Setelah kelahiran Mawar, Geyna memindahkannya di Pafiliun belakang rumah.
Agar tangisannya tak terdengar sampai ke telinga pelanggannya yang setiap hari berdatangan.
Mawar sangat cantik dan menggemaskan, kulitnya bersih dan rambutnya lebat.
Tapi Geyna tak terpengaruh oleh itu semua, baginya dia hanya bayi, naluri keibuannya tidak muncul meskipun telah memiliki anak yang sempurna seperti Mawar.
Para gadis asuhan Geyna, bergantian merawat Mawar.
Dan setiap hari, tak henti hentinya Mawar menangis tanpa alasan yang jelas.
Membuat para gadis yang merawatnya pun kewalahan di buatnya.
Geyna pun dibuat jengkel dengan bayinya sendiri.
Ini pertama kalinya ia mengurus bayi.
Oekkk..oekkk..oekkk
Tangisan Mawar menggemparkan Paviliun.
Dokter memeriksa keadaan Mawar, tapi tak ada keanehan dan tanda tanda bahwa Mawar sedang sakit.
"Gimana dok..??, kenapa bayi ini nangis melulu..??", ucap Geyna sambil menutup kupingnya.
"Tak ada yang aneh pada kondisinya mi, dia sehat, saya juga bingung kenapa ia sering sekali menangis tanpa sebab", ucap dokter kebingungan.
"Duhhh..!!, lama lama bisa stress aku gara gara seorang bayi", ucap mami keluar dari kamar Mawar.
Geyna duduk di teras mendekati Gea yang sedang merokok,
"Bagi rokoknya..!!", ucap Geyna mengambil rokok Gea.
"Ya elahhh mi...", ucap Gea sambil mengambil sebuah rokok dari sakunya lagi, dan menyalakannya.
Asap rokok bergantian dari mulut Gea dan Geyna.
"Gimana Mawar mi..??", ucap Gea.
"Pusing aku...!!, perset*n dengan bayi itu", ucap Geyna, menyembulkan asap rokok ke udara.
"Kita udah capek mi ngurus Mawar, dia tuhhh tiap malam nangis mulu, setiap jam pasti bangun minta susu, belum lagi popoknya", ucap Gea menggerutu.
"Trus mami harus urus dia sendirian gitu...!!", ucap Geyna kesal.
"Gimana kalau mami sewa baby sister aja..??, kan kita gak sah repot repot ngurusin tuh bayi", ucap Gea.
Mami memikirkan saran dari Gea, ia mendengar tangisan Mawar dari dalam Paviliun.
Seakan ia sudah capek mendengarnya menangis, tanpa berfikir lagi, ia menerima saran Gea.
"Oke deh, besok kita cari baby sister", ucap Geyna mematikan rokoknya.
"Siap mi", ucap Gea.
_____
Pagi pagi sekali Geyna dan Gea pergi memacu mobilnya menuju ke tempat penyewaan baby sister.
Mereka juga membawa mawar.
Sebenarnya mereka ogah membawa bayi saat keluar rumah.
Tapi karna Mawar sering menangis tak karuan dan para gadis tak mau lagi mengurusnya, akhirnya Geyna terpaksa membawanya.
"Kata temen ku sih ini tempatnya mi", ucap Gea, menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah yang katanya tempat penyewaan baby sister.
"Kamu yakin..??", ucap Geyna.
"Kita masuk aja dulu mi", ucap Gea, keluar dari mobil.
"Nihh, gendong tuhh bayi..!!", ucap Geyna sambil menyodorkan Mawar ke badan Gea.
"Lohhh..., kok aku sihh mi..", ucap Gea cemberut.
"Berisik...!!", ucap Geyna, sambil masuk ke rumah penyewaan itu.
"Udah sexy begini suruh gendong bayi", ketus Gea.
"Permisi...??", ucap Geyna.
Nampak seorang wanita paruh baya keluar dari rumah itu.
Mendekati Geyna dan Gea sambil melihat penampilan mereka yang tak biasa.
"Ada yang bisa saya bantu..??", ucap wanita parah baya itu.
"Saya mau menyewa baby sister di sini, bisa..??", ucap Geyna.
"Baikk, mari silahkan masuk", ucap wanita itu mengajak Geyna dan Gea masuk keruangan para calon baby sister.
"Mi, Mawar mulai rewel nih...", bisik Gea pada Geyna.
"Sabar bentar lagi kenapa sih...!!", ucap Geyna dengan nada berbisik.
"Perhatian semua, kita kedatangan tamu yang membutuhkan jasa kalian, silahkan berbaris", ucap wanita itu yang di ketahui ternyata namanya bu Sukma.
"Baik bu Sukma", ucap serempak para wanita calon baby sister itu.
"Silahkan ibuk bisa pilih baby sister mana yang sesuai kriteria ibuk", ucap bu Sukma.
Geyna berjalan memutari para wanita itu.
Tiba tiba Mawar menangis.
"Nih, mi", ucap Gea menyerahkan Mawar ke tangan Geyna seketika itu juga.
"Duhhh, berisik Mawar .!!" ucap Geyna berbisik pada Mawar.
Karna Mawar menangis terus dan Geyna tak fokus memilih baby sister untuk Mawar, akhirnya Geyna memiliki sebuah ide.
"Begini, mbak mbak semua, coba tolong tenangkan anak saya ini, jika anak saya bisa berhenti menangis, dia yang akan saya pilih", ucap Geyna sambil menenangkan Mawar.
