Siang itu, Mawar berlari pulang ke rumah dengan menenteng sebuah lembaran kertas.
Ia masuk ke rumah dan mencari ibunya.
"Bukk..!!, assalammualaikum Mawar pulang", ucap Mawar menutup pintu rumah dan berhenti berlari dengan nafas terengah engah.
"Iya sayang, ibuk lagi masak di dapur", seru ibunya dari arah dapur.
Mawar menghampiri ibunya dan memeluknya.
"Buk, coba lihat Mawar juara satu lagi", ucap Mawar menunjukkan lembaran sertifikat piagamnya pada ibunya.
Ibunya mematikan kompor dan menerima lembaran dari Mawar.
"Masyaallah, anak ibuk pintar sekali, selamat ya sayang, ibuk bangga sama kamu, sejak kamu masuk sekolah dasar dan masuk ke bangku smp pun kamu masih bertahan di juara 1", ucap mbak Lastri dengan mata berkaca kaca.
"Buk, makasih ya udah dampingi Mawar", ucap Mawar memeluk ibunya.
"Iya sayang iyaaa", ucap mbak Lastri meneteskan air mata.
Tokk...tokk...
Sesaat setelahnya, terdengar suara pintu depan di ketuk.
"Buk, biar Mawar yang buka", ucap Mawar menuju ke pintu depan.
"Tumben ada yang ke paviliun..??", ucap mbak Lastri mengusap air matanya.
"Mami..??", ucap Mawar setelah mengetahui bahwa Mami nya lah yang berkunjung.
"Hay sayang", ucap Geyna dengan nada halus.
Mbak Lastri yang merasa ada yang aneh dengan Geyna segera menggandeng tangan Mawar.
"Mami ada perlu apa ya...??", ucap mbak Lastri merasa curiga.
"Lhooo, Mami kan kangen sama Mawar, masak sihh mami gak boleh ngunjungi anak mami sendiri..?", ucap Mami memegang pipi Mawar.
Mawar yang tak merasa curiga pada tingkah Maminya segera menarik tangan maminya untuk duduk.
"Mami kangen sama Mawar..??", ucap Mawar dengan bahagianya.
"Iya dong sayang, mami tuhh sebenarnya sayang banget sama Mawar, tapi kadang Mawar tuh nakal, gak mau ikutin perkataan mami, makanya deh kadang mami marah marah sama Mawar", ucap Geyna bersikap halus pada Mawar.
Mbak Lastri makin takut akan sikap Geyna yang baik pada Mawar.
"Iya gpp kok Mi", ucap Mawar dengan lugunya.
"Emmm makasih sayang, oh ya mami sama mbak Gea mau ajak kamu jalan jalan gimana..??", ucap Geyna.
"Kemana mi...??", ucap Mawar dengan bersemangat.
"Rahasia dong, kamu mau ikut gak..??", ucap Geyna membujuk Mawar.
"Buk, boleh ya..??", ucap Mawar menatap ibunya.
Mbak Lastri yang tak setuju, terpaksa menyetujuinya karna ditatap tajam oleh Geyna.
"Iyaaa sayang boleh", ucap Mbak Lastri.
"Asyikkkk, yuk mi", ucap Mawar memegang tangan maminya.
"Yukk", ucap Geyna menggandeng Mawar dan berlalu pergi dari paviliun menaiki mobil dan keluar dari gerbang depan rumah.
Ya Allah lindungi Mawar, doa Mbak Lastri dalam hati.
____
Jam menunjukkan jam 10 malam, mbak Lastri menunggu di teras paviliun dengan mondar mandir tak karuan, sesekali ia pandangi jam yang kian menunjukkan hari telah larut.
"Ya Allah, kemana mami bawa Mawar..??", ucap mbak Lastri sambil mondar mandir.
Tiba tiba dua gadis penghuni rumah besar datang ke hadapan Mbak Lastri.
"Mbak, ada apa ya ke sini..??", ucap Mbak Lastri ketakutan.
"Mbak gak usah banyak tanya deh..!!, ikut aja", ucap salah satu gadis itu dan menyeret badan mbak Lastri masuk ke paviliun.
Mbak Lastri dipukul sampai tak sadarkan diri.
