bus, aku duduk sambil membaca buku, lalu seseorang duduk di dekatku, meski tidak melirik kearah orang itu, aku bisa merasakan kalau yang di sebelahku adalah pria, terlebih tercium bau rokok dari bajunya yang membuatku sedikit tidak nyaman duduk di dekatnya.

“Hai! Kamu memang suka membaca, ya?” Dia mencoba mengajakku bicara.

Aku tidak menanggapinya karena aku terlalu fokus pada buku yang sedang aku baca, entah apa yang dia pikirkan tapi dia malah menepuk bahuku.

“Hai! Apa kamu tidak dengar?”

Saat menoleh aku melihat wajah yang sepertinya pernah aku lihat di suatu tempat.

“Kamu bicara padaku?”

“Ya siapa lagi kalau bukan kamu?”

“Ya, mungkin saja ibu yang di sebelahku”

“Eh, aku aja baru nyadar kalau ada orang di sebelah mu, apa yang kamu baca?”

“Cuma buku fisika aja, ada apa? Apa aku mengenalmu?” Tanyaku serius sambil menutup buku karena aku merasa tidak bisa membaca dengan tenang lagi saat dia mulai menjadi pengganggu.

“Tidak juga tapi, apa kita bisa saling mengenal mulai sekarang?”

“Entahlah, aku pikir tidak perlu, kalau gitu aku duluan” Aku langsung pergi begitu bus yang aku tunggu datang tepat saat dia sedang bersiap untuk membuka mulutnya lagi.

“Hai tunggu!” Dia malah masuk ke bus yang sama denganku dan duduk di sebelahku.

“Apa kamu tidak mau bicara denganku?”

“Pikir saja sendiri” Aku benar-benar tidak nyaman berada di dekat pria itu, dia membuatku merasa tertekan.

“Apa aku berbuat salah?”

“Bisa diam gak?” Aku mengambil airphon ku dan memasang lagu yang bisa membuatku lebih tenang dan mengabaikan dia yang sedang mencoba mengajakku bicara.

“Kamu dengerin apa sih?” Dia mengambil salah satu airphon milikku dan memasangnya di telinganya. “Lagunya asik juga, selau tapi asik. Kamu memang suka yang kayak gini?”

Aku benar-benar kesal, aku mengabaikan semua ucapannya dan duduk sambil melihat kearah jendela sambil berharap bus cepat sampai di tujuanku.

“Kamu marah? Maaf ya!” Dia mengembalikan airphon itu padaku.

“Kamu gak mau ngomong sama aku? Aku udah minta maaf loh!”

“Ya terus aku harus apa? Nyebelin banget sih jadi orang!”

Lalu bus pun berhenti di halte tujuanku, aku mendorongnya dan keluar dengan cepat.

“Nyebelin banget sih tu orang!” Aku terus mengumpatnya dalam hati hingga sampai di rumah kak Alex.

“Azia!”

“Eh, kak Alex! Kakak gak ke rumah sakit hari ini?”

“Baru pulang kok, kamu udah makan?”

“Iya udah tadi kak, kalau gitu aku masuk dulu”

“Eh, tunggu! Andra belum pulang jadi, kamu mau gak temanin aku ke taman duduk sambil ngemil?”

“Ngemil? Oke!” Aku langsung mengikuti langkah kakak Alex yang cukup cepat karena kaki panjangnya.

“Waaaah.. kukisnya banyak banget! Pasti enak, aku boleh ambil kak?”

“Ya ambil aja”

“Makasih kak”

“Azia, kamu suka banget sama kukis?”

“Aku suka semuanya, aku bukan tipe milih-milih makanan, eh tapi, kalau makanan yang ada udangnya aku gak bisa makan”

“Kenapa?”

“Aku punya alergi udang. Eh, kak aku boleh habisin makanannya?”

“Iya boleh kok”

Dia terus saja memandangiku saat aku makan dan hal itu membuat aku merasa sedikit tidak nyaman.

