Ketika malam tiba, kamu bersiap untuk pergi jalan-jalan bersama dengan teman-teman Fara dari tim basket sekolah lamaku. Bu Mita langsung memberikan izin saat mengantarkan kami akan jalan-jalan bersama dengan teman-teman di malam itu, beliau terlihat sangat pengertian soal anak muda yang ingin menghabiskan malam minggunya yang menyenangkan bersama kekasih hati.
“Ma, kami berangkat ya”
“Tan, kami juga”
Setelah berpamitan kami langsung pergi menggunakan mobil milik Fara, Mia juga berada di rumah Fara saat itu kerena dia tidak ingin di tinggal di rumahnya bersama kakak-kakaknya yang menyebalkan.
“Eh, make up aku udah pas gak sih?”
“Udah, kok!”
“Kalau baju aku, udah cocok belum?”
“Mia, kamu niat nanyain ini sampai berapa kali sih? Dari kamar sampai dalam mobil masih aja nanya hal yang sama, bikin kesel aja!”
“Ya, aku kan cuma mau terlihat modis aja”
“Modis sih modis tapi jangan lah kamu nanya hal yang sama berulang kali, aku sampai bosan menjawabnya”
“Iya, gak lagi deh!”
“Fara, mereka bilang tunggu di mana?”
“Di taman kota, dari situ kita akan jalan kaki, katanya dari taman kota kita bisa melihat banyak pemandangan malam yang indah, lalu banyak orang jualan makanan”
“Makanan? Oh, tidak, sepertinya berat badanku akan naik!” Ucapku.
“Eleh, kamu udah sekurus ini, mau di kurusin lagi?”
“Gak lah!” Ucapku spontan.
“Aku heran sama si Azia, dia makannya banyak tapi gak gendut-gendut, eh kalau aku makannya udah milih-milih tapi tetap aja naik berada badanku.”
“Mungkin karena aku beruntung hahahah”
“Nge-halu kamu! Udah, cepat bersiap, kita hampir sampai.”
Lalu kami turun dan meminta supir untuk parkir tidak terlalu jauh dari tempat yang akan kami tuju.
“Gila, taman ini keren banget pas malamnya, padahal waktu siang biasa aja”
“Ya mungkin karena lampunya dan beberapa hiasan taman yang menyala”
“Eh itu mereka” Lalu Fara melambai-lambaikan tangannya hingga beberapa lelaki itu menghampiri kami.
“Kalian baru sampai juga?”
“Gak juga sih, cuma tadi kami jalan-jalan dulu sebentar sambil lihat tempat makan yang enak. Eh, Azia udah lama gak lihat, ya! Gimana kabarnya?” Tanya Toni teman sekelas ku dulu.
“Baik, di samping Hendrik itu siap?”
“Oh, ini Miko dan Dirga, mereka anak kelas sebelah, ya mungkin kamu gak ingat soalnya mereka gak sering berkumpul sama anak cewek.”
“Oh gitu, salam kenal ya!”
“Iya” Jawab mereka sambil tersenyum kearah ku.
Aku kadang berpikir kalau Mia dan Fara itu terlihat aneh untuk seorang nona dari keluarga kaya, mereka tidak sering menghabiskan uangnya untuk makan di tempat mahal atau berfoya-foya seperti anak-anak kayak yang aku kenal lainnya. Mereka terlihat seperti orang biasa yang hidup sederhana dan bergaul dengan orang-orang biasa, mereka bahkan sering pergi bersama anak-anak yang tidak sederajat dengan mereka ketimbang pergi dengan anak yang memiliki status sosial yang sama dengan mereka berdua.
“Azia, kenapa kamu lambat banget sih?!” Fara mengentikan langkahnya dan merikku masuk ke dalam ke ruman mereka agar aku tidak ketinggalan.
“Eh tunggu dulu! Bukannya itu mirip si Alex?” Tanya Mia sambil menunjuk kearah dua orang yang sedang berbincang-bincang di dekat air mancur.
“Woi, jangan di tunjuk juga kali! Nanti mereka curiga!” Fara menarik tangan Mia yang sedang menunjuk kearah Alex dan seorang wanita muda yang sedang tertawa bersama.
“Kayaknya mereka lagi pacaran deh!”