Sementara itu, mobil Geyna terlihat memasuki halaman rumah besar.
"Gimana sayang, kamu happy..??", ucap Geyna mengelus rambut Mawar.
"Iya mi, makasih udah ajak Mawar jalan jalan", ucap Mawar.
Dalam pikiran Mawar, maminya telah berubah dan mulai menyayanginya.
"Malam ini, kamu nginep di rumah Mami ya..?, kamu kan belum pernah tinggal sekamar sama mami", ucap Geyna membujuk Mawar.
"Tapi ibukk,", ucap Mawar ragu.
"Mami udah izin kok sama ibu kamu, lagian mami kan ibu kandung kamu", ucap Geyna tak mau rencananya gagal.
Mawar hanya mengangguk.
"Nahh gitu dong, yukk kita lewat belakang aja, ramai di depan", ucap Geyna menarik tangan Mawar masuk dari serambi belakang.
Mawar dan Geyna masuk ke dalam kamar di ikuti Gea.
"Mawar sayang, biar mami rias kamu ya, mami pingin tau gimana sih cantiknya anak mami", ucap Geyna menyisir rambut Mawar.
"Kenapa mi, kan tadi aku udah di sisir di salon, udah mami lakuin semua seharian tadi", ucap Mawar penasaran.
"Biar kamu makin cantik", ucap Geyna meyakinkan Mawar.
Sementara tanpa sepengetahuan Mawar, Geyna memberi kode pada Gea untuk memasukkan obat pada minuman Mawar.
"Sayang, minum dulu, kamu pasti haus", ucap Geyna memberikan segelas air pada Mawar.
"Makasih mi", meneguknya habis tanpa curiga.
Sesaat kemudian Mawar seperti orang mabuk, sempoyongan tapi tak pingsan.
"Mi Mawar kenapa..??", ucap Mawar merasakan sakit kepala yang sangat hebat.
"Gpp kok sayang, kamu cuma kecapek.an", ucap Geyna.
"Nihhh mi", ucap Gea memberikan sebuah baju pada Geyna.
"Kamu pegangin dia", ucap Geyna mulai mengganti baju Mawar dengan baju yang sexy.
"Mi, mami mau apa", ucap Mawar dengan berat tanpa tenaga di tubuhnya.
Geyna dan Gea tak menghiraukan omongan Mawar, mereka mengganti pakaian mawar dengan baju paling sexy, dan sekali lagi merias mawar supaya terlihat menggoda.
"Siap", ucap Geyna meletakkan alat make up nya.
"Mami emang paling pinter, sexy juga dia mi, cantik lagi", ucap Gea.
"Yuk ahh kita bawa dia ke depan", ucap Geyna membopong Mawar yang setengah sadar.
Di dalam rumah besar sudah ramai lelaki hidung belang dengan pasangannya masing masing, tapi mereka masih menunggu primadona spesial yang di janjikan mami malam ini.
"Hay semuanya", ucap Geyna menyapa semua tamunya.
Tapi tak ada jawaban, semua mata tertuju pada Mawar, bagaikan gerombolan singa yang siap memangsa.
"Mi, ini primadona barunya", ucap seorang lelaki mendekati Mawar dan mencium harum tubuhnya.
"Ehhh, jangan deket deket ya, kalau mau sama yang spesial harus bayar dengan spesial juga dong", ucap Geyna dengan lantangnya.
"Berapa mi..??", ucap seorang lelaki berdasi di sudut ruangan, ia nampak seperti orang kaya, sekali datang 2 wanita pun ia sanggup sewa.
Geyna tersenyum.
Untung besar nih gue, gumam Geyna dalam hati.
"300 jta, gimana..??", ucap Geyna dengan bangganya.
Para lelaki yang tak mampu membayar 300 jta berlalu dengan menggandeng gadis lain di rumah itu.
Sedangkan seorang lelaki berdasi itu sepertinya mau membayar berapapun untuk bisa tidur dengan Mawar.
"Oke mi, ini cek 300 jta buat mami, ia mengeluarkan cek dari dalam jasnya, sekarang di milikku kan..??", mencium rambut mawar yang terurai.