Sesuai instruksi dari Geyna, semua wanita yang ada di rumah itu mencoba menenangkan Mawar, tapi tak ada yang berhasil.
Geyna terlihat putus asa.
Ia membayangkan bagaimana jika Mawar terus saja menangis sepanjang hari dan tak ada baby sister yang cocok.
Bisa mati berdiri aku, gumam Geyna dalam hati.
Saat seorang wanita terakhir , berusia sekitar 35 tahunan mencoba menenangkan Mawar, saat ia menggendong Mawar di pangkuannya, Mawar langsung terdiam, dan betapa terkejutnya Geyna dan Gea.
Bahkan tawa kecil pertama Mawar terdengar saat itu juga.
"Ada apa dengan anak ini..??", ucap Geyna merasa terheran heran dengan anaknya sendiri.
"Oke buk, sepertinya anak saya sudah memilihnya sendiri siapa baby sisternya", ucap Geyna.
"Alhamdulillah kalau ada yang cocok buk, mari kita urus dokumennya", ucap bu sukma mengajak Geyna masuk ke ruang kerjanya.
__
Setelah semua urusan dokumen sudah selesai.
Mereka pun berpamitan pulang.
"Terima kasih ya buk atas kunjungannya", ucap bu Sukma.
"Okey", acuh dengan keramahan bu Sukma dan masuk ke mobilnya.
Bu Sukma hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat sikap Geyna.
Gea pun melajukan mobilnya pulang kerumah.
2 jam kemudian mereka telah sampai ke halaman rumah.
"Yuk mi", ucap Gea turun dari mobil.
"Oh ya namamu siapa..??", ucap Geyna kepada baby sister Mawar.
"Lastri buk", ucap Lastri.
"Panggil aku mami, okey..!!", ucap Geyna
"Baik mami", ucap Lastri sambil mendekap Mawar di gendongannya.
"Gea, tolong ajak mbak Lastri ke Paviliun, dan jelaskan semua aturan di sini padanya, mami mau ke kamar, capek", ucap Geyna berjalan memasuki rumah.
"Siap mi, mari mbak aku antar", ucap Gea berjalan ke arah Paviliun.
Mbak Lastri memandang ke segala tempat, ia merasa aneh berada di sini.
Banyak para wanita berpakaian sexy dan tak sungkan sungkan merokok dan meneguk minuman keras.
Tapi mbak Lastri takut untuk hanya sekedar bertanya.
"Mbak, ini tempat tinggal mbak dan Mawar, tugas mbak hanya merawat Mawar, dan jangan masuk ke rumah besar kalau mbak tak di panggil oleh mami", ucap Gea menjelaskan.
"Berarti mami tidak tidur seatap dengan anaknya mbak..??", ucap mbak Lastri heran.
"Ya gak lah, kita ini sibuk, makanya kami tuh sewa kamu..!!", ucap Gea dengan nada membentak.
"Maksud mbak..??, sibuk apa..??", ucap mbak Lastri.
"Ini tuh rumah bordil mbak....!!, kamu paham kan maksudnya, jadi gak usah banyak tanya, patuhi aja aturannya", ucap Gea sambil berlalu pergi.
Mbak Lastri seakan mendapat tamparan keras saat itu juga.
Kenapa dia bisa sampai ke tempat hina seperti ini ....??, gumamnya dalam hati.
Matanya berkaca kaca.
Ia tak mau menjadi bagian dari dosa ini.
Seketika Mawar menangis, dan mbak Lastri membawanya masuk dan memberinya susu.
Setelah Mawar tenang, mbak Lastri berjalan mendekati rumah besar.
"Aku harus pergi dari sini", ucap mbak Lastri sambil terus berjalan, berniat ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ini.
Walaupun dia harus membayar denda dan di coret dari tempat penyewaan baby sister.
Langkah mbak Lastri terhenti ketika ia mendengar percakapan para gadis di serambi belakang rumah besar.
Mbak lastri sengaja bersembunyi di sudut rumah mendengarkan percakapan mereka.
"Akhirnya kita terbebas dari tugas mengurus bayi cengeng itu", ucap seorang gadis sambil merokok.
"Iyaa, kenapa kita repot repot merawatnya, mami saja tak mau merawatnya", ucap salah satu gadis lain.
"Ya kalau bukan karena bayi itu calon penerus mami, gak bakal juga mami repot repot punya bayi" ucap Gea keluar dari dalam rumah.
Mbak Lastri sangat terkejut mendengarnya, ia menahan suara tangisnya.
Lalu ia kembali ke Paviliun, mengurungkan niat awalnya untuk pergi dari sini.
Ia menatap Mawar, bayi kecil yang tak berdosa.
Teganya ibunya sendiri ingin menjadikannya wanita penghibur seperti dirinya.
Mbak Lastri mengusap air matanya.
"Aku akan tetap di sini demi Mawar, apapun yang terjadi dia akan tumbuh menjadi gadis terhormat dengan didikanku, aku tak kan biarkan ia menjadi bagian dari dosa ibunya", ucap mbak Lastri sambil memeluk Mawar di tempat tidur.
Seakan Tuhanlah yang menuntunnya bertemu dengan Mawar.
Tuhan pun tak rela Mawar tumbuh menjadi seperti ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
neng ade
syukurlah akhir nya Mawar mendapatkan pengasuh yg baik dan punya tekad utk melindungi Mawar agar dia tak seperti mami nya
2023-12-13
0
Sena judifa
iyalah masa ibu pelacur anak mw disesatkn jg
2023-09-27
1