Hal yang paling sial saat pembagian kelompok terjadi adalah saat anggota yang satu kelompok denganmu adalah orang-orang yang males bekerja dan selalu mengendalikan orang lain dalam kelompoknya untuk menyelesaikan masalah. Andai orang itu bukan sahabat kamu mungkin hal itu tidak terlalu buruk tapi, bagaiman kalau mereka adalah sahabat dan juga pria menyebalkan sedunia. Saat pelajaran Biologi, ada pembagian kelompok untuk praktek tentang materi klasifikasi makhluk hidup. Harusnya yang namanya kelompok itu saling membantu untuk menyelesaikan makalah dan juga membuat isinya dan presentasi bersama-sama. Tapi beda cerita kalau kamu satu kelompok dengan Mia, Fara, dan Daniel. Saat aku membuat bahan presentasi mereka malah asik sendiri dengan makanan, game, dan film yang mereka suka, aku kesal tapi mau di bilang apa mereka memang selalu begitu.
“Ni, baca bahan untuk presentasi besok, kalau gagal kalian semua akan aku habisi paham!” Aku mengirim bahan ke grup lalu pulang dari rumah Fara.
“Tunggu, biar aku antar saja” Daniel mengejar langkahku.
“Gak usah, mending kamu pelajari saja bahan untuk besok sebelum aku benar-benar membunuhmu!” Ucapku kesal karena dia dari tadi hanya main hp saja padahal aku sudah bersusah payah mencari materi untuk kelompok kami.
Keesokan harinya seperti yang aku duga mereka mengacaukan semua hasil kerja kerasku, aku hanya bisa menangis karena tak tahu harus berkata apa untuk mengatakan pada mereka kalau aku sangat marah dan kesal dengan ulah mereka bertiga. Setelah kelas selesai aku langsung meninggalkan kelas dan pergi ke UKS sendiri, aku menangis cukup lama di sana karena aku merasa sangat gagal dan harapan untuk bisa kuliah di luar negeri hancur total karena ulah mereka.
“Azia, apa kamu di dalam?” Suara Fara yang masuk ke ruang UKS.
“Azia, kami minta maaf soal yang tadi, kami menyesal karena tidak belajar, tolong jangan menangis lagi!”
“Iya, babe, aku janji lain kali akan belajar dengan giat dan tidak akan membuat kamu malu”
“Azia, aku juga minta maaf”
Mereka bertiga terlihat sangat menyesal tapi, aku terlanjur sakit hati karena itu aku tidak berkata apapun saat mereka minta maaf.
“Kami bertiga bersumpah setelah hari ini kami akan belajar dengan giat dan tidak akan membuatmu malu lagi”
Mereka bertiga terlihat cukup serius, dan aku benar-benar tidak bisa berlama-lama marah dengan mereka karena aku sangat menyayangi mereka seperti keluarga sendiri.
“Baiklah, aku maafkan kalian”
Setelah hari itu tidak banyak yang berubah tapi, kami jadi jarang sekelompok karena guru berpikir kalau kami berempat bersama yang terjadi malah kekacauan. Nilai mereka memang sedikit lebih meningkat setiap ulangan dan aku sebagai guru les mereka merasa cukup bangga pada keberhasilan mereka.
Lalu seminggu sebelum ujian semester diadakan sesuatu yang tidak terduga terjadi, Daniel menyatakan cintanya di depan banyak siswa dan membuat keributan. Aku yang waktu itu hanya ingin cepat lulus dengan nilai sempurna tidak pernah berpikir akan berpacaran meskipun sering mendapat surat cinta dari awal mulai sekolah hingga detik itu.
“Azia, aku udah suka sama kamu lama, dan aku pikir mungkin kita bisa mulai pacaran, jika kamu mau”
“Jika aku mau? Euhm, Oke…”
“Jadi kamu setuju jadi pacarku?”
“Gak, aku cuma mau bilang oke kalau gitu aku gak mau jadi pacar kamu! Udah, aku mau ke kantin dulu”
Aku pikir setelah penolakan ku yang seperti itu dia akan berhenti mengekor dan membuat aku memiliki masalah dengan para penggemar sialannya itu. Sayangnya setelah hari itu dia semakin menggila dan terus saja menyatakan cinta padaku di tambah para gadis yang menyukainya malah membully aku.