"Okey sayang, senang berbisnis denganmu, oh ya namanya Mawar dia masih perawan lhoo, dan saat ini dia setengah mabok, jadi kamu tau kan nikmatnya seperti apa nantinya", ucap Geyna menciumi cek nya.
Tanpa berbicara, lelaki itu membopong Mawar ke kamar.
" Jangannnn..!!", ucap Mawar lirih.
"Apa..??, jangann..!!, gak usah sok suci, kamu tuh udah aku bayar mahal tau", ucap Lelaki itu merobohkan badan Mawar di ranjang, dan mengunci pintu kamar.
Sementara Mawar hanya menangis tak berdaya.
"Ibukkk...", lirihnya.
Sementara Mbak Lastri tersadar di gudang Paviliun.
Ia berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya.
Ia teringat akan Mawar, pasti anaknya sedang dalam bahaya.
Mbak Lastri mencoba melepas ikatan tangannya sampai berdarah akibat menggesekkannya pada sudut meja di sampingnya.
"Alhamdulillah aku bebas", ucap mbak Lastri segera bergegas keluar dari paviliun.
Semua pintu terkunci, untung saja, kunci cadangan menggantung di leher mbak Lastri, sengaja mbak Lastri menjadikannya kalung karna bisa saja mami mengurungnya di paviliun seperti sekarang ini.
Tak ada yang menjaga, mbak Lastri segera berlari ke rumah besar melewati serambi belakang.
Terdengar semua orang sedang berada di ruangan depan.
Mbak Lastri secepatnya mencari di mana Mawar berada.
Didalam kamar, lelaki itu mulai melucuti bajunya, tinggal tersisa kain yang membungkus senjatanya.
Ia menatap buas ke arah Mawar.
Ia lalu menindih Mawar, ia mengusap wajah Mawar.
"Jangannn", ucap Mawar lirih sambil menangis.
"Stttt, ini pasti menyenangkan kok sayang", ucap lelaki itu mulai meraba dada Mawar.
Kala itu Mawar sudah putus asa.
Ia pasrahkan harga dirinya hanya pada Allah saja dalam keadaan seperti itu.
Mbak Lastri kemudian melihat satu kamar yang pintunya tertutup, ia pun mencari kunci di sekitar ruangan.
" Ketemu", ucap mbak Lastri membuka kamar itu perlahan dan melihat seorang lelaki hampir membuka baju Mawar.
Mbak Lastri mengambil vas dan memukul kepala lelaki itu..
"Arkkkk", seru lelaki itu dan kemudian pingsan di tempat tidur.
"Ayoo sayang kita Lari", ucap mbak Lastri membopong Mawar keluar dari rumah besar dan berlari pergi menyusuri jalan desa.
Tak ada yang mengetahui Mawar dan mbak Lastri telah kabur.
Sesampainya cukup jauh dari rumah besar, mbak Lastri berhenti dan menenangkan Mawar.
"Kita aman sekarang sayang", ucap mbak Lastri.
"Bukkk, Mami jahat", tangisan Mawar pecah kala itu.
"Sudah Mawar, lupain yah", ucap mbak Lastri ikut menangis melihat kondisi Mawar.
"Lelaki itu menyentuh wajah Mawar buk, harga diri mawar di jual 300 jta oleh mami, serendah itukah mawar buk", memeluk erat ibunya.
"Sekarang mami udah gak ada, kita bakal pergi jauh ya sayang", ucap mbak Lastri menenangkan Mawar.
"Mawar seolah ditampar sangat keras buk, itu juga oleh ibu kandung mawar sendiri", ucap Mawar sesenggukan.
" Iya iya, sabar ya sayang, kamu sudah aman, kita temui pak kyai Usman dulu yuk, kita minta solusi padanya", ucap mbak Lastri kembali memapah Mawar yang masih sempoyongan.
Mawar pun mengikuti saran mbak Lastri, mereka berjalan menuju rumah kyai Usman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
neng ade
untung lah mbak Lastri dtng tepat waktu hingga Mawar selamat dari laki2 hidung belang yg udh membeli nya melalui mami nya sendiri
2023-12-13
1
Sena judifa
hewan buas aj nggak.tega memakan anak sendiri
2023-10-11
1