Tok..tok..tok..
"Assalammualaikum kyai", ucap mbak Lastri sambil memapah Mawar.
"Walaikumsalam, siapa ya..??", ucap istri kyai Usman dari dalam rumah.
"Ini saya buk, Lastri, salah satu ibu muridnya pak kyai, saya butuh pertolongan buk", ucap mbak Lastri menjelaskan.
"Ohh ya iyaa, sebentar", ucap istri pak kyai segera membuka pintu rumah.
Betapa terkejutnya istri pak kyai melihat mbak Lastri yang ngos ngosan dengan Mawar yang sempoyongan dan memakai pakaian yang tak pantas di lihat.
"Astagfirullahh, kenapa ini buk..??, kenapa anaknya berpakaian seperti ini dan tingkahnya seperti orang mabuk", ucap istri pak kyai membatu memapah Mawar duduk di sofa tamu.
"Kami kena musibah buk, buk bisa tolong pinjami anak saya selimut untuk menutup auratnya", ucap mbak Lastri pada istri pak kyai.
"Pakai ini saja buk", ucap istri pak kyai melepaskan atasan mukenahnya, kebetulan ia baru selesai shalat tahajud ketika Mbak Lastri dan Mawar mengetuk pintu.
"Kami kabur dari ibu kandungnya Mawar buk, kami kesini ingin meminta bantuan ibuk dan pak kyai", ucap mbk Lastri mengutarakan maksud datang ke rumah pak kyai tangah malam begini.
Mbak Lastri pun menceritakan semua yang terjadi padanya, siapa dia dan siapa Mawar, dan apa yang telah terjadi pada Mawar sampai bisa seperti ini.
"Astagfirullahhal'azim......, ya Allah dimana naluri keibuannya, bagaimana bisa dia membuat darah dagingnya sendiri seperti ini, ya sudah mbak tenang dulu disini, saya panggilkan pak kyai dulu", ucap istri pak kyai berlalu menuju ke kamar.
Mbak Lastri hanya mengangguk sambil menidurkan Mawar di sofa.
Ia menutup pintu rumah agar Geyna tak mengetahui mereka di sini.
"Assalammualaikum mbak", ucap pak kyai dan seketika pandangannya tertuju pada Mawar.
"Walaikumsalam pak kyai, maaf mengganggu, saya tak tahu lagi harus minta bantuan siapa", ucap mbk Lastri dengan mata berkaca kaca.
"Istri saya sudah menceritakan apa yang terjadi pada Mbak dan Mawar, sebaiknya mbak dan Mawar sementara sembunyi di sini, jika Mawar sudab pulih saya akan mencarikan tempat tinggal untuk kalian", ucap pak Kyai menenangkan mbak Lastri.
"Terima kasih pak, trima kasih buk", ucap mbak Lastri sambil membungkuk dan mencium tangan istri pak kyai.
"Sudah buk sudah, ini sudah kewajiban kami sebagai sesama manusia, mari saya antar ke kamar", ucap istri pak kyai.
"Saya tidur di sofa saja buk, saya menunggu Mawar sadar, takutnya dia bakal ketakutan lagi saat bangun", ucap Mbak Lastri duduk di samping Mawar yang tengah tertidur.
"Ya sudah kami tinggal dulu ya buk, istirahatlah, kalian aman di sini", ucap istri pak kyai.
Mbak Lastri mengangguk dan beristirahat di samping Mawar.
Malam itu mbak Lastri tak beranjak dari tempat duduknya, ia menemani Mawar yang tidur dengan lelapnya, terkadang Mawar mengigau ketakutan mungkin mengingat kejadian di kamar rumah besar itu.
"Cobaan apa lagi ini ya Allah, kami hanya ingin hidup tenang, Mawar ku, malang sekali nasibmu nak", ucap mbak Lastri mengelus Mawar yang tertidur.
____
"Ibukkkkk...!!!", teriak Mawar ketika bangun dari tidurnya.
Mbak Lastri yang masih tidur, kaget dan terbangun,kemudian mendekati Mawar.
"Tenang sayang, ini ibuk, kamu aman sekarang", ucap mbak Lastri menenangkan Mawar.
Mawar memandangi ibunya, lalu seketika itu juga tangisannya pecah.
"Sudah sayang jangan menangis", ucap mbak Lastri memeluk Mawar.
"Lelaki itu menyentuh Mawar buk, ia meraba pipi dan dada Mawar, ia mencium pipi Mawar", ucap Mawar terus menangis.