Saat itu, aku sedang pergi ke toilet dan bertemu dengan geng Anya, geng yang selalu mengejar-ngejar Daniel.
“Woi, cupu!” Panggilnya padaku yang baru keluar dari toilet.
“Siapa? Aku?”
“Siapa lagi, kamu penghuni perpustakaan, sini!”
“Buat apa? Gak penting-penting amat!” Saat akan keluar aku malah di cegat oleh dua orang anak buah Anya.
“Kalian jangan cari ribut lah!”
Lalu Anya menarik rambutku dan menyeret ku menjauhi pintu.
“Woi, sialan! Sok banget pakai acara nolak pangeran kami, hah? Berasa tinggi? Sok hebat!”
“Lepas!” Aku memberontak dan mendorong dia.
“Apa masalah kalian, ini urusanku dan bukan urusan kalian, kalian tidak berhak menghakimi aku seperti ini!”
“Berani melawan?” Lalu dua anak buahnya memegang tanganku dan saat Anya akan menamparku Ibu Intan keluar dari toilet dan melihat hal itu.
“Apa yang kalian lakukan? Kalian bertiga ke ruangan saya sekarang!”
Mereka terpaksa melepaskan aku dan harus ke ruangan kepala sekolah, setelah itu mereka mendapat teguran keras bahkan orang tua mereka di panggil ke sekolah untuk menyelesaikan perkara itu. Aku cukup beruntung karean Bu Intan sedang kebelat sesaat setelah keluar kelas kami. Kabar aku di bully pun tersebar luar hingga ke telinga Daniel, saat aku sedang membuat tugas di kelas dia menghampiriku dan menanyakan kebenaran berita yang dia dengar.
“Azia, kamu beneran di bully sama anak-anak itu?”
“Iya,” Jawabku singkat.
“Sebaiknya kamu pacaran aja sama aku, dengan begitu aku jamin kalau kamu tidak akan perna di bully lagi, gimana?”
“Emm” Jawabku acuh sambil menyelesaikan tugas untuk besok.
“Jadi kita pacaran sekarang?”
“Emm” Sebenarnya aku tidak peduli dengan apa yang dia ucapkan karena bagitu hal tidak penting.
“Bagus, kalau gitu pakai ini” Daniel memakaikan aku cincin secara tiba-tiba hingga membuat tulisanku jadi tercoret.
“Apaan sih kamu, lihatkan ini tercoret!” Aku terpaksa menulis ulang karena ulahnya.
Dan saat ujian tiba aku menjawab dengan sempurna dan mendapat nilai paling tinggi, hal itu menimbulkan kecurigaan dari guru. Mereka berpikir kalau aku melakukan kecurangan dan meminta aku melakukan ujian ulang di depan mereka semua, dengan soal yang berbeda tapi tingkat kesilitan yang sama aku berhasil menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Kecurigaan mereka terbantahkan karena hal itu tapi, hal beruk lainnya terjadi padaku, pelajaran yang aku dapat lebih berat dari teman-temanku lainnya dan ujian berikutnya aku mendapatkan soal yang lebih sulit dari yang lain. Meski kesal tapi aku mulai menikmatinya hingga pengumuman nilai diumumkan, aku mendapat peringkat pertama dan juga menjadi juara umum. Saat masuk semester berikutnya guru-guru sering mintaku menggantikan jam mereka dan aku mendapat pelajaran tambahan, aku juga di daftarkan beberapa lomba, rasanya menyenangkan karena aku merasa selangkah semakin dekat dengan mimpiku.
Mengenai hubunganku dan Daniel, sebenarnya aku tidak terlalu menganggapnya serius tapi Daniel terus saja memperlakukanku sangat istimewa hingga aku tidak bisa mengatakan kebenarannya. Meski dia sedikit berlebihan aku cukup merasa sangat bahagia karena perhatiannya, Fara dan Mia juga mendukung kami berdua, meski sebenarnya aku tahu alasan mereka mendukungku bersama Daniel itu karena sogokan cemilan yang selalu di bawa Daniel untuk kami bertiga.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Rissalia
keren ceritany
2021-03-27
1