Pyarr.........
Suara benda jatuh dari lantai 2.
Bergegas para gadis di lantai satu, berlari menuju ke lantai 2, di mana suara itu berasal.
Dokter yang sedang tidur di kamarnya pun terbangun dan berlari menuju kamar Geyna.
Tepat pukul 1 malam, dokter melirik jam dinding saat berlari ke arah kamar Geyna.
Mungkin mami akan melahirkan, gumamnya dalam hati.
Firasatnya pun benar, Geyna terduduk di lantai kamarnya dengan mengerang kesakitan dan merintih, memanggil siapapun yang ia kenal.
Ketubannya telah pecah.
"Dokterrr...!!", teriak Geyna sambil menahan sakit yang luar biasa hebatnya.
Dokter yang bergegas masuk ke kamar Geyna, bergegas memindahkannya ke atas ranjang.
Tapi sangat tidak mungkin jika dokter mengangkatnya sendiri.
Kebetulan para gadis datang tepat pada waktunya.
"Kenapa dok..??", seru Gea yang datang dengan para gadis lainnya.
"Tolong bantu saya mengangkat Mami, cepat...!!", ucap Dokter itu.
"Sakittt dokkk, sakitttt....!!", teriakan Geyna tak bisa di sembunyikan.
Bahkan seisi rumah, mungkin juga tetangga mendengar teriakannya.
Tetangga yang mendengar itu tak perduli, karena Geyna dan seisi rumah bordil hanya dianggap sampah oleh masyarakat.
Mereka sudah berulang kali mengusir Geyna dan para gadis dari desa itu.
Tapi Geyna bersikeras menentang penduduk desa dan tetap mengoperasikan rumah bordil itu.
Desas desus bahwa Geyna hamil pun juga terdengar sampai ke telinga tetangga.
Dan malam ini arti dari teriakan Geyna, penduduk desa sudah mengira bahwa Geyna akan melahirkan malam ini.
Mereka tak peduli dan tak mau ikut campur.
Mereka hanya menganggap itu angin lalu.
Sementara di kamar, suasana semakin tegang.
"Gimana ini dok..??", ucap Gea mengelap kening Geyna yang sudah basah dengan keringat.
"Tarik nafas mi...tenang.....", ucap dokter memberi instruksi.
Kaki Mami sudah diposisikan oleh dokter agar siap untuk proses mengejan.
Para gadis merinding menyaksikan mami yang kesakitan saat melahirkan.
Sedangkan Gea dan satu gadis lagi memegang erat tangan mami, membantu mami agar bisa mengejan.
"Kalian ngapain bengong di situ..!!, cepat siapkan pakaian bayi, selimut dan air hangat..!!, teriak dokter itu pada para gadis.
Mereka pun lari, menyiapkan semua yang diperintahkan dokter.
"Mi, masih buka 8, sabar mi sabar...., tarik nafas mi...", ucap dokter memberi instruksi.
"Bod*h kamu.....!!, saya sudah hampir mati seperti ini, kamu suruh sabar..!!", teriak Geyna dengan melotot pada dokter pribadinya itu.
"Terserah mami, jika mami ingin robekkannya semakin lebar, dan bekasnya tidak bisa di samarkan lagi", ucap dokter membantah Geyna, karna dia juga sudah kesal di bentak bentak oleh Geyna selama ini.
Geyna terdiam, ia takut, dan tak membantah lagi ucapan dokter.
Sedangkan Gea dan gadis di sampingnya terkejut mendengarnya.
"Apa dok..??, sobek..??, lebar ..??", ucap Gea terngagah dengan reflek menutup kedua kakinya rapat rapat.
Seolah olah mereka merasakan ngilu saat dokter mengatakan kata sobek.
"Mi .....??", ucap Gea.
"Diammm..!!, teriak Geyna sambil mengerang kesakitan.
Dokter kembali mengecek pembukaan jalan lahir Geyna.
"Mi, sudah lengkap 10, ikuti aba aba saya ya....", ucap dokter bersiap siap dengan aba abanya.
"Tarik nafas, keluarkan, doronggg...!!" ucap dokter memberi aba aba pada Geyna.
"Mi, ayo mi, dorong mi...!!", ucap Gea memberi semangat pada Geyna, tapi sebenarnya dalam hati dia takut akan proses melahirkan yang ia saksikan ini.
"Kepalanya terlihat mi, ayooo mi, tarik nafas,...., dorong...!!", ucap dokter tanpa henti.
___
Oekkkkkk..oekkkk
20 menit kemudian terdengar suara bayi menangis.
Dokter mengangkat bayi itu yang masih berlumuran darah dan terlilit tali pusar.
Seketika Gea dan para gadis saling berdekatan, mereka semakin takut akan melahirkan seorang bayi kedunia.
"Untung saja, dari jaman mami Seryl, kita tak dituntut melahirkan untuk memproduksi bayi dan menjualnya", ucap seorang gadis dengan nada berbisik.
"Iyaaa, sudah enak lah kita, hanya bekerja melayani hidung belang setiap malamnya", balas seorang gadis, lagi lagi juga dengan nada berbisik.
Dokter membersihkan bayi itu dan memberikannya pada Geyna.
"Ini anaknya mi, cantikk seperti mami", ucap dokter itu dengan senyum bahagia.
"Haloo cantik..", ucap Geyna sambil mengecup pipi anaknya.
"Apa tidak ada laki laki di sini mi..?, bayi ini perlu di adzani", ucap dokter itu.
"Kau kira kau dimana dokter, ini rumah bordil, tidak ada adzan di sini, lagian bayiku tidak butuh di adzani", ucap mami dengan ketus.
"Baiklah mi", sambil memberi suntikan bius di bagian v Geyna agar tidak terasa sakit saat di jahit, jika mami merasakannya itu bisa memicu amarah Geyna kepadanya.
Gea duduk mendekati Geyna.
"Mi, mami mau kasih nama siapa..??", ucap Gea sambil mengelus pipi bayi mungil itu.
"Mami bakal kasih nama Mawar, dia akan menjadi bunga mawar di rumah bordil ini saat dewasa nanti", ucap mami sambil tersenyum bahagia telah memiliki seorang anak penerusnya nanti.
Untuk saat ini itulah yang ada di fikiran Geyna.
Hanya tuhan yang tau bagaimana nasib Mawar nantinya.
Entah ia akan menjadi seperti Maminya, yaitu Geyna
Atau justru sebaliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
neng ade
kasihan Mawar.. kelahiran nya tak ada yg mengazani nya .. semoga nasib nya akan lebih baik dari mami nya
2023-12-13
0