“Eh, kayaknya sih iya! Mereka kayak serasi gitu, udah Azia sekarang sebaiknya kamu nyerah aja deh!”
“Gak, aku harus menanyakan ini langsung pada kak Alex”
Saat aku akan pergi melabrak Alex dan perempuan itu, Mia dan Fara malah menarik ku.
“Jangan bikin malu deh! Kalau dia benar pacar Alex nanti kamu di kira pelakor lagi, ya’kan?!”
“Betul itu, kalau kamu ke sana, terus si Alex nanya kenapa kamu sibuk urus urusan orang lain gimana? Kamu kan bukan pacarnya?!”
Ucapan Mia dan Fara memang benar tapi, aku merasa tidak tenang karena memang aku tidak memiliki hak apapun untuk melabrak mereka berdua dan menanyakan status mereka.
“Baik, aku tidak akan melabrak mereka tapi, aku tidak akan menyerah sebelum mereka sempat menikah!”
“Azia, kamu jangan aneh-anek, ya?! Kamu masih punya banyak pria yang menantimu, lihat mereka! Mereka tampan dan muda, pintar dan keren. Mereka sudah menunggu kita, ayo cepat!” Lalu Mia menarik ku berjalan lebih cepat dan meninggalkan tempat itu.
Makanan yang aku makan malam itu hanya numpang lewat di mulutku, aku tidak merasakan apapun karena pikiranku masih berada pada teman itu, aku masih memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi pada hubungan kedua orang yang aku lihat di taman.
“Azia! Mereka lagi bicara sama kamu!” Fara menepuk pahaku lalu berbisik dengan nada penuh penekanan karena aku terus saja melamun saat kami sedang ngobrol bersama.
“Eh, maaf! Kalian tadi nanya soal apa?”
“Itu, apa kamu punya pacar?”
“Belum, memangnya kenapa?”
“Apa boleh minta nomormu?” Dirga menyodorkan handphone nya padaku.
“Boleh”
Setelah kami selesai, aku dan yang lainnya berencana untuk mampir ke tempat karoke yang tidak jauh dari taman itu, kami berjalan kaki dan ketika sampai kami pun langsung memesan tempat yang paling bagus dan luas untuk kami. Kami bernyanyi dengan suara yang sekedarnya, meski begitu kami sangat terhibur karena itu sangat lucu, saling menertawakan suara yang menyedihkan dari kami semua, ya meski sebenarnya Dirga memiliki suara yang cukup bagus. Kami bersenang-senang malam itu hingga tidak terasa waktunya untuk pulang, kami pulang dengan mobil milik Fara yang sudah lama menunggu kami di parkiran dengan supir yang sudah tidur saat kami ke sana.
Aku pikir tante Mita akan marah tapi, ternyata tidak kerena tante Mita pergi keluar kota malam itu bersama dengan Ayah Fara untuk urusan bisnis. Saat yang lainnya bersiap tidur, aku masih duduk sambil memikirkan tentang wanita yang bersama kak Alex saat itu. Lalu tiba-tiba terlintas nama Andra di pikiranku, aku langsung menghubunginya.
“Andra, kamu belum tidur?” Tanyaku ragu.
“Ini juga lagi mau tidur, ada apa kak?”
“Gak, cuma mau kasih tahu aja kalau pertemuan besok siang kita ujian, ya?”
“Lok kok mendadak gitu?”
“Mana ada mendadak, kan sekarang udah aku kasih tahu jadi gak terlalu mendadak, ya’kan?”
“Tetap aja!”
“Eh, ngomong-ngomong tadi aku ngelihat kak Alex di taman kota sama cewek, apa dia pacarnya?”
“Mana mungkin, palingan temannya yang baru datang dari Amerika. Dia itu gak punya pacar, anak sedingin dia mana mungkin pacaran, ya’kan?”
“Entahlah”
“Kenapa jadi bahas kak Alex?”
“Gak, cuma aku lihat tadi ceweknya aneh gitu, aku pikir mereka gak terlalu cocok kalau bersama”
“Ya terus cocoknya seperti apa?”
“Ya cewek biasa yang norma. Udahlah, aku mau tidur dulu, bye!” Lalu aku segera menutup telponku sebelum Andra bertanya lebih lanjut lagi dan aku tidak bisa berbohong.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Anita Jenius
Hadir kak..
5 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-03-28
1