"Sudah sayang, ibuk tau, tapi Alhamdulillah kamu masih selamat sayang, kamu masih gadis terhormat, masih suci", ucap mbak Lastri berusaha menenangkan Mawar.
"Jika ibuk tak datang menolong Mawar, mungkin Mawar sudah hancur sekarang buk", ucap Mawar sesenggukan.
"Yang terpenting, kita sudah aman sekarang ya sayang", ucap mbak Lastri.
Mawar pun merebahkan kepalanya tidur di pangkuan ibunya.
Ia meratapi dirinya sendiri, kenapa ibu kandungnya sendiri mengharapkan kehancuran anaknya sendiri..??, dimana hati nuraninya, gumam Mawar dalam hati, air matanya pun menetes lagi.
"Mawar, sudah bangun..??", ucap istri pak kyai keluar dari dalam kamarnya.
Mawar segera duduk dan memandang ibunya, ia tak mengenal siapa wanita itu.
"Ini istri pak kyai Usman, ibuk tak tahu lagi meminta bantuan siapa, jadi ibuk bawa kamu kesini", ucap mbak Lastri.
"Trima kasih buk, sudah mau menolong ibuk dan Mawar", ucap Mawar mencium punggung tangan istri pak kyai.
"Iya Mawar saya hanya melaksanakan kewajiban saya sebagai sesama muslim.
Oh ya, suami saya berangkat ke masjid untuk shalat subuh, sebaiknya kalian mandi dan shalat juga, biar hati kalian tenang, ini baju buat mbak dan Mawar, serta mukenahnya", ucap istri pak kyai menyerahkan tumpukan baju dan mukenah yang dibawanya.
"Trima kasih buk", ucap mbak Lastri mengajak Mawar ke kamar yang ditunjukkan oleh istri pak kyai.
___
Setelah mandi dan Shalat subuh, Mawar melihat jilbab yang terlipat rapi di atas ranjang.
Ia mengambilnya dan mengelusnya.
"Bukk, ini jilbab siapa..??", ucap Mawar.
"Itu jilbab dari istri pak kyai, buat kamu Mawar", ucap mbak Lastri sambil melipat mukenahnya.
Mawar terus memandangi jilbab itu, sejak kecil ia ingin sekali berjilbab seperti ibuk, tapi ibuk selalu bilang belum waktunya untuk Mawar berjilbab.
Mungkin ini saat yang tepat untuknya berjilbab.
Mawar berjalan menuju ke depan cermin.
Ia mencoba memakai jilbab yang telah ada di tangannya.
Mbak Lastri yang melihat Mawar tau, bahwa Mawar ingin sekali berjilbab, ia lalu mendekati Mawar dan membenarkan jilbab Mawar.
Mereka memandang ke arah cermin.
Mata Mawar dan mbak Lastri berkaca kaca.
"Buk Mawar memakai hijab, bolehkah Mawar tak melepasnya seperti ibuk..??", ucap Mawar meneteskan air mata, dan terus memandang ke arah cermin.
"Iyaaaa iyaa sayang, pasti, sekarang kamu boleh berhijab, Alhamdulillah ibuk memiliki anak yang mau menutup auratnya", ucap mbak Lastri memeluk Mawar.
"Buk bagaimana kalau mami mencari kita, aku tak mau kembali lagi ke sana..??", ucap Mawar.
"Tenang sayang, kita berdoa supaya mami tak pernah menemukan kita", ucap mbak Lastri mengecup kening Mawar.
"Yuk kita ke dapur, bantu istri pak kyai memasak", ucap mbak Lastri berjalan keluar kamar di ikuti oleh Mawar.
Istri pak kyai yang sedang memasak di dapur melihat kedatangan Mawar dan ibunya.
Pandangannya tertuju pada Mawar.
"Masyaallah, kamu cantik sekali Mawar", ucap istri pak kyai mengelus kepala Mawar.
"Trima kasih buk, semoga saya bisa terus memakainya", ucap Mawar.
"Aminnn", ucap istri pak kyai.
Mbak Lastri segera menuju dapur dan membantu istri pak kyai memasak dan membereskan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Sementara Mawar membereskan dan menyapu membantu ibunya sebisanya.
Mereka sudah cukup dibantu oleh pak kyai dan istrinya, giliran mereka sekarang membalas budi, walaupun hanya dengan tenaga mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Sena judifa
dasar geyna gila
2023-10-11
1