“Kakak gak makan?”

“Aku udah kenyang, makan aja buat kamu semua” Ucapnya sambil tersenyum seperti biasa.

Faktanya aku terlalu tergoda pada makanan hingga tidak menyadari pesona seorang Alex waktu itu. Aku sadar dia terus menatapku tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa berhenti memakan kukis yang begitu enak itu meski di depan pria yang aku sukai.

“Kak, ngomong-ngomong Andra kenapa belum pulang jam segini?”

“Katanya dia latihan basket sama teman-temannya”

“Lah, kalau kayak gitu dia bakalan telat banget dong!”

“Ya mungkin”

“Lah, kalau gitu aku nitip catatan ini aja dan tolong suruh dia kerjakan beberapa soal yang di dalamnya, besok kami akan membahasnya.”

“Iya boleh, sini catatannya”

Aku menyerahkan catatan yang aku buat agar Andra bisa memahami apa yang selama ini aku jarkan padanya, catatan yang sedikit tebal itu aku baut karena mengingat dia akhir-akhir ini sering tidak ada di rumah dan membaut aku tidak bisa mengajarinya dengan baik.

“Kak boleh nanya sesuatu sebelum aku pulang?”

“Kenapa pulang? Emangnya apa yang mau kamu tanyakan?”

“Andra kan gak akan datang hingga jam ku habis, jadi mending aku langsung ke tempat les berikutnya saja, ya’kan? Oh iya, kakak udah punya pacar, ya?”

“Gak tuh, kenapa kamu bisa bilang kayak gitu?”

“Baguslah”

“Apanya yang bagus, Azia?”

“Gak ada, aku pulang dulu ya, kak?!” Lalu aku langsung pergi setelah minum untuk tegukan terakhir.

Aku tidak ingin dia bertanya lebih jauh lagi karena aku juga tidak bisa bilang kalau aku menyukainya, karena itu aku tidak akan suka kalau dia punya pacar. Pembicaraan yang tidak terlalu lama itu membuat aku tahu kalau aku masih punya banyak kesempatan untuk bisa mendekatinya.

Bersambung…

Episodes
1 Awal dari semua kesialan
2 Pria menyebalkan
3 Tugas kelompok
4 KENCAN PERTAMA
5 Hadiah
6 Liburan yang luar bisa
7 teman baru
8 Kesal
9 Rumah sakit
10 pindah
11 Kakak andra.
12 Orang aneh
13 Kebetulan yang mencurigakan
14 Cinta membuat gila
15 Pacarnya
16 Bicara
17 Rencana gila
18 Kado
19 Diam
20 Kesal
21 Jarak
22 Sensasi yang luar biasa
23 Bingung
24 pengumuman
25 Salah ucap
26 Menyadari
27 Takdir atau kebetulan
28 Keputusan
29 Keputusan
30 Menggebu
31 Kencan yang cukup menyebalkan.
32 Kisah baru
33 Seon si menyebalkan
34 Alergi membawa happy
35 Cemburu
36 LIBURAN
37 Salah paham
38 Hilang kendali
39 Menantu
40 Sibuk
41 Putus
42 Melepas stress bersama Andi
43 Selesai
44 Putri kesayangan
45 Tidak lemah
46 Tak terduga
47 Jalan-jalan
48 Racun penuh cinta
49 Masalah 1
50 Masalah 2
51 Persahabatan
52 Penyelesaian
53 Mangga Andi
54 Mangga membawa petaka
55 Terungkap
56 Bantuan
57 Salah paham
58 Bersikap dingin
59 Ancaman
60 Kembali seperti semula
61 Percaya
62 Tidak yakin
63 Ngambek
64 Belajar atau pacaran
65 Beda arah
66 Kencan bertiga
67 Suasana yang aneh
68 Pertandingan bola basket.
69 Permintaan
70 Mendadak tunangan
71 Berlebihan
72 Ngerjain Alex
73 Pesta
74 Menyerah
75 Perang dunia cinta
76 Ajakan kenca
77 Jalan bersama Andi
78 Kepergok lagi
79 Jalan-jalan malam
80 Pengacau
81 Menunggu
82 Menunggu 2
83 Khawatir
84 Valentine day
85 Wanita asing
86 Pergi untuk menenangkan diri
87 Jalan-jalan
88 Pulang
89 Kepergok
90 Rencana
91 Pilih Kasih
92 Guru pengganti
93 Buket bunga
94 Jalan-jalan di taman
95 Prioritas
96 Kakak kelas tukang gosip
97 Menghindar 1
98 Curhat
99 Bujukan maut
100 Penjelasana
101 Perubahan yang mengerikan
102 Bukan berkemah biasa
103 Fakta mengejutkan
104 Pertemuan Rahasia
105 Ketahuan
106 Kisah singkat sudut Alex
107 Rahasia
108 Pak Arya
109 Tempat Asing
110 Pergi
111 Ancaman yang nyata
112 Keputusan yang terbaik
113 *Bimbang
114 *Kaget
115 *Penyelesaian
116 *Putus atau terus
117 *Terpaksa pergi
118 *Hari buruk
119 *Menghilang
120 *Orang baru kisah baru
121 *Pulang
122 Kisah hari ini
123 *Kejalasan Hubungan
124 Bukan Pilihan
125 Dekat Namun Tidak Tergapai
126 *Rumah Bastian
127 Permintaan
128 *Maaf
129 *Perjalanan keluarga
130 Perjalanan keluarga 2
131 Tawaran
132 Di titipkan
133 Zuzu
134 Menginap
135 Makan siang
136 Es krim dan kesialannya
137 Tak terduga
138 Melepas rindu
139 Lamaran mendadak
140 Hadiah tak terduga
141 Tidak sekarang
142 Malam pesta
143 Kepanikan
144 Perbincangan Sore
145 Tak Terduga
146 Kerjasama
147 Gelisah
148 Penyesalan
149 Kesempatan
150 Diluar kendali
151 Batas kesabaran
152 Dilema
153 Siuman
154 Manipulasi ingatan
155 Berubah
156 Jalan-jalan ditaman 1
157 Jalan-jalan ditaman 2
158 Marah
159 Marah 2
160 Tidak terduga
161 Kebenaran yang tidak terduga
162 Siang bersama Andi
163 Jangan memaksa
164 Perasaan Azia
165 Mencurigakan
166 sumber debaran yang luar biasa
167 Rindu dan amarah yang menggebu-gebu
168 Biarkan aku mati
169 Tengah malam yang sedikit menengangkan
170 Kesepakatan
171 Kabar yang mengejutkan
172 Pertemuan Keluarga
173 Kabar pernikahan
174 Perjalan bertemu mertua
175 Rumah mertua
176 pengumuman
177 comeback
178 Makan siang bersama
179 Pergi kerumah Andi
180 Bicara
181 Makan malam bertiga
182 Berbicang?
183 Makan pagi tanpa Azia
184 Azia cemburu
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Awal dari semua kesialan
2
Pria menyebalkan
3
Tugas kelompok
4
KENCAN PERTAMA
5
Hadiah
6
Liburan yang luar bisa
7
teman baru
8
Kesal
9
Rumah sakit
10
pindah
11
Kakak andra.
12
Orang aneh
13
Kebetulan yang mencurigakan
14
Cinta membuat gila
15
Pacarnya
16
Bicara
17
Rencana gila
18
Kado
19
Diam
20
Kesal
21
Jarak
22
Sensasi yang luar biasa
23
Bingung
24
pengumuman
25
Salah ucap
26
Menyadari
27
Takdir atau kebetulan
28
Keputusan
29
Keputusan
30
Menggebu
31
Kencan yang cukup menyebalkan.
32
Kisah baru
33
Seon si menyebalkan
34
Alergi membawa happy
35
Cemburu
36
LIBURAN
37
Salah paham
38
Hilang kendali
39
Menantu
40
Sibuk
41
Putus
42
Melepas stress bersama Andi
43
Selesai
44
Putri kesayangan
45
Tidak lemah
46
Tak terduga
47
Jalan-jalan
48
Racun penuh cinta
49
Masalah 1
50
Masalah 2
51
Persahabatan
52
Penyelesaian
53
Mangga Andi
54
Mangga membawa petaka
55
Terungkap
56
Bantuan
57
Salah paham
58
Bersikap dingin
59
Ancaman
60
Kembali seperti semula
61
Percaya
62
Tidak yakin
63
Ngambek
64
Belajar atau pacaran
65
Beda arah
66
Kencan bertiga
67
Suasana yang aneh
68
Pertandingan bola basket.
69
Permintaan
70
Mendadak tunangan
71
Berlebihan
72
Ngerjain Alex
73
Pesta
74
Menyerah
75
Perang dunia cinta
76
Ajakan kenca
77
Jalan bersama Andi
78
Kepergok lagi
79
Jalan-jalan malam
80
Pengacau
81
Menunggu
82
Menunggu 2
83
Khawatir
84
Valentine day
85
Wanita asing
86
Pergi untuk menenangkan diri
87
Jalan-jalan
88
Pulang
89
Kepergok
90
Rencana
91
Pilih Kasih
92
Guru pengganti
93
Buket bunga
94
Jalan-jalan di taman
95
Prioritas
96
Kakak kelas tukang gosip
97
Menghindar 1
98
Curhat
99
Bujukan maut
100
Penjelasana
101
Perubahan yang mengerikan
102
Bukan berkemah biasa
103
Fakta mengejutkan
104
Pertemuan Rahasia
105
Ketahuan
106
Kisah singkat sudut Alex
107
Rahasia
108
Pak Arya
109
Tempat Asing
110
Pergi
111
Ancaman yang nyata
112
Keputusan yang terbaik
113
*Bimbang
114
*Kaget
115
*Penyelesaian
116
*Putus atau terus
117
*Terpaksa pergi
118
*Hari buruk
119
*Menghilang
120
*Orang baru kisah baru
121
*Pulang
122
Kisah hari ini
123
*Kejalasan Hubungan
124
Bukan Pilihan
125
Dekat Namun Tidak Tergapai
126
*Rumah Bastian
127
Permintaan
128
*Maaf
129
*Perjalanan keluarga
130
Perjalanan keluarga 2
131
Tawaran
132
Di titipkan
133
Zuzu
134
Menginap
135
Makan siang
136
Es krim dan kesialannya
137
Tak terduga
138
Melepas rindu
139
Lamaran mendadak
140
Hadiah tak terduga
141
Tidak sekarang
142
Malam pesta
143
Kepanikan
144
Perbincangan Sore
145
Tak Terduga
146
Kerjasama
147
Gelisah
148
Penyesalan
149
Kesempatan
150
Diluar kendali
151
Batas kesabaran
152
Dilema
153
Siuman
154
Manipulasi ingatan
155
Berubah
156
Jalan-jalan ditaman 1
157
Jalan-jalan ditaman 2
158
Marah
159
Marah 2
160
Tidak terduga
161
Kebenaran yang tidak terduga
162
Siang bersama Andi
163
Jangan memaksa
164
Perasaan Azia
165
Mencurigakan
166
sumber debaran yang luar biasa
167
Rindu dan amarah yang menggebu-gebu
168
Biarkan aku mati
169
Tengah malam yang sedikit menengangkan
170
Kesepakatan
171
Kabar yang mengejutkan
172
Pertemuan Keluarga
173
Kabar pernikahan
174
Perjalan bertemu mertua
175
Rumah mertua
176
pengumuman
177
comeback
178
Makan siang bersama
179
Pergi kerumah Andi
180
Bicara
181
Makan malam bertiga
182
Berbicang?
183
Makan pagi tanpa Azia
184
Azia